Minggu, 16 Juni 2024

Puasa hari ‘Arafah

بسم الله الرحمن الرحيم

Dianjurkan berpuasa pada hari ‘Arafah bagi yang tidak wuquf.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ - يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ "

“Tidak ada hari dimana amal saleh yang dilakukan pada saat itu lebih dicintai oleh Allah dari 10 hari awal Dzulhijjah.”

Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, dan tidak juga jihad di jalan Allah?

Rasulullah menjawab:

"وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ" [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali dengan sedikitpun dari itu (mati syahid).” [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]

Ø  Salah seorang Istri Rasulullah berkata:

"كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ" [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Rasulullah melakukan puasa pada 9 hari awal Dzul hijjah.” [Sunan Abu Daud: Disahihkan oleh syekh Albaniy]

Adapun yang sedang wuquf maka hukum berpuasa pada hari Arafah di perselisihkan:

Pendapat pertama: Hukumnya boleh.

Abu Najih –rahimahullah- berkata: Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma- ditanya tentang puasa Arafah di 'Arafah, dia menjawab:

«حَجَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ، وَأَنَا لَا أَصُومُهُ، وَلَا آمُرُ بِهِ، وَلَا أَنْهَى عَنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Ssaya pernah melaksanakan haji bersama Nabi dan beliau tidak puasa di Arafah, saya juga pernah haji bersama Abu Bakar beliau juga tidak puasa 'Arafah, pernah juga bersama Umar dan dia tidak berpuasa, demikian halnya bersama 'Utsman, beliau juga tidak berpuasa, dan saya tidak berpuasa juga tidak menyuruh orang lain untuk berpuasa dan tidak juga melarangnya. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Pendapat kedua: Menghukuminya haram karena ada hadits yang jelas melarang, akan tetapi hadits tersebut lemah. Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata:

«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ نَهَى عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَةَ» [سنن أبي داود: ضعيف]

“Bahwa Rasulullah telah melarang berpuasa pada hari 'Arafah di 'Arafah”. [Sunan Abi Daud: Lemah]

Pendapat ketiga: Bahwa hukumnya dilihat dari kondisi setiap orang, jika puasanya tidak mengganggu semangatnya beribadah pada hari itu maka dibolehkan, namun jika membuat ia lemah dari beribadah atau bahkan membebani orang lain maka dilarang.

Hikmah Nabi tidak berpuasa pada hari ‘Arafah ketika wuquf?

Diantaranya:

1)      Agar tidak lemah untuk memperbanyak dzikir dan do’a pada hari itu.

Dari Ummu Al-Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu 'anha:

«أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: هُوَ صَائِمٌ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَيْسَ بِصَائِمٍ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ، فَشَرِبَهُ»

Bahwa orang-orang memperdebatkan di sisinya pada hari 'Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagian dari mereka ada yang mengatakan Beliau berpuasa, sebagian yang lain mengatakan tidak. Lalu dia mengutus seseorang membawakan segelas susu ketika Beliau sedang wuquf di atas hewan tunggangan Beliau, maka Beliau meminumnya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

2)      Karena hari itu bertepatan dengan hari Jum’at yang dimakruhkan berpuasa khusus.

Seorang Yahudi berkata kepada Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu: Wahai Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab yang kalian baca seandainya turun kepada kami kaum Yahudi maka kami akan menjadikan hari turunnya sebagai hari raya!

Umar radiyallahu 'anhu bertanya: Ayat apa itu?

Si Yahudi menjawab:

{اليَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا} [المائدة: 3]

Pada hari Ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [Al-Maidah:3]

Umar berkata:

«قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ اليَوْمَ، وَالمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Kami sudah tahu hari itu dan tempat dimana turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat ia berdiri di padang Arafah pada hari Jum'at.” [Sahih Bukhari dan Muslim]

3)      Karena hari ‘Arafah adalah hari raya bagi yang sedang wuquf.

Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«يَوْمُ عَرَفَةَ، وَيَوْمُ النَّحْرِ، وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ، وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Hari 'Arafah, hari kurban, dan hari-hari tasyriq adalah hari raya umat Islam, hari itu adalah hari untuk makan dan minum”. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Keutamaan berpuasa pada hari ‘Arafah

Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ" [صحيح مسلم]

"Puasa di hari 'Arafah, aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya”. [Shahih Muslim]

Syarat dosa diampuni dengan puasa ‘Arafah:

1)      Meninggalkan kesyirikan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48]

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisaa: 48 dan 116]

2)      Meninggalkan dosa besar.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُم مُّدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء: 31]

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). [An-Nisaa': 31]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ» [صحيح مسلم]

"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa besar". [Shahih Muslim]

3)      Meninggalkan permusuhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ، وَيَوْمَ الْخَمِيسِ، فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا" [صحيح مسلم]

"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali orang yang ada permusuhan antara ia dan saudaranya. Maka dikatakan: Belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai, belakangkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai". [Shahih Muslim]

4)      Bukan dosa kedzaliman terhadap orang lain.

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda:

«يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ» [صحيح مسلم]

"Diampuni semua dosa orang yang mati syahid di jalan Allah kecuali utangnya". [Shahih Musllim]

Lihat: 15 pembatal pahala amalan

Hari ‘Arafah adalah hari kesembilan bulan Dzulhijjah atau hari ketika jama’ah haji wuquf di padang ‘Arafah?

a.      Hari ‘Arafah mengikut pada rukyah di setiap negri.

'Abdurrahman bin Zaid bin Al-Khaththab berkhutbah di hadapan manusia di hari yang diragukan untuk berpuasa di dalamnya. Lalu ia berkata; "Ketahuilah aku pernah duduk bersama sahabat Rasulullah , dan aku bertanya kepada mereka. Mereka menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah bersabda:

"صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَانْسُكُوا لَهَا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ، فَإِنْ شَهِدَ شَاهِدَانِ فَصُومُوا وَأَفْطِرُوا"

"Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

b.      Hari ‘Arafah ada sekalipun tidak ada orang yang wuquf di padang Arafah.

c.       Nabi tidak mencari tahu waktu wuquf untuk puasa ‘Arafah.

d.      Berpuasa mengikut dengan ketetapan pemerintah setempat.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

"الْفِطْرُ يَوْمَ يُفْطِرُ النَّاسُ وَالْأَضْحَى يَوْمَ يُضَحِّي النَّاسُ"

"Idul Fitri ialah hari di mana orang-orang berbuka dan Idul Adlha ialah hari di mana orang-orang berkurban." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Perbanyak dzikir dan do’a di hari Arafah

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ} [الحج: 28]

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada "hari yang telah ditentukan" atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak". [Al-Hajj:28]

Ibnu Abbas menafsirkan (أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ) "hari yang telah ditentukan" adalah sepuluh hari awal Dzulhijjah.

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

" مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ، وَالتَّكْبِيرِ، وَالتَّحْمِيدِ " [مسند أحمد: صحيح]

“Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah, dan tidak ada yang lebih Ia cintai dari amalan pada hari-hari tertentu daripada amalan di hari-hari sepuluh awal Dzulhijjah, maka perbanyaklah kalian pada hari-hari tersebut melakukan tahlil (membaca لا إله إلا الله), takbir, dan tahmid (membaca الحمد الله).” [Musnad Ahmad: Shahih]

Takbiran secara umum kapan saja dan di mana saja dilakukan mulai hari pertama Dzulhijjah, sedangkan takbiran khusus yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu dimulai setelah shalat Subuh hari Arafah sampai setelah shalat Ashar akhri hari Tasyriq sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah diantaranya Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas radiyallahu 'anhum. 

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

"خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ"

Doa paling baik adalah do'a di hari Arafah, dan yang paling baik diucapkan oleh aku dan para nabi sebelumku adalah: "Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu baginya, miliknyalah kekuasaan dan pujian, dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Perbanyak dzikir di awal Dzulhijjah

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Penjelasan singkat kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari; Bab (64) Puasa hari ‘Arafah - Keistimewaan bulan Dzulhijjah Hadits Ibnu ‘Abbas; Keutamaan 10 awal Dzulhijjah - Ibadah-ibadah di bulan Dzulhijjah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...