Minggu, 27 Juli 2025

Iman kepada Kitab Suci

بسم الله الرحمن الرحيم

Kewajiban beriman kepada kitab suci Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ} [البقرة: 285]

    Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya." [Al-Baqarah:285]

{وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ} [البقرة: 177]

Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. [Al-Baqarah:177]

{وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء: 136]

Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya. [An-Nisaa':136]

ü  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Jibril bertanya kepada Rasululah: Beri tahu kepadaku tentang Iman?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

"أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Engku meyakini tentang Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, dan meyakini adanya takdir yang baik dan yang buruk". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Bagaimana beriman kepada kitab suci Allah ta’aalaa?

1.      Membenarkan bahwa kitab-kitab suci tersebut diturunkan oleh Allah berupa ucapanNya bukan ucapan selainNya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ (2) نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ (3) مِن قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ الْفُرْقَانَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انتِقَامٍ} [آل عمران : 2-4]

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al-Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). [Ali Imran: 2-4]

{وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ} [الشورى : 51]

Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. [Asy-Syuuraa: 51]

Lihat: Allah berbicara

2.      Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut mengajak untuk beribadah kepada Allah semata.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِّي مِن دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ} [آل عمران : 79]

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. [Ali 'Imran: 79]

3.      Mengimani bahwa semua kitab tersebut saling membenarkan antara satu dengan yang lainnya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَآتَيْنَاهُ الْإِنجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ} [المائدة : 46]

Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. [Al-Maidah: 46]

4.      Mengimani secara khusus kitab-kitab yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits.

a)       Taurat kepada Nabi Musa ‘alaihissalam.

b)      Injil kepada Nabi Isa ‘alaihissalam.

c)       Zabur kepada Nabi Daud ‘alaihissalam. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا} [النساء : 163]

Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. [An-Nisaa: 163]

d)      Suhuf Ibrahim dan Musa ‘alaihimassalam. Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ (18) صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ} [الأعلى : 18-19]

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. [Al-A'laa: 18-19]

e)      Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad .

Lihat: Sejarah turunya Al-Qur'an dan pengkodifikasiannya

5.      Meyakini bahwa semua kitab terdahulu sudah digantikan dengan Al-Qur'an.

Umar bin Al-Khaththab pernah mendatangi Nabi dengan membawa sebuah kitab yang dia dapatkan dari sebagian Ahli Kitab. Dia membacakannya kepada Nabi , lalu beliau marah dan bersabda:

"أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً، لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ، أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوا بِهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا، مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي"

"Apakah engkau ragu-ragu tentangnya, wahai Ibnul Khaththab? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku telah datang kepada kalian dengan (syariat) yang putih bersih (jelas). Janganlah kalian bertanya kepada mereka (Ahli Kitab) tentang sesuatu pun, karena mereka bisa saja memberitahukan kebenaran lalu kalian mendustakannya, atau memberitahukan kebatilan lalu kalian membenarkannya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup, niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali mengikutiku." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]

6.      Kitab suci selain Al-Qur'an telah terjadi perubahan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ} [البقرة : 75]

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? [Al-Baqarah: 75]

7.      Mengimani Al-Qur'an secara khusus.

Dengan cara meyakini bahwa:

a.       Syari'at di dalamnya untuk semua jin dan manusia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا} [الفرقان : 1]

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. [Al-Furqan: 1]

b.      Menasakh (menggantikan) semua kitab suci sebelumnya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ} [المائدة: 48]

Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. [Al-Maidah:48]

c.       Syari'at yang ringan dan tidak menyulitkan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ} [الأعراف : 157]

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. [Al-A'raaf: 157]

Lihat: Kitab Iman bab 30; Agama itu mudah

d.      Satu-satunya kitab yang Allah sendiri yang langsung menjaganya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ} [الحجر: 9]

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr:9]

e.       Mengandung mukjizat yang banyak.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا} [الإسراء: 88]

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". [Al-Israa':88]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنَ الآيَاتِ مَا مِثْلُهُ أُومِنَ، أَوْ آمَنَ، عَلَيْهِ البَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنِّي أَكْثَرُهُمْ تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak seorang nabi pun kecuali diberi mukjizat yang dengannya manusia beriman kepadanya, dan mukjizat yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadaku (Al-Qur'an), maka aku berharap pada hari kiamat nanti akulah nabi yang paling banyak pengikutnya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Mu’jizat Nabi Muhammad

f.        Menjelaskan segala yang dibutuhkan oleh manusia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل: 89]

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]

g.       Allah memberikan kemudahan dalam membaca dan memahaminya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ} [القمر: 17]

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? [Al-Qamar:17]

h.      Al-Qur'an merangkum segala inti kandungan kitab suci terdahulu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ} [الشورى : 13]

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. [Asy-Syuuraa: 13]

i.        Menceritakan sebahagian kisah umat terdahulu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ} [هود : 120]

Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. [Huud: 120]

j.        Al-Qur'an adalah akhir kitab yang diturunkan, berlaku sampai hari kiamat.

Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an

Manfaat beriman kepada kitab suci Allah ta’aalaa.

Diantaranya:

1)      Bersyukur atas kasih sayang Allah ‘azza wajalla dan perhatianNya sehingga menurunkan kitab suci untuk membimbing hambaNya.

2)      Nampak hikmah Allah karena menurunkan syari'at yang sesuai dengan waktu, tempat dan kondisi hambaNya.

3)      Menetapkan sifat berbicara bagi Allah subahanahu wata’aalaa, tidak menyerupai makhlukNya.

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Iman kepada malaikat - Manfaat beriman kepada takdir - Jenis-jenis Syafa’at di akhirat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...