Jumat, 29 Desember 2023

Jadikan amalan kita bernilai ibadah

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah 'azza wajalla menciptakan kita untuk beribadah

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ. وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [البقرة: 30 - 31]

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" [Al-Baqarah: 30 - 31]

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ} [الذاريات: 56 - 58]

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. [Az-Zariyat: 56-58]

Seluruh aktifitas kehidupan harus bernilai ibadah

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ} [الأنعام: 162 - 163]

Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [Al-An'am: 162 - 163]

Ø  Dari Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang (berniat) hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa (berniat) hijrah karena dunia yang bakal diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya itu." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (1) Umar; Amal dan Niat

Ibadah bernilai ibadah jika memenui 2 syarat.

Syarat pertama: Dilakukan ikhlash karena Allah semata.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan). [Al-Bayyinah: 5]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda: Allah tabaraka wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:

" أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]

"Aku adalah yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan amalah yang menyekutukan Aku di dalamnya dengan selain-Ku maka Aku abaikan ia dengan sekutunya". [Sahih Muslim]

Ø  Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَالَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «لَا شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ : «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]

Datang seorang laki-laki kepada Nabi lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa," Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Lihat: Jaga hatimu saat beramal

Syara kedua: Sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad .

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 31]

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali 'Imran:31]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح البخاري]

"Barangsiapa yang mengada-ada suatu dalam urusan kami (ibadah) yang bukan bagian darinya, maka hal itu tertolak". [Sahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain:

«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa mengamalkan suaru perkara yang tidak kami perintahkan (tidak sesuai tuntunan), maka ia tertolak." [Shahih Muslim]

Rutinitas sehari-hari bisa bernilai ibadah.

1.      Bangun tidur.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Syaithan mengikat bagian belakang kepala (leher) seorang dari kalian ketika ia tidur dengan tiga ikatan, setiap ikatan mengatakan "engkau memiliki malam yang panjang, maka tidurlah". Maka jika ia bangun kemudian mengingat Allah maka satu ikatan terbuka, kemudian jika ia berwudhu maka terbuka satu ikatan, kemudian jika ia salat terbuka satu ikatan. Maka ia bangun pagi dengan semangat dan jiwa yang baik, dan jika tidak maka ia akan bangun pagi dengan jiwa yang buruk lagi pemalas". [Sahih Bukhari dan Muslim]

2.      Buang hajat.

Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ، وَلَا يَتَمَسَّحْ مِنَ الْخَلَاءِ بِيَمِينِهِ، وَلَا يَتَنَفَّسْ فِي الْإِنَاءِ» [صحيح مسلم]

“Jangan kalian memegang kelamin dengan tangan kanan ketika kencing, dan jangan cebok dengan tangan kanan, dan jangan bernafas dalam gelas. [Sahih Muslim]

Lihat: Adab buang hajat dan istinja’

3.      Mandi dan memakai wewangian.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّومَ وَالْكُرَّاثَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدَمَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang makan bawang merah, bawang putih, dan yang sejenisnya, maka jangalah ia mendekati mesjid kami, karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari semua yang mengganggu anak cucu Adam". [Sahih Bukhari dan Muslim]

4.      Makan dan minum.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ} [المائدة: 87]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang Telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [Al-Maidah:87]

Lihat: Adab makan dalam Islam

5.      Berpakaian.

Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ فِي ثَوْبٍ دُونٍ، فَقَالَ: «أَلَكَ مَالٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «مِنْ أَيِّ الْمَالِ؟» قَالَ: قَدْ آتَانِي اللَّهُ مِنَ الإِبِلِ، وَالْغَنَمِ، وَالْخَيْلِ، وَالرَّقِيقِ، قَالَ: «فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ»

Aku mendatangi Nabi dengan pakaian yang jelek, maka beliau bertanya:  “Apakah engkau mempunyai harta?” Malik menjawab: Iya! Rasulullah bertanya lagi: “Harta dari jenis apa?” Malik menjawab: Allah telah memberiku harta dari jenis unta, kambing, kuda, dan budak. Kemudian beliau bersabda: “Maka jika Allah memberimu harta maka nampakkanlah bekas nikmat dan karuniah Allah kepadamu”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Adab berpakaian dalam Islam

6.      Tersenyum.

Dari Abu Dzar -radhiallahu 'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

7.      Berbicara atau diam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka ucapkanlah yang baik atau diam". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Adab berkomunikasi

8.      Mencari nafkah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua orang tuanya maka ia berada di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah untuk keluarganya (istri dan anak) maka ia berada di jalan Allah, dan barangsiapa yang mencari nafkah untuk memperbanyak harta maka ia berada di jalan setan dan sekutunya". [Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]

9.      Memberi nafkah kepada istri dan anak.

Dari Abu Mas'ud Al-Badriy radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا أَنْفَقَ عَلَى أَهْلِهِ نَفَقَةً، وَهُوَ يَحْتَسِبُهَا، كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya seorang muslim jika menafkahi keluarganya dengan suatu nafkah dan ia mengharapkan pahala darinya maka itu menjadi sedekah untuknya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

10.  Membersihkan rumah.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya Allah itu Jamiil (cantik, indah, bersih) dan mencintai kecantikan, keindahan, dan kebersihan". [Sahih Muslim]

11.  Mendatangi istri.

Dari Abu Dzar -radhiyallahu 'anhu-; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ»

"Pada kemaluan (berhubungan suami-istri) seorang dari kalian pun terdapat sedekah." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan nafsu syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?Beliau menjawab: "Bagaimana sekiranya kalian meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah kalian berdosa? Begitu pun sebaliknya, bila kalian meletakkannya pada tempat yang halal, maka kalian akan mendapatkan pahala." [Shahih Muslim]

12.  Tidur.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"  إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ، فَلْيَأْخُذْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ، فَلْيَنْفُضْ بِهَا فِرَاشَهُ، وَلْيُسَمِّ اللهَ، فَإِنَّهُ لَا يَعْلَمُ مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ عَلَى فِرَاشِهِ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَضْطَجِعَ، فَلْيَضْطَجِعْ عَلَى شِقِّهِ الْأَيْمَنِ، وَلْيَقُلْ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبِّي بِكَ وَضَعْتُ جَنْبِي، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي، فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ "

"Jika seseorang dari kalian beranjak dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi maka hendaklah ia membersihkannya dengan ujung sarungnya tiga kali dengan membaca "bismillah" karena ia tidak tahu apa yang telah terjadi setelah ia meninggalkannya. Kemudian membaca: (Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhanku, karena-Mu aku membaringkan tubuhku, dan karena-Mu aku membangunkannya, jika Engkau menahan jiwaku maka ampunilah ia, dan jika Engkau mengembalikannya maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shaleh)." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Ad-Dardaa' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ حَتَّى أَصْبَحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن النسائي: صحيح]

“Barangsiapa yang beranjak ke tempat tidurnya dengan niat akan bangun untuk salat malam kemudian ia dikalahkan oleh matanya (ketiduran) sampai subuh maka telah dicatat untuknya apa yang telah ia niatkan dan tidurnya tersebut adalah sedekah dari Rabb-nya 'azza wajalla”. [Sunan An-Nasa'i: Shahih]

Lihat: Adab sebelum tidur dalam Islam

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Iman bab 42; Amalan tergantung niat dan tujuan, serta setiap orang mendapatkan sesuai dengan yang diniatkannya – Membentengi diri dan keluarga dari berbagai ujian (fitnah) - Hadits Zainab binti Jahsy; Maksiat sebab kebinasaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...