Minggu, 09 Juni 2024

Perbanyak dzikir di awal Dzulhijjah

بسم الله الرحمن الرحيم

Diantara amalan yang hendaknya diperbanyak pada awal bulan Dzulhijjah adalah berdzikir, sebgaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ} [الحج: 28]

"Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak". [Al-Hajj: 28]

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menafsirkan (أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ) "hari yang telah ditentukan" adalah sepuluh hari awal Dzulhijjah.

Ø  Dan Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ} [البقرة: 203]

Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. [Al-Baqarah: 203]

Maksud “beberapa hari yang berbilang” ialah tiga hari sesudah idul Adha yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Hari-hari itu dinamakan hari-hari Tasy'riq.

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ، وَالتَّكْبِيرِ، وَالتَّحْمِيدِ» [مسند أحمد: صحيح]

“Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah, dan tidak ada yang lebih Ia cintai dari amalan pada hari-hari tertentu daripada amalan di hari-hari sepuluh awal Dzulhijjah, maka perbanyaklah kalian pada hari-hari tersebut melakukan tahlil (membaca لا إله إلا الله), takbir (membaca الله أكبر), dan tahmid (membaca الحمد الله).” [Musnad Ahmad: Shahih]

Ø  Dari Nubaisyah radiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«أَلَا وَإِنَّ هَذِهِ الْأَيَّامَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

“Ketahuilah sesungguhnya hari-hari ini (tasyriq) adalah hari untuk makan dan minum dan zikir kepada Allah 'azza wajalla”. [Sunan Abu Daud: Shahih]

Ø  Abu Hurairah radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzafah berkeliling di Mina untuk menyampaikan:

«لَا تَصُومُوا هَذِهِ الْأَيَّامَ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ» [مسند أحمد: صحيح]

“Jangan kalian puasa pada hari-hari ini (tasyriq) karena sesungguhnya ia adalah hari untuk makan, minum dan zikir kepada Allah 'azza wajalla”. [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Hadits Ibnu ‘Abbas; Keutamaan 10 awal Dzulhijjah

Dzikir terbaik

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الحَمْدُ لِلَّهِ» [سنن الترمذي: حسن]

"Dzikir terbaik adalah "laa ilaaha illallaah", dan do'a terbaik adalah "alhamdulillah"". [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Talbiyah untuk jama’ha haji dan umrah

Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُلَبِّي إِلَّا لَبَّى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ، أَوْ عَنْ شِمَالِهِ مِنْ حَجَرٍ، أَوْ شَجَرٍ، أَوْ مَدَرٍ، حَتَّى تَنْقَطِعَ الأَرْضُ مِنْ هَاهُنَا وَهَاهُنَا» [سنن الترمذي: صحيح]

“Tidaklah seorang muslim mengucapkan talbiyah kecuali ikut pula mengucapkan talbiyah semua yang ada di kanan dan kirinya dari bebatuan, pepohonan, dan tanah, sampai akhir bumi dari timur dan barat”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَا أَهَلَّ مُهِلٌّ قَطُّ إِلَّا بُشِّرَ ، وَلَا كَبَّرَ مُكَبِّرٌ قَطُّ إِلَّا بُشِّرَ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِالْجَنَّةِ؟ قَالَ: «نَعَمْ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

“Tidaklah seseorang mengucapkan talbiyah (saat haji atau umrah) kecuali diberi berita gembira, dan tidaklah seseorang mengucapkan takbir kecuali diberi berita gembira”. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, diberi berita gembira dengan surga? Rasulullah menjawab: “Iya”. [Al-Mu'jam Al-Aushat: Hasan]

Ø  Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يُهِلُّ مُلَبِّدًا يَقُولُ: «لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ» لاَ يَزِيدُ عَلَى هَؤُلاَءِ الكَلِمَاتِ [صحيح البخاري]

Saya mendengar Rasulullah bertalbiyah dengan mengikat rambutnya (menguncir) sambil mengucapkan, "LABBAIKALLAAHUMMA LABBAIK LABBAIKALAA SYARIIKA LABBAIK INNAL HAMDA WAN NI'MATA LAKA WAL MULK LAA SYARIIKALAK" dan tidak lebih dari mengucapkan kalimat tersebut." [Shahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain;

وَكَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَزِيدُ فِيهَا: " لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ، وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ بِيَدَيْكَ، لَبَّيْكَ وَالرَّغْبَاءُ إِلَيْكَ وَالْعَمَلُ " [صحيح مسلم]

Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma menambahkan Talibiyah tersebut dengan bacaan, "LABBAIKA LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU BIYADIKA LABBAIKA WARRAGHBAA`U ILAIKA WAL'AMAL (Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah untuk mencari ridha-Mu. Kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, sebagai amal ibadah untuk mencari ridha-Mu)." [Shahih Muslim]

Dzikir terbaik di hari Arafah

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: " لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "

Doa paling baik adalah do'a di hari Arafah, dan yang paling baik diucapkan oleh aku dan para nabi sebelumku adalah:"Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu baginya, miliknyalah kekuasaan dan pujian, dan Dia-lah yang maha kuasa atas segala sesuatu". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Keutamaan haji dan umrah

Membaca Al-Qur’an adalah dzikir

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ} [الحجر: 9]

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr:9]

Lihat: Keutamaan membaca Al-Qur'an

Mejelis ilmu adalah majelis dzikir

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النحل: 43] [الأنبياء: 7]

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. [An-Nahl:43, Al-Anbiyaa':7]

Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama

Perbanyak tahlil, takbir, dan tahmid

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ "

"Barang siapa yang membaca Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir ini". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr -radhiallahu 'anhuma-; Rasulullah bersabda:

«مَنْ قَالَ: "سُبْحَانَ اللَّهِ" مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا كَانَ أَفْضَلَ مِنْ مِائَةِ بَدَنَةٍ، وَمَنْ قَالَ: "الْحَمْدُ لِلَّهِ" مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا كَانَ أَفْضَلَ مِنْ مِائَةِ فَرَسٍ يُحْمَلُ عَلَيْهَا، وَمَنْ قَالَ: "اللَّهُ أَكْبَرُ" مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا، كَانَ أَفْضَلَ مِنْ عِتْقِ مِائَةِ رَقَبَةٍ، وَمَنْ قَالَ: "لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ" مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا، لَمْ يَجِئْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَدٌ بِعَمَلٍ أَفْضَلَ مِنْ عَمَلِهِ إِلا مَنْ قَالَ قَوْلَهُ أَوْ زَادَ»

"Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah, 100× sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, maka itu lebih baik dari sedekah 100 onta. Barangsiapa yang mengucapkan: Alhamdulillah, 100× sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, maka itu lebih baik dari sedekah 100 kuda yang dipakai berperang. Barangsiapa yang mengucapkan: Allahu akbar, 100× sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, maka itu lebih baik dari memerdekakan 100 budak. Barangsiapa yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, 100× sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelam, makatdk ada yang datang pada hari kiamat dengan amalan yang lebih baik dari amalannya kecuali yang juga mengucapkannya atau menambahnya." [Shahih At-Targiib]

Lihat: Dzikir “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah” - Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir

Dua jenis dzikir.

a)      Dzikir mutlaq.

Yaitu dzikir secara umum, dilakukan kapan saja dan di mana saja, dilakukan mulai hari pertama Dzulhijjah. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhum;

«كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ العَشْرِ يُكَبِّرَانِ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا» [صحيح البخاري معلقا]

“Bahwa keduanya pergi ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah bertakbir, dan orang-orang pun bertakbir dengan takbiran keduanya. [Shahih Bukhari: Mu’llaq]

b)     Dzikir muqayyad.

Dzikir khusus yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma;

«وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُكَبِّرُ بِمِنًى تِلْكَ الأَيَّامَ، وَخَلْفَ الصَّلَوَاتِ وَعَلَى فِرَاشِهِ وَفِي فُسْطَاطِهِ وَمَجْلِسِهِ، وَمَمْشَاهُ تِلْكَ الأَيَّامَ جَمِيعًا» [صحيح البخاري معلقا]

“Bahwasanya ia bertakbir di Mina pada hari-hari tersebut, di setiap selesai shalat, di atas kasurnya, dalam tendanya, dalam majelisnya, dan ketika ia berjalan pada hari-hari tersebut seluruhnya”. [Shahih Bukhari: Mu’llaq, dan diriwayatkan oleh Al-Fakihiy]

Ø  Diriwayatkan juga;

«كَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ» [صحيح البخاري معلقا]

“Bahwa Muhammad bin Ali (Abu Ja'faar Al-Baqir rahimahullah) bertakbir setelah shalat sunnah”. [Shahih Bukhari: Mu’llaq]

Takbir ini dimulai setelah shalat Subuh hari Arafah sampai setelah shalat Ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah) sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah diantaranya Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas radiyallahu 'anhum. 

Ø  Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya ia bertakbir mulai setelah shalat subuh hari Arafah sampai shalat Ashar akhir hari kurban (Tasyriq), ia mengucapkan:

«اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ» [مصنف ابن أبي شيبة: حسن]

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Bahwasanya ia bertakbir mulai dari shalat subuh hari ‘Arafah sampai akhir hari Tasyriq, ia tidak takbir lagi pada shalat Magrib, ia mengucapkan:

«اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ» [مصنف ابن أبي شيبة]

Ø  Dalam riwayat lain;

«اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ، اللهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا» [السنن الكبرى للبيهقي]

Ø  Abu ‘Utsman An-Nahdiy rahimahullah berkata: Salman radhiyallahu ‘anhu mengajarkan kepada kami bertakbir, ia berkata: Bertakbirlah kalian …

«اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، أَوْ قَالَ: تَكْبِيرًا، اللهُمَّ أَنْتَ أَعْلَى وَأَجَلُّ مِنْ أَنْ تَكُونَ لَكَ صَاحِبَةٌ، أَوْ يَكُونَ لَكَ وَلَدٌ، أَوْ يَكُونَ لَكَ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ، أَوْ يَكُونَ لَكَ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا، اللهُمَّ اغْفِرْ لَنَا، اللهُمَّ ارْحَمْنَا»

Kemudian Salman berkata:

" وَاللهِ لَتَكْتُبُنَّ هَذِهِ، لَا تَتْرُكُ هَاتَانِ، وَلَتَكُونَنَّ شَفْعًا لِهَاتَيْنِ " [السنن الكبرى للبيهقي]

“Demi Allah, hendaklah kalian bertakbir dengan ini, jangan kalian meninggalkannya, dan kalian akan mendapatkan syafa’at dengan takbir ini”. [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy]

Nb: Takbir setelah shalat Fardhu, sebagian ulama seperti syekh Shalih Fauzan mensyaratkan dilakukan setelah shalat berjama’ah, dan sebelum dzikir setelah shalat.

Sedangkan syekh Abdussalam berpendapat bahwa dianjurkan setelah dzikir shalat, dan terputus jika berhadats atau meninggalkan tempat shalatnya.

Mengangkat suara ketika bertakbir

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَخْرُجُ فِي الْعِيدَيْنِ مَعَ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، وَالْعَبَّاسِ، وَعَلِيٍّ، وَجَعْفَرٍ، وَالْحَسَنِ، وَالْحُسَيْنِ، وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، وَزِيدِ بْنِ حَارِثَةَ، وَأَيْمَنَ ابْنِ أُمِّ أَيْمَنَ، رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ» [صحيح ابن خزيمة]

Bahwasanya Rasulullah keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha bersama Al-Fadhl bin Abbas, Abdullah bin 'Abbas, Al-Abbas, Ali, Ja'far, Al-Hasan, Al-Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Aiman bin Ummu Aiman dengan mengangkat suara bertahlil dan bertakbir". [Shahih Ibnu Khuzaimah]

Ø  Nafi’ rahimahullah berkata:

«أَنَّ ابْن عُمَرَ كَانَ يَغْدُو يَوْمَ الْعِيدِ، وَيُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ، حَتَّى يَبْلُغَ الْإِمَامُ» [مصنف ابن أبي شيبة: صححه الألباني]

“Bahwasanya Ibnu Umar -radhiyallahu 'anhuma- jika pergi shalat pada hari ‘Idul Fitri, ia bertakbir dan mengangkat suaranya sampai tiba pada Imam”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: Sahih]

Ø  Dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu;

«كَانَ يُكَبِّرُ فِي قُبَّتِهِ بِمِنًى فَيَسْمَعُهُ أَهْلُ المَسْجِدِ، فَيُكَبِّرُونَ وَيُكَبِّرُ أَهْلُ الأَسْوَاقِ حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيرًا» [صحيح البخاري معلقا]

“Bahwasanya ia bertakbir di tendanya ketika di Mina, dan didengarkan oleh orang-orang yang ada di mesjid, maka mereka bertakbir dan orang-orang di pasar juga bertakbir, sehingga Mina bergemuruh dengan takbiran”. [Shahih Bukhari: Mu’allaq, dan diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy]

Tidak saling menyalahkan dalam berdzikir dan bertakbir

Muhammad bin Abu Bakar Ats-Tsaqafiy rahimahullah berkata, Aku bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu -saat itu kami berdua sedang berangkat dari Mina menuju 'Arafah- tentang talbiyyah: Bagaimana kalian melaksanakannya bersama Nabi ?

Dia menjawab:

«كَانَ يُلَبِّي المُلَبِّي، لاَ يُنْكَرُ عَلَيْهِ، وَيُكَبِّرُ المُكَبِّرُ، فَلاَ يُنْكَرُ عَلَيْهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Di antara kami ada seorang yang membaca talbiyyah, namun hal itu tidak diingkari, dan ada yang bertakbir namun hal itu juga tidak diingkari." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Nb: Syekh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berdalil dengan hadits ini bahwa tidak disyari’atkan dzikir dan takbir berjama’ah.

Perempuan juga bertakbir

Ummu ‘Athiyah radhiyallahu 'anha berkata:

«كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ العِيدِ حَتَّى نُخْرِجَ البِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا، حَتَّى نُخْرِجَ الحُيَّضَ، فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ، فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ، وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ اليَوْمِ وَطُهْرَتَهُ» [صحيح البخاري]

"Pada hari Raya Ied kami diperintahkan untuk keluar sampai-sampai kami mengajak para anak gadis dari kamarnya dan juga para wanita yang sedang haid. Mereka duduk di belakang barisan kaum laki-laki dan mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti doanya kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut." [Sahih Bukhari]

Ø  Dalam riwayat lain:

«وَكَانَتْ مَيْمُونَةُ تُكَبِّرُ يَوْمَ النَّحْرِ»، «وَكُنَّ النِّسَاءُ يُكَبِّرْنَ خَلْفَ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ، وَعُمَرَ بْنِ عَبْدِ العَزِيزِ لَيَالِيَ التَّشْرِيقِ مَعَ الرِّجَالِ فِي المَسْجِدِ» [صحيح البخاري معلقا]

“Bahwasanya Maimunah bertakbir pada hari Nahr (idul Adha), dan para wanita bertakbir di belakang Aban bin ‘Utsman dan Umar bin Abdil ‘Aziz pada malam-malam Tasyriq bersama para lelaki di mesjid”. [Shahih Bukhari: Mu’allaq]

Keutamaan dzikir

Dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bertanya:

«أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالوَرِقِ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ؟» قَالُوا: بَلَى. قَالَ: «ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى»

"Inginkah kalian kutunjuki amalan terbaik kalian, paling mulia di sisi Tuhan-mu, paling tinggi mengangkat derajatmu, lebih baik bagimu dari pada bersedekah dengan emas dan perak, dan lebih baik bagimu dari pada melawan musuh lalu kau terbas leher mereka dan mereka menebas lehermu?" Sahabat menjawab: Tentu! Rasulullah bersabda: "Zikir kepada Allah ta'aalaa". [Sunan Tirmizi: Sahih]

Lihat: Keutamaan dzikir

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Keistimewaan bulan Dzulhijjah - Ibadah-ibadah di bulan Dzulhijjah - Menjaga kesucian bulan-bulan Haram - Hadits Abu Bakrah; 4 bulan haram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...