Minggu, 02 Mei 2021

Makan dan minum di bulan Ramadhan

 بسم الله الرحمن الرحيم

Perintah makan dan minum di bulan Ramadhan

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ} [البقرة: 187]

Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam. [Al-Baqarah: 187]

Dua waktu makan di bulan Ramadhan

Pertama: Sahur.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً»

Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada berkah". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Diantara berkah makan sahur:

a)      Mengikuti sunnah dan menyelisihi ahli kitab.

Dari Amru bin Al-'Ash -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: 

«فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ»

"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan sahur." [Shahih Muslim]

b)      Mendapatkan shalawat Allah dan para malaikat.

Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ»

"Makan sahur itu berkah, maka janganlah kalian tinggalkan meskipun salah seorang dari kalian hanya minum seteguk air, karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]

c)       Menguatkan dalam berpuasa secara sempurna.

d)      Kesempatan berdo’a di waktu mustajab.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} [الذاريات: 15 - 18]

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. [Adz-Dzaariyaat: 15-18]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ»

“Tuhan kita tabaraka wata'ala turun setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berkata: "Siapa yang berdo'a kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberikan, siapa yang memohon ampun pada-Ku akan Kuampuni!" [Sahih Bukhari dan Muslim]

e)      Berkah pagi hari.

Dari Shakhr Al-Gamidiy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:

«اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»

"Ya Allah, berilah berkah untuk umatku di pagi harinya"

Dan beliau jika mengutus tentara perang, beliu mengutusnya di pagi hari. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Penjelasan kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (20) Berkah sahur tanpa diwajibkan

Kedua: Berbuka.

Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ» [صحيح البخاري ومسلم]

Senantiasa orang-orang dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasa". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

«لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُومَ»

“Umatku senantiasa berada di atas sunnahku selama mereka tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka”. [Shahih Ibnu Khuzaimah]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

«لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ» [سنن أبي داود: حسن]

"Agama ini akan senantiasa nampak selama orang-orang (kaum muslimin) menyegerakan berbuka, karena orang-orang yahudi dan Nasrani menundanya." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Anjuran berbuka dengan kurma.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ، فَعَلَى تَمَرَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ»

“Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum melakukan shalat, jika tidak dengan air maka dengan beberapa kurma (yang sudah dikeringkan), dan apabila tidak ada kurma maka beliau meneguk air beberapa kali. [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Penjelasan kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (42), (43) dan (44) Tentang berbuka puasa

Ada tiga hal yang mesti diperhatikan dalam perkara makan dan minum:

1.      Jenis makanan yang dikomsumsi mesti halal dan baik.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا} [البقرة: 168]

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi. [Al-Baqarah:168]

Ø  Dari Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ»

“Wahai Ka’b bin ‘Ujrah, sesungguhnya tidak berkembang suatu jasad yang tumbuh dari yang haram kecuali neraka lebih pantas untuknya”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Halal haram dari makanan dan minuman

2.      Jumlah secukupnya.

a)      Tidak berlebihan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ} [الأعراف: 31]

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. [Al-A’raaf:31]

Ø  Dari Miqdam bin Ma’di Kariib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ. بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Tidak ada yang sering dipenuhi oleh seorang manusia yang lebih berbahaya dari pada perutnya, cukupalah anak cucu Adam baginya beberapa suap untuk menguatkan badannya, jika tidak cukup maka jadikanlah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” [Sunan Tirmidzi: Sahih]

b)      Tidak kekurangan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ} [البقرة: 195]

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. [Al-Baqarah:195]

Ø  Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya pada jasadmu ada hak atas dirimu”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

3.      Jadwalnya mesti teratur.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Ada seorang lelaki bersendawa di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa salam, kemudian Nabi bersabda:

«كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ فَإِنَّ أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ القِيَامَةِ»

Hentikan sendawamu dari kami karena sesungguhnya orang yang paling banyak kekenyangan di dunia kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling lama merasakan kelaparan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Hukum makan sampai kenyang

Bagaimana agar makanan dan minuman mendapat berkah?

Diantara sebab makanan berberkah:

  1. Membaca “basmalah” dan makan berjama’ah.

Dari Wahsyiy bin Harb radhiyallahu 'anhu; Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Ya Rasulullah kenapa kami makan tapi tidak bisa kenyang?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

«فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ؟»

"Mungking kalian makan sendiri-sendiri".

Sahabat menjawab: Betul.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ»

"Kumpulkanlah makanan kalian (makan bersama) dan sebutlah nama Allah ketika makan maka kalian akan diberkahi pada makanan tersebut". [Sunan Abu Daud: Hadits hasan]

  1. Mendingingkan makanan yang terlalu panas.

Dari Asma' binti Abi Bakr radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya jika ia membuat tsariid (makanan), ia menutupnya dengan sesuatu sampai uap panasnya hilang, kemudian berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّهُ أَعْظَمُ لِلْبَرَكَةِ» [مسند أحمد: حسن]

"Sesungguhnya itu lebih banyak mendatangkan berkah". [Musnad Ahmad: Hasan]

  1. Makan dari pinggir bejana.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«البَرَكَةُ تَنْزِلُ وَسطَ الطَّعَامِ، فَكُلُوا مِنْ حَافَتَيْهِ، وَلَا تَأْكُلُوا مِنْ وَسطِهِ»

"Berkah itu turun pada tengah makanan, maka mulailah maan dari pinggirnya, dan janganlah mulai makan dari tengahnya". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

  1. Menghabiskan makanan.

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada orang yang selesai makan untuk menjilat tangan dan piringnya dan bersabda:

«إِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ فِي أَيِّهِ الْبَرَكَةُ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya kalian tidak tahu di mana berkah makanan itu berada". [Sahih Muslim]

  1. Makanan dan minuman yang berberkah.

Diantara makanan dan minuman yang memiliki berkah:

Ø  Daging kambing.

Al-Baraa' bin 'Aazib radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang shalat di kandang kambing, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

«صَلُّوا فِيهَا فَإِنَّهَا بَرَكَةٌ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Shalatlah kalian di kandang kambing, karena kambing adalah berkah". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Ø  Masakan tsariid (jenis makanan Arab dari potongan roti dan daging).

Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٍ: فِي الْجَمَاعَةِ، وَالثَّرِيدِ، وَالسُّحُورِ "

"Berkah itu ada pada tiga hal: Dalam berjama'ah, makanan "tsariid", dan sahur". [Silsilah Ash-Shahihah no.1045]

Ø  Kurma.

Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata, "Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu didatangkan bagian dalam pucuk pohon kurma (berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda:

«إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ»

"Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada satu jenis pohon yang keberkahannya seperti seorang Muslim."

Lalu aku mempunyai perkiraan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, aku berkeinginan menjawab; 'Wahai Rasulullah, itu adalah pohon kurma', namun aku melihat bahwa di antara sepuluh orang yang ada aku adalah yang paling muda. Maka aku pun diam. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian menjawab pertanyaannya:

«هِيَ النَّخْلَةُ» [صحيح البخاري]

"Yaitu pohon kurma." [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ilmu bab 4 dan 5; Hadits Ibnu Umar "Perumpamaan pohon kurma"

Ø  Buah zaitun.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ} [النور: 35]

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berberkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki. [An-Nuur:35]

Ø  Air zamzam.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ، إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya air zamzam penuh berkah, ia bisa mengenyangkan seperti makanan". [Sahih Muslim]

  1. Selalu merasa cukup.

Hakim bin Hizam radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ هَذَا المَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ، فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ، اليَدُ العُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اليَدِ السُّفْلَى» [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya harta ini ibarat buah segar yang manis, maka barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang lapang (selalu merasa puas) maka ia akan diberkahi untuknya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus (tidak pernah merasa cukup) maka ia tidak akan diberkahi untuknya ibarat orang yang makan dan tidak pernah kenyang, tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah."[Sahih Bukhari]

  1. Berdo’a setelah makan.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jika kalian makan suatu makanan maka bacalah ...

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ

“Ya Allah .. berilah berkah untuk kami pada makanan ini, dan berilah kami makanan yang lebih baik darinya”,

Dan jika kalian diberi minum susu, maka bacalah ..

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ

“Ya Allah .. berilah berkah untuk kami pada susu ini, dan tambahkanlah kami darinya”,

«فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ»

karena tidak ada yang mencukupi sebagai makanan dan minuman kecuali susu. [Sunan Abu Daud: Hadits hasan]

Lihat: Doa makan dan minum

h.      Mendo’akan orang yang memberi makan.

Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi ayahku, kemudian kami menghidangkan makanan, kemudian dihidangkan kurma dan beliau memakannya, kemudian disugukan minuman dan beliau meminumnya dan menyerahkan minuman kepada orang yang berada di samping kanannya.

Kemudian ayahku berkata kepada Rasulullah sewaktu memegang kendali hewan tunggangannya: Berdo'alah untuk kami!

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a:

«اللهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ»

"Ya Allah .. berkahilah rezki yang Engkau berikan kepada mereka, ampunilah dosa-dosa mereka, dan rahmatilah mereka". [Sahih Muslim]

Beberapa adab ketika makan dan minum, diantaranya:

Diantaranya:

1)      Mendahulukan orang yang lebih tua dan mulia.

Hudzaifah radhiyallahu 'anhu berkata:

«كُنَّا إِذَا حَضَرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا لَمْ نَضَعْ أَيْدِيَنَا حَتَّى يَبْدَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعَ يَدَهُ» [صحيح مسلم]

Dahulu jika kami menghadiri jamuan makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tidak meletakkan tangan kami pada makanan sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai meletakkan tangannya. [Sahih Muslim]

2)      Tidak bersandar

Dari Abu Juhaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«لاَ آكُلُ مُتَّكِئًا» [صحيح البخاي]

“Aku tidak makan sambil bersandar”. [Sahih Bukhari]

3)      Tidak tengkurap.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ يَأْكُلَ الرَّجُلُ، وَهُوَ مُنْبَطِحٌ عَلَى وَجْهِهِ»

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang untuk makan dalam keadaan tidur tengkurap. [Sunan Ibnu Majah: Hasan]

4)      Duduk kecuali ada hajat.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

«أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم نَهَى أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا»

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang minum sambil berdiri”

Qatadah bertanya kepada Anas: Bagaimanan dengan makan?

Anas menjawab:

«ذَاكَ أَشَرُّ أَوْ أَخْبَثُ» [صحيح مسلم]

“Itu lebih buruk” [Sahih Muslim]

5)      Berwudhu sebelum makan ketika dalam keadaan junub.

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ جُنُبًا، فَأَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ يَنَامَ، تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ» [صحيح مسلم]

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika sedang junub dan beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu seperti wudhunya untuk shalat”. [Sahih Muslim]

6)      Memakan apa yang ada di dekatnya

Umar bin Abu Salamah radhiyallahu 'anhu berkata: Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai anak kecil, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu."

Maka seperti itulah cara makanku setelah itu. [Sahih Bukhari dan Muslim]

7)      Tidak langsung memakan dua potong atau dua biji saat makan berjama’ah

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

«نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْرُنَ الرَّجُلُ بَيْنَ التَّمْرَتَيْنِ جَمِيعًا، حَتَّى يَسْتَأْذِنَ أَصْحَابَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang makan dua biji kurma secara bersamaan sampai ia meminta izin kepada temannya. [Sahih Bukhari dan Muslim]

8)      Tidak mencela makanan

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلَّا تَرَكَهُ»

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sekalipun, jika ia suka ia makan, dan jika ia tidak suka ia tinggalkan. [Sahih Bukhari dan Muslim]

9)      Tidak meniup makanan dan minuman.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّفْخِ فِي الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ»

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup pada makanan dan minuman. [Musnad Ahmad: Sahih]

10)  Tidak bernafas dalam bejana ketika minum.

Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ [صحيح البخاري ومسلم]

“Jika seseorang dari kalian sedang minum, maka janganlah ia bernafas dalam bejana” [Sahih Bukhari dan Muslim]

11)  Makan dan minum dengan tangan kanan

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ» [صحيح مسلم]

“Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya, dan jika minum minumlah dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya” [Sahih Muslim]

12)  Memungut makanan yang jatuh

Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika selesai makan beliau menjilat tangannya tiga kali, dan bersabda:

«إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ»

“Jika makanan seseorang dari kalian jatuh maka pungutlah dan bersihkan kotoran yang menempel padanya kemudian makan, dan janganlah ia membiarkannya untuk setan”. [Sahih Muslim]

13)  Cuci tangan setelah makan dan berkumur-kumur

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ كَتِفَ شَاةٍ، فَمَضْمَضَ، وَغَسَلَ يَدَيْهِ، وَصَلَّى» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]

Sesungguhnyya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah makan paha kambing, beliau berkumur-kumur dan mencuci kedua tangannya, kemudian beliau shalat. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Lihat: Adab makan dalam IslamAdab minum dalam Islam

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Ramadhan bulan penuh rahmat - Perbanyak dzikir di bulan Ramadhan - Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...