بسم الله الرحمن الرحيم
Kebahagian dunia dan di akhirat hanya
bisa dirasakan dengan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dalam segala aspek kehidupan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال:
24]
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu."
[Al-Anfaal:24]
Diantara contoh
keberkahan dalam mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
1) Abu Bakrah radhiallahu 'anhu berkata: Sungguh Allah
telah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat yang pernah aku dengar
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -yaitu pada waktu perang Jamal tatkala aku hampir bergabung
dengan para penunggang unta (pasukang Aisyah radhiyallahu ‘anha) lalu
aku ingin berperang bersama mereka.- Dia berkata; 'Tatkala sampai kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa penduduk Persia telah di
pimpin oleh seorang anak perempuan putri raja Kisra, beliau bersabda:
«لَنْ يُفْلِحَ
قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً» [صحيح البخاري]
"Suatu kaum tidak akan beruntung, jika dipimpin
oleh seorang wanita." [Sahih Bukhari]
Lihat: Memilih pemimpin
2)
Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak seorang hamba pun ditimpa musibah
lalu mengatakan ...
إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيبَتِيْ وَأَخْلِفْ
لِيْ خَيْرًا مِنْهَا
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami kembali, Ya Allah .. berikanlah aku pahala dalam musibahku, dan berikanlah
aku gantinya yang lebih baik".
Kecuali Allah akan memberinya pahala atas musibahnya dan menggantikan
untuknya yang lebih baik.
Ummu Salamah berkata: Maka ketika Abu Salamah wafat, aku membaca do'a
yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Allah memberiku yang lebih baik
darinya yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [Sahihh Muslim]
Dalam riwayat lain; Ummu Salamah berkata: Maka ketika Abu Salamah
wafat aku berkata: “Muslim manakah yang lebih baik dari Abu Salamah, rumahnya
adalah rumah yang pertama kali disinggahi Rasulullah ketika hijrah”. Kemudian
aku membaca do’a tersebut, maka Allah menggantikan untukku Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Ummu Salamah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengutus kepadaku Hathib binn Abi Balta’ah melamarku untuknya, maka aku
berkata: Sesungguhnya aku memiliki seorang putri, dan aku sangat pecemburu.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas:
«أَمَّا ابْنَتُهَا فَنَدْعُو اللهَ أَنْ يُغْنِيَهَا
عَنْهَا، وَأَدْعُو اللهَ أَنْ يَذْهَبَ بِالْغَيْرَةِ»
“Adapun putrinya maka kita berdo’a kepada Allah
semoga mencukupinya darinya, dan aku berdo’a kepada Allah agar menghilangkan
rasa cemburunya”. [Sahih Muslim]
3) Dari Abu Barzah Al-Aslamy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam meminta kepada seorang lelaki Anshar: "Nikahkanlah
aku dengan anak perempuanmu!."
Lalu ia menjawab;
"Silahkan kehormatan dan kemuliaan buatku."
Lalu beliau
bersabda: "Sungguh aku menginginkannya bukan untukku."
Lalu ia bertanya;
"Lalu untuk siapa wahai Rasulullah?."
Beliau bersabda:
"Untuk Julaibib."
Ia mengatakan;
"Wahai Rasulullah, aku akan bermusyawarah dulu dengan ibunya."
Lalu ia mendatangi
istrinya dan mengatakan padanya; "Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam hendak menikahi putrimu."
Istrinya menjawab;
"Sungguh kehormatan dan kemuliaan buatku."
Suaminya berkata;
"Tetapi bukan untuk beliau, beliau melamarkan untuk Julaibib."
Istrinya berkata;
"Apakah Julaibib itu anaknya, apakah Julaibib itu anaknya, apakah Julaibib
itu anaknya? Demi Allah, jangan kau nikahkan putrimu dengan Julaibbib!."
Ketika ia bangkit dan hendak
melaporkan keputusan istrinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
puterinya berkata; "Siapa yang meminangku pada kalian?."
Lalu ibunya
mengkabarkannya. Lalu puterinya itu berkata;
أَتَرُدُّونَ عَلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَهُ ادْفَعُونِي فَإِنَّهُ
لَمْ يُضَيِّعْنِي
"Apakah kalian
hendak menolak perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?, relakanlah
aku sungguh beliau tidak akan menyengsarakan aku."
Lalu datanglah
ayahnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengkabari
beliau, ia berkata; "Nikahkanlah ia!."
Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menikahkannya dengan Julaibib.
Abu Barzah berkata;
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk berperang
hingga peperangan usai dan semua atas kehendak Allah, lalu beliau bersabda pada
para sahabatnya: "Apakah kalian kehilangan seseorang?."
Mereka menjawab;
"Kami kehilangan Fulan, kami kehilangan si fulan."
Beliau bersabda:
"Lihatlah, apakah kalian kehilangan seseorang?."
Mereka menjawab;
"Tidak."
Lalu Rasulullah
bersabda: "Tetapi aku kehilangan seseorang, aku kehilangan Julaibib,
carilah ia di antara orang-orang yang meninggal."
berkata; "Lalu
mereka mencarinya dan berhasil menemukannya di antara tujuh orang musuhnya yang
berhasil ia bunuh kemudian mereka membunuhnya."
Lalu mereka
berkata; "Wahai Rasulullah, ini dia di antara tujuh orang yang mati,
mereka berhasil ia bunuh lalu mereka membunuhnya."
Lalu datanglah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berdiri di dekatnya seraya
bersabda:
قَتَلَ سَبْعَةً
وَقَتَلُوهُ هَذَا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ هَذَا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ
"Ia telah
membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya, ia adalah bagianku dan aku dari
golongannya (beliau ulang dua atau tiga kali)."
Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memanggulnya dan beliau menguburkannya yang tiada tumpuan
kecuali pundak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau
letakkan di tempat kuburnya dan tidak disebutkan bahwa ia dimandikan."
Tsabit berkata;
"Hingga di kemudian hari tidak ada seorang janda Anshar yang lebih banyak
berderma daripada isterinya,
Ishak bin Abdullah
bin Abu Thalhah menceritakan pada Tsabit, ia berkata; "Apakah kalian tahu
apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
untuknya?.",
Ia melanjutkan;
اللَّهُمَّ صُبَّ
عَلَيْهَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهَا كَدًّا كَدًّا
(Ya Allah
berikanlah kebaikan untuk isterinya yang melimpah, dan jangan engkau beri dalam
kehidupannya kesempitan-kesempitan)."
Ia berkata;
"Tiada seorang janda Anshar yang paling banyak berinfak melebihi dia
isteri Julaibib." [Musnad Ahmad: Shahih]
4) Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- pernah
mengatakan;
أَاللَّهِ الَّذِي لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِنْ كُنْتُ لَأَعْتَمِدُ بِكَبِدِي عَلَى الْأَرْضِ مِنْ
الْجُوع،ِ وَإِنْ كُنْتُ لَأَشُدُّ الْحَجَرَ عَلَى بَطْنِي مِنْ الْجُوع،ِ
وَلَقَدْ قَعَدْتُ يَوْمًا عَلَى طَرِيقِهِمْ الَّذِي يَخْرُجُونَ مِنْه،ُ فَمَرَّ
أَبُو بَكْرٍ فَسَأَلْتُهُ عَنْ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ إِلَّا
لِيُشْبِعَنِي فَمَرَّ وَلَمْ يَفْعَل،ْ ثُمَّ مَرَّ بِي عُمَرُ فَسَأَلْتُهُ عَنْ
آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ إِلَّا لِيُشْبِعَنِي فَمَرَّ فَلَمْ
يَفْعَلْ، ثُمَّ مَرَّ بِي أَبُو الْقَاسِمِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم-
فَتَبَسَّمَ حِينَ رَآنِي وَعَرَفَ مَا فِي نَفْسِي وَمَا فِي وَجْهِي، ثُمَّ
قَالَ: يَا أَبَا هِرٍّ، قُلْت:ُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَال:َ الْحَقْ! وَمَضَى، فَتَبِعْتُه،ُ فَدَخَل،َ فَاسْتَأْذَنَ،
فَأَذِنَ لِي، فَدَخَلَ، فَوَجَدَ لَبَنًا فِي قَدَحٍ، فَقَال:َ مِنْ أَيْنَ هَذَا
اللَّبَنُ؟ قَالُوا: أَهْدَاهُ لَكَ فُلَانٌ أَوْ فُلَانَةُ! قَال:َ أَبَا هِر، قُلْت:ُ
لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: الْحَقْ إِلَى أَهْلِ الصُّفَّةِ
فَادْعُهُمْ لِي! قَال:َ وَأَهْلُ الصُّفَّةِ أَضْيَافُ الْإِسْلَام،ِ لَا
يَأْوُونَ إِلَى أَهْلٍ وَلَا مَالٍ وَلَا عَلَى أَحَد،ٍ إِذَا أَتَتْهُ صَدَقَةٌ
بَعَثَ بِهَا إِلَيْهِمْ وَلَمْ يَتَنَاوَلْ مِنْهَا شَيْئًا، وَإِذَا أَتَتْهُ
هَدِيَّةٌ أَرْسَلَ إِلَيْهِمْ وَأَصَابَ مِنْهَا وَأَشْرَكَهُمْ فِيهَا.
فَسَاءَنِي ذَلِك،َ فَقُلْتُ: وَمَا هَذَا اللَّبَنُ فِي أَهْلِ الصُّفَّة،ِ
كُنْتُ أَحَقُّ أَنَا أَنْ أُصِيبَ مِنْ هَذَا اللَّبَنِ شَرْبَةً أَتَقَوَّى
بِهَا، فَإِذَا جَاء،َ أَمَرَنِي فَكُنْتُ أَنَا أُعْطِيهِمْ وَمَا عَسَى أَنْ
يَبْلُغَنِي مِنْ هَذَا اللَّبَنِ، وَلَمْ يَكُنْ مِنْ طَاعَةِ اللَّهِ وَطَاعَةِ
رَسُولِهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- بُدٌّ، فَأَتَيْتُهُمْ
فَدَعَوْتُهُمْ فَأَقْبَلُوا فَاسْتَأْذَنُوا فَأَذِنَ لَهُمْ وَأَخَذُوا
مَجَالِسَهُمْ مِنْ الْبَيْتِ. قَال:َ يَا أَبَا هِرٍّ، قُلْت:ُ لَبَّيْكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: خُذْ فَأَعْطِهِم! قَال:َ فَأَخَذْتُ الْقَدَح،َ
فَجَعَلْتُ أُعْطِيهِ الرَّجُلَ، فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ يَرُدُّ
عَلَيَّ الْقَدَحَ، فَأُعْطِيهِ الرَّجُلَ فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ
يَرُدُّ عَلَيَّ الْقَدَحَ فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ يَرُدُّ عَلَيَّ
الْقَدَحَ حَتَّى انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ-، وَقَدْ رَوِيَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ، فَأَخَذَ الْقَدَحَ فَوَضَعَهُ
عَلَى يَدِهِ، فَنَظَرَ إِلَيَّ فَتَبَسَّمَ فَقَالَ: أَبَا هِرٍّ! قُلْتُ:
لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَال:َ بَقِيتُ أَنَا وَأَنْت، قُلْت:ُ صَدَقْتَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَال:َ اقْعُدْ فَاشْرَبْ، فَقَعَدْتُ فَشَرِبْتُ، فَقَال:َ
اشْرَبْ فَشَرِبْت! فَمَا زَالَ يَقُولُ: اشْرَبْ، حَتَّى قُلْت:ُ لَا وَالَّذِي
بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَجِدُ لَهُ مَسْلَكًا! قَال:َ فَأَرِنِي، فَأَعْطَيْتُهُ
الْقَدَح،َ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَسَمَّى، وَشَرِبَ الْفَضْلَةَ
"Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, aku pernah menempelkan
lambungku di atas tanah karena rasa lapar, aku juga pernah mengikatkan beberapa
batu di perutku karena rasa lapar. Pada suatu hari aku pernah duduk di jalan
yang biasa para sahabat lewati, kemudian lewatlah Abu Bakar, lalu aku bertanya
kepadanya tentang ayat dari kitabullah, dan aku tidaklah menanyakannya kecuali
hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya. Setelah itu lewatlah Umar,
kemudian aku bertanya kepadanya tentang suatu ayat di kitabullah, tidaklah aku
bertanya kepadanya kecuali hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya.
Setelah itu lewatlah Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam, ketika melihatku
beliau tersenyum dan mengetahui apa yang tergambar dari wajah dan hatiku,
beliau lalu bersabda: 'Wahai Abu Hurairah? '
Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Ikutlah.'
Lalu aku mengikuti beliau, aku lalu minta izin untuk masuk dan beliau
mengizinkanku, ternyata aku mendapatkan susu di dalam mangkok, beliau bersabda:
'Dari mana kalian mendapatkan susu ini? '
Orang-orang rumah menjawab; 'Fulan atau fulanah menghadiahkannya kepada
anda.'
Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah! '
Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Temuilah ahli suffah (para sahabat yang tinggal di
pelataran masjid) dan ajaklah mereka kemari.'
Abu Hurairah berkata; 'Ahli Suffah adalah para tamu kaum muslimin,
mereka tidak tinggal bersama keluarga dan tidak memiliki harta, jika Nabi
mendapatkan hasil dari sedekah, maka beliau tidak akan memakannya dan akan
mengirimnya kepada ahli suffah, dan apabila beliau diberi hadiyah, maka mereka
akan mendapatkan bagian dan kadang beliau mengirim sebagiannya untuk mereka.'
Lalu aku berkata; 'Hal itu membuatku sedih, lalu aku berkata (dalam hati); 'Apa
perlunya ahli suffah dengan susu tersebut, karena akulah yang berhak daripada
mereka, aku berharap dapat minum seteguk susu sekedar bisa bertahan dari sisa
waktuku, apabila ada kaum yang datang maka akulah yang menyuguhi mereka,
(kataku selanjutnya). Apalah artinya susu yang tersisa jika bukan untuk suatu
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku pergi dan mengundang mereka,
mereka akhirnya datang dan meminta izin, beliau kemudian mengizinkan, sehingga
mereka pun mengambil posisi tempat duduk mereka masing-masing, beliau bersabda:
'Hai Abu Hurairah.'
Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Ambil dan berikanlah kepada mereka.'
Akupun mengambil mengkok tersebut dan memberikannya kepada seorang
laki-laki, maka laki-laki itu meminumnya hingga kenyang, setelah itu ia
mengembalikannya kepadaku, kemudian aku berikan kepada yang lain, dan ia pun
minum hingga kenyang kemudian ia mengembalikan mangkok tersebut kepadaku hingga
aku kembalikan mangkok itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga
mereka semua sudah merasa kenyang. Beliau kemudian mengambil mangkok itu dan
menaruhnya di tangan, lalu beliau melihatku sembari tersenyum, beliau bersabda:
'Wahai Abu Hurairah! '
Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Sekarang tinggal aku dan kamu.'
Aku menjawab; 'Benar wahai Rasulullah.'
Beliau bersabda: 'Duduk dan minumlah.'
Lalu aku duduk dan meminumnya, beliau bersabda kepadaku;
'Minumlah.'
Lalu aku minum lagi dan beliau terus menyuruhku untuk minum, hingga aku
berkata; 'Tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku sudah tidak
sanggup lagi.'
Beliau bersabda: 'Berikan bejana itu.'
Aku lalu memberikannya kepada beliau, setelah memuji Allah dan menyebut
nama-Nya beliau akhirnya meminum sisanya." [Shahih Bukhari]
Lihat: Kisah Abu Hurairah dan semangkuk susu dari Nabi
5) Dukain bin Sa’id
Al-Muzaniy radhiyallahu
'anhu berkata: Kami mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan jumlah kami 440 pengendara, kami memintainya makanan. Maka
Rasulullah berkata kepada Umar:
" اذْهَبْ فَأَعْطِهِمْ "
“Pergilah dan beri
mereka makanan!”
Umar radhiyallahu
'anhu berkata: Tidak ada yang tersisa kecuali beberapa sha’ kurma, aku
merasa itu tidak akan cukup!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
" اذْهَبْ فَأَعْطِهِمْ "
“Pergilah dan beri mereka makanan!”
Umar berkata: Aku mendengar dan mentaati!
Kemudian Umar mengambil kunci dari kamarnya kemudian membuka pintu, dan
ternyata ada tumpukan kurma sebesar anak unta yang sedang duduk.
Maka Umar berkata kepada kami: Ambillah!
Kemudian setiap orang dari kami mengambil sesukanya, dan aku adalah
orang yang paling terakhir mengambil. Maka aku melihat ke tempat kurma, dan
sepertinya kami tidak mengambil sebiji kurma pun. [Musnad Ahmad: Sahih]
6) Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- berkata;
Abu Thalah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah melemah, dan aku tahu bahwa beliau sedang lapar.
Apakah kamu mempunyai sesuatu?"
Maka Ummu Sulaim
pun mengeluarkan beberapa bulatan gandum, dan mengeluarkan tudungnya lalu
menutup roti itu dan meletakkannya di balik pakaianku. Ia juga memberikan
sebagiannya padaku lalu mengutusku untuk menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Aku pun membawa dan aku dapati Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sedang berada di dalam masjid yang sedang bersama
orang-orang. Aku berdiri di tengah-tengah mereka, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya padaku: أَرْسَلَكَ
أَبُو طَلْحَةَ "Apakah
kamu diutus oleh Abu Thalhah?"
Aku menjawab,
"Ya."
Beliau bertanya
lagi: بِطَعَامٍ "Dengan
membawa makanan?"
Aku berkata,
"Ya."
Akhirnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang-orang yang saat itu
sedang bersamanya: قُومُوا "Beranjaklah."
Maka mereka pun
segera beranjak pergi (ke tempat Abu Thalhah) dan aku segera bergegas ke
hadapan mereka, hingga aku sampai di tempat Abu Thalhah. Maka Abu Thalhah pun
berkata, "Wahai Ummu Sulaim. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam telah datang bersama orang-orang sementara kita tidak memiliki
persediaan makanan untuk menjamu mereka."
Ummu Sulaim
berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui."
Akhirnya Abu
Thalhah pergi hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Maka Abu Thalhah menyambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
hingga keduanya masuk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
هَلُمِّي
يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا عِنْدَكِ
"Wahai Ummu
Sulaim, keluarkanlah makanan yang kamu punyai."
Maka Ummu Sulaim
pun mengeluarkan roti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh
untuk diremukkan sementara Ummu Sulaim meremas-remas samin untuk lauk roti.
Kemudian Rasulullah Shallallah membacakan sesutu padanya sekehendak Allah.
Sesudah itu beliau bersabda: ائْذَنْ
لِعَشَرَةٍ
"Izinkanlah untuk sepuluh orang."
Lalu ia pun
mengizinkan mereka dan mereka pun makan hingga kenyang dan keluar. Beliau
bersabda lagi: ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ
"Izinkan untuk sepuluh orang lagi."
Ia pun mengizinkan
mereka hingga mereka makan sampai kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: ائْذَنْ
لِعَشَرَةٍ
"Izinkan untuk sepuluh orang lagi."
Ia pun mengizinkan
mereka hingga mereka semua makan sampai kenyang lalu keluar. Setelah itu,
beliau mengizinkan lagi untuk sepuluh orang. Akhirnya mereka semua makan dan
kenyang. Padahal jumlah mereka adalah delapan puluh orang. [Shahih Bukhari dan
Muslim]
7)
Dari Yazid bin
Syarik -rahimahullah- berkata: Suatu ketika kami berada di dekat Hudzaifah
-radhiyallahu 'anhu-, tiba-tiba ada
seorang laki-laki yang berkata:
لَوْ أَدْرَكْتُ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاتَلْتُ مَعَهُ وَأَبْلَيْتُ،
فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنْتَ كُنْتَ تَفْعَلُ ذَلِكَ؟ لَقَدْ رَأَيْتُنَا مَعَ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْأَحْزَابِ،
وَأَخَذَتْنَا رِيحٌ شَدِيدَةٌ وَقُرٌّ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا رَجُلٌ يَأْتِينِي بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ
مَعِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟» فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، ثُمَّ
قَالَ: «أَلَا رَجُلٌ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ؟» فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «أَلَا
رَجُلٌ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ؟»، فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، فَقَالَ: «قُمْ يَا
حُذَيْفَةُ، فَأْتِنَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ»، فَلَمْ أَجِدْ بُدًّا إِذْ دَعَانِي
بِاسْمِي أَنْ أَقُومَ، قَالَ: «اذْهَبْ فَأْتِنِي بِخَبَرِ الْقَوْمِ، وَلَا
تَذْعَرْهُمْ عَلَيَّ»، فَلَمَّا وَلَّيْتُ مِنْ عِنْدِهِ جَعَلْتُ كَأَنَّمَا
أَمْشِي فِي حَمَّامٍ حَتَّى أَتَيْتُهُمْ، فَرَأَيْتُ أَبَا سُفْيَانَ يَصْلِي
ظَهْرَهُ بِالنَّارِ، فَوَضَعْتُ سَهْمًا فِي كَبِدِ الْقَوْسِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْمِيَهُ،
فَذَكَرْتُ قَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَا
تَذْعَرْهُمْ عَلَيَّ»، وَلَوْ رَمَيْتُهُ لَأَصَبْتُهُ فَرَجَعْتُ وَأَنَا
أَمْشِي فِي مِثْلِ الْحَمَّامِ، فَلَمَّا أَتَيْتُهُ فَأَخْبَرْتُهُ بِخَبَرِ
الْقَوْمِ، وَفَرَغْتُ قُرِرْتُ، فَأَلْبَسَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَضْلِ عَبَاءَةٍ كَانَتْ عَلَيْهِ يُصَلِّي فِيهَا،
فَلَمْ أَزَلْ نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحْتُ، فَلَمَّا أَصْبَحْتُ قَالَ: «قُمْ يَا
نَوْمَانُ» [صحيح مسلم]
"Seandainya aku mendapatkan Rasulullah ﷺ, niscaya aku akan berperang bersama beliau dan aku akan
bersungguh-sunbgguh."
Hudzaifah berkata, "Betulkah kalian akan berbuat seperti itu? Aku sendiri pernah mengalami perang
bersama Rasulullah ﷺ ketika perang Ahzab. Saat itu
kami diserang oleh angin yang sangat kencang dan udara yang dingin. Maka
Rasulullah ﷺ bersabda, "Adakah
seseorang yang sanggup mencari berita tentang musuh? Maka Allah akan
menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."
Semuanya diam, dan tidak ada satupun yang menjawab. Kemudian beliau
bertanya lagi, "Adakah seseorang yang sanggup mencari berita tentang
musuh? Maka Allah akan menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."
Semuanya diam, dan tidak ada satupun yang menjawab. Kemudian beliau
bertanya pula, "Adakah seseorang yang sanggup mencari berita tentang
musuh? Maka Allah akan menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."
Kami masih terdiam semuanya, dan tidak ada satupun yang menjawab. Lalu
beliau bersabda, "Wahai Hudzaifah, berdiri dan carilah kabar mengenai
musuh!"
Maka tidak bisa tidak, aku harus berdiri, karena beliau jelas memanggil
namaku. Beliau bersabda, "Pergi dan carilah kabar mengenai musuh, dan
jangan kamu mengagetkan mereka tentang diriku."
Tatkala aku telah berpaling dari sisi beliau, seakan-akan aku berjalan
dengan kehangatan (tidak seperti yng lain dalam kedinginan-red), sehingga aku
mendatangi mereka, lantas aku melihat Abu Sufyan yang sedang menghangatkan
badannya dengan api, maka aku langsung menaruh anak panah pada busurnya dan
hendak memanahnya, sekiranya aku tidak ingat dengan pesan Rasulullah ﷺ, "Jangan kamu
mengagetkan mereka dengan diriku." Niscaya aku telah panah dan akan
mengenainya. Lalu aku kembali sambil berjalan kaki dengan kehangatan, kemudian
aku menemui beliau dan melaporkan mengenai kondisi musuh, setelah itu aku
pergi, tiba-tiba diriku mulai merasakan kedinginan, maka Rasulullah ﷺ memakaikanku kain burdah yang
biasa dipakai beliau untuk shalat, kemudian aku tertidur sampai pagi, keesokan
harinya beliau bersabda, "Bangun wahai orang yang banyak tidur." [Shahih Muslim]
8) Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;
أَنَّ شَاةً
طُبِخَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْطِنِي
الذِّرَاعَ» فَنَاوَلَهَا إِيَّاهُ، فَقَالَ: «أَعْطِنِي الذِّرَاعَ» فَنَاوَلَهَا
إِيَّاهُ، ثُمَّ قَالَ: «أَعْطِنِي الذِّرَاعَ» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
إِنَّمَا لِلشَّاةِ ذِرَاعَانِ قَالَ: «أَمَا إِنَّكَ لَوِ الْتَمَسْتَهَا لَوَجَدْتَهَا»
Ada seekor kambing
sedang dimasak, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Berikan untukku satu lengannya"
Lalu diberikanlah
kepada beliau, beliau bersabda lagi; "Berikan untukku satu lengannya lagi"
Lalu diberikan
kepada beliau lagi, kemudian beliau bersabda lagi; "Berikan aku satu
lengannya lagi"
Abu Hurairah
berkata; "Wahai Rasulullah, bukankah kambing itu hanya memiliki dua
lengan?"
Beliau menjawab; "Sekiranya engkau berusaha mengambilnya (tidak
bertanya), engkau pasti akan mendapatkannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya
bagus]
Bahaya menyalahi
perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ
فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa
azab yang pedih. [An-Nuur:63]
Diantara contoh
akibat menyalahi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
a)
Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu
‘anhu berkata: Suatu hari seorang laki-laki makan di sisi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Rasulullah bersabda:
«كُلْ بِيَمِينِكَ»
“Makanlah dengan tangan kananmu!”
Ia menjawab: Aku tidak bisa!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
«لَا اسْتَطَعْتَ»
“Kamu tidak akan bisa!”
Tidak ada yang mencegahnya mentaati perintah
Rasulullah kecuali sifat sombong, maka ia selamanya tidak bisa mengangkat
tangan kanannya ke mulutnya. [Sahih Muslim]
Lihat: Adab makan dalam Islam
b)
Al-Musayyib radhiyallahu
‘anhu berkata: Bapakku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, kemudian Rasulullah bertanya: Siapa namamu?
Bapakku menjawab: "Hazn" (kesedihan).
Rasulullah berkata: أَنْتَ
سَهْلٌ Namamu adalah "Sahl" (kemudahan)!
Bapakku menjawab: Aku tidak mau mengganti nama
yang diberikan oleh bapakku.
Sa'id bin Al-Musayyib berkata: Oleh sebab itu kesedihan
terus melanda keluarga kami. [Sahih Bukhari]
Lihat: Sugesti nama
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Mu’jizat Nabi Muhammad - Sunnah Nabi adalah Wahyu - Upaya Al-Musthafa -shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam menjaga tauhid dan menutup seluruh jalan yang menuju kepada kemusyrikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...