بسم الله الرحمن الرحيم
Ayat pertama; Firman Allah ta’aalaa:
{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [المائدة: 2]
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. [Al-Maidah:2]
Penjelasan singkat ayat ini:
1.
Anjuran saling tolong menolong dalam kebaikan.
Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa yang menunjuki
seseorang pada suatu kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti pahala yang
melakukannya (atas petunjuknya)". [Shahih Muslim]
2.
Larangan saling tolong menolong dalam keburukan.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ
مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ
كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ
مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا»
"Barang siapa mengajak kepada
kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh
orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun." [Shahih Muslim]
Ayat kedua; Firman Allah ta’aalaa:
{وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي
خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ} [العصر: 1 - 3]
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-'Ashr: 1-3]
Imam Syafi’iy rahimahullah
berkata yang maknanya:
" إن الناس أو أكثرهم في غفلة عن تدبر
هذه السورة ".
“Sesungguhnya seluruh manusia atau
kebanyakan dari mereka lalai dari memikirkan surah ini”.
Beliau juga berkata:
" لَوْ مَا أَنْزَلَ اللهُ حُجَّةً
عَلَى خَلْقِهِ إِلا هَذِهِ السورة لكفتهم "
“Seandainya Allah tidak menurunkan hujjah
atas makhluknya kecuali surah ini maka itu sudah cukup".
Lihat penjelasan surah Al-‘Ashr pada: 4 kunci keberuntungan dunia akhirat
Hadits pertama:
1/177-عن أَبي عبدِ الرحمن زيدِ بن خالدٍ
الْجُهَنيِّ رضيَ اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم: " مَنْ جهَّزَ غَازِياً في سَبِيلِ اللَّه فَقَدْ غَزَا،
وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً في أَهْلِهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا " متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Abdirrahman Zaid bin Khalid
Al-Juhaniy radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda: "Barangsiapa yang mempersiapkan (perlengkapan) orang yang berperang di
jalan Allah berarti dia telah berperang (mendapat pahala berperang). Dan barang
siapa yang menjaga (menanggung urusan rumah) orang yang berperang di jalan
Allah dengan baik berarti dia telah berperang". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Hadits kedua:
2/178- وعن أَبِي سعيدٍ الخُدْرِيِّ
رضي اللَّه عنهُ؛ أَنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بَعَثَ بَعْثاً
إِلى بَني لِحيانَ مِنْ هُذَيْلٍ فقالَ: "لِيَنْبعِثْ مِنْ كُلِّ
رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا وَالأَجْرُ بَيْنَهُمَا" رواه مسلم.
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu;
Bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengirim utusan Bani Lahyan dari suku Hudzail, lalu
beliau bersabda: "Hendaknya setiap dua orang (dalam keluarga) keluar salah
satunya, sedangkan pahala antara keduanya sama." [Shahih Muslim]
Lihat hadits keempat
pada bab sebelumnya (20)
Hadits ketiga:
3/179-وعن ابنِ عباسٍ رضي اللَّه
عنهما أَنَّ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم لَقِيَ ركْباً بالرَّوْحَاءِ
فَقَالَ: "مَنِ الْقوْمُ؟" قالُوا: المُسْلِمُونَ، فَقَالُوا:
مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ: "رسولُ اللَّه"، فَرَفَعَتْ إِلَيْهِ
امْرَأَةٌ صَبِيًّا فَقَالَتْ: أَلَهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: "نَعمْ، وَلَكِ
أَجْرٌ"، رواه مسلم.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma; Bahwa Nabi ﷺ bertemu dengan
serombongan pengendara di Rauha`, lalu beliau bertanya, "Rombongan
siapakah kalian?" Mereka menjawab, "Kami rombongan kaum muslimin; dan
Anda siapa?" Beliau menjawab, "Aku adalah Rasulullah." Tiba-tiba
seorang wanita datang kepada beliau dengan menggendong anak kecil, kemudian ia
bertanya, "Wahai Rasulullah, sudah sahkah haji anak ini?" Beliau
menjawab, "Sah, dan kamu juga mendapatkan pahala." [Diriwayatkan oleh
Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2)
Melatih anak untuk beribadah sejak kecil.
Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ
سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا
بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ" [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Perintahkanlah anakmu shalat ketika mereka
berumu tujuh tahun, dan pukul mereka jika meninggalkan shalat ketika mereka
berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka". [Sunan Abi Daud:
Sahih]
Lihat: Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Shahih Bukhari; Bab (46) Puasa anak kecil
3)
Orang tua mendapatkan pahala dari ibadah anaknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا
مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ،
أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ " [صحيح مسلم]
"Jika seseorang meninggal
maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga; Sedekah jariah (manfaatnya
bertahan lama), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendo'akan
untuknya". [Sahih Muslim]
Lihat: Anak adalah anugrah dari Allah
Hadits keempat:
4/180- وَعَنْ أَبِي موسى الأَشْعَرِيِّ
رضيَ اللَّهُ عنه، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَنَّهُ قَالَ: "الخَازِنُ
المُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِي يُنَفِّذُ مَا أُمِرَ بِهِ، فَيُعْطِيهِ كَامِلاً
مَوفَّراً، طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ
أَحَدُ المُتَصَدِّقَيْنِ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu
‘anhu; dari Nabi ﷺ bersabda,
"Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan
tugasnya (dengan baik). Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya
dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya
(sedekah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk
salah satu dari yang bersedekah". [Muttafaqun ‘alaihi]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Musa Al-Asy’ariy Abdullah bin Qais radhiyallahu
‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Istri boleh bersedekah dengan harta suaminya dan
mendapatkan pahala.
'Aisyah radhiallahu'anha
berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا أَنْفَقَتِ
المَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ، كَانَ لَهَا أَجْرُهَا
بِمَا أَنْفَقَتْ، وَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا كَسَبَ، وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ
ذَلِكَ، لاَ يَنْقُصُ بَعْضُهُمْ أَجْرَ بَعْضٍ شَيْئًا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Apabila seorang wanita bersedekah
makanan (dari jerih payah) suaminya dan bukan bermaksud menimbulkan kerusakan,
maka baginya pahala atas apa yang diinfakkan, dan bagi suaminya pahala atas apa
yang diusahakannya. Demikian juga bagi seorang yang menjaga (makanan tersebut)".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Asma' radhiallahu'anha berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لِيَ مَالٌ
إِلَّا مَا أَدْخَلَ عَلَيَّ الزُّبَيْرُ، فَأَتَصَدَّقُ؟ قَالَ: «تَصَدَّقِي،
وَلاَ تُوعِي فَيُوعَى عَلَيْكِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki
harta kecuali apa yang diberikan oleh Az Zubair Apakah aku boleh bersedekah
dengannya?" Beliau menjawab, "Bershadaqalah dan jangan kamu tutup
rapat guci tempat menyimpan makanan itu, karena nanti Allah menutup
rezekimu". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Kecuali
jika suami tidak mengizinkan
Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu
‘anhu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah ﷺ dalam khotbahnya pada waktu haji Wada' beliau bersabda:
«لَا تُنْفِقُ امْرَأَةٌ شَيْئًا مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا إِلَّا
بِإِذْنِ زَوْجِهَا»، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الطَّعَامُ، قَالَ:
«ذَاكَ أَفْضَلُ أَمْوَالِنَا» [سنن الترمذي: حسن]
“Tidak boleh seorang wanita menginfakkan
sesuatu dari rumah suaminya kecuali atas seizinnya." Beliau ditanya, termasuk
makanan wahai Rasulullah? Beliau menjawab, "Itu merupakan harta kami yang
paling baik." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
Lihat: Rapor merah istri
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (20) Memberi petunjuk dalam kebaikan dan mengajak pada hidayah atau kesesatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...