Selasa, 22 Juli 2025

Kitab I’tisham, bab (20) Apabila seorang pegawai atau hakim berijtihad

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

بَاب: إِذَا اجْتَهَدَ الْعَامِلُ أَوِ الْحَاكِمُ، فَأَخْطَأَ خِلَافَ الرَّسُولِ مِنْ غَيْرِ عِلْمٍ، فَحُكْمُهُ مَرْدُودٌ.

Bab: Apabila seorang pegawai atau hakim berijtihad (menetapkan hukum) kemudian keliru dan menyelisihi Rasulullah tanpa ilmu maka hukumnya tertolak.

Dalam bab ini imam Bukhari menjelaskan bahwa semua hukum atau pendapat yang menyelisihi Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah maka hukum tersebut tertolak. Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha; Nabi bersabda:

"إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، وَإِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ، وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ، وَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا أَسْمَعُ، فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ مِنْ حَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا فَلَا يَأْخُذْ، فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنَ النَّارِ"

"Saya hanyalah manusia biasa, dan kalian mengadukan sengketa kepadaku, siapa tahu sebagian diantara kalian lebih pandai bersilat lidah dengan alasannya dari sebagian lain, sehingga aku memutuskan sebatas yang aku dengar, maka barang siapa kuputuskan menang dengan mendzalimi hak saudaranya, janganlah ia mengambilnya, sebab aku akan mengambil sulutan api neraka baginya." [Shahih Bukhari]

Imam Bukhari rahimahullah berdalilkan dengan dua hadits, satu hadits mu'allaq (tanpa sanad) dan satu muttashil dari Abu Sa'id Al-Khudriy dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma.

A.    Hadits mu'allaq.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

لِقَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ ردٌّ".

“Karena sabda Nabi : "Barang siapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Ash-Shulh, bab "Jika manusia berdamai dengan kedzaliman maka perdamaian tersebut tertolak", dari Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasulullah bersabda:

"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَد"

“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini (ibadah) sesuatu yang tidak termasuk padanya, maka hal itu ditolak”.

Diriwayatkan juga oleh iman Muslim dalam “As-Shahih” kitab Aqdhiyah, dengan lafadz yang persis seperti yang dicantumkan oleh imam Bukhari dalam bab ini. Dari Sa'd bin Ibrahim bin Abdirrahman bin 'Auf, dia berkata:

سَأَلْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ رَجُلٍ لَهُ ثَلَاثَةُ مَسَاكِنَ، فَأَوْصَى بِثُلُثِ كُلِّ مَسْكَنٍ مِنْهَا، قَالَ: يُجْمَعُ ذَلِكَ كُلُّهُ فِي مَسْكَنٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ قَالَ: أَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ"

Aku bertanya kepada Al-Qasim bin Muhammad tentang seseorang yang memilki tiga tempat tinggal, lalu dia mewasiatkan sepertiga dari setiap satu tempat tinggal." Al-Qasim menjawab, "Hendaklah dia mengumpulkannya menjadi satu." Kemudian Al-Qasim melanjutkan: Aisyah, telah mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."

Nb: Lihat penjelasan hadits Aisyah di sini: Syarah Arba’in hadits (5) Aisyah; Bahaya bid’ah

B.     Hadits Abu Sa'id dan Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩١٨ -  حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [بن عبد الله بن عبد الله بن أويس]، عَنْ أَخِيهِ [عبد الحميد بن عبد الله بن عبد الله بن أويس]، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَجِيدِ بْنِ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ: أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ المسيَّب يُحَدِّثُ: أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ وَأَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَاهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ بَعَثَ أَخَا بَنِي عَدِيٍّ الْأَنْصَارِيَّ، وَاسْتَعْمَلَهُ عَلَى خَيْبَرَ، فَقَدِمَ بِتَمْرٍ جَنِيبٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "أكلُّ تَمْرِ خَيْبَرَ هَكَذَا؟". قَالَ: لَا، وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا لَنَشْتَرِي الصَّاعَ بِالصَّاعَيْنِ مِنَ الْجَمْعِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "لا تفعلوا، ولكن مثل بِمِثْلٍ، أَوْ بِيعُوا هَذَا وَاشْتَرُوا بِثَمَنِهِ مِنْ هذا، وكذلك الميزان".

Telah menceritakan kepada kami Ismail [bin Abdillah bin Abdillah bin Uwais] dari saudaranya [Abdul Hamid bin Abdillah bin Abdillah bin Uwais] dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdul Majid bin Suhail bin Abdurrahman bin Auf; ia mendengar Sa'id bin Al-Musayyab menceritakan bahwa Abu Sa'id Al-Khudriy dan Abu Hurairah menceritakan kepadanya, Rasulullah mengutus saudara Bani 'Adi Al-Anshariy dan mempekerjakannya untuk mengelola kebun Khaibar, selanjutnya ia membawa kurma yang kualitasnya istimewa, maka Rasulullah bertanya: 'Apa setiap kurma Khaibar seperti ini?' Ia menjawab, 'Tidak, demi Allah ya Rasulullah, kami membeli satu sha' kurma ini dengan dua sha' kurma kami yang berkualitas rendah.' Maka Rasulullah bersabda, "Jangan seperti itu kau lakukan, namun jika kamu ingin menukar, tukarlah dengan takaran sama, atau jual dahulu kurmamu dan belilah kurma itu dengan uang hasil penjualanmu, demikian pula timbangan."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Sa’di Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

3.      Pengumpulan zakat adalah wewenang pemerintah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا} [التوبة : 103]

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. [At-Taubah: 103]

4.      Saudara Bani Adiy yang dimaksud adalah Sawad bin Gaziyah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ad-Daraquthniy dalam Sunannya (3/406) no.2849.

5.      Haram riba fadhl yaitu menukar barang makanan yang sejenis sekalipun kuwalitasnya berbeda dengan takaran yang berbeda. Namun jika sama takarannya dan dilakukan secara tunai (langsung) maka halal.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ} [البقرة: 275] 

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. [Al-Baqarah: 275]

Ø  Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu berkata:

جَاءَ بِلَالٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ بِتَمْرٍ بَرْنِيٍّ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ ﷺ: "مِنْ أَيْنَ هَذَا؟"، قَالَ بِلَالٌ  كَانَ عِنْدَنَا تَمْرٌ رَدِيٌّ، فَبِعْتُ مِنْهُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ، لِنُطْعِمَ النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ عِنْدَ ذَلِكَ: "أَوَّهْ أَوَّهْ، عَيْنُ الرِّبَا عَيْنُ الرِّبَا، لَا تَفْعَلْ، وَلَكِنْ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِيَ فَبِعِ التَّمْرَ بِبَيْعٍ آخَرَ، ثُمَّ اشْتَرِهِ".

"Bilal datang menemui Nabi  dengan membawa kurma Barni (jenis kurma terbaik) maka Nabi berkata, kepadanya, "Dari mana kurma ini?" Bilal menjawab, "Kami memiliki kurma yang jelek lalu kami jual dua sha' kurma tersebut dengan satu sha' kurma yang baik agar kami dapat menghidangkannya kepada Nabi . Maka saat itu juga Nabi berkata, "Celaka celaka, ini benar-benar riba. Janganlah kamu lakukan seperti itu. Jika kamu mau membeli kurma maka juallah kurmamu dengan harga tertentu kemudian belilah kurma yang baik ini". [Shahih Bukhari]

Ø  Dari 'Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah bersabda: 

"الذهب بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير، والتمر بِالتَّمْرِ، وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ، مِثْلًا بِمِثْلٍ، سَوَاءً بِسَوَاءٍ، يَدًا بِيَدٍ، فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الْأَصْنَافُ، فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ، إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ". [صحيح مسلم]

"Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir (jelai) dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, harus sama (jenisnya), seimbang (takaran/timbangannya), dan tunai (langsung serah terima). Jika jenisnya berbeda, juallah sesuka kalian asalkan tunai (langsung serah terima)." [Shahih Muslim]

6.      Semua hukum atau ibadah yang menyelisihi sunnah Nabi tertolak, berdosa jika dilakukan dengan sengaja.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullahﷺ  bersabda:

"لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا" [صحيح مسلم]

“Allah melaknat orang yang mendukung dan membela pelaku bid’ah”. [Sahih Muslim]

Lihat: Kitab I’tisham, bab (06): Dosa orang yang melindungi ahli bid’ah

a)      Jika berkaitan dengan hak orang lain maka harus dikembalikan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (278) فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ} [البقرة: 278-279]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. [Al-Baqarah: 278-279]

Ø  Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhuma bahwa keduanya berkata;

إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَعْرَابِ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْشُدُكَ اللَّهَ إِلَّا قَضَيْتَ لِي بِكِتَابِ اللَّهِ! فَقَالَ الْخَصْمُ الْآخَرُ وَهُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ: نَعَمْ فَاقْضِ بَيْنَنَا بِكِتَابِ اللَّهِ، وَأْذَنْ لِي! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قُلْ! قَالَ: إِنَّ ابْنِي كَانَ عَسِيفًا عَلَى هَذَا فَزَنَى بِامْرَأَتِهِ وَإِنِّي أُخْبِرْتُ أَنَّ عَلَى ابْنِي الرَّجْمَ فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمِائَةِ شَاةٍ وَوَلِيدَةٍ، فَسَأَلْتُ أَهْلَ الْعِلْمِ فَأَخْبَرُونِي أَنَّمَا عَلَى ابْنِي جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ وَأَنَّ عَلَى امْرَأَةِ هَذَا الرَّجْمَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ، الْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ وَعَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ، اغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى امْرَأَةِ هَذَا فَإِنْ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا"، قَالَ: فَغَدَا عَلَيْهَا فَاعْتَرَفَتْ، فَأَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَرُجِمَتْ

Ada seorang warga Arab datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku bersumpa atas nama Allah kepadamu, bahwa engkau tidak memutuskan perkara diantara kami melainkan dengan Kitab Allah. Lalu lawan yang tutur katanya lebih baik dari padanya berkata: "Dia benar, putuskan perkara diantara kami dengan Kitab Allah dan perkenankanlah untukku". Maka Rasululloh ﷺ besabda: "Katakan". Ia berkata: "Sesunguhnya anakku adalah buruh yang bekerja pada orang ini lalu dia berzina dengan istrinya maka aku diberitahu bahwa anakku harus dirajam. Kemudian aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita, kemudian aku bertanya kepada ahli ilmu lalu mereka memberitahu aku bahwa atas anakku cukup dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun sedangkan untuk istri orang ini dirajam". Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan buat kalian berdua dengan menggunakan Kitab Allah. Adapun seorang budak dan kambing seharusnya dikembalikan dan untuk anakmu dikenakan hukum cambuk sebanyak seratus kali dan diasingkan selama setahun. Adapun kamu, wahai Unais, besok pagi datangilah istri orang ini. Jika dia mengaku maka rajamlah". Kemudian Unais mendatangi wanita itu dan dia mengakuinya. Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan agar wanita itu dirajam. [Shahih Bukhari]

Ø  Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ إِلَى بَنِي جَذِيمَةَ، فَلَمْ يُحْسِنُوا أَنْ يَقُولُوا: أَسْلَمْنَا، فَقَالُوا: صَبَأْنَا صَبَأْنَا، فَجَعَلَ خَالِدٌ يَقْتُلُ وَيَأْسِرُ، وَدَفَعَ إِلَى كُلِّ رَجُلٍ مِنَّا أَسِيرَهُ، فَأَمَرَ كُلَّ رَجُلٍ مِنَّا أَنْ يَقْتُلَ أَسِيرَهُ، فَقُلْتُ: وَاللهِ لَا أَقْتُلُ أَسِيرِي، وَلَا يَقْتُلُ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِي أَسِيرَهُ، فَذَكَرْنَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: "اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ". مَرَّتَيْنِ. [صحيح البخاري]

Nabi mengutus Khalid bin Al Walid ke Bani Judzaimah yang lidah mereka belum fasih mengucapkan ASLAMNAA (kami masuk Islam), sehingga mereka ucapkan, 'ASHBA'NA' (yang arti secara harfiah kami menganut agama shabiiyah, padahal maksud mereka ASLAMNA), sehingga Khalid terus membunuh dan menawan dan menyerahkan tawanannya kepada masing-maing kami, dan menyuruh masing-masing kami untuk membunuhnya, maka kukatakan, 'demi Allah, saya tak akan membunuh tawananku, ' dan tak seorang pun sahabatku membunuh tawanannya. Maka kasus ini kulaporkan kepada Nabi dan beliau berujar, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri kepadamu dari apa yang dilakukan Khalid bin Walid" (beliau ulangi ucapannya dua kali).[Shahih Bukhari]

b)      Jika berkaitan dengan ibadah dan masih dalam waktunya maka harus diulang.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ دَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَرَدَّ وَقَالَ: "ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ". فَرَجَعَ يُصَلِّي كَمَا صَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: "ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ" ثَلَاثًا، فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، مَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي، فَقَالَ: "إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ، فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا" [صحيح البخاري]

Bahwa Nabi masuk ke dalam Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid dan salat, kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Nabi . Lalu Nabi menjawab salamnya kemudian bersabda, "Kembali dan ulangilah salatmu, karena kamu belum salat!" Orang itu kemudian mengulangi salat dan kembali datang menghadap kepada Nabi sambil memberi salam. Namun beliau kembali bersabda, "Kembali dan ulangilah salatmu karena kamu belum salat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya, sehingga ia berkata, "Demi Dzat yang mengutus tuan dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku." Beliau pun bersabda, "Jika kamu mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh salat (rakaat) mu." [Shahih Bukhari]

c)       Jika sudah keluar dari waktunya maka tidak perlu diulang dan dapat pahala jika ia tidak tahu hukumnya.

Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:

خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ، فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا، ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ، وَلَمْ يُعِدِ الْآخَرُ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللهِ ﷺ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: "أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ"، وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ: "لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ" [سنن أبي داود: صحيح]

Ada dua orang mengadakan perjalanan jauh, lalu waktu salat tiba sementara mereka tidak mempunyai air, maka keduanya bertayamum dengan menggunakan tanah yang bersih dan keduanya salat, kemudian keduanya mendapatkan air dalam masa waktu salat tersebut, maka salah seorang dari keduanya mengulangi salat dengan berwudu dan yang lainnya tidak, kemudian keduanya mendatangi Rasulullah dan mengisahkan perjalanan mereka, maka Rasulullah bersabda kepada yang tidak mengulang salat, "Kamu telah melaksanakan sunnah dan salat kamu sempurna (tidak perlu diulang)", dan beliau bersabda kepada yang berwudu dan mengulangi salat, "Kamu mendapatkan pahala dua kali." [Sunan Abi Daud: Shahih]

7.      Boleh menikmati makanan yang berkualitas tanpa berlebihan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} [الأعراف : 32]

Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia”. [Al-A’raaf: 32]

8.      Adab seorang mufti ketika berfatwa tentang keharaman sesuatu maka ia membukakan jalan yang halal sehingga ia mudah meninggalkan yang haram.

Lihat: Kitab Ilmu bab 53; Orang yang menjawab si penanya lebih banyak dari yang ia tanyakan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (19) Firman Allah ta'aalaa {Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...