Selasa, 05 Desember 2023

Syarah Riyadhushalihin Bab (23) Amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran), hadits 6 - 14

Hadits keenam:

6/189- السَّادسُ: عن أُمِّ الْمُؤْمِنين أُمِّ الْحكَم زَيْنبَ بِنْتِ جحْشٍ رَضِي اللَّه عنها أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ دَخَلَ عَلَيْهَا فَزعاً يقُولُ: "لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه، ويْلٌ لِلْعربِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتربَ، فُتحَ الْيَوْمَ مِن ردْمِ يَأْجُوجَ وَمأْجوجَ مِثْلُ هذِهِ" وَحَلَّقَ بأُصْبُعه الإِبْهَامِ والَّتِي تَلِيهَا. فَقُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه، أَنَهْلِكُ وفِينَا الصَّالحُونَ؟ قَالَ: "نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ" متفقٌ عليه.

Dari Ummul Mu’minin Ummu Al-Hakam Zainab bint Jahsy radhiyallahu 'anha; Bahwasanya Nabi datang kepadanya dalam keadaan kaget dan berkata: "Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah, celakalah orang Arab dari keburukan yang sudah dekat, telah dibuka hari ini dinding yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj seperti ini". Beliau melingkarkan ibu jarinya dengan telunjuk. Maka aku bertanya: Ya Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal di antara kami ada orang-orang yang salih? Beliau menjawab: "Iya, jika keburukan (maksiat) sudah banyak". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsy bin Riab, Ummul Hakam Al-Asadiyah radhiyallahu ‘anha.

Ibnunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia dinikahi pada tahun 3 hijriyah, tentangnya turun firman Allah ta’aalaa:

{فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا} [الأحزاب: 37]

Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab). [Al-Ahzab: 37]

Zainab binti Jahsy membanggakan dirinya di antra para Istri Rasulullah dengan berkata:

"إِنَّ اللَّهَ أَنْكَحَنِي فِي السَّمَاءِ"

“Sesungguhnya Allah mengawinkanku (dengan Rasulullah) di atas langit”.

Ø  Dalam riwayat lain:

"زَوَّجَكُنَّ أَهَالِيكُنَّ، وَزَوَّجَنِي اللَّهُ تَعَالَى مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمَوَاتٍ"

“Kalian dikawinkan dengan Rasulullah oleh keluarga kalian, sedangkan aku dikawinkan oleh Allah di atas langit yang tujuh”. [Shahih Bukhari]

Ia adalah istri Nabi yang lebih dahulu wafat setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, wafat tahun 20 hijriyah dan dishalati oleh Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.

2)      Mengucapkan “Lailaha illallah” ketika mendapati sesuatu yang buruk.

3)      Kisah Ya’juj dan Ma’juj.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا (95) آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97) قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا (98) وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا} [الكهف: 95-99]

Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya. Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya. [Al-Kahf: 95-99]

{حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (96) وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَاوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ } [الأنبياء: 96، 97]

Hingga apabila (tembok) Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), ”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim.” [Al-Anbiya': 96-97]

Ø  Dari An-Nawwas bin Sam'aan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: .. (setelah Nabi Isa membunuh Dajjal) Allah mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam:

إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي، لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ، فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ، فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ، فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya aku telah mengeluarkan satu kelompok makhluk-Ku, tidak ada seorang pun yang mampu melawan mereka, maka bawalah hamba-hambaku berlindung ke bukit Thuur". Kemudian Allah mengeluarkan Ya'juuj dan Ma'juuj, mereka memasuki semua tempat dengan cepat. Lalu rombongan pertama mereka melewati danau Thabariya (di Syam) dan mereka meminum airnya. Kemudian rombongan terakhir yang lewat berkata: Di danau ini dulu pernah ada air. Dan Nabi Allah Isa dan sahabatnya terkurung, sampai kepala kerbau seorang dari mereka lebih baik dari pada 100 dinar seorang dari kalian hari ini. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya berdo'a kepada Allah, maka Allah mengutus kepada Ya'juj dan Ma'juuj ulat (yang biasa ada di hidung unta atau kambing) pada leher mereka, kemudian mereka binasa secara serentak. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya turun ke bumi (dari bukit), dan mereka tidak mendapati sejengkal tanah pun kecuali dipenuhi oleh darah dan bangkai mereka. Kemudian Nabi Allah Isa dan sahabatnya memohon kepada Allah, maka Allah mengutus burung seperti leher unta dan mengangkut bangkai mereka dan membuangnya di tempat yang Allah kehendari. [Sahih Muslim]

4)      Diantara sebab kebinasaan adalah maksiat.

Dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; Rasulullah bersabda:

«لَنْ يَهْلَكَ النَّاسُ حَتَّى يَعْذِرُوا، أَوْ يُعْذِرُوا مِنْ أَنْفُسِهِمْ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Manusia tidak akan binasa sampai mereka banyak melakukan dosa". [Sunan Abu Dawud: Sahih]

Lihat: Hadits-hadits tentang sebab kebinasaan

5)      Musibah yang disebabkan oleh keburukan akan menimpa orang-orang shalih.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ} [الأنفال: 25]

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. [Al-Anfaal: 25]

Ø  Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ مِنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya manusia jika mereka melihat seorang dzalim kemudian mereka tidak mencegahnya (menasehatinya) maka sebentar lagi Allah akan mendatangkan hukuman darinya secara umum". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

6)      Keselamatan tidak bisa diraih tanpa kebersamaan.

Lihat: Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua

Hadits ketujuh:

7/190- السَّابعُ: عنْ أَبِي سَعيد الْخُدْرِيِّ رضي اللَّه عنه، عن النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: "إِيَّاكُم وَالْجُلُوسَ في الطرُقاتِ" فقَالُوا: يَا رسَولَ اللَّه مَالَنَا مِنْ مَجالِسنَا بُدٌّ، نَتحدَّثُ فِيهَا، فَقَالَ رسولُ اللَّه ﷺ: "فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلاَّ الْمَجْلِس فَأَعْطُوا الطَّريقَ حَقَّهُ" قالوا: ومَا حَقُّ الطَّرِيقِ يَا رسولَ اللَّه؟ قَالَ: "غَضُّ الْبَصَر، وكَفُّ الأَذَى، ورَدُّ السَّلامِ، وَالأَمْرُ بالْمعْروفِ، والنَّهْيُ عنِ الْمُنْكَرَ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu, dari Nabi bersabda: "Janganlah kalian duduk dipinggir jalan". Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah kami tidak bisa meninggalkannya, itu tempat kami duduk dan berbincang? Maka Rasulullah bersabda: "Jika kalian tidak mau kecuali duduk di situ maka berikanlah jalanan itu haknya". Para sahabat bertanya: Apa hak jalanan itu? Beliau menjawab: "Tundukkan pandangan (dari yang haram), tidak menyakiti orang yang lewat, menjawab salam, memerintahkan yang baik, dan mencegah yang mungkar". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Larangan duduk di pinggir jalan, kecuali bagi yang menunaikan haknya.

3.      Beberapa hak-hak jalan yang harus ditunaikan.

Diantaranya:

a)      Menundukkan pandangan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ} [النور: 30، 31]

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya". [An-Nuur: 30-31]

Lihat: Tundukkan pandangan

b)      Tidak mengganggu orang lain di jalan.

Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (13): Penjelasan akan banyaknya jalan-jalan kebaikan, hadits ketiga dan kesembilan

c)       Menjawab salam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab memberi salam dan menjawabnya

d)      Amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Hadits kedelapan:

8/191- الثَّامنْ: عن ابنِ عباسٍ رضي اللَّه عنهما أَن رسولَ اللَّه ﷺ رأى خَاتماً مِنْ ذَهَبٍ في يَد رَجُلٍ، فَنَزعَهُ فطَرحَهُ وقَال: "يَعْمَدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيجْعلهَا في يَدِهِ" فَقِيل لِلرَّجُل بَعْدَ مَا ذَهَبَ رسولُ اللَّه ﷺ: خُذْ خَاتمَكَ، انتَفعْ بِهِ. قَالَ: لا واللَّه لا آخُذُهُ أَبَداً وقَدْ طَرحهُ رسولُ اللَّه ﷺ. رواه مسلم.

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Bahwa Rasulullah pernah melihat sebuah cincin emas di tangan seorang laki-laki. Lalu beliau mencopot cincin tersebut dan langsung melemparnya seraya bersabda: "Salah seorang di antara kalian menginginkan bara api neraka dan meletakkannya di tangannya?." Setelah Rasulullah pergi, seseorang berkata kepada laki-laki itu; 'Ambilah cincin itu untuk kamu ambil manfaat darinya.' Lelaki tersebut menjawab; 'Tidak, Demi Allah aku tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena cincin itu telah di buang oleh Rasulullah . [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2)      Mengingkari dengan tindakan bagi yang mampu dan punya wewenang.

3)      Haram bagi laki-laki memakai emas.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: Sesungguhnya Nabi mengambil sutra dan meletakkannya pada tangan kanannya, dan mengambil emas kemudian meletakkannya pada tangan kirinya, kemudian bersabda:

«إِنَّ هَذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya Allah mengharamkan dua benda ini atas kaum laki-laki dari umatku”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«حُرِّمَ لِبَاسُ الحَرِيرِ وَالذَّهَبِ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي وَأُحِلَّ لِإِنَاثِهِمْ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Diharamkan pakaian sutra dan emas atas kaum laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi kaum wanitanya”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Adab berpakaian

4)      Kesungguhan sahabat mengamalkan As-Sunnah.

Hadits kesembilan:

9/192- التَّاسِعُ: عَنْ أَبِي سعيدٍ الْحسنِ البصْرِي أَنَّ عَائِذَ بن عمْروٍ رضي اللَّه عنه دخَلَ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بنِ زيَادٍ فَقَالَ: أَيْ بنيَّ، إِنِّي سمِعتُ رسولَ اللَّه ﷺ يَقولُ: "إِنَّ شَرَّ الرِّعاءِ الْحُطَمَةُ"، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ. فَقَالَ لَهُ: اجْلِسْ فَإِنَّمَا أَنت مِنْ نُخَالَةِ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ ﷺ، فَقَالَ: وهَلْ كَانَتْ لَهُمْ نُخَالَةٌ إِنَّمَا كَانَتِ النُّخالَةُ بَعْدَهُمْ وَفي غَيرِهِمْ، رواه مسلم.

Dari Abu Sa’id Al-Hasan Al-Bashriy –rahimahullah-; Bahwa 'Aidz bin 'Amru radhiyallahu ‘anhu menemui Ubaidullah bin Ziyad sambil berkata, "Wahai anakkku, sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seburuk-buruk penguasa adalah penguasa yang zalim, maka janganlah kamu termasuk dari mereka." Lalu 'Ubaidullah berkata kepadanya, "Duduklah, kamu ini hanyalah sahabat Muhammad yang masih yunior (rendahan)." Maka 'Aidz pun ganti berkata, "Apakah di antara mereka ada yang disebut sebagai sahabat kelas yunior?" Sebenarnya yang pantas disebut kelas rendahan adalah orang-orang setelah mereka dan juga yang selain mereka." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi ‘Aidz bin ‘Amr bin Hilal, Abu Hubairah Al-Muzaniy radhiyallahu ‘anhu.

Ia hadir pada bai’at Ridwan, ia wafat di Bashrah pada masa kekhalifaan ‘Ubaidillah bin Ziyad tahun 61 hijriyah.

2.      Buruknya pemimpin yang dzalim.

3.      Sabar ketika menasehati, terkhusus kepada penguasa.

4.      Keutamaan sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

5.      Buruknya generasi setelah generasi Sahabat.

Hadits kesepuluh:

10/193- الْعاشرُ: عَنْ حذيفةَ رضي اللَّه عنه أَنَّ النَّبيَّ ﷺ قَالَ: "والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بالْمعرُوفِ، ولَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ، أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّه أَنْ يَبْعثَ عَلَيْكمْ عِقَاباً مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجابُ لَكُمْ "، رواه الترمذي وَقالَ: حديثٌ حسنٌ.

Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Nabi bersabda: “Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, kalian hendaklah memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari kemungkaran, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya atas kalian, kemudian kalian berdo'a maka tidak dikabulkan untuk kalian". [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Bahaya meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar.

3)      Penyebab do’a tidak dikabulkan.

Lihat: Kenapa do’a kita tidak dikabulkan

Hadits kesebelas:

11/194- الْحَادي عشَرَ: عنْ أَبِي سَعيد الْخُدريِّ رضي اللَّه عنه، عن النبيِّ ﷺ قَالَ: "أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عندَ سلْطَانٍ جائِرٍ"، رواه أَبُو داود، والترمذي وَقالَ: حديثٌ حسنٌ.

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu; Dari Nabi , beliau bersabda: "Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang dhalim, atau pemimpin yang dhalim." [Diriwayatkan oleh Abu Daud, dan At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits ini hasan]

Hadits keduabelas:

12/195- الثَّاني عَشَر: عنْ أَبِي عبدِ اللَّه طارِقِ بنِ شِهابٍ الْبَجَلِيِّ الأَحْمَسِيِّ رضي اللَّه عنه أَنَّ رجلاً سأَلَ النَّبِيَّ ﷺ، وقَدْ وَضعَ رِجْلَهُ في الغَرْزِ: أَيُّ الْجِهادِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "كَلِمَةُ حقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جائِر"، رَوَاهُ النسائيُّ بإسنادٍ صحيحٍ.

Dari Abu Abdillah Thariq bin Syihab Al-Bajaliy Al-Ahmasiy radhiyallahu 'anhu; Bahwa seorang laki bertanya kepada Rasulullah dan ia telah meletakkan kakinya di batang kayu (untuk menaiki onta); Jihad apakah yang paling utama? Beliau bersabda: "Perkataan yang benar di hadapan penguasa yang zalim." [Diriwayatkan oleh An-Nasa'iy dengan sanad yang shahih]

Penjelasan singkat dua hadits di atas:

1.      Biografi Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

2.      Biografi Thariq bin Syihab bin Abdi Syams Al-Bajaliy, Abu Abdillah Al-Kufiy radhiyallahu ‘anhu.

Ia mendapati masa Jahiliyah, pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tapi tidak pernah meriwayatkan hadits dari beliau. Mengikuti beberapa peperangan di masa kekhalifaan Abu Bakr dan Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhum. Wafat tahun 82 atau 83 hijriyah.

3.      Keutamaan menasehati pemimpin yang dzalim.

4.      Menasehati pemimpin secara rahasia.

Iyadh bin Ganm radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً، وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ»

"Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa dengan suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan terang-terangan, tapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima memang begitu, jika tidak maka dia telah melaksakan kewajibannya". [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

Hadits ketigabelas:

13/196- الثَّالِثَ عشَرَ: عن ابن مَسْعُودٍ رضي اللَّه عنه قال: قال رسول اللَّه ﷺ: "إِنَّ أَوَّلَ مَا دخَلَ النَّقْصُ عَلَى بَنِي إِسْرائيلَ أَنَّه كَانَ الرَّجُلُ يَلْقَى الرَّجُلَ فَيَقُولُ: يَا هَذَا اتَّق اللَّه وَدعْ مَا تَصْنَعُ فَإِنَّهُ لاَ يَحِلُّ لَكَ! ثُم يَلْقَاهُ مِن الْغَدِ وَهُو عَلَى حالِهِ، فَلا يمْنَعُه ذلِك أَنْ يكُونَ أَكِيلَهُ وشَرِيبَهُ وَقعِيدَهُ، فَلَمَّا فَعَلُوا ذَلِكَ ضَرَبَ اللَّه قُلُوبَ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ" ثُمَّ قَالَ: {لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (78) كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (79) تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ (80) وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ} [المائدة: 78-81] ثُمَّ قَالَ: "كَلاَّ، وَاللَّه لَتَأْمُرُنَّ بالْمعْرُوفِ، وَلَتَنْهوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، ولَتَأْخُذُنَّ عَلَى يَدِ الظَّالِمِ، ولَتَأْطِرُنَّهُ عَلَى الْحَقِّ أَطْراً، ولَتقْصُرُنَّهُ عَلَى الْحَقِّ قَصْراً، أَوْ لَيَضْرِبَنَّ اللَّه بقُلُوبِ بَعْضِكُمْ عَلَى بَعْضٍ، ثُمَّ لَيَلْعَنكُمْ كَمَا لَعَنَهُمْ" رواه أَبُو داود، والترمذي وَقالَ: حديث حسن.

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda, "Pertama kali kekurangan (kelemahan) terjadi pada Bani Israil adalah ketika seorang laki-laki berjumpa seorang laki-laki lain, ia berkata, "Wahai saudaraku, bertakwalah kepada Allah, tinggalkan apa yang telah engkau lakukan, karena itu tidak halal untuk kamu lakukan." Kemudian keesokan harinya ia berjumpa lagi dengannya, namun perbuatan maksiat yang ia larang (kepada temannya) tidak mencegah dirinya untuk menjadikannya sebagai teman makan dan minum serta duduknya, maka ketika mereka melakukan hal itu, Allah menghitamkan hati sebagian mereka karena sebab sebagian yang lain. Kemudian beliau membaca: {Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat. Kamu melihat banyak di antara mereka tolong-menolong dengan orang-orang kafir (musyrik). Sungguh, sangat buruk apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri, yaitu kemurkaan Allah, dan mereka akan kekal dalam azab. Dan sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Muhammad) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan menjadikan orang musyrik itu sebagai teman setia. Tetapi banyak di antara mereka orang-orang yang fasik}. [Al-Ma'idah: 78-81] Kemudian beliau bersabda, "Demi Allah hendaklah kalian benar-benar memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan mencabutnya dari tangan orang zalim lalu mengambalikannya (membelokkannya) kepada kebenaran serta konsisten terhadap kebenaran itu, atau (jika tidak) Allah benar-benar akan menutup hati kalian karena (tutupnya) sebagian yang lain, kemudian melaknat kalian sebagaimana telah melaknat mereka (orang-orang Bani Israil).", [Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidziy, ia berkata: Hadits ini hasan]

Ini adalah lafadz Abu Daud, adapun lafadz riwayat At-Tirmidziy:

قَالَ رَسُول الله ﷺ: "لما وقعت بنو اسرائيل في المعاصي نهتهم علمائهم فَلَمْ يَنْتَهُوا فَجَالَسُوهُمْ في مَجَالِسِهمْ وَوَاكَلُوهُمْ وَشَارَبُوهُمْ فَضَربَ اللهُ قُلُوبَ بَعضِهِمْ بِبعْضٍ، وَلَعَنَهُمْ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَكَانُوا يَعتَدُونَ"، فَجَلَسَ رَسُول الله ﷺ وكان مُتَّكِئاً فَقَالَ: "لا، والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى تَأطِرُوهُمْ عَلَى الحَقِّ أطراً".

Rasulullah bersabda: "Ketika Bani Israil terjerumus dalam maksiat, ulama mereka melarangnnya namun mereka tidak mau berhenti. Lalu para ulama itu duduk bersama mereka, makan dan minum bersama mereka, maka Allah menutupi hati mereka satu sama lain (tidak lagi saling menginkari kemungkaran), dan Allah melaknat mereka dengan lisan Daud dan 'Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Rasulullah yang tadinya bersandar, kemudian beliau duduk dan bersabda, "Tidak, (kalian tidak akan luput dari apa yang mereka alami) sehingga kalian mangarahkan orang dzalim lalu kalian benar-benar membelokkannya di atas kebenaran." [Hadits ini lemah]

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2)      Bahaya meninggalkan nahi mungkar.

3)      Kemungkaran akan menular jika tidak dihilangkan.

Hadits keempat belas:

14/197- الرَّابعَ عَشَر: عن أَبي بَكْرٍ الصِّدِّيق رضي اللَّه عنه. قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ تقرءونَ هَذِهِ الآيةَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ} [المائدة:105] وإِني سَمِعت رَسُول اللَّه ﷺ يَقُولُ: "إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوْا الظَّالِمَ، فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ، أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّه بِعِقَابٍ مِنْهُ" رواه أَبُو داود، والترمذي والنسائي بأسانيد صحيحة.

Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Wahai manusia sekalian, kalian telah membaca ayat ini: {' Wahai manusia sekalian, jagalah dirimu; tidaklah orang yang sesat itu akan memberi madharat kepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk .. '} [Al-Maidah: 105] Dan sungguh aku mendengar Nabi bersabda: "Sesungguhnya manusia jika mereka melihat seorang dzalim kemudian mereka tidak mencegahnya (menasehatinya) maka sebentar lagi Allah akan mendatangkan hukuman darinya secara umum". [Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidziy, dan An-Nasa’iy dengan sanad yang shahih]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Abu Bakr Ash-Shiddiiq

2.      Dalamnya pemahaman Abu Bakr tehadap Al-Qur’an.

Qais -rahimahullah- berkata: "Setelah mengucapkan pujian dan mengagungkan-Nya, Abu Bakr -radhiyallahu ‘anhu- berkata, "Wahai manusia sekalian, kalian telah membaca ayat ini, namun kalian tidak meletakkannya sebagaimana mestinya:

{عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ} [المائدة: 105]

'(.. jagalah dirimu; tidaklah orang yang sesat itu akan memberi madharat kepadamu apabila kamu telah mendapatkan petunjuk..) ' [Al Maidah: 105]

Abu Bakr berkata; "Kami mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الظَّالِمَ فَلَمْ يَأْخُذُوا عَلَى يَدَيْهِ، أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابٍ»

"Sesungguhnya orang yang melihat kezaliman kemudian tidak mencegahnya, maka sangat dikawatirkan Allah akan menimpakan siksa kepada mereka secara merata."

Ø  Dalam riwayat lain:

«مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي، ثُمَّ يَقْدِرُونَ عَلَى أَنْ يُغَيِّرُوا، ثُمَّ لَا يُغَيِّرُوا، إِلَّا يُوشِكُ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ مِنْهُ بِعِقَابٍ»

"Tidaklah kemaksiatan yang dilakukan pada suatu kaum, kemudian mereka mampu mencegahnya tetapi tidak mau mencegah, melainkan Allah akan meratakan siksa kepada mereka." [Sunan Abi Daud: Shahih]

3.      Hati-hati dalam memahami Al-Qur’an agar tidak salah paham.

Abu Umaiyah Asy-Sya'baniy -rahimahullah- berkata; Aku menemui Abu Tsa'labah Al-Khusyaniy -radhiyallahu ‘anhu- lalu aku berkata padanya; "Apa yang kamu perbuat dengan ayat ini?" Ia bertanya; "Ayat yang mana?" Aku menjelaskan; Firman Allah ta'ala:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ} [المائدة: 105]

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. [Al-Ma`idah: 105]

Abu Tsa'labah berkata; "Ingatlah, demi Allah, kamu bertanya dengan orang yang tahu, aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau menjawab:

«بَلْ ائْتَمِرُوا بِالمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ المُنْكَرِ، حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً، وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ، فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعِ العَوَامَّ، فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامًا الصَّبْرُ فِيهِنَّ مِثْلُ القَبْضِ عَلَى الجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِنَّ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِكُمْ»

"Akan tetapi, perintahkanlah kebaikan dan cegahlah kemungkaran hingga kamu melihat kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, kehiduoan dunia lebih diprioritaskan dan kekaguman setiap orang dengan pendapatnya, engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang awam, karena dibalik kalian akan ada suatu masa dimana kesabaran saat itu laksana memegang bara api, orang yang beramal saat itu sama seperti pahala limapuluh orang yang melakukan seperti amalan kalian." [Sunan Tirmidziy: Hasan gharib]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (23) Amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran), hadits 1 - 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...