بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Ibnu
'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda kepada seseorang yang beliau nasehati:
«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ
قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ،
وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ»
"Manfaatkanlah lima hal sebelum datang lima hal: Masa mudamu sebelum masa
tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, saat kayamu sebelum miskinmu, kesempatanmu
sebelum kesibukanmu, dan hidupmu sebelum matimu". [Al-Mustadarak karya
Al-Hakim: Shahih]
Ø
Dari ‘Amr bin Maemun Al-Audiy (w.74H) rahimahullah;
Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada seseorang:
"
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ
شَغْلِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ
قَبْلَ سَقَمِكَ " [مصنف ابن أبي
شيبة: مرسلا]
“Manfaatkanlah
lima hal sebelum datang lima hal: Hidupmu sebelum matimu, kesempatanmu sebelum
kesibukanmu, saat kayamu sebelum miskinmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan
kesehatanmu sebelum sakitmu". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Mursal]
Ø
Gunaim bin Qais Al-Maziniy (w.90H) rahimahullah berkata:
"
كُنَّا نَتَوَاعَظُ فِي أَوَّلِ الْإِسْلَامِ: ابْنَ آدَمَ، اعْمَلْ فِي فَرَاغِكَ
قَبْلَ شُغْلِكَ، وَفِي شَبَابِكَ لِكِبَرِكَ، وَفِي صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَفِي
دُنْيَاكَ لِآخِرَتِكَ، وَفِي حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ " [مسند ابن الجعد]
“Dahulu
kami salaing menasehati pada awal Islam: Wahai anak cucu Adam, beramallah di
masa luangmu sebelum datang kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, waktu
sehatmu sebelum sakitmu, waktumu di dunia sebelum akhiratmu, dan di masa
hidupmu sebelum matimu”. [Musnad Ibnu Al-Ja’d]
Allah 'azza wajalla memberi nikmat
untuk dimanfaatkan dengan baik.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ} [البقرة: 172]
Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah.
[Al-Baqarah:172]
{فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [النحل: 114]
Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu;
Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. [An-Nahl:114]
{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي
أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ
نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ} [الأعراف: 32]
Katakanlah:
"Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi
orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di
hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang
yang mengetahui. [Al-A'raf:
32]
Keadaan selalu berubah.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ} [آل
عمران: 140]
Dan
masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran).
[Ali 'Imran: 140]
5 nikmat Allah 'azza wajalla yang harus dimanfaatkan dengan baik:
Pertama: Manfaatkan masa
muda sebelum masa tua.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ؛ إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي
عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ،
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ،
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ
اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ
شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ
عَيْنَاهُ»
"Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan
(perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika
tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang
pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Allah, seorang
laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling
mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena
Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya
lagi cantik lalu dia berkata, "Aku takut kepada Allah", seorang yang
bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir
kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah
karena menangis". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Kedua: Manfaatkan
kesehatan sebelum sakit.
Dari 'Ubaidillah
bin Mihshan Al-Khathmiy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa salam bersabda:
«مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ
عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا»
"Barangsiapa di antara kalian di pagi hari merasa aman di tengah-tengah
keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya,
maka seakan-akan dunia telah dikumpulkan untuknya." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Jika memanfaatkan waktu sehat
dengan ibadah maka ketika sakit akan dicatat semua ibadah yang pernah ia
lakukan
Dari Abu
Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ،
كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا» [صحيح البخاري]
"Jika seorang hamba sakit atau bepergian (dan
tidak bisa melaksanakan ibadah rutinnya), maka ditulis baginya pahala seperti
ketika dia beramal saat muqim dan dalam keadaan sehat". [Sahih Bukhari]
Ketiga: Manfaatkan
kekayaan sebelum miskin.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا
رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ
لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون} [المنافقون: 9 - 11]
Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami
berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan
Aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan
Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan. [Al-Munafiquun: 9-11]
Ø Abdullah bin
Asy-Syikhir radhiyallahul
'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
beliau tengah membaca:
{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1]
Bermegah-megahan
telah melalaikanmu.
[At-Takaatsur: 1]
Beliau
bersabda:
" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا
ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ
فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ " [صحيح مسلم]
"Anak cucu Adam berkata: 'Hartaku, hartaku'." Beliau meneruskan:
"Hartamu wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau
habiskan, yang kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau
habiskan." [Shahih Muslim]
Ø
Abu Hurairah
radhiallahu'anhu berkata: Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أَنْ
تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ، تَأْمُلُ الغِنَى، وَتَخْشَى الفَقْرَ، وَلاَ
تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ
كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
Wahai
Rasulullah, shadaqah mana yang lebih utama?" Beliau menjawab, "Kamu
bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan rakus (membutuhkan), kamu
berangan-angan jadi orang kaya dan takut menjadi faqir. Maka janganlah kamu
menunda-nundanya hingga ketika nyawamu berada di tenggorakannmu (kamu baru mau
bershadaqah), lalu kamu berkata untuk si fulan segini dan si fulan segini
padahal harta itu telah menjadi milik si fulan". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Keempat: Manfaatkan
kesempatan (waktu luang) sebelum sibuk.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ} [الشرح: 7]
Maka
apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain).
[Asy-Syarh: 7]
Ø Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ: الصِّحَّةُ
وَالْفَرَاغُ»
"Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah
kesehatan dan waktu luang." [Shahih Bukhari]
Kelima: Manfaatkan
hidup sebelum mati.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ
قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا
إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا} [المؤمنون: 99، 100]
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir
itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:
"Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia), Agar Aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang Telah Aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. [Al-Mu'minuun: 99-100]
Ø Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
" أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا
مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ
مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا
مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ
عَنِ النَّاسِ " [حلية الأولياء: حسنه الألباني]
Jibril 'alaihissalam mendatangiku
dan berkata: "Wahai Muhammad hiduplah sesukamu karena pasti kamu akan mati
juga, cintai yang kamu mau karena kamu akan meninggalkannya juga, lakukan apa
yang kamu mau karena kamu akan mendapat balasannya", kemudian berkata
lagi: "Ya Muhammad .. kemuliaan seorang mukmin adalah salatnya di malam
hari, dan keagungannya dengan merasa cukup dari bantuan manusia".
[Hilyatul auliyaa': Hasan]
Ø Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma berkata:
«إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ
فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ
لِمَوْتِكَ»
'Bila kamu berada di sore hari,
maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi
hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum
sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.' [Shahih Bukhari]
Jangan sampai menyesal.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ
قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُون} [مريم:
39]
“Dan berilah mereka peringatan tentang hari
penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. dan mereka dalam
kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." [Maryam:39]
Lihat: Jangan sampai menyesal
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Zainab binti Jahsy; Maksiat sebab kebinasaan - Hadits Ibnu Umar; Sebab kehinaan umat Islam dan solusinya - Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...