Sabtu, 23 Desember 2023

Hadits Zainab binti Jahsy; Maksiat sebab kebinasaan

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Zainab bint Jahsy radhiyallahu 'anha;

أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، دَخَلَ عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ: «لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ اليَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ» وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا، قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ: «نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ»

Rasulullah datang kepadanya dalam keadaan kaget dan berkata: "Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, celakalah orang Arab dari keburukan yang sudah dekat, telah dibuka hari ini dinding yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj seperti ini". Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan telunjuk. Zainab bertanya: Ya Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal diantara kami ada orang-orang yang salih? Rasulullah menjawab: "Iya, jika keburukan (maksiat) sudah banyak". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (23) Amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran), hadits 6 - 14

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsy bin Riab, Ummul Hakam Al-Asadiyah radhiyallahu ‘anha.

Ibnunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib bibi Rasulullah . Ia dinikahi pada tahun 3 hijriyah, ketika turun firman Allah ta’aalaa:

{فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا} [الأحزاب: 37]

Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab). [Al-Ahzab: 37]

Zainab binti Jahsy membanggakan dirinya di antra para Istri Rasulullah dengan berkata:

"إِنَّ اللَّهَ أَنْكَحَنِي فِي السَّمَاءِ"

“Sesungguhnya Allah mengawinkanku (dengan Rasulullah ) di atas langit”.

Ø  Dalam riwayat lain:

"زَوَّجَكُنَّ أَهَالِيكُنَّ، وَزَوَّجَنِي اللَّهُ تَعَالَى مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَوَاتٍ"

“Kalian dikawinkan dengan Rasulullah oleh keluarga kalian, sedangkan aku dikawinkan oleh Allah di atas langit yang tujuh”. [Shahih Bukhari]

Ia adalah istri Nabi yang lebih dahulu wafat setelah wafatnya Nabi , wafat tahun 20 hijriyah dan dishalati oleh Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan istri Rasulullah

2)      Mengucapkan “Lailaha illallah” ketika mendapati sesuatu yang buruk.

'Aisyah radhiallahu'anha mengatakan; Di depan Rasulullah ada kantong kulit atau bejana berisi air, lantas beliau masukkan kedua tangannya dalam air dan beliau usap wajahnya dengan keduanya dan beliau ucapkan:

«لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ»

"Laa-ilaaha-illallah, sungguh kematian diriingi sekarat, sungguh kematian diriingi sekarat" kemudian beliau julurkan tangannya dan berseru, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku Yang Tertinggi" hingga akhirnya beliau wafat dan tangannya dalam keadaan miring. [Shahih Bukhari]

3)      Rasulullah khawatir terhadap umatnya ketika datang hari kiamat.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ»

"Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat tiba." [Musnad Ahmad: Hasan]

4)      Kenapa Rasulullah mengkhususkan penyebutan orang Arab?

Al-Kirmaniy rahimahullah berkata:

"إنّما خُصّصَ بهِم لأنّ مُعظمَ مُفسدتِهم راجعٌ إليهم" [الكواكب الدراري في شرح صحيح البخاري]

“Dikhususkan penyebutan mereka karena kebanyakan yang merusak mereka itu disebabkan karena mereka sendiri”. [Al-Kawakib Ad-Darariy fii syarhi shahih Al-Bukhari]

5)      Kisah Ya’juj dan Ma’juj.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا (93) قَالُوا يَاذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا} [الكهف: 93-99]

Hingga ketika dia (Zulkarnain) sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya. [Al-Kahf: 93-99]

{حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ} [الأنبياء: 96، 97]

Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), ”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim.” [Al-Anbiya': 96-97]

Ø  Dari Abu Sa’id Al-Khduriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: " يَا آدَمُ، فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ، قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟، قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ، فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى، وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَيُّنَا ذَلِكَ الوَاحِدُ؟ قَالَ: «أَبْشِرُوا، فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا»

"Allah berfirman, 'Wahai Adam!' Adam menjawab: 'Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, dan seluruh kebaikan di tangan-Mu" Allah melanjutkan, 'Datangkan utusan-utusan neraka!' Adam bertanya, 'Apa itu utusan neraka?' Allah menjawab, 'Setiap seribu orang (dari keturunanmu), datangkan sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.' Dan ketika itulah (hari kiamat) anak kecil menjadi beruban karenanya, dan setiap orang yang hamil melahirkan bayinya, dan kau lihat manusia mabuk padahal sejatinya mereka tidak mabuk, hanya karena siksa Alalh sedemikian dahsyatnya'." Yang demikian menjadikan mereka gusar, sehingga para sahabat bertanya-tanya, 'Wahai Rasulullah, siapa diantara kami yang satu itu (yang selamat)?' Nabi menjawab, "Tenanglah kalian, sebab satu dari kalian berbanding seribu dari Ya`juj dan Ma`juj." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari An-Nawwas bin Sam'aan radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda: .. (setelah Nabi Isa membunuh Dajjal) Allah mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam:

«إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي، لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ! وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ! وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ، فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya aku telah mengeluarkan satu kelompok makhluk-Ku, tidak ada seorang pun yang mampu melawan mereka, maka bawalah hamba-hambaku berlindung ke bukit Thuur". Kemudian Allah mengeluarkan Ya'juuj dan Ma'juuj, mereka memasuki semua tempat dengan cepat. Lalu rombongan pertama mereka melewati danau Thabariya (di Syam) dan mereka meminum airnya. Kemudian rombongan terakhir yang lewat berkata: Di danau ini dulu pernah ada air. Dan Nabi Allah Isa dan sahabatnya terkurung, sampai kepala kerbau seorang dari mereka lebih baik dari pada 100 dinar seorang dari kalian hari ini. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya berdo'a kepada Allah, maka Allah mengutus kepada Ya'juj dan Ma'juuj ulat (yang biasa ada di hidung unta atau kambing) pada leher mereka, kemudian mereka binasa secara serentak. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya turun ke bumi (dari bukit), dan mereka tidak mendapati sejengkal tanah pun kecuali dipenuhi oleh darah dan bangkai mereka. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya memohon kepada Allah, maka Allah mengutus burung seperti leher unta dan mengangkut bangkai mereka dan membuangnya di tempat yang Allah kehendaki. [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ لَيَحْفِرُونَ السَّدَّ كُلَّ يَوْمٍ، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ، قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا، فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ كَأَشَدِّ مَا كَانَ، حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ مُدَّتُهُمْ، وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ، حَفَرُوا، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ، قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا، إِنْ شَاءَ اللَّهُ، وَيَسْتَثْنِي، فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ وَهُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ، فَيَحْفِرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ، فَيُنَشِّفُونَ الْمِيَاهَ، وَيَتَحَصَّنَ النَّاسُ مِنْهُمْ فِي حُصُونِهِمْ، فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ وَعَلَيْهَا كَهَيْئَةِ الدَّمِ، فَيَقُولُونَ: قَهَرْنَا أَهْلَ الْأَرْضِ، وَعَلَوْنَا أَهْلَ السَّمَاءِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ فَيَقْتُلُهُمْ بِهَا " فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ لَتَسْمَنُ وَتَشْكُرُ شُكْرًا مِنْ لُحُومِهِمْ وَدِمَائِهِمْ»

"Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj senantiasa melubangi dinding yang mengurung mereka pada setiap harinya, hingga ketika mereka hampir melihat cahaya matahari ia berkata kepada pengikutnya, 'Pulanglah dan kita lanjutkan besok.' lalu mereka kembali dan mendapatinya lebih tebal dari yang sebelumnya, hingga ketika telah sampai waktu mereka dan Allah berkehendak untuk melepaskan mereka pada manusia, maka mereka melubanginya lagi hingga mereka hampir melihat cahaya matahari, ia berkata kepada mereka, 'Kembalilah dan kita lanjutkan besok jika Allah menghendaki.' ia mengucapkan istitsna' (ucapan insya Allah), lalu mereka kembali lagi dan mendapatinya seperti yang mereka tinggalkan sebelumnya. Mereka kemudian melubanginya dan keluar kepada manusia, mereka lalu mengeringkan perairan sehingga manusia pun berlindung dari mereka di benteng-benteng, mereka kemudian melepaskan anak panah mereka ke atas langit lalu kembali kepada mereka, sedangkan diujungnya terdapat bekas darah, akhirnya mereka pun berkata, 'Kita telah menguasai penduduk bumi dan mengalahkan penduduk langit.' kemudian Allah mengutus rayap sehingga masuk ke dalam tengkuk tengku mereka dan membunuhnya," Rasulullah bersabda, "Demi Dzaat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sungguh hewan-hewan melata di bumi menjadi gemuk dan bersyukur karena banyak memakan daging dan darah mereka." [Musnad Ahmad: Shahih]

6)      Maksiat adalah sebab kebinasaan.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ} [الأنعام: 6]

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. [Al-An'am:6]

Ø  Dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; Rasulullah bersabda:

«لَنْ يَهْلَكَ النَّاسُ حَتَّى يَعْذِرُوا، أَوْ يُعْذِرُوا مِنْ أَنْفُسِهِمْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Manusia tidak akan binasa sampai mereka banyak melakukan dosa". [Sunan Abu Dawud: Shahih]

Lihat: Akibat Maksiat

7)      Diantara bentuk maksiat yang menyebabkan kebinasaan.

Pertama: Menyekutukan Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا} [الكهف: 59]

Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. [Al-Kahfi:59]

Lihat: Awas ada syirik ! 

Kedua: Menyelisihi sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" إِنَّ لِكُلِّ عَابِدٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَإِمَّا إِلَى سُنَّةٍ، وَإِمَّا إِلَى بِدْعَةٍ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ، فَقَدِ اهْتَدَى، وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]

“Setiap amalan itu punya waktu semangat, dan semua waktu semangat punya waktu lemah (bosan). Maka barangsiapa yang memanfaatkan waktu bosannya pada sunnahku maka ia telah mendapat hidayah, dan barangsiapa yang memanfaatkan waktu bosannya pada selain itu maka ia telah binasa”. [Musnad Ahmad: Shahih]

Ketiga: Dosa besar.

Seorang wanita mencuri di zaman Rasulullah saat perang Fathu Makkah, maka kaumnya takut dan mendatangi Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu untuk meminta syafa’at, ketika Usamah memintakannya ampunan, wajah Rasulullah berubah warna dan bersabda:

«أَتُكَلِّمُنِي فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ»

“Engkau memintakan ampunan pada salah satu hukuman dari hukuman Allah?”

Usamah berkata: Mintakanlah ampu untukku ya Rasulullah!

Kemudian keesokan harinya Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri berkhutbah, maka ia memuji Allah sebagaimana mestinya kemudian bersabda:

" أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ النَّاسَ قَبْلَكُمْ: أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الحَدَّ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا " [صحيح البخاري]

“Amma ba’du, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka jika orang yang mulia dari mereka mencuri mereka biarkan dan jika orang lemah dari mereka yang mencuri mereka menjalankan hukuman. Demi Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri maka aku akan memotong tangannya”. [Shahih Bukhari]

Keempat: Meremehkan dosa kecil.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ " وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلًا: كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا أَرْضَ فَلَاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ، فَيَجِيءُ بِالْعُودِ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا، فَأَجَّجُوا نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا [مسند أحمد: صحيح]

“Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada seseorang sampai membinasakannya”. Kemudian Rasulullah mengambil satu perumpamaan seperti suatu kaum yang singgah di padang yang tandus kemudian tiba waktu makan mereka maka setiap orang pergi mancari kayu bakar, seorang datang dengan ranting dan yang lain juga membawa ranting sampai mereka mengumpulkan ranting yang banyak kemudian mereka membuat api yang sangat besar dan membakar apa yang mereka akan makan. [Musnad Ahmad: Hasan]

Kelima: Perselisihan dan perpecahan.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar seseorang membaca satu ayat dan aku telah mendengar Rasulullah membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada Rasulullah dan menceritakannya, dan aku melihat raut muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda:

«كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]

"Kalian berdua sudah betul, dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih dan akhirnya mereka binasa". [Shahih Bukhari]

Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan

8)      Musibah yang disebabkan oleh keburukan akan menimpa orang-orang shalih.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [الأنفال: 25]

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. [Al-Anfaal: 25]

Ø  Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya manusia jika mereka melihat seorang dzalim kemudian mereka tidak mencegahnya (menasehatinya) maka sebentar lagi Allah akan mendatangkan hukuman darinya secara umum". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

9)      Keselamatan tidak bisa diraih tanpa kebersamaan.

Lihat: Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Ibnu Umar; Sebab kehinaan umat Islam dan solusinya - Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara” - Hadits tentang sebab kebinasaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...