بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Zainab bint Jahsy radhiyallahu
'anha;
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، دَخَلَ عَلَيْهَا
فَزِعًا يَقُولُ: «لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ
اقْتَرَبَ، فُتِحَ اليَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ»
وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا، قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ
جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟ قَالَ:
«نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ»
Rasulullah ﷺ datang kepadanya dalam keadaan kaget dan berkata: "Tiada
Ilah yang berhak disembah selain Allah, celakalah orang Arab dari keburukan
yang sudah dekat, telah dibuka hari ini dinding yang mengurung Ya'juj dan
Ma'juj seperti ini". Rasulullah ﷺ melingkarkan ibu jarinya dengan telunjuk.
Zainab bertanya: Ya Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal diantara
kami ada orang-orang yang salih? Rasulullah ﷺ menjawab: "Iya, jika
keburukan (maksiat) sudah banyak". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Biografi Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsy bin Riab, Ummul
Hakam Al-Asadiyah radhiyallahu ‘anha.
Ibnunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib
bibi Rasulullah ﷺ. Ia dinikahi pada tahun 3 hijriyah, ketika turun firman Allah ta’aalaa:
{فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ
مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا} [الأحزاب: 37]
Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan
terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab). [Al-Ahzab: 37]
Zainab binti Jahsy membanggakan dirinya di antra para Istri
Rasulullah dengan berkata:
"إِنَّ اللَّهَ أَنْكَحَنِي فِي السَّمَاءِ"
“Sesungguhnya Allah
mengawinkanku (dengan Rasulullah ﷺ) di atas langit”.
Ø Dalam riwayat lain:
"زَوَّجَكُنَّ أَهَالِيكُنَّ،
وَزَوَّجَنِي اللَّهُ تَعَالَى مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَوَاتٍ"
“Kalian dikawinkan dengan
Rasulullah oleh keluarga kalian, sedangkan aku dikawinkan oleh Allah di atas
langit yang tujuh”. [Shahih Bukhari]
Ia adalah istri Nabi yang lebih dahulu wafat
setelah wafatnya Nabi ﷺ, wafat tahun 20 hijriyah dan
dishalati oleh Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Keistimewaan istri Rasulullah
2)
Mengucapkan “Lailaha illallah” ketika mendapati
sesuatu yang buruk.
'Aisyah radhiallahu'anha
mengatakan; Di depan Rasulullah ﷺ ada kantong kulit
atau bejana berisi air, lantas beliau masukkan kedua tangannya dalam air dan
beliau usap wajahnya dengan keduanya dan beliau ucapkan:
«لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ»
"Laa-ilaaha-illallah, sungguh
kematian diriingi sekarat, sungguh kematian diriingi sekarat" kemudian
beliau julurkan tangannya dan berseru, "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan
kekasihku Yang Tertinggi" hingga akhirnya beliau wafat dan tangannya dalam
keadaan miring. [Shahih Bukhari]
3)
Rasulullah ﷺ khawatir terhadap umatnya ketika datang
hari kiamat.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ
أَحْيَاءٌ»
"Sesungguhnya, termasuk
sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat
tiba." [Musnad Ahmad: Hasan]
4)
Kenapa Rasulullah ﷺ mengkhususkan penyebutan orang Arab?
Al-Kirmaniy rahimahullah berkata:
"إنّما خُصّصَ بهِم
لأنّ مُعظمَ مُفسدتِهم راجعٌ إليهم" [الكواكب
الدراري في شرح صحيح البخاري]
“Dikhususkan penyebutan mereka karena
kebanyakan yang merusak mereka itu disebabkan karena mereka sendiri”.
[Al-Kawakib Ad-Darariy fii syarhi shahih Al-Bukhari]
5)
Kisah Ya’juj dan Ma’juj.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{حَتَّى إِذَا بَلَغَ بَيْنَ
السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا
(93) قَالُوا يَاذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي
الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَى أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمْ سَدًّا (94) قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي
بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آتُونِي زُبَرَ
الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى
إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا
اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا
رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ
وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا} [الكهف:
93-99]
Hingga ketika dia (Zulkarnain) sampai di antara
dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir
tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj
dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami
membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan
mereka?” Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah
dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku
dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan
mereka. Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu
telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain)
berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti)
api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke
atasnya (besi panas itu).” Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat
mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. Dia (Zulkarnain) berkata,
“(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah
datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” Dan pada
hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan
yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka
semuanya. [Al-Kahf: 93-99]
{حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ
يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ
الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا
يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ} [الأنبياء: 96، 97]
Hingga apabila
(tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah
dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata),
”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami
benar-benar orang yang zalim.”
[Al-Anbiya': 96-97]
Ø Dari Abu Sa’id Al-Khduriy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: " يَا آدَمُ، فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ،
وَالخَيْرُ فِي يَدَيْكَ، فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ، قَالَ: وَمَا
بَعْثُ النَّارِ؟، قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً
وَتِسْعِينَ، فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ، وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ
حَمْلَهَا، وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى، وَلَكِنَّ عَذَابَ
اللَّهِ شَدِيدٌ" قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَأَيُّنَا ذَلِكَ
الوَاحِدُ؟ قَالَ: «أَبْشِرُوا، فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ أَلْفًا»
"Allah berfirman, 'Wahai
Adam!' Adam menjawab: 'Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, dan seluruh kebaikan
di tangan-Mu" Allah melanjutkan, 'Datangkan utusan-utusan neraka!' Adam
bertanya, 'Apa itu utusan neraka?' Allah menjawab, 'Setiap seribu orang (dari
keturunanmu), datangkan sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang.' Dan
ketika itulah (hari kiamat) anak kecil menjadi beruban karenanya, dan setiap
orang yang hamil melahirkan bayinya, dan kau lihat manusia mabuk padahal
sejatinya mereka tidak mabuk, hanya karena siksa Alalh sedemikian dahsyatnya'."
Yang demikian menjadikan mereka gusar, sehingga para sahabat bertanya-tanya,
'Wahai Rasulullah, siapa diantara kami yang satu itu (yang selamat)?' Nabi
menjawab, "Tenanglah kalian, sebab satu dari kalian berbanding seribu dari
Ya`juj dan Ma`juj." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari An-Nawwas bin Sam'aan radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda: .. (setelah Nabi Isa membunuh Dajjal) Allah
mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam:
«إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي، لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ
بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ! وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ
عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ
فَيَقُولُونَ: لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ! وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى
وَأَصْحَابُهُ، حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ
مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى
وَأَصْحَابُهُ، فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ،
فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ
عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ
شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى
وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ، فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ
فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya aku telah mengeluarkan
satu kelompok makhluk-Ku, tidak ada seorang pun yang mampu melawan mereka, maka
bawalah hamba-hambaku berlindung ke bukit Thuur". Kemudian Allah
mengeluarkan Ya'juuj dan Ma'juuj, mereka memasuki semua tempat dengan cepat.
Lalu rombongan pertama mereka melewati danau Thabariya (di Syam) dan mereka
meminum airnya. Kemudian rombongan terakhir yang lewat berkata: Di danau ini
dulu pernah ada air. Dan Nabi Allah Isa dan sahabatnya terkurung, sampai kepala
kerbau seorang dari mereka lebih baik dari pada 100 dinar seorang dari kalian
hari ini. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya berdo'a kepada Allah, maka
Allah mengutus kepada Ya'juj dan Ma'juuj ulat (yang biasa ada di hidung unta
atau kambing) pada leher mereka, kemudian mereka binasa secara serentak.
Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya turun ke bumi (dari bukit), dan mereka
tidak mendapati sejengkal tanah pun kecuali dipenuhi oleh darah dan bangkai
mereka. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya memohon kepada Allah, maka Allah
mengutus burung seperti leher unta dan mengangkut bangkai mereka dan membuangnya
di tempat yang Allah kehendaki. [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ لَيَحْفِرُونَ السَّدَّ كُلَّ يَوْمٍ، حَتَّى إِذَا كَادُوا يَرَوْنَ
شُعَاعَ الشَّمْسِ، قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا،
فَيَعُودُونَ إِلَيْهِ كَأَشَدِّ مَا كَانَ، حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ مُدَّتُهُمْ،
وَأَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ، حَفَرُوا، حَتَّى إِذَا
كَادُوا يَرَوْنَ شُعَاعَ الشَّمْسِ، قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا
فَسَتَحْفِرُونَهُ غَدًا، إِنْ شَاءَ اللَّهُ، وَيَسْتَثْنِي، فَيَعُودُونَ
إِلَيْهِ وَهُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ، فَيَحْفِرُونَهُ وَيَخْرُجُونَ
عَلَى النَّاسِ، فَيُنَشِّفُونَ الْمِيَاهَ، وَيَتَحَصَّنَ النَّاسُ مِنْهُمْ فِي
حُصُونِهِمْ، فَيَرْمُونَ بِسِهَامِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ، فَتَرْجِعُ وَعَلَيْهَا
كَهَيْئَةِ الدَّمِ، فَيَقُولُونَ: قَهَرْنَا أَهْلَ الْأَرْضِ، وَعَلَوْنَا
أَهْلَ السَّمَاءِ، فَيَبْعَثُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ نَغَفًا فِي أَقْفَائِهِمْ
فَيَقْتُلُهُمْ بِهَا " فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «وَالَّذِي نَفْسُ
مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ دَوَابَّ الْأَرْضِ لَتَسْمَنُ وَتَشْكُرُ شُكْرًا مِنْ
لُحُومِهِمْ وَدِمَائِهِمْ»
"Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj
senantiasa melubangi dinding yang mengurung mereka pada setiap harinya, hingga
ketika mereka hampir melihat cahaya matahari ia berkata kepada pengikutnya,
'Pulanglah dan kita lanjutkan besok.' lalu mereka kembali dan mendapatinya
lebih tebal dari yang sebelumnya, hingga ketika telah sampai waktu mereka dan
Allah berkehendak untuk melepaskan mereka pada manusia, maka mereka
melubanginya lagi hingga mereka hampir melihat cahaya matahari, ia berkata
kepada mereka, 'Kembalilah dan kita lanjutkan besok jika Allah menghendaki.' ia
mengucapkan istitsna' (ucapan insya Allah), lalu mereka kembali lagi dan
mendapatinya seperti yang mereka tinggalkan sebelumnya. Mereka kemudian
melubanginya dan keluar kepada manusia, mereka lalu mengeringkan perairan
sehingga manusia pun berlindung dari mereka di benteng-benteng, mereka kemudian
melepaskan anak panah mereka ke atas langit lalu kembali kepada mereka,
sedangkan diujungnya terdapat bekas darah, akhirnya mereka pun berkata, 'Kita
telah menguasai penduduk bumi dan mengalahkan penduduk langit.' kemudian Allah
mengutus rayap sehingga masuk ke dalam tengkuk tengku mereka dan membunuhnya," Rasulullah ﷺ bersabda, "Demi
Dzaat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sungguh hewan-hewan melata
di bumi menjadi gemuk dan bersyukur karena banyak memakan daging dan darah
mereka." [Musnad Ahmad: Shahih]
6)
Maksiat adalah sebab kebinasaan.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{أَلَمْ
يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ
مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا
الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا
مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ} [الأنعام: 6]
Apakah
mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan
sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah kami berikan kepadamu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa
mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. [Al-An'am:6]
Ø Dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَنْ يَهْلَكَ النَّاسُ حَتَّى يَعْذِرُوا، أَوْ يُعْذِرُوا مِنْ
أَنْفُسِهِمْ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Manusia tidak akan binasa
sampai mereka banyak melakukan dosa". [Sunan Abu Dawud: Shahih]
Lihat: Akibat Maksiat
7)
Diantara bentuk maksiat yang menyebabkan kebinasaan.
Pertama: Menyekutukan Allah ‘azza wajalla.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَتِلْكَ
الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا} [الكهف: 59]
Dan
(penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim,
dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka. [Al-Kahfi:59]
Kedua: Menyelisihi sunnah Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
إِنَّ لِكُلِّ عَابِدٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَإِمَّا إِلَى سُنَّةٍ،
وَإِمَّا إِلَى بِدْعَةٍ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ، فَقَدِ اهْتَدَى،
وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ " [مسند أحمد: صحيح]
“Setiap amalan itu punya waktu semangat, dan semua
waktu semangat punya waktu lemah (bosan). Maka barangsiapa yang memanfaatkan
waktu bosannya pada sunnahku maka ia telah mendapat hidayah, dan barangsiapa
yang memanfaatkan waktu bosannya pada selain itu maka ia telah binasa”. [Musnad
Ahmad: Shahih]
Ketiga: Dosa besar.
Seorang wanita mencuri di zaman Rasulullah ﷺ saat perang Fathu
Makkah, maka kaumnya takut dan mendatangi Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhu untuk meminta
syafa’at, ketika Usamah memintakannya ampunan, wajah Rasulullah ﷺ berubah warna dan
bersabda:
«أَتُكَلِّمُنِي
فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ»
“Engkau memintakan ampunan pada salah satu hukuman
dari hukuman Allah?”
Usamah berkata: Mintakanlah ampu untukku ya
Rasulullah!
Kemudian keesokan harinya Rasullah shallallahu
'alaihi wa sallam berdiri berkhutbah, maka ia memuji Allah sebagaimana mestinya kemudian
bersabda:
"
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ النَّاسَ قَبْلَكُمْ: أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا
سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا
عَلَيْهِ الحَدَّ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ
مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا " [صحيح البخاري]
“Amma ba’du, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum
kalian adalah karena mereka jika orang yang mulia dari mereka mencuri mereka
biarkan dan jika orang lemah dari mereka yang mencuri mereka menjalankan
hukuman. Demi Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, seandainya Fatimah binti
Muhammad mencuri maka aku akan memotong tangannya”. [Shahih Bukhari]
Keempat: Meremehkan dosa kecil.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ
الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ
" وَإِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ ضَرَبَ لَهُنَّ مَثَلًا: كَمَثَلِ قَوْمٍ نَزَلُوا
أَرْضَ فَلَاةٍ، فَحَضَرَ صَنِيعُ الْقَوْمِ، فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْطَلِقُ، فَيَجِيءُ
بِالْعُودِ، وَالرَّجُلُ يَجِيءُ بِالْعُودِ، حَتَّى جَمَعُوا سَوَادًا، فَأَجَّجُوا
نَارًا، وَأَنْضَجُوا مَا قَذَفُوا فِيهَا [مسند أحمد: صحيح]
“Hati-hatilah kalian dari dosa kecil yang
diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi besar) pada
seseorang sampai membinasakannya”. Kemudian Rasulullah ﷺ mengambil satu perumpamaan seperti suatu kaum yang singgah di padang
yang tandus kemudian tiba waktu makan mereka maka setiap orang pergi mancari
kayu bakar, seorang datang dengan ranting dan yang lain juga membawa ranting
sampai mereka mengumpulkan ranting yang banyak kemudian mereka membuat api yang
sangat besar dan membakar apa yang mereka akan makan. [Musnad Ahmad: Hasan]
Kelima: Perselisihan dan perpecahan.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Aku
mendengar seseorang membaca satu ayat dan aku telah mendengar Rasulullah ﷺ membacanya dengan
cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada Rasulullah ﷺ dan menceritakannya,
dan aku melihat raut muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda:
«كِلاَكُمَا
مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]
"Kalian berdua sudah betul, dan janganlah
berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah berselisih dan
akhirnya mereka binasa". [Shahih Bukhari]
Lihat: Bahaya perselisihan dan perpecahan
8)
Musibah yang disebabkan oleh keburukan akan menimpa
orang-orang shalih.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ
خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [الأنفال: 25]
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan
yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan
ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. [Al-Anfaal: 25]
Ø Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى
يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ» [سنن الترمذي:
صحيح]
"Sesungguhnya manusia jika
mereka melihat seorang dzalim kemudian mereka tidak mencegahnya (menasehatinya)
maka sebentar lagi Allah akan mendatangkan hukuman darinya secara umum".
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
9)
Keselamatan tidak bisa diraih tanpa kebersamaan.
Lihat: Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Ibnu Umar; Sebab kehinaan umat Islam dan solusinya - Hadits “Tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara” - Hadits tentang sebab kebinasaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...