بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَاب: إِذَا اجْتَهَدَ الْعَامِلُ أَوِ الْحَاكِمُ، فَأَخْطَأَ
خِلَافَ الرَّسُولِ مِنْ غَيْرِ عِلْمٍ، فَحُكْمُهُ مَرْدُودٌ.
Bab: Apabila seorang pegawai atau hakim berijtihad (menetapkan
hukum) kemudian keliru dan menyelisihi Rasulullah tanpa ilmu maka hukumnya
tertolak.
Dalam bab ini imam Bukhari
menjelaskan bahwa semua hukum atau pendapat yang menyelisihi Al-Qur'an dan
sunnah Rasulullah ﷺ maka hukum tersebut tertolak. Dari Ummu Salamah radhiyallahu
‘anha; Nabi ﷺ bersabda:
"إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ، وَإِنَّكُمْ
تَخْتَصِمُونَ، وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَلْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ
بَعْضٍ، وَأَقْضِيَ لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا أَسْمَعُ، فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ مِنْ
حَقِّ أَخِيهِ شَيْئًا فَلَا يَأْخُذْ، فَإِنَّمَا أَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنَ
النَّارِ"
"Saya hanyalah manusia biasa, dan kalian mengadukan
sengketa kepadaku, siapa tahu sebagian diantara kalian lebih pandai bersilat
lidah dengan alasannya dari sebagian lain, sehingga aku memutuskan sebatas yang
aku dengar, maka barang siapa kuputuskan menang dengan mendzalimi hak
saudaranya, janganlah ia mengambilnya, sebab aku akan mengambil sulutan api
neraka baginya." [Shahih Bukhari]
Imam Bukhari rahimahullah berdalilkan
dengan dua hadits, satu hadits mu'allaq (tanpa sanad) dan satu muttashil
dari Abu Sa'id Al-Khudriy dan Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhuma.
A. Hadits mu'allaq.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
لِقَوْلِ النَّبِيِّ ﷺ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ ردٌّ".
“Karena sabda Nabi ﷺ: "Barang siapa
mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dalam kitab Ash-Shulh, bab "Jika manusia berdamai dengan kedzaliman
maka perdamaian tersebut tertolak", dari Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَد"
“Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini (ibadah) sesuatu yang tidak termasuk padanya, maka hal itu ditolak”.
Diriwayatkan juga oleh iman Muslim
dalam “As-Shahih” kitab Aqdhiyah, dengan lafadz yang persis seperti yang
dicantumkan oleh imam Bukhari dalam bab ini. Dari Sa'd bin Ibrahim bin
Abdirrahman bin 'Auf, dia berkata:
سَأَلْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ رَجُلٍ لَهُ ثَلَاثَةُ
مَسَاكِنَ، فَأَوْصَى بِثُلُثِ كُلِّ مَسْكَنٍ مِنْهَا، قَالَ: يُجْمَعُ ذَلِكَ
كُلُّهُ فِي مَسْكَنٍ وَاحِدٍ، ثُمَّ قَالَ: أَخْبَرَتْنِي عَائِشَةُ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: "مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا
فَهُوَ رَدٌّ"
Aku bertanya kepada Al-Qasim bin Muhammad tentang seseorang
yang memilki tiga tempat tinggal, lalu dia mewasiatkan sepertiga dari setiap
satu tempat tinggal." Al-Qasim menjawab, "Hendaklah dia
mengumpulkannya menjadi satu." Kemudian Al-Qasim melanjutkan: Aisyah,
telah mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullahﷺ bersabda, "Barang siapa mengamalkan suatu perkara yang
tidak kami perintahkan, maka ia tertolak."
Nb: Lihat penjelasan hadits Aisyah di sini: Syarah Arba’in hadits (5) Aisyah; Bahaya bid’ah
B. Hadits Abu Sa'id dan Abi Hurairah radhiyallahu
‘anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٦٩١٨ - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [بن عبد الله بن عبد الله بن أويس]، عَنْ
أَخِيهِ [عبد الحميد بن عبد الله بن عبد الله بن أويس]، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ
بِلَالٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَجِيدِ بْنِ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
عَوْفٍ: أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ المسيَّب يُحَدِّثُ: أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ
الْخُدْرِيَّ وَأَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَاهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ بَعَثَ
أَخَا بَنِي عَدِيٍّ الْأَنْصَارِيَّ، وَاسْتَعْمَلَهُ عَلَى خَيْبَرَ، فَقَدِمَ
بِتَمْرٍ جَنِيبٍ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "أكلُّ تَمْرِ خَيْبَرَ
هَكَذَا؟". قَالَ: لَا، وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّا لَنَشْتَرِي
الصَّاعَ بِالصَّاعَيْنِ مِنَ الْجَمْعِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "لا
تفعلوا، ولكن مثل بِمِثْلٍ، أَوْ بِيعُوا هَذَا وَاشْتَرُوا بِثَمَنِهِ مِنْ هذا،
وكذلك الميزان".
Telah menceritakan kepada kami Ismail [bin
Abdillah bin Abdillah bin Uwais] dari saudaranya [Abdul Hamid bin Abdillah bin Abdillah bin
Uwais] dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdul Majid bin Suhail bin Abdurrahman bin
Auf; ia mendengar Sa'id bin Al-Musayyab menceritakan bahwa Abu Sa'id Al-Khudriy
dan Abu Hurairah menceritakan kepadanya, Rasulullah ﷺ mengutus saudara Bani 'Adi Al-Anshariy
dan mempekerjakannya untuk mengelola kebun Khaibar, selanjutnya ia membawa
kurma yang kualitasnya istimewa, maka Rasulullah ﷺ bertanya: 'Apa setiap kurma
Khaibar seperti ini?' Ia menjawab, 'Tidak, demi Allah ya Rasulullah, kami
membeli satu sha' kurma ini dengan dua sha' kurma kami yang berkualitas
rendah.' Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Jangan seperti itu kau lakukan, namun jika kamu
ingin menukar, tukarlah dengan takaran sama, atau jual dahulu kurmamu dan
belilah kurma itu dengan uang hasil penjualanmu, demikian pula timbangan."
Penjelasan
singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Sa’di Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
3.
Pengumpulan
zakat adalah wewenang pemerintah.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا} [التوبة : 103]
Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka. [At-Taubah: 103]
4.
Saudara
Bani Adiy yang dimaksud adalah Sawad bin Gaziyah, sebagaimana
disebutkan dalam riwayat Ad-Daraquthniy dalam
Sunannya (3/406) no.2849.
5.
Haram
riba fadhl yaitu menukar barang makanan yang sejenis sekalipun kuwalitasnya
berbeda dengan takaran yang berbeda. Namun jika sama takarannya dan dilakukan
secara tunai (langsung) maka halal.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ} [البقرة:
275]
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. [Al-Baqarah: 275]
Ø Abu Sa'id Al-Khudriy radhiallahu'anhu berkata:
جَاءَ بِلَالٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ بِتَمْرٍ بَرْنِيٍّ، فَقَالَ لَهُ
النَّبِيُّ ﷺ: "مِنْ أَيْنَ هَذَا؟"، قَالَ بِلَالٌ كَانَ عِنْدَنَا تَمْرٌ رَدِيٌّ، فَبِعْتُ
مِنْهُ صَاعَيْنِ بِصَاعٍ، لِنُطْعِمَ النَّبِيَّ ﷺ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ عِنْدَ
ذَلِكَ: "أَوَّهْ أَوَّهْ، عَيْنُ الرِّبَا عَيْنُ الرِّبَا، لَا تَفْعَلْ،
وَلَكِنْ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِيَ فَبِعِ التَّمْرَ بِبَيْعٍ آخَرَ، ثُمَّ
اشْتَرِهِ".
"Bilal datang menemui Nabi ﷺ dengan membawa kurma Barni (jenis kurma terbaik) maka Nabi ﷺ berkata, kepadanya, "Dari
mana kurma ini?" Bilal menjawab, "Kami memiliki kurma yang jelek lalu
kami jual dua sha' kurma tersebut dengan satu sha' kurma yang baik agar kami
dapat menghidangkannya kepada Nabi ﷺ. Maka saat itu juga Nabi ﷺ berkata, "Celaka celaka,
ini benar-benar riba. Janganlah kamu lakukan seperti itu. Jika kamu mau membeli
kurma maka juallah kurmamu dengan harga tertentu kemudian belilah kurma yang
baik ini". [Shahih Bukhari]
Ø Dari 'Ubadah
bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu
berkata: Rasulullah ﷺ
bersabda:
"الذهب
بالذهب، والفضة بالفضة، والبر بالبر، والشعير بالشعير، والتمر بِالتَّمْرِ،
وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ، مِثْلًا بِمِثْلٍ، سَوَاءً بِسَوَاءٍ، يَدًا بِيَدٍ،
فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الْأَصْنَافُ، فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ، إِذَا كَانَ
يَدًا بِيَدٍ". [صحيح
مسلم]
"Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, sya'ir (jelai) dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam,
harus sama (jenisnya), seimbang (takaran/timbangannya), dan tunai (langsung
serah terima). Jika jenisnya berbeda, juallah sesuka kalian asalkan tunai
(langsung serah terima)." [Shahih Muslim]
6.
Semua
hukum atau ibadah yang menyelisihi sunnah Nabi ﷺ tertolak, berdosa jika dilakukan dengan sengaja.
Dari Ali bin Abi
Thalib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullahﷺ bersabda:
"لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا" [صحيح
مسلم]
“Allah melaknat orang yang mendukung dan membela pelaku
bid’ah”. [Sahih Muslim]
Lihat: Kitab I’tisham, bab (06): Dosa orang yang melindungi ahli bid’ah
a)
Jika berkaitan dengan hak orang lain maka harus dikembalikan.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (278) فَإِن
لَّمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِن تُبْتُمْ
فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ} [البقرة:
278-279]
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. [Al-Baqarah: 278-279]
Ø Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al-Juhaniy radhiyallahu 'anhuma bahwa keduanya
berkata;
إِنَّ رَجُلًا مِنْ الْأَعْرَابِ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْشُدُكَ اللَّهَ إِلَّا قَضَيْتَ لِي بِكِتَابِ اللَّهِ!
فَقَالَ الْخَصْمُ الْآخَرُ وَهُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ: نَعَمْ فَاقْضِ بَيْنَنَا
بِكِتَابِ اللَّهِ، وَأْذَنْ لِي! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: قُلْ! قَالَ: إِنَّ
ابْنِي كَانَ عَسِيفًا عَلَى هَذَا فَزَنَى بِامْرَأَتِهِ وَإِنِّي أُخْبِرْتُ
أَنَّ عَلَى ابْنِي الرَّجْمَ فَافْتَدَيْتُ مِنْهُ بِمِائَةِ شَاةٍ وَوَلِيدَةٍ،
فَسَأَلْتُ أَهْلَ الْعِلْمِ فَأَخْبَرُونِي أَنَّمَا عَلَى ابْنِي جَلْدُ مِائَةٍ
وَتَغْرِيبُ عَامٍ وَأَنَّ عَلَى امْرَأَةِ هَذَا الرَّجْمَ. فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَأَقْضِيَنَّ بَيْنَكُمَا بِكِتَابِ اللَّهِ، الْوَلِيدَةُ وَالْغَنَمُ رَدٌّ
وَعَلَى ابْنِكَ جَلْدُ مِائَةٍ وَتَغْرِيبُ عَامٍ، اغْدُ يَا أُنَيْسُ إِلَى
امْرَأَةِ هَذَا فَإِنْ اعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا"، قَالَ: فَغَدَا عَلَيْهَا
فَاعْتَرَفَتْ، فَأَمَرَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَرُجِمَتْ
Ada seorang warga Arab datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: "Wahai Rasulullah,
aku bersumpa atas nama Allah kepadamu, bahwa engkau tidak memutuskan perkara
diantara kami melainkan dengan Kitab Allah. Lalu lawan yang tutur katanya lebih
baik dari padanya berkata: "Dia benar, putuskan perkara diantara kami
dengan Kitab Allah dan perkenankanlah untukku". Maka Rasululloh ﷺ besabda: "Katakan". Ia
berkata: "Sesunguhnya anakku adalah buruh yang bekerja pada orang ini lalu
dia berzina dengan istrinya maka aku diberitahu bahwa anakku harus dirajam.
Kemudian aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita,
kemudian aku bertanya kepada ahli ilmu lalu mereka memberitahu aku bahwa atas
anakku cukup dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun sedangkan
untuk istri orang ini dirajam". Maka Rasulullah ﷺ bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sungguh aku akan putuskan buat kalian berdua dengan
menggunakan Kitab Allah. Adapun seorang budak dan kambing seharusnya
dikembalikan dan untuk anakmu dikenakan hukum cambuk sebanyak seratus kali dan
diasingkan selama setahun. Adapun kamu, wahai Unais, besok pagi datangilah
istri orang ini. Jika dia mengaku maka rajamlah". Kemudian Unais
mendatangi wanita itu dan dia mengakuinya. Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan agar wanita itu
dirajam. [Shahih Bukhari]
Ø Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:
بَعَثَ النَّبِيُّ ﷺ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ إِلَى بَنِي جَذِيمَةَ،
فَلَمْ يُحْسِنُوا أَنْ يَقُولُوا: أَسْلَمْنَا، فَقَالُوا: صَبَأْنَا صَبَأْنَا،
فَجَعَلَ خَالِدٌ يَقْتُلُ وَيَأْسِرُ، وَدَفَعَ إِلَى كُلِّ رَجُلٍ مِنَّا
أَسِيرَهُ، فَأَمَرَ كُلَّ رَجُلٍ مِنَّا أَنْ يَقْتُلَ أَسِيرَهُ، فَقُلْتُ:
وَاللهِ لَا أَقْتُلُ أَسِيرِي، وَلَا يَقْتُلُ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِي أَسِيرَهُ،
فَذَكَرْنَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: "اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ
إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ". مَرَّتَيْنِ. [صحيح
البخاري]
Nabi ﷺ mengutus Khalid bin Al Walid ke Bani Judzaimah yang lidah
mereka belum fasih mengucapkan ASLAMNAA (kami masuk Islam), sehingga mereka
ucapkan, 'ASHBA'NA' (yang arti secara harfiah kami menganut agama shabiiyah,
padahal maksud mereka ASLAMNA), sehingga Khalid terus membunuh dan menawan dan
menyerahkan tawanannya kepada masing-maing kami, dan menyuruh masing-masing
kami untuk membunuhnya, maka kukatakan, 'demi Allah, saya tak akan membunuh
tawananku, ' dan tak seorang pun sahabatku membunuh tawanannya. Maka kasus ini
kulaporkan kepada Nabi ﷺ dan beliau berujar, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas
diri kepadamu dari apa yang dilakukan Khalid bin Walid" (beliau ulangi
ucapannya dua kali).[Shahih Bukhari]
b)
Jika berkaitan dengan ibadah dan
masih dalam waktunya maka harus diulang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ دَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى،
فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَرَدَّ وَقَالَ: "ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ".
فَرَجَعَ يُصَلِّي كَمَا صَلَّى، ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ﷺ،
فَقَالَ: "ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ
لَمْ تُصَلِّ" ثَلَاثًا، فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ
بِالْحَقِّ، مَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي، فَقَالَ: "إِذَا قُمْتَ
إِلَى الصَّلَاةِ، فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ،
ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ
قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى
تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا" [صحيح
البخاري]
Bahwa Nabi ﷺ masuk ke dalam Masjid, lalu
ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid dan salat, kemudian orang itu
datang dan memberi salam kepada Nabi ﷺ. Lalu Nabi ﷺ menjawab salamnya kemudian
bersabda, "Kembali dan ulangilah salatmu, karena kamu belum salat!"
Orang itu kemudian mengulangi salat dan kembali datang menghadap kepada Nabi ﷺ sambil memberi salam. Namun
beliau kembali bersabda, "Kembali dan ulangilah salatmu karena kamu belum
salat!" Beliau memerintahkan orang ini sampai tiga kali dan akhirnya, sehingga
ia berkata, "Demi Dzat yang mengutus tuan dengan kebenaran, aku tidak bisa
melakukan yang lebih baik dari itu. Maka ajarilah aku." Beliau pun
bersabda, "Jika kamu mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah
ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar rukuk
dengan tenang, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah
itu sujudlah sampai benar-benar sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk
hingga benar-benar duduk, Setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud,
Kemudian lakukanlah seperti cara tersebut di seluruh salat (rakaat) mu."
[Shahih Bukhari]
c)
Jika sudah keluar dari waktunya maka tidak perlu diulang dan dapat
pahala jika ia tidak tahu hukumnya.
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata:
خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَتِ الصَّلَاةُ وَلَيْسَ
مَعَهُمَا مَاءٌ، فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا فَصَلَّيَا، ثُمَّ وَجَدَا
الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ، وَلَمْ
يُعِدِ الْآخَرُ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللهِ ﷺ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ
لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ: "أَصَبْتَ السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْكَ صَلَاتُكَ"،
وَقَالَ لِلَّذِي تَوَضَّأَ وَأَعَادَ: "لَكَ الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ" [سنن
أبي داود: صحيح]
Ada dua orang mengadakan perjalanan jauh, lalu waktu salat
tiba sementara mereka tidak mempunyai air, maka keduanya bertayamum dengan
menggunakan tanah yang bersih dan keduanya salat, kemudian keduanya mendapatkan
air dalam masa waktu salat tersebut, maka salah seorang dari keduanya
mengulangi salat dengan berwudu dan yang lainnya tidak, kemudian keduanya
mendatangi Rasulullah ﷺ dan mengisahkan perjalanan mereka, maka Rasulullah ﷺ bersabda kepada yang tidak
mengulang salat, "Kamu telah melaksanakan sunnah dan salat kamu sempurna
(tidak perlu diulang)", dan beliau bersabda kepada yang berwudu dan
mengulangi salat, "Kamu mendapatkan pahala dua kali." [Sunan Abi
Daud: Shahih]
7.
Boleh
menikmati makanan yang berkualitas tanpa berlebihan.
Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي
أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} [الأعراف : 32]
Katakanlah: “Siapakah
yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?”
Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia”.
[Al-A’raaf: 32]
8.
Adab
seorang mufti ketika berfatwa tentang keharaman sesuatu maka ia membukakan
jalan yang halal sehingga ia mudah meninggalkan yang haram.
Lihat: Kitab Ilmu bab 53; Orang yang menjawab si penanya lebih banyak dari yang ia tanyakan
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (19) Firman Allah ta'aalaa {Dan demikianlah Kami jadikan kalian umat yang wasath}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...