بسم الله
الرحمن الرحيم
Ayat pertama, firman Allah ta’aalaa:
{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ
بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا
تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir? [Al-Baqarah: 44]
Buruknya sifat orang yang mengajak kepada kebaikan tapi
lupa terhadap dirinya sendiri.
Dari
Jundub bin Abdillah Al-Azdiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ
الْخَيْرَ ويَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ»
[المعجم الكبير للطبراني: صححه الألباني]
“Perumpamaan
orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada manusia dan melupakan dirinya,
seperti lampu yang menerangi untuk orang lain tapi membakar dirinya sendiri”.
[Al-Mu’jam Al-Kabiir: Shahih]
Ø
Dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" مَرَرْتُ لَيْلَةَ
أُسْرِيَ بِي عَلَى قَوْمٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ. قُلْتُ:
مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالُوا: خُطَبَاءُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا مِمَّنْ كَانُوا يَأْمُرُونَ
النَّاسَ بِالْبِرِّ ، وَيَنْسَوْنَ أَنْفُسَهُمْ، وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ، أَفَلَا
يَعْقِلُونَ " [مسند أحمد: صحيح]
"Pada
malam aku diangkat ke langit aku melewati suatu kaum sedang digunting bibirnya
dengan gunting dari api. Aku bertanya: Siapakah mereka? Malaikat menjawab:
Mereka adalah para khatib dari umatmu di dunia, mereka menyuruh orang lain
(mengerjakan) kebaktian, sedang mereka melupakan diri (kewajiban) mereka
sendiri, padahal mereka membaca Al-Qur'an? Maka tidakkah mereka berpikir?"
[Musnad Ahmad: Sahih]
Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki
Ayat kedua, firman Allah ta’aalaa:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ أَنْ
تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ} [الصف: 2 - 3]
Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.
[Ash-Shaff: 2 - 3]
Ilmu yang dimiliki akan dipertanggung-jawabkan di hadapan
Allah ta’aalaa
Dari
Abu Barzah Al-Aslamiy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ
يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ
فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ
جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Kedua
kaki seorang hamba tidak berajak dari tempatnya di hari kiamat sampai ia
ditanya tentang umurnya yang ia habiskan dengan melakukan apa, tentang ilmunya
apa yang ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapat dan ia nafkahkan untuk
apa, dan tentang jasadnya pada hal apa ia gunakan". [Sunan Tirmidzi:
Shahih]
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
Ayat ketiga, firman Allah ta’aalaa:
{قَالَ يَا قَوْمِ
أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا
حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا
بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ} [هود:
88]
Syu'aib
berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik
(patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu
(dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali
(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal
dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. [Huud: 88]
1)
Mengamalkan apa yang telah
diajarkan sesuai kemampuan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا
اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ} [التغابن: 16]
Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah
dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. [At-Tagabun: 16]
Ø Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوا
مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَدَعُوهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Bila kuperintahkan mengerjakan sesuatu,
laksanakanlah sebisa-bisanya, dan apabila kularang kalian mengerjakan sesuatu,
maka hentikanlah segera." [Shahih Bukhari dan Muslim]
2)
Menyampaikan ilmu sekalipun
belum bisa mengamalkannya.
Dari
Tsabit radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ
مِنَّا حَدِيثًا، فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى
مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Allah memberi cahaya pada wajah (atau
kenimatan) pada orang yang mendengar dariku suatu hadits kemudian ia
menghafalnya untuk ia sampaikan kepada orang lain. Karena bisa jadi seorang
yang menghafal suatu pemahaman (hadits) kemudian menyampaikannya kepada orang
yang lebih paham darinya, dan bisa jadi orang yang menghafal suatu pemahaman
(hadits) tapi ia tidak paham". [Sunan Abu Daud: Shahih]
3)
Berdo’a kepada Allah agar
diberi ilmu yang bermanfaat dan bisa ia amalkan.
Abu
Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering
membaca do'a ini
...
" اللَّهُمَّ انْفَعَنِيْ بِمَا
عَلَّمْتَنِيْ وَعَلِّمْنِيْ مَا يَنْفَعَنِيْ وَزِدْنِيْ عِلْمًا "
"Ya Allah .. berikanlah aku manfaat dari ilmu
yang telah Engkau ajarkan padaku, dan ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat
untukku, dan tambahkanlah aku ilmu." [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Ø Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا
نَافِعًا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ»
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu
ilmu yang bermanfaat, dan aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak
bermanfaat". [Sahih Ibnu Hibban]
Ø Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berkata: Ketika
salam dalam shalat subuh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا
نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا»
"Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal
yang diterima." [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
Hadits
Usamah bin Haritsah
198 - وعن أَبي زيد
أسامة بن حارثة رضي الله عنهما، قَالَ: سمعت رَسُول الله صلى الله عليه وسلم
يقول: «يُؤْتَى بالرَّجُلِ يَوْمَ القيَامَةِ فَيُلْقَى في النَّارِ،
فَتَنْدَلِقُ أقْتَابُ بَطْنِهِ فَيدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ في
الرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْه أهْلُ النَّارِ، فَيَقُولُونَ: يَا فُلانُ، مَا
لَكَ؟ أَلَمْ تَكُ تَأمُرُ بالمعْرُوفِ وَتنهَى عَنِ المُنْكَرِ؟ فَيقُولُ: بَلَى،
كُنْتُ آمُرُ بِالمَعْرُوفِ وَلا آتِيهِ، وأنْهَى عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ».
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Zayd Usamah bin Haritsah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Pada
hari kiamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam
neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan
seekor keledai yang berputar-putar menarik alat penggilingan. Maka penduduk
neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; "Wahai Fulan, apa yang
terjadi denganmu? Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat
ma'ruf dan melarang kami berbuat munkar?" Orang itu berkata; "Aku
memang memerintahkan kalian agar berbuat ma'ruf tapi aku sendiri tidak
melaksanakannya dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku
mengerjakannya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1.
Biografi Usamah bin Zayd bin Haritsah
radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Buruknya sifat orang yang tidak mengamalkan ilmunya,
diserupakan dengan hewan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{مَثَلُ الَّذِينَ
حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي
الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ} [الجمعة: 5]
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan
kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (tidak mengamalkan isinya)
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya
perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang zalim. [Al-Jumu’ah:5]
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ
آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
(175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ
يَلْهَثْ} [الأعراف: 175، 176]
Dan bacakanlah kepada mereka berita
orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi
Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia
diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk
orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan
menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika
kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). [Al-A’raaf: 175-176]
3.
Siksaan berat bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya.
Samrah bin Jundab radiyallahu
'anhu berkata; Sudah menjadi kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bila selesai melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada
kami lalu berkata: «مَنْ
رَأَى مِنْكُمُ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا؟» "Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi?”
Samrah bin Jundab berkata: Jika ada seorang
yang bermimpi maka orang itu akan menceritakan, saat itulah Beliau berkata: «مَا
شَاءَ اللَّهُ» "Atas kehendak Allah".
Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya
kepada kami: «هَلْ
رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا؟» "Apakah ada diantara kalian yang
bermimpi?".
Kami menjawab: "Tidak ada".
Beliau berkata:
«لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي
فَأَخَذَا بِيَدِي، فَأَخْرَجَانِي إِلَى الأَرْضِ المُقَدَّسَةِ، ... قَالاَ: انْطَلِقْ،
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ
عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ - أَوْ صَخْرَةٍ - فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ، فَإِذَا ضَرَبَهُ
تَدَهْدَهَ الحَجَرُ، فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ، فَلاَ يَرْجِعُ إِلَى هَذَا
حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ، فَعَادَ إِلَيْهِ، فَضَرَبَهُ،
قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالاَ: انْطَلِقْ ... قُلْتُ: طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ، فَأَخْبِرَانِي
عَمَّا رَأَيْتُ، قَالاَ: نَعَمْ، ... وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ
عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ،
يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ ... [صحيح البخاري]
"Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu
ada dua orang laki-laki yang mendatangiku kemudian keduanya memegang tanganku
lalu membawaku ke negeri yang disucikan, … (kemudian Rasulullah dibawa
berkeliling neraka) Kedua orang yang membawaku berkata:
"Berangkatlah". Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai kepada
seorang laki-laki yang sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada
laki-laki lain yang berdiri diatas kepalanya memegang batu atau batu besar
untuk menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala
orang itu, Maka orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak
berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu kembali utuh seperti semula,
kemudian dipukul lagi dengan batu hingga hancur. Aku bertanya: "Siapakah
orang ini?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah"… Aku berkata:
"Kalian telah membawa aku keliling malam ini maka terangkanlah tentang apa
yang aku sudah lihat tadi". Maka keduanya berkata: "Baiklah… Dan
adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah
diajarkan Al-Qur'an oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak
melaksanakan Al Qur'an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu
hingga hari qiyamat. [Sahih Bukhari]
4.
Hukuman di neraka sesuai dengan perbuatan selama di dunia.
Karena di dunia orang yang tidak
mengamalkan ilmunya seperti keledai yang membawa buku, maka di akhirat dihukum
seperti keledai yang memutar penggilingan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَهُوَ فِي نَارِ
جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ تَحَسَّى
سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ،
فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا
مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa menjatuhkan diri dari
gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka
jahanam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak
racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya,
dan ia akan menegaknya di neraka jahanam, ia kekal serta abadi di dalamnya
selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan)
besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke
perutnya di neraka jahanam, ia kekal dan abadi di dalamnya
selama-lamanya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
5.
Penduduk neraka saling mengenal satu sama lain sebagaimana
di dunia.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَإِذَا جَاءَتِ الصَّاخَّةُ (33) يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ
أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ
امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ} [عبس: 33 - 37]
Dan apabila datang suara yang memekakkan
(tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka
pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. ['Abasa: 33 - 37]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...