بسم الله الرحمن الرحيم
Perintah
makan dan minum di bulan Ramadhan
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ
الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ} [البقرة: 187]
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih
dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
(datang) malam. [Al-Baqarah: 187]
Dua waktu
makan di bulan Ramadhan
Pertama: Sahur.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«تَسَحَّرُوا
فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً»
“Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada
berkah". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Diantara berkah makan sahur:
a)
Mengikuti
sunnah dan menyelisihi ahli kitab.
Dari Amru bin Al-'Ash -radhiyallahu 'anhuma-;
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ
أَكْلَةُ السَّحَرِ»
"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah
makan sahur." [Shahih Muslim]
b)
Mendapatkan
shalawat Allah dan para malaikat.
Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ
يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ»
"Makan sahur itu berkah, maka janganlah kalian tinggalkan meskipun
salah seorang dari kalian hanya minum seteguk air, karena sesungguhnya
Allah 'azza wajalla dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang
yang makan sahur." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
c)
Menguatkan
dalam berpuasa secara sempurna.
d)
Kesempatan
berdo’a di waktu mustajab.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا
آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا
قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ} [الذاريات: 15 - 18]
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman
(syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat
kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu
memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. [Adz-Dzaariyaat: 15-18]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ
يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ»
“Tuhan kita tabaraka wata'ala turun setiap malam ke
langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berkata: "Siapa yang
berdo'a kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberikan,
siapa yang memohon ampun pada-Ku akan Kuampuni!" [Sahih Bukhari dan
Muslim]
e)
Berkah
pagi hari.
Dari Shakhr Al-Gamidiy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:
«اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي
فِي بُكُورِهَا»
"Ya Allah, berilah berkah untuk umatku di pagi harinya"
Dan beliau jika mengutus tentara perang, beliu
mengutusnya di pagi hari. [Sunan Abi Daud: Sahih]
Lihat: Penjelasan kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (20) Berkah sahur tanpa diwajibkan
Kedua: Berbuka.
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا
عَجَّلُوا الفِطْرَ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Senantiasa orang-orang dalam kebaikan selama mereka
mempercepat buka puasa". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
«لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ
تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُومَ»
“Umatku senantiasa berada di
atas sunnahku selama mereka tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka”.
[Shahih Ibnu Khuzaimah]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
«لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا
مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ» [سنن أبي داود: حسن]
"Agama ini akan senantiasa nampak selama
orang-orang (kaum muslimin) menyegerakan berbuka, karena orang-orang yahudi dan
Nasrani menundanya." [Sunan Abi Daud: Hasan]
Anjuran berbuka dengan kurma.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ
عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَعَلَى
تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ»
“Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbuka dengan
beberapa ruthab (kurma basah) sebelum melakukan shalat, jika tidak dengan air
maka dengan beberapa kurma (yang sudah dikeringkan), dan apabila tidak ada
kurma maka beliau meneguk air beberapa kali. [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Penjelasan kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (42), (43) dan (44) Tentang berbuka puasa
Ada tiga hal
yang mesti diperhatikan dalam perkara makan dan minum:
1. Jenis makanan yang dikomsumsi mesti halal
dan baik.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي
الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا} [البقرة: 168]
Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. [Al-Baqarah:168]
Ø Dari Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَرْبُو
لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ»
“Wahai Ka’b bin
‘Ujrah, sesungguhnya tidak berkembang suatu jasad yang tumbuh dari yang haram
kecuali neraka lebih pantas untuknya”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Lihat: Halal haram dari makanan dan minuman
2. Jumlah secukupnya.
a) Tidak berlebihan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ} [الأعراف:
31]
Makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al-A’raaf:31]
Ø Dari Miqdam bin Ma’di Kariib radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ. بِحَسْبِ ابْنِ
آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ
لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Tidak ada yang sering dipenuhi oleh
seorang manusia yang lebih berbahaya dari pada perutnya, cukupalah anak cucu
Adam baginya beberapa suap untuk menguatkan badannya, jika tidak cukup maka
jadikanlah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan
sepertiganya lagi untuk bernafas.” [Sunan Tirmidzi: Sahih]
b)
Tidak kekurangan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ
إِلَى التَّهْلُكَةِ} [البقرة: 195]
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. [Al-Baqarah:195]
Ø Dari Abdullah
bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
«فَإِنَّ لِجَسَدِكَ
عَلَيْكَ حَقًّا» [صحيح البخاري ومسلم]
“Sesungguhnya
pada jasadmu ada hak atas dirimu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
3. Jadwalnya mesti teratur.
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata: Ada seorang lelaki bersendawa di sisi Nabi shallallahu
'alaihi wa salam, kemudian Nabi bersabda:
«كُفَّ
عَنَّا جُشَاءَكَ فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ
جُوعًا يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Hentikan sendawamu dari kami karena sesungguhnya orang yang paling
banyak kekenyangan di dunia kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling lama
merasakan kelaparan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Lihat: Hukum makan sampai kenyang
Bagaimana agar makanan dan minuman mendapat berkah?
Diantara sebab makanan berberkah:
- Membaca “basmalah” dan makan berjama’ah.
Dari Wahsyiy bin Harb radhiyallahu
'anhu; Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Ya
Rasulullah kenapa kami makan tapi tidak bisa kenyang?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata:
«فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ؟»
"Mungking kalian makan sendiri-sendiri".
Sahabat menjawab: Betul.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«فَاجْتَمِعُوا عَلَى
طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ»
"Kumpulkanlah makanan kalian (makan bersama) dan sebutlah nama Allah
ketika makan maka kalian akan diberkahi pada makanan tersebut". [Sunan Abu
Daud: Hadits hasan]
- Mendingingkan makanan yang terlalu panas.
Dari Asma' binti Abi Bakr radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya
jika ia membuat tsariid (makanan), ia menutupnya dengan sesuatu sampai
uap panasnya hilang, kemudian berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّهُ أَعْظَمُ لِلْبَرَكَةِ» [مسند أحمد: حسن]
"Sesungguhnya itu lebih banyak mendatangkan
berkah". [Musnad Ahmad: Hasan]
- Makan dari pinggir bejana.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma;
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«البَرَكَةُ تَنْزِلُ وَسطَ الطَّعَامِ، فَكُلُوا
مِنْ حَافَتَيْهِ، وَلَا تَأْكُلُوا مِنْ وَسطِهِ»
"Berkah itu turun pada tengah makanan, maka mulailah maan dari
pinggirnya, dan janganlah mulai makan dari tengahnya". [Sunan Tirmidziy:
Sahih]
- Menghabiskan makanan.
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada orang yang
selesai makan untuk menjilat tangan dan piringnya dan bersabda:
«إِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ
فِي أَيِّهِ الْبَرَكَةُ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya kalian tidak tahu di mana berkah makanan itu berada".
[Sahih Muslim]
- Makanan dan minuman yang berberkah.
Diantara makanan dan minuman yang memiliki
berkah:
Ø Daging
kambing.
Al-Baraa' bin 'Aazib radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam ditanya tentang shalat di kandang kambing, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab:
«صَلُّوا فِيهَا فَإِنَّهَا بَرَكَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Shalatlah kalian di kandang kambing, karena kambing
adalah berkah". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Ø Masakan
tsariid (jenis makanan Arab dari potongan roti dan daging).
Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
" الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ،
وَالسُّحُورِ "
"Berkah itu ada pada tiga hal: Dalam berjama'ah,
makanan "tsariid", dan sahur". [Silsilah Ash-Shahihah
no.1045]
Ø Kurma.
Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata, "Ketika kami sedang duduk di
sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu didatangkan bagian dalam
pucuk pohon kurma (berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Nabi shallallahu
'alaihi wasallam lalu bersabda:
«إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ»
"Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada satu jenis
pohon yang keberkahannya seperti seorang Muslim."
Lalu aku mempunyai perkiraan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, aku
berkeinginan menjawab; 'Wahai Rasulullah, itu adalah pohon kurma', namun aku
melihat bahwa di antara sepuluh orang yang ada aku adalah yang paling muda.
Maka aku pun diam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menjawab
pertanyaannya:
«هِيَ النَّخْلَةُ» [صحيح البخاري]
"Yaitu pohon kurma." [Shahih Bukhari]
Lihat: Kitab Ilmu bab 4 dan 5; Hadits Ibnu Umar "Perumpamaan pohon kurma"
Ø Buah
zaitun.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ
كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا
كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ
وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ
عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ} [النور: 35]
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di
dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon
yang berberkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki. [An-Nuur:35]
Ø Air zamzam.
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ، إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya air zamzam
penuh berkah, ia bisa mengenyangkan seperti makanan". [Sahih Muslim]
- Selalu merasa cukup.
Hakim bin Hizam radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ
نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ
لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ
اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]
"Sesungguhnya harta ini
ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati
yang lapang (selalu merasa puas) maka ia akan diberkahi untuknya, dan
barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus (tidak pernah merasa
cukup) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang makan dan tidak
pernah kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah."[Sahih
Bukhari]
- Berdo’a setelah makan.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika kalian makan
suatu makanan maka bacalah ...
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
“Ya Allah .. berilah berkah
untuk kami pada makanan ini, dan berilah kami makanan yang lebih baik darinya”,
Dan jika kalian diberi minum susu, maka bacalah
..
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ
“Ya Allah .. berilah berkah
untuk kami pada susu ini, dan tambahkanlah kami darinya”,
«فَإِنَّهُ لَيْسَ
شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ»
karena tidak ada yang mencukupi sebagai makanan
dan minuman kecuali susu. [Sunan Abu Daud: Hadits hasan]
Lihat: Doa makan dan minum
h. Mendo’akan
orang yang memberi makan.
Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendatangi ayahku, kemudian kami menghidangkan makanan, kemudian
dihidangkan kurma dan beliau memakannya, kemudian disugukan minuman dan beliau
meminumnya dan menyerahkan minuman kepada orang yang berada di samping kanannya.
Kemudian ayahku berkata kepada Rasulullah
sewaktu memegang kendali hewan tunggangannya: Berdo'alah untuk kami!
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berdo'a:
«اللهُمَّ بَارِكْ
لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ»
"Ya Allah .. berkahilah rezki yang Engkau berikan kepada mereka,
ampunilah dosa-dosa mereka, dan rahmatilah mereka". [Sahih Muslim]
Beberapa
adab ketika makan dan minum, diantaranya:
Diantaranya:
1)
Mendahulukan orang yang lebih tua dan
mulia.
Hudzaifah radhiyallahu 'anhu berkata:
«كُنَّا إِذَا حَضَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا لَمْ نَضَعْ أَيْدِيَنَا حَتَّى
يَبْدَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعَ يَدَهُ» [صحيح مسلم]
Dahulu jika kami menghadiri jamuan makan
bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tidak meletakkan tangan
kami pada makanan sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai
meletakkan tangannya. [Sahih Muslim]
2)
Tidak bersandar
Dari Abu Juhaifah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لاَ آكُلُ مُتَّكِئًا» [صحيح البخاي]
“Aku tidak makan sambil
bersandar”. [Sahih Bukhari]
3)
Tidak tengkurap.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ
يَأْكُلَ الرَّجُلُ، وَهُوَ مُنْبَطِحٌ عَلَى وَجْهِهِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang seseorang untuk makan dalam keadaan tidur tengkurap. [Sunan
Ibnu Majah: Hasan]
4)
Duduk kecuali ada hajat.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:
«أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ
قَائِمًا»
“Sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang seseorang minum sambil berdiri”
Qatadah bertanya kepada Anas: Bagaimanan
dengan makan?
Anas menjawab:
«ذَاكَ أَشَرُّ أَوْ أَخْبَثُ» [صحيح مسلم]
“Itu lebih buruk” [Sahih Muslim]
5)
Berwudhu sebelum makan ketika dalam
keadaan junub.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ
جُنُبًا، فَأَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ يَنَامَ، تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ»
[صحيح مسلم]
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam jika sedang junub dan beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu
seperti wudhunya untuk shalat”. [Sahih Muslim]
6) Memakan apa yang ada di dekatnya
Umar
bin Abu Salamah radhiyallahu 'anhu
berkata: Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يَا
غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai
anak kecil, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
makanan yang ada di hadapanmu."
Maka
seperti itulah cara makanku setelah itu. [Sahih Bukhari dan Muslim]
7)
Tidak langsung memakan dua potong atau
dua biji saat makan berjama’ah
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:
«نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْرُنَ
الرَّجُلُ بَيْنَ التَّمْرَتَيْنِ جَمِيعًا، حَتَّى يَسْتَأْذِنَ أَصْحَابَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang seseorang makan dua biji kurma secara bersamaan sampai ia meminta izin
kepada temannya. [Sahih Bukhari dan Muslim]
8)
Tidak mencela makanan
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
«مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلَّا تَرَكَهُ»
Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidak pernah mencela makanan sekalipun,
jika ia suka ia makan, dan jika ia tidak suka ia tinggalkan. [Sahih Bukhari dan
Muslim]
9)
Tidak meniup makanan dan minuman.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ
النَّفْخِ فِي الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ»
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang meniup pada makanan dan minuman. [Musnad Ahmad: Sahih]
10) Tidak
bernafas dalam bejana ketika minum.
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ
[صحيح البخاري ومسلم]
“Jika seseorang dari kalian sedang minum, maka
janganlah ia bernafas dalam bejana” [Sahih Bukhari dan Muslim]
11) Makan dan minum dengan
tangan kanan
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا
شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ،
وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»
[صحيح مسلم]
“Jika seseorang dari kalian makan maka
makanlah dengan tangan kanannya, dan jika minum minumlah dengan tangan
kanannya, karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum
dengan tangan kirinya” [Sahih Muslim]
12) Memungut makanan
yang jatuh
Dari Anas radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai makan beliau menjilat
tangannya tiga kali, dan bersabda:
«إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ
فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ»
“Jika makanan seseorang dari
kalian jatuh maka pungutlah dan bersihkan kotoran yang menempel padanya
kemudian makan, dan janganlah ia membiarkannya untuk setan”. [Sahih Muslim]
13) Cuci tangan setelah
makan dan berkumur-kumur
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ كَتِفَ شَاةٍ، فَمَضْمَضَ، وَغَسَلَ
يَدَيْهِ، وَصَلَّى» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
Sesungguhnyya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
setelah makan paha kambing, beliau berkumur-kumur dan mencuci kedua tangannya,
kemudian beliau shalat. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Adab makan dalam Islam –
Adab minum dalam Islam
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Ramadhan bulan penuh rahmat - Perbanyak dzikir di bulan Ramadhan - Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...