Minggu, 08 November 2020

Berkah mengamalkan sunnah Rasulullah dan bahaya menyelisihinya

 بسم الله الرحمن الرحيم

Kebahagian dunia dan di akhirat hanya bisa dirasakan dengan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam segala aspek kehidupan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ} [الأنفال: 24]

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." [Al-Anfaal:24]

Diantara contoh keberkahan dalam mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

1)      Abu Bakrah radhiallahu 'anhu berkata: Sungguh Allah telah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -yaitu pada waktu perang Jamal tatkala aku hampir bergabung dengan para penunggang unta (pasukang Aisyah radhiyallahu ‘anha) lalu aku ingin berperang bersama mereka.- Dia berkata; 'Tatkala sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa penduduk Persia telah di pimpin oleh seorang anak perempuan putri raja Kisra, beliau bersabda:

«لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً» [صحيح البخاري]

"Suatu kaum tidak akan beruntung, jika dipimpin oleh seorang wanita." [Sahih Bukhari]

Lihat: Memilih pemimpin

2)      Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak seorang hamba pun ditimpa musibah lalu mengatakan ...

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِيْ فِيْ مُصِيبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا

"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, Ya Allah .. berikanlah aku pahala dalam musibahku, dan berikanlah aku gantinya yang lebih baik".

Kecuali Allah akan memberinya pahala atas musibahnya dan menggantikan untuknya yang lebih baik.

Ummu Salamah berkata: Maka ketika Abu Salamah wafat, aku membaca do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Allah memberiku yang lebih baik darinya yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [Sahihh Muslim]

Dalam riwayat lain; Ummu Salamah berkata: Maka ketika Abu Salamah wafat aku berkata: “Muslim manakah yang lebih baik dari Abu Salamah, rumahnya adalah rumah yang pertama kali disinggahi Rasulullah ketika hijrah”. Kemudian aku membaca do’a tersebut, maka Allah menggantikan untukku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ummu Salamah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kepadaku Hathib binn Abi Balta’ah melamarku untuknya, maka aku berkata: Sesungguhnya aku memiliki seorang putri, dan aku sangat pecemburu.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membalas:

«أَمَّا ابْنَتُهَا فَنَدْعُو اللهَ أَنْ يُغْنِيَهَا عَنْهَا، وَأَدْعُو اللهَ أَنْ يَذْهَبَ بِالْغَيْرَةِ»

“Adapun putrinya maka kita berdo’a kepada Allah semoga mencukupinya darinya, dan aku berdo’a kepada Allah agar menghilangkan rasa cemburunya”. [Sahih Muslim]

3)      Dari Abu Barzah Al-Aslamy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta kepada seorang lelaki Anshar: "Nikahkanlah aku dengan anak perempuanmu!."

Lalu ia menjawab; "Silahkan kehormatan dan kemuliaan buatku."

Lalu beliau bersabda: "Sungguh aku menginginkannya bukan untukku."

Lalu ia bertanya; "Lalu untuk siapa wahai Rasulullah?."

Beliau bersabda: "Untuk Julaibib."

Ia mengatakan; "Wahai Rasulullah, aku akan bermusyawarah dulu dengan ibunya."

Lalu ia mendatangi istrinya dan mengatakan padanya; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak menikahi putrimu."

Istrinya menjawab; "Sungguh kehormatan dan kemuliaan buatku."

Suaminya berkata; "Tetapi bukan untuk beliau, beliau melamarkan untuk Julaibib."

Istrinya berkata; "Apakah Julaibib itu anaknya, apakah Julaibib itu anaknya, apakah Julaibib itu anaknya? Demi Allah, jangan kau nikahkan putrimu dengan Julaibbib!."

Ketika ia bangkit dan hendak melaporkan keputusan istrinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, puterinya berkata; "Siapa yang meminangku pada kalian?."

Lalu ibunya mengkabarkannya. Lalu puterinya itu berkata;

أَتَرُدُّونَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَهُ ادْفَعُونِي فَإِنَّهُ لَمْ يُضَيِّعْنِي

"Apakah kalian hendak menolak perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?, relakanlah aku sungguh beliau tidak akan menyengsarakan aku."

Lalu datanglah ayahnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengkabari beliau, ia berkata; "Nikahkanlah ia!."

Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahkannya dengan Julaibib.

Abu Barzah berkata; Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk berperang hingga peperangan usai dan semua atas kehendak Allah, lalu beliau bersabda pada para sahabatnya: "Apakah kalian kehilangan seseorang?."

Mereka menjawab; "Kami kehilangan Fulan, kami kehilangan si fulan."

Beliau bersabda: "Lihatlah, apakah kalian kehilangan seseorang?."

Mereka menjawab; "Tidak."

Lalu Rasulullah bersabda: "Tetapi aku kehilangan seseorang, aku kehilangan Julaibib, carilah ia di antara orang-orang yang meninggal."

berkata; "Lalu mereka mencarinya dan berhasil menemukannya di antara tujuh orang musuhnya yang berhasil ia bunuh kemudian mereka membunuhnya."

Lalu mereka berkata; "Wahai Rasulullah, ini dia di antara tujuh orang yang mati, mereka berhasil ia bunuh lalu mereka membunuhnya."

Lalu datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berdiri di dekatnya seraya bersabda:

قَتَلَ سَبْعَةً وَقَتَلُوهُ هَذَا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ هَذَا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ

"Ia telah membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya, ia adalah bagianku dan aku dari golongannya (beliau ulang dua atau tiga kali)."

Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggulnya dan beliau menguburkannya yang tiada tumpuan kecuali pundak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga beliau letakkan di tempat kuburnya dan tidak disebutkan bahwa ia dimandikan."

Tsabit berkata; "Hingga di kemudian hari tidak ada seorang janda Anshar yang lebih banyak berderma daripada isterinya,

Ishak bin Abdullah bin Abu Thalhah menceritakan pada Tsabit, ia berkata; "Apakah kalian tahu apa yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuknya?.",

Ia melanjutkan;

اللَّهُمَّ صُبَّ عَلَيْهَا الْخَيْرَ صَبًّا وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهَا كَدًّا كَدًّا

(Ya Allah berikanlah kebaikan untuk isterinya yang melimpah, dan jangan engkau beri dalam kehidupannya kesempitan-kesempitan)."

Ia berkata; "Tiada seorang janda Anshar yang paling banyak berinfak melebihi dia isteri Julaibib." [Musnad Ahmad: Shahih]

4)      Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- pernah mengatakan;

أَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِنْ كُنْتُ لَأَعْتَمِدُ بِكَبِدِي عَلَى الْأَرْضِ مِنْ الْجُوع،ِ وَإِنْ كُنْتُ لَأَشُدُّ الْحَجَرَ عَلَى بَطْنِي مِنْ الْجُوع،ِ وَلَقَدْ قَعَدْتُ يَوْمًا عَلَى طَرِيقِهِمْ الَّذِي يَخْرُجُونَ مِنْه،ُ فَمَرَّ أَبُو بَكْرٍ فَسَأَلْتُهُ عَنْ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ إِلَّا لِيُشْبِعَنِي فَمَرَّ وَلَمْ يَفْعَل،ْ ثُمَّ مَرَّ بِي عُمَرُ فَسَأَلْتُهُ عَنْ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَا سَأَلْتُهُ إِلَّا لِيُشْبِعَنِي فَمَرَّ فَلَمْ يَفْعَلْ، ثُمَّ مَرَّ بِي أَبُو الْقَاسِمِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم- فَتَبَسَّمَ حِينَ رَآنِي وَعَرَفَ مَا فِي نَفْسِي وَمَا فِي وَجْهِي، ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا هِرٍّ،  قُلْت:ُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَال:َ الْحَقْ! وَمَضَى، فَتَبِعْتُه،ُ فَدَخَل،َ فَاسْتَأْذَنَ، فَأَذِنَ لِي، فَدَخَلَ، فَوَجَدَ لَبَنًا فِي قَدَحٍ، فَقَال:َ مِنْ أَيْنَ هَذَا اللَّبَنُ؟ قَالُوا: أَهْدَاهُ لَكَ فُلَانٌ أَوْ فُلَانَةُ! قَال:َ أَبَا هِر، قُلْت:ُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: الْحَقْ إِلَى أَهْلِ الصُّفَّةِ فَادْعُهُمْ لِي! قَال:َ وَأَهْلُ الصُّفَّةِ أَضْيَافُ الْإِسْلَام،ِ لَا يَأْوُونَ إِلَى أَهْلٍ وَلَا مَالٍ وَلَا عَلَى أَحَد،ٍ إِذَا أَتَتْهُ صَدَقَةٌ بَعَثَ بِهَا إِلَيْهِمْ وَلَمْ يَتَنَاوَلْ مِنْهَا شَيْئًا، وَإِذَا أَتَتْهُ هَدِيَّةٌ أَرْسَلَ إِلَيْهِمْ وَأَصَابَ مِنْهَا وَأَشْرَكَهُمْ فِيهَا. فَسَاءَنِي ذَلِك،َ فَقُلْتُ: وَمَا هَذَا اللَّبَنُ فِي أَهْلِ الصُّفَّة،ِ كُنْتُ أَحَقُّ أَنَا أَنْ أُصِيبَ مِنْ هَذَا اللَّبَنِ شَرْبَةً أَتَقَوَّى بِهَا، فَإِذَا جَاء،َ أَمَرَنِي فَكُنْتُ أَنَا أُعْطِيهِمْ وَمَا عَسَى أَنْ يَبْلُغَنِي مِنْ هَذَا اللَّبَنِ، وَلَمْ يَكُنْ مِنْ طَاعَةِ اللَّهِ وَطَاعَةِ رَسُولِهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- بُدٌّ، فَأَتَيْتُهُمْ فَدَعَوْتُهُمْ فَأَقْبَلُوا فَاسْتَأْذَنُوا فَأَذِنَ لَهُمْ وَأَخَذُوا مَجَالِسَهُمْ مِنْ الْبَيْتِ. قَال:َ يَا أَبَا هِرٍّ، قُلْت:ُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: خُذْ فَأَعْطِهِم! قَال:َ فَأَخَذْتُ الْقَدَح،َ فَجَعَلْتُ أُعْطِيهِ الرَّجُلَ، فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ يَرُدُّ عَلَيَّ الْقَدَحَ، فَأُعْطِيهِ الرَّجُلَ فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ يَرُدُّ عَلَيَّ الْقَدَحَ فَيَشْرَبُ حَتَّى يَرْوَى، ثُمَّ يَرُدُّ عَلَيَّ الْقَدَحَ حَتَّى انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، وَقَدْ رَوِيَ الْقَوْمُ كُلُّهُمْ، فَأَخَذَ الْقَدَحَ فَوَضَعَهُ عَلَى يَدِهِ، فَنَظَرَ إِلَيَّ فَتَبَسَّمَ فَقَالَ: أَبَا هِرٍّ! قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَال:َ بَقِيتُ أَنَا وَأَنْت، قُلْت:ُ صَدَقْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ! قَال:َ اقْعُدْ فَاشْرَبْ، فَقَعَدْتُ فَشَرِبْتُ، فَقَال:َ اشْرَبْ فَشَرِبْت! فَمَا زَالَ يَقُولُ: اشْرَبْ، حَتَّى قُلْت:ُ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَجِدُ لَهُ مَسْلَكًا! قَال:َ فَأَرِنِي، فَأَعْطَيْتُهُ الْقَدَح،َ فَحَمِدَ اللَّهَ، وَسَمَّى، وَشَرِبَ الْفَضْلَةَ

"Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, aku pernah menempelkan lambungku di atas tanah karena rasa lapar, aku juga pernah mengikatkan beberapa batu di perutku karena rasa lapar. Pada suatu hari aku pernah duduk di jalan yang biasa para sahabat lewati, kemudian lewatlah Abu Bakar, lalu aku bertanya kepadanya tentang ayat dari kitabullah, dan aku tidaklah menanyakannya kecuali hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya. Setelah itu lewatlah Umar, kemudian aku bertanya kepadanya tentang suatu ayat di kitabullah, tidaklah aku bertanya kepadanya kecuali hanya agar ia menjamuku namun ia tidak melakukannya. Setelah itu lewatlah Abul Qasim shallallahu 'alaihi wasallam, ketika melihatku beliau tersenyum dan mengetahui apa yang tergambar dari wajah dan hatiku, beliau lalu bersabda: 'Wahai Abu Hurairah? ' 

Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai wahai Rasulullah.' 

Beliau bersabda: 'Ikutlah.' 

Lalu aku mengikuti beliau, aku lalu minta izin untuk masuk dan beliau mengizinkanku, ternyata aku mendapatkan susu di dalam mangkok, beliau bersabda: 'Dari mana kalian mendapatkan susu ini? ' 

Orang-orang rumah menjawab; 'Fulan atau fulanah menghadiahkannya kepada anda.' 

Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah! ' 

Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' 

Beliau bersabda: 'Temuilah ahli suffah (para sahabat yang tinggal di pelataran masjid) dan ajaklah mereka kemari.' 

Abu Hurairah berkata; 'Ahli Suffah adalah para tamu kaum muslimin, mereka tidak tinggal bersama keluarga dan tidak memiliki harta, jika Nabi mendapatkan hasil dari sedekah, maka beliau tidak akan memakannya dan akan mengirimnya kepada ahli suffah, dan apabila beliau diberi hadiyah, maka mereka akan mendapatkan bagian dan kadang beliau mengirim sebagiannya untuk mereka.' Lalu aku berkata; 'Hal itu membuatku sedih, lalu aku berkata (dalam hati); 'Apa perlunya ahli suffah dengan susu tersebut, karena akulah yang berhak daripada mereka, aku berharap dapat minum seteguk susu sekedar bisa bertahan dari sisa waktuku, apabila ada kaum yang datang maka akulah yang menyuguhi mereka, (kataku selanjutnya). Apalah artinya susu yang tersisa jika bukan untuk suatu ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu aku pergi dan mengundang mereka, mereka akhirnya datang dan meminta izin, beliau kemudian mengizinkan, sehingga mereka pun mengambil posisi tempat duduk mereka masing-masing, beliau bersabda: 'Hai Abu Hurairah.' 

Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' 

Beliau bersabda: 'Ambil dan berikanlah kepada mereka.' 

Akupun mengambil mengkok tersebut dan memberikannya kepada seorang laki-laki, maka laki-laki itu meminumnya hingga kenyang, setelah itu ia mengembalikannya kepadaku, kemudian aku berikan kepada yang lain, dan ia pun minum hingga kenyang kemudian ia mengembalikan mangkok tersebut kepadaku hingga aku kembalikan mangkok itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga mereka semua sudah merasa kenyang. Beliau kemudian mengambil mangkok itu dan menaruhnya di tangan, lalu beliau melihatku sembari tersenyum, beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah! ' 

Aku menjawab; 'Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah.' 

Beliau bersabda: 'Sekarang tinggal aku dan kamu.' 

Aku menjawab; 'Benar wahai Rasulullah.' 

Beliau bersabda: 'Duduk dan minumlah.' 

Lalu aku duduk dan meminumnya, beliau bersabda kepadaku; 'Minumlah.' 

Lalu aku minum lagi dan beliau terus menyuruhku untuk minum, hingga aku berkata; 'Tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku sudah tidak sanggup lagi.' 

Beliau bersabda: 'Berikan bejana itu.' 

Aku lalu memberikannya kepada beliau, setelah memuji Allah dan menyebut nama-Nya beliau akhirnya meminum sisanya." [Shahih Bukhari]

Lihat: Kisah Abu Hurairah dan semangkuk susu dari Nabi

5)      Dukain bin Sa’id Al-Muzaniy radhiyallahu 'anhu berkata: Kami mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jumlah kami 440 pengendara, kami memintainya makanan. Maka Rasulullah berkata kepada Umar:

" اذْهَبْ فَأَعْطِهِمْ "

“Pergilah dan beri mereka makanan!”

Umar radhiyallahu 'anhu berkata: Tidak ada yang tersisa kecuali beberapa sha’ kurma, aku merasa itu tidak akan cukup!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

" اذْهَبْ فَأَعْطِهِمْ "

“Pergilah dan beri mereka makanan!”

Umar berkata: Aku mendengar dan mentaati!

Kemudian Umar mengambil kunci dari kamarnya kemudian membuka pintu, dan ternyata ada tumpukan kurma sebesar anak unta yang sedang duduk.

Maka Umar berkata kepada kami: Ambillah!

Kemudian setiap orang dari kami mengambil sesukanya, dan aku adalah orang yang paling terakhir mengambil. Maka aku melihat ke tempat kurma, dan sepertinya kami tidak mengambil sebiji kurma pun. [Musnad Ahmad: Sahih]

6)      Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- berkata; Abu Thalah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melemah, dan aku tahu bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" 

Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan beberapa bulatan gandum, dan mengeluarkan tudungnya lalu menutup roti itu dan meletakkannya di balik pakaianku. Ia juga memberikan sebagiannya padaku lalu mengutusku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku pun membawa dan aku dapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di dalam masjid yang sedang bersama orang-orang. Aku berdiri di tengah-tengah mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya padaku: أَرْسَلَكَ أَبُو طَلْحَةَ  "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?" 

Aku menjawab, "Ya." 

Beliau bertanya lagi:  بِطَعَامٍ  "Dengan membawa makanan?" 

Aku berkata, "Ya." 

Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang-orang yang saat itu sedang bersamanya: قُومُوا  "Beranjaklah." 

Maka mereka pun segera beranjak pergi (ke tempat Abu Thalhah) dan aku segera bergegas ke hadapan mereka, hingga aku sampai di tempat Abu Thalhah. Maka Abu Thalhah pun berkata, "Wahai Ummu Sulaim. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama orang-orang sementara kita tidak memiliki persediaan makanan untuk menjamu mereka." 

Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." 

Akhirnya Abu Thalhah pergi hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Thalhah menyambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga keduanya masuk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

 هَلُمِّي يَا أُمَّ سُلَيْمٍ مَا عِنْدَكِ 

"Wahai Ummu Sulaim, keluarkanlah makanan yang kamu punyai." 

Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan roti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh untuk diremukkan sementara Ummu Sulaim meremas-remas samin untuk lauk roti. Kemudian Rasulullah Shallallah membacakan sesutu padanya sekehendak Allah. Sesudah itu beliau bersabda: ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ  "Izinkanlah untuk sepuluh orang." 

Lalu ia pun mengizinkan mereka dan mereka pun makan hingga kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ  "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." 

Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka makan sampai kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: ائْذَنْ لِعَشَرَةٍ  "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." 

Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka semua makan sampai kenyang lalu keluar. Setelah itu, beliau mengizinkan lagi untuk sepuluh orang. Akhirnya mereka semua makan dan kenyang. Padahal jumlah mereka adalah delapan puluh orang. [Shahih Bukhari dan Muslim]

7)      Dari Yazid bin Syarik -rahimahullah- berkata: Suatu ketika kami berada di dekat Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu-, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata:

لَوْ أَدْرَكْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاتَلْتُ مَعَهُ وَأَبْلَيْتُ، فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنْتَ كُنْتَ تَفْعَلُ ذَلِكَ؟ لَقَدْ رَأَيْتُنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ الْأَحْزَابِ، وَأَخَذَتْنَا رِيحٌ شَدِيدَةٌ وَقُرٌّ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا رَجُلٌ يَأْتِينِي بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟» فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «أَلَا رَجُلٌ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟» فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «أَلَا رَجُلٌ يَأْتِينَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟»، فَسَكَتْنَا فَلَمْ يُجِبْهُ مِنَّا أَحَدٌ، فَقَالَ: «قُمْ يَا حُذَيْفَةُ، فَأْتِنَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ»، فَلَمْ أَجِدْ بُدًّا إِذْ دَعَانِي بِاسْمِي أَنْ أَقُومَ، قَالَ: «اذْهَبْ فَأْتِنِي بِخَبَرِ الْقَوْمِ، وَلَا تَذْعَرْهُمْ عَلَيَّ»، فَلَمَّا وَلَّيْتُ مِنْ عِنْدِهِ جَعَلْتُ كَأَنَّمَا أَمْشِي فِي حَمَّامٍ حَتَّى أَتَيْتُهُمْ، فَرَأَيْتُ أَبَا سُفْيَانَ يَصْلِي ظَهْرَهُ بِالنَّارِ، فَوَضَعْتُ سَهْمًا فِي كَبِدِ الْقَوْسِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْمِيَهُ، فَذَكَرْتُ قَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَا تَذْعَرْهُمْ عَلَيَّ»، وَلَوْ رَمَيْتُهُ لَأَصَبْتُهُ فَرَجَعْتُ وَأَنَا أَمْشِي فِي مِثْلِ الْحَمَّامِ، فَلَمَّا أَتَيْتُهُ فَأَخْبَرْتُهُ بِخَبَرِ الْقَوْمِ، وَفَرَغْتُ قُرِرْتُ، فَأَلْبَسَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فَضْلِ عَبَاءَةٍ كَانَتْ عَلَيْهِ يُصَلِّي فِيهَا، فَلَمْ أَزَلْ نَائِمًا حَتَّى أَصْبَحْتُ، فَلَمَّا أَصْبَحْتُ قَالَ: «قُمْ يَا نَوْمَانُ» [صحيح مسلم]

"Seandainya aku mendapatkan Rasulullah , niscaya aku akan berperang bersama beliau dan aku akan bersungguh-sunbgguh."

Hudzaifah berkata, "Betulkah kalian akan berbuat seperti itu? Aku sendiri pernah mengalami perang bersama Rasulullah ketika perang Ahzab. Saat itu kami diserang oleh angin yang sangat kencang dan udara yang dingin. Maka Rasulullah bersabda, "Adakah seseorang yang sanggup mencari berita tentang musuh? Maka Allah akan menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."

Semuanya diam, dan tidak ada satupun yang menjawab. Kemudian beliau bertanya lagi, "Adakah seseorang yang sanggup mencari berita tentang musuh? Maka Allah akan menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."

Semuanya diam, dan tidak ada satupun yang menjawab. Kemudian beliau bertanya pula, "Adakah seseorang yang sanggup mencari berita tentang musuh? Maka Allah akan menempatkannya bersamaku kelak di hari kiamat."

Kami masih terdiam semuanya, dan tidak ada satupun yang menjawab. Lalu beliau bersabda, "Wahai Hudzaifah, berdiri dan carilah kabar mengenai musuh!"

Maka tidak bisa tidak, aku harus berdiri, karena beliau jelas memanggil namaku. Beliau bersabda, "Pergi dan carilah kabar mengenai musuh, dan jangan kamu mengagetkan mereka tentang diriku."

Tatkala aku telah berpaling dari sisi beliau, seakan-akan aku berjalan dengan kehangatan (tidak seperti yng lain dalam kedinginan-red), sehingga aku mendatangi mereka, lantas aku melihat Abu Sufyan yang sedang menghangatkan badannya dengan api, maka aku langsung menaruh anak panah pada busurnya dan hendak memanahnya, sekiranya aku tidak ingat dengan pesan Rasulullah , "Jangan kamu mengagetkan mereka dengan diriku." Niscaya aku telah panah dan akan mengenainya. Lalu aku kembali sambil berjalan kaki dengan kehangatan, kemudian aku menemui beliau dan melaporkan mengenai kondisi musuh, setelah itu aku pergi, tiba-tiba diriku mulai merasakan kedinginan, maka Rasulullah memakaikanku kain burdah yang biasa dipakai beliau untuk shalat, kemudian aku tertidur sampai pagi, keesokan harinya beliau bersabda, "Bangun wahai orang yang banyak tidur." [Shahih Muslim]

8)      Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;

أَنَّ شَاةً طُبِخَتْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْطِنِي الذِّرَاعَ» فَنَاوَلَهَا إِيَّاهُ، فَقَالَ: «أَعْطِنِي الذِّرَاعَ» فَنَاوَلَهَا إِيَّاهُ، ثُمَّ قَالَ: «أَعْطِنِي الذِّرَاعَ» فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّمَا لِلشَّاةِ ذِرَاعَانِ قَالَ: «أَمَا إِنَّكَ لَوِ الْتَمَسْتَهَا لَوَجَدْتَهَا»

Ada seekor kambing sedang dimasak, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikan untukku satu lengannya"

Lalu diberikanlah kepada beliau, beliau bersabda lagi; "Berikan untukku satu lengannya lagi"

Lalu diberikan kepada beliau lagi, kemudian beliau bersabda lagi; "Berikan aku satu lengannya lagi"

Abu Hurairah berkata; "Wahai Rasulullah, bukankah kambing itu hanya memiliki dua lengan?"

Beliau menjawab; "Sekiranya engkau berusaha mengambilnya (tidak bertanya), engkau pasti akan mendapatkannya." [Musnad Ahmad: Sanadnya bagus]

Bahaya menyalahi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]

Diantara contoh akibat menyalahi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

a)       Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Suatu hari seorang laki-laki makan di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Rasulullah bersabda:

«كُلْ بِيَمِينِكَ»

“Makanlah dengan tangan kananmu!”

Ia menjawab: Aku tidak bisa!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«لَا اسْتَطَعْتَ»

“Kamu tidak akan bisa!”

Tidak ada yang mencegahnya mentaati perintah Rasulullah kecuali sifat sombong, maka ia selamanya tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. [Sahih Muslim]

Lihat: Adab makan dalam Islam

b)      Al-Musayyib radhiyallahu ‘anhu berkata: Bapakku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Rasulullah bertanya: Siapa namamu?

Bapakku menjawab: "Hazn" (kesedihan).

Rasulullah berkata: أَنْتَ سَهْلٌ Namamu adalah "Sahl" (kemudahan)!

Bapakku menjawab: Aku tidak mau mengganti nama yang diberikan oleh bapakku.

Sa'id bin Al-Musayyib berkata: Oleh sebab itu kesedihan terus melanda keluarga kami. [Sahih Bukhari]

Lihat: Sugesti nama

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Mu’jizat Nabi Muhammad - Sunnah Nabi adalah Wahyu - Upaya Al-Musthafa -shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam menjaga tauhid dan menutup seluruh jalan yang menuju kepada kemusyrikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...