بسم الله الرحمن الرحيم
Allah 'azza wajalla tidak menilai
seseorang dari dzahir amalannya
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
«إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ
يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ» وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ [صحيح
مسلم]
"Takwa itu ada di sini", beliau menunjuk dadanya dan mengucapkannya
sebanyak tiga kali. "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan
rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian". Seraya
mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau. [Shahih Muslim]
Menjaga hati agar
senantiasa ikhlas beramal karena Allah ta'aalaa
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan).
[Al-Bayyinah: 5]
Keutamaan ikhlas
Diantaranya:
1)
Ikhlas salah satu syarat
diterimanya ibadah.
Dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَا
يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ
وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]
"Seseungguhnya Allah tidak menerima
amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan
An-Nasa'iy: Shahih]
2)
Sempurnah keimanannya.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ
لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa
mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan
melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya." [Sunan Abu
Daud: Sahih]
3)
Membersihkan hati dari sifat iri
dan dengki.
Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" ثَلَاثٌ لَا
يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ،
وَالنَّصِيحَةُ لِوُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ
دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ " [سنن ابن
ماجه: صحيح]
“Tiga perkara dimana hati orang beriman
tidak akan berkhianat kepadanya: mengikhlaskan perbuatannya hanya karena Allah,
memberi nasihat kepada penguasa kaum muslimin dan bergabung dengan jamaah
(kelompok) mereka. Karena doa mereka akan selalu menyelimuti (meliputi) di
belakang mereka." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
4)
Konsisten dalam beramal.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{قُلْ
أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا
وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ} [البقرة: 139]
Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu hendak
berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan
kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami
dengan tulus mengabdikan diri. (Al-Baqarah: 139]
5)
Mendapatkan pertolongan.
Dari Sa’ad bin Abi
Waqqash radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّمَا
يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا، بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ
وَإِخْلَاصِهِمْ» [سنن النسائي: صحيح]
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini
dengan orang lemahnya, dengan doa mereka, salat mereka, dan keikhlasan
mereka." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (01) Ikhlash
Menjaga hati agar tidak
merasa bahwa Allah subhanah membutuhkan amalan kita
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُل لَّا تَمُنُّوا عَلَيَّ
إِسْلَامَكُم بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِن
كُنتُمْ صَادِقِينَ} [الحجرات: 17]
Mereka
merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah:
"Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu,
sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". [Al-Hujuraat: 17]
Ø
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam meriwayatkan dari Allah dalam sebuah hadits qudsi:
«يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ
وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا. يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا» [صحيح مسلم]
“Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang
pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin,
semuanya bertaqwa dengan sebaik-baik taqwa diantara kalian, itu semua tidak
akan menambah sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang
pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin,
semuanya jahat dengan sejahat-jahat diantara kalian, itu semua tidak akan mengurangi
sedikitpun kekuasaan-Ku". [Shahih Muslim]
Menjaga hati agar tidak
megharapkan dunia semata dalam beramal
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ
إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ
الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا
فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [هود: 15-16]
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka
di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan" .
[Huud: 15-16]
Ø Dari Ubay bin Ka'b radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ، وَالتَّمْكِينِ فِي
الْبِلَادِ، وَالنَّصْرِ، وَالرِّفْعَةِ فِي الدِّينِ، وَمَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ
بِعَمَلِ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا، فَلَيْسَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ " [مسند
أحمد: صحيح]
“Berilah
kabar gembira kepada umat ini dengan kemuliaan, kekuasaan di muka bumi,
pertologan, dan kehormatan dalam agama. Barangsiapa di antara mereka
mengerjakan amalan akhirat untuk keduniaan, maka di akhirat dia tidak akan
mendapatkan bagian." [Musnad Ahmad: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ
يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» يَعْنِي رِيحَهَا [سنن أبى
داود: صححه الألباني]
“Barangsiapa
yang menuntu ilmu yang seharusnya diniatkan demi Allah namun ia tidak
mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka ia tidak akan
mencium bau surga di hari kiamat". [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (37); Melakukan amal shaleh untuk kepentingan dunia semata adalah syirik
Menjaga hati agar tidak
sombong dengan amalan
Ibnu
'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallau 'alaihi
wasallam bersabda:
"ثلاثٌ مُهْلِكاتٌ، ... : فشحٌّ مطاعٌ،
وهوى مُتَّبَعٌ، وإعْجابُ المَرْءِ بِنَفْسِهِ" [صحيح الترغيب: حسن
لغيره]
"Tiga yang membinasakan: ... sifat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang
diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya". [Shahih At-Targiib:
Hasan ligairih]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ
أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ
الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ
يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي
أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ
لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ
رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ
كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ
الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ
“Ada
dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang
dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang
yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia
berkata, "Berhentilah!" Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya
berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah!" Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan
aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!?" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah
tidak akan mengampunimu!", atau "Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam
surga!" Allah kemudian
mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam.
Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu
dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan
masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli ibadah: "Bawalah ia ke
dalam neraka." [Sunan Abi Daud:Shahih]
Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Orang sombong tidak masuk surga
Menjaga hati saat beramal dengan merahasiakan
amalan
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ
وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ
عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ} [البقرة: 271]
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka
itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada
orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu. [Al-Baqarah:271]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ! وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ،
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ»
"Ada tujuh (golongan orang
beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah
naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali
naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya
dengan 'ibadah kepada Rab-nya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan
masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya
bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak
berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata,
"aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan
menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan
oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan
mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Sebab-sebab hati menjadi tenang - Sebab-sebab kelapangan hati - Nasehat Ibrahim bin Adham; Sepuluh penyebab hati mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...