بسم الله الرحمن الرحيم
Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam “Al-Musnad” dengan
sanad yang hasan, dari Mahmud bin Labiid radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata:
لَمَّا قَدِمَ
أَبُو الْحَيْسَرِ أَنَسُ بْنُ رَافِعٍ مَكَّةَ، وَمَعَهُ فِتْيَةٌ مِنْ بَنِي
عَبْدِ الْأَشْهَلِ فِيهِمْ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ يَلْتَمِسُونَ الْحِلْفَ مِنْ
قُرَيْشٍ عَلَى قَوْمِهِمْ مِنَ الْخَزْرَجِ، سَمِعَ بِهِمْ رَسُولُ اللهِ ﷺ،
فَأَتَاهُمْ فَجَلَسَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ لَهُمْ: «هَلْ لَكُمْ إِلَى خَيْرٍ
مِمَّا جِئْتُمْ لَهُ؟» قَالُوا: وَمَا ذَاكَ؟ قَالَ: «أَنَا رَسُولُ اللهِ،
بَعَثَنِي إِلَى الْعِبَادِ أَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ لَا
يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأُنْزِلَ عَلَيَّ كِتَابٌ» ثُمَّ ذَكَرَ الْإِسْلَامَ،
وَتَلَا عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ، فَقَالَ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ، وَكَانَ غُلَامًا
حَدَثًا: أَيْ قَوْمِ، هَذَا وَاللهِ خَيْرٌ مِمَّا جِئْتُمْ لَهُ، قَالَ:
فَأَخَذَ أَبُو حَيْسَرٍ أَنَسُ بْنُ رَافِعٍ حَفْنَةً مِنَ الْبَطْحَاءِ فَضَرَبَ
بِهَا فِي وَجْهِ إِيَاسِ بْنِ مُعَاذٍ، وَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْهُمْ
وَانْصَرَفُوا إِلَى الْمَدِينَةِ «فَكَانَتْ وَقْعَةُ بُعَاثٍ بَيْنَ الْأَوْسِ
وَالْخَزْرَجِ قَالَ: ثُمَّ لَمْ يَلْبَثْ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ أَنْ هَلَكَ،
قَالَ مَحْمُودُ بْنُ لَبِيدٍ: فَأَخْبَرَنِي مَنْ حَضَرَهُ مِنْ قَوْمِي عِنْدَ
مَوْتِهِ أَنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا يَسْمَعُونَهُ يُهَلِّلُ اللهَ وَيُكَبِّرُهُ
وَيَحْمَدُهُ وَيُسَبِّحُهُ حَتَّى مَاتَ، فَمَا كَانُوا يَشُكُّونَ أَنْ قَدْ
مَاتَ مُسْلِمًا لَقَدْ كَانَ اسْتَشْعَرَ الْإِسْلَامَ فِي ذَلِكَ الْمَجْلِسِ
حِينَ سَمِعَ مِنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ مَا سَمِعَ.
Saat Abu Al-Haisar Anas bin Rafi' tiba di Makkah bersama
beberapa pemuda dari Bani 'Abdul Asyhal, diantara mereka ada Iyas bin Mu'adz,
mereka mencari sekutu dari suku Quraisy untuk melawan suku mereka dari kalangan
Khazraj. Rasulullah ﷺ
mendengar kabar mereka lalu mendatangi mereka, beliau mendekati mereka lalu
bersabda, "Maukah kalian mendapatkan yang lebih baik dari tujuan yang kau
cari?" Mereka bertanya: Apa itu? Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku adalah utusan Allah, Ia mengutusku untuk
mendatangi para hamba, aku menyerukan mereka untuk menyembah Allah, tidak
menyekutukanNya dengan apa pun, aku diberi kitab." Selnjutnya Rasulullah ﷺ menyebut Islam dan membacakan Al-Qur'an pada mereka. Berkata
Iyas bin Mu'adz, seorang pemuda cerdas: Hai kaum! Demi Allah ini adalah lebih
baik dari yang kalian cari. Abu Haisar Anas bin Rafi’ mengambil kerikil sepenuh
tangannya kemudian dilempatkan ke wajah Iyas bin Mu’adz.' Maka Rasulullah ﷺ meninggalkan mereka dan mereka pun pergi ke Madinah. Kemudian
terjadi perang Bu'ats antara Aus dan Khajraj. Berkata Mahmud: Tidak berselang
lama Iyas bin Mu'adz meninggal. Berkata Mahmud bin Labid: Seseorang dari kaumku
yang menghadirinya saat sekarat memberitahuku bahwa mereka terus menengarnya
bertahlil, bertakbir, bertahmid dan bertashbih hingga meninggal. Mereka tidak
ragu bahwa ia meninggal dalam keadaan muslim. Ia merasakan Islam di majelis
tersebut saat mendengar ucapan Rasulullah ﷺ.
Penjelasan singkat kisah ini:
1.
Biografi Mahmud
bin Labiid Al-Anshariy Al-Ausiy Al-Asyhaliy radhiyallahu ‘anhu.
Ulama berselisih apakah ia termasuk
sahabat Nabi atau tabi’in, namun yang lebih kuat bahwa ia adalah seorang
sahabat Nabi. Ketika Nabi ﷺ wafat ia
masih berumur 13 tahun. Wafat di Madinah tahun 96 hijriyah.
2.
Memanfaatkan
setiap kesempatan untuk berda'wah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [فصلت: 33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" [Fushilat: 33]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ
مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ
الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا"
[صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka ia akan
mendapat pahala seperti pahal yang mengerjakannya tampa mengurangi pahala
mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan
mendapat dosa seperti dosa yang mengerjakannya tampa mengurangi dosa mereka
sedikitpun". [Shahih Muslim]
Lihat: Jujur dalam berda’wah kepada Allah
3.
Da'wah tauhid
adalah tugas setiap Nabi dan Rasul.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul-pun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiya: 25]
{وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ} [النحل:
36]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu". [An-Nahl:
36]
Lihat: Keutamaan Tauhid
4.
Rasulullah ﷺ diutus kepada seluruh hamba Allah dari kalangan jin dan
manusia.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{تَبَارَكَ
الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا} [الفرقان: 1]
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran)
kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin
dan manusia).
[Al-Furqaan:1]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
"
فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: ... وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ
كَافَّةً، ... "
[صحيح مسلم]
"Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam hal:
..., dan aku diutus kepada makhluk seluruhnya". [Sahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad
5.
Hadits
menunjukkan bagaimana dakwah Rasulullah ﷺ mempengaruhi hati Iyas bin
Mu'adz meskipun awalnya ia datang dengan tujuan politik.
6.
Terkadang Allah
tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi memberi apa yang Ia inginkan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَعَسَى
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 216]
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Al-Baqarah: 216]
{فَعَسَى
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]
(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]
Lihat: Tingkatan orang yang ditimpa musibah
7.
Reaksi keras
Abu Al-Haysar mencerminkan ketidaksiapan sebagian orang saat itu menerima
Islam.
8.
Kematian Iyas
dalam keadaan mengingat Allah menunjukkan keimanannya yang kuat.
9.
Perang Bu'ats
adalah konflik internal antara suku Aus dan Khazraj sebelum Islam menyatukan
mereka.
Perang ini terjadi beberapa tahun sebelum Nabi hijrah ke
Madinah, ada yang mengatakan 5 tahun.
10.
Riwayat ini
menggambarkan kekuatan pengaruh Al-Qur'an dalam dakwah Nabi ﷺ.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ
هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ
الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]
Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa':9]
Ø Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَا مِنَ
الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنَ الآيَاتِ مَا مِثْلُهُ أُومِنَ، أَوْ
آمَنَ، عَلَيْهِ البَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ
اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنِّي أَكْثَرُهُمْ تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak seorang nabi pun kecuali diberi mukjizat yang
dengannya manusia beriman kepadanya, dan mukjizat yang diberikan kepadaku
adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadaku (Al-Qur'an), maka aku berharap
pada hari kiamat nanti akulah nabi yang paling banyak pengikutnya”. [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an
11.
Amalan dinilai
dari akhirnya.
Sahl bin Sa'ad As-Sa'idiy radhiyallahu ‘anhu berkata:
نَظَرَ
النَّبِيُّ ﷺ إِلَى رَجُلٍ يُقَاتِلُ المُشْرِكِينَ، وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ
المُسْلِمِينَ غَنَاءً عَنْهُمْ، فَقَالَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى
رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا» فَتَبِعَهُ رَجُلٌ،
فَلَمْ يَزَلْ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى جُرِحَ، فَاسْتَعْجَلَ المَوْتَ، فَقَالَ
بِذُبَابَةِ سَيْفِهِ فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ، فَتَحَامَلَ عَلَيْهِ حَتَّى
خَرَجَ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ العَبْدَ
لَيَعْمَلُ، فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ لَمِنْ
أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ
وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا»
Nabi ﷺ
pernah mengarahkan pandangannya kepada seseorang yang memerangi kaum Musyrikin,
sementara ia adalah salah seorang prajurit kaum Muslimin yang gagah berani,
namun anehnya beliau justru berujar, "Siapa yang ingin melihat salah
seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini." Sebelumnya ada
seseorang yang telah menyertainya, dan terus menyertainya hingga prajurit
tersebut terluka dan ingin menyegerakan kematiannya. Serta merta ia letakkan
ujung pedangnya di antara kedua dadanya dan lantas ia hunjamkan hingga menembus
kedua bahunya. Selanjutnya Nabi ﷺ bersabda, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang menurut
pandangan orang melakukan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi
penghuni neraka. Sebaliknya, ada seorang hamba yang menurut pandangan orang
melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni
surga. Sesungguhnya (hasil) amalan itu tergantung pada penutupnya."
[Shahih Bukhari]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 33; Amalan dinilai dari penutupan, dan apa yang dikhawatirkan darinya
12.
Allah ta’aalaa
memberi husnul khatimah kepada siapa yang Ia inginkan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا
اسْتَعْمَلَهُ"، فَقِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: "يُوَفِّقُهُ
لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ".
"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba,
Dia akan mempekerjakannya." Lalu ada yang bertanya, "Bagaimana Dia
mempekerjakannya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dia memberinya
taufik untuk melakukan amal shalih sebelum kematiannya." [Sunan Tirmidziy:
Shahih]
13.
Keutamaan
tanhlil, takbir, tahmid, dan tasbih.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"مَنْ
سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ
اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ،
فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ - تَمَامَ الْمِائَة -:ِ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ
زَبَدِ الْبَحْرِ"
"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat
sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada
Allah 33 kali, hingga semuanya berjumlah
sembilan puluh sembilan, dan membaca -
untuk mencukupkan seratus -: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika
lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan."
[Shahih Muslim]
Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir
14.
Hasil dari
segala usaha di Tangan Allah subhanahu wata’aalaa, tugas kita hanya
bersungguh-sungguh meraihnya.
Lihat bagaimana Allah ‘azza
wajalla memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk membangun ka’bah
kemudian mengajak manusia berhaji di tempat yang terpencil. Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَأَذِّن
فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن
كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ}
[الحج : 27]
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. [Al-Hajj: 27]
Begitupula Maryam setelah melahirkan
dalam keadaan lemah diperintahkan untuk menggerakkan pohon kurma. Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَهُزِّي
إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا} [مريم : 25]
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya
pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. [Maryam: 25]
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Sahabat yang pertama masuk Islam - Sebab kokohnya sahabat Nabi ﷺ di Mekkah mempertahankan keislamannya - Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah dan Saudah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...