Rabu, 23 Juli 2025

Kisah Islam Iyas bin Mu'adz

بسم الله الرحمن الرحيم

Diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam “Al-Musnad” dengan sanad yang hasan, dari Mahmud bin Labiid radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

لَمَّا قَدِمَ أَبُو الْحَيْسَرِ أَنَسُ بْنُ رَافِعٍ مَكَّةَ، وَمَعَهُ فِتْيَةٌ مِنْ بَنِي عَبْدِ الْأَشْهَلِ فِيهِمْ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ يَلْتَمِسُونَ الْحِلْفَ مِنْ قُرَيْشٍ عَلَى قَوْمِهِمْ مِنَ الْخَزْرَجِ، سَمِعَ بِهِمْ رَسُولُ اللهِ ﷺ، فَأَتَاهُمْ فَجَلَسَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَ لَهُمْ: «هَلْ لَكُمْ إِلَى خَيْرٍ مِمَّا جِئْتُمْ لَهُ؟» قَالُوا: وَمَا ذَاكَ؟ قَالَ: «أَنَا رَسُولُ اللهِ، بَعَثَنِي إِلَى الْعِبَادِ أَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ لَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأُنْزِلَ عَلَيَّ كِتَابٌ» ثُمَّ ذَكَرَ الْإِسْلَامَ، وَتَلَا عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ، فَقَالَ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ، وَكَانَ غُلَامًا حَدَثًا: أَيْ قَوْمِ، هَذَا وَاللهِ خَيْرٌ مِمَّا جِئْتُمْ لَهُ، قَالَ: فَأَخَذَ أَبُو حَيْسَرٍ أَنَسُ بْنُ رَافِعٍ حَفْنَةً مِنَ الْبَطْحَاءِ فَضَرَبَ بِهَا فِي وَجْهِ إِيَاسِ بْنِ مُعَاذٍ، وَقَامَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْهُمْ وَانْصَرَفُوا إِلَى الْمَدِينَةِ «فَكَانَتْ وَقْعَةُ بُعَاثٍ بَيْنَ الْأَوْسِ وَالْخَزْرَجِ قَالَ: ثُمَّ لَمْ يَلْبَثْ إِيَاسُ بْنُ مُعَاذٍ أَنْ هَلَكَ، قَالَ مَحْمُودُ بْنُ لَبِيدٍ: فَأَخْبَرَنِي مَنْ حَضَرَهُ مِنْ قَوْمِي عِنْدَ مَوْتِهِ أَنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا يَسْمَعُونَهُ يُهَلِّلُ اللهَ وَيُكَبِّرُهُ وَيَحْمَدُهُ وَيُسَبِّحُهُ حَتَّى مَاتَ، فَمَا كَانُوا يَشُكُّونَ أَنْ قَدْ مَاتَ مُسْلِمًا لَقَدْ كَانَ اسْتَشْعَرَ الْإِسْلَامَ فِي ذَلِكَ الْمَجْلِسِ حِينَ سَمِعَ مِنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ مَا سَمِعَ.

Saat Abu Al-Haisar Anas bin Rafi' tiba di Makkah bersama beberapa pemuda dari Bani 'Abdul Asyhal, diantara mereka ada Iyas bin Mu'adz, mereka mencari sekutu dari suku Quraisy untuk melawan suku mereka dari kalangan Khazraj. Rasulullah mendengar kabar mereka lalu mendatangi mereka, beliau mendekati mereka lalu bersabda, "Maukah kalian mendapatkan yang lebih baik dari tujuan yang kau cari?" Mereka bertanya: Apa itu? Rasulullah bersabda, "Aku adalah utusan Allah, Ia mengutusku untuk mendatangi para hamba, aku menyerukan mereka untuk menyembah Allah, tidak menyekutukanNya dengan apa pun, aku diberi kitab." Selnjutnya Rasulullah menyebut Islam dan membacakan Al-Qur'an pada mereka. Berkata Iyas bin Mu'adz, seorang pemuda cerdas: Hai kaum! Demi Allah ini adalah lebih baik dari yang kalian cari. Abu Haisar Anas bin Rafi’ mengambil kerikil sepenuh tangannya kemudian dilempatkan ke wajah Iyas bin Mu’adz.' Maka Rasulullah meninggalkan mereka dan mereka pun pergi ke Madinah. Kemudian terjadi perang Bu'ats antara Aus dan Khajraj. Berkata Mahmud: Tidak berselang lama Iyas bin Mu'adz meninggal. Berkata Mahmud bin Labid: Seseorang dari kaumku yang menghadirinya saat sekarat memberitahuku bahwa mereka terus menengarnya bertahlil, bertakbir, bertahmid dan bertashbih hingga meninggal. Mereka tidak ragu bahwa ia meninggal dalam keadaan muslim. Ia merasakan Islam di majelis tersebut saat mendengar ucapan Rasulullah .

Penjelasan singkat kisah ini:

1.      Biografi Mahmud bin Labiid Al-Anshariy Al-Ausiy Al-Asyhaliy radhiyallahu ‘anhu.

Ulama berselisih apakah ia termasuk sahabat Nabi atau tabi’in, namun yang lebih kuat bahwa ia adalah seorang sahabat Nabi. Ketika Nabi wafat ia masih berumur 13 tahun. Wafat di Madinah tahun 96 hijriyah.

2.      Memanfaatkan setiap kesempatan untuk berda'wah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [فصلت: 33]

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" [Fushilat: 33]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا" [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala seperti pahal yang mengerjakannya tampa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti dosa yang mengerjakannya tampa mengurangi dosa mereka sedikitpun". [Shahih Muslim]

Lihat: Jujur dalam berda’wah kepada Allah

3.      Da'wah tauhid adalah tugas setiap Nabi dan Rasul.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul-pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiya: 25]

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu". [An-Nahl: 36]

Lihat: Keutamaan Tauhid

4.      Rasulullah diutus kepada seluruh hamba Allah dari kalangan jin dan manusia.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا} [الفرقان: 1]

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia). [Al-Furqaan:1]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: ... وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً، ... " [صحيح مسلم]

"Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam hal: ..., dan aku diutus kepada makhluk seluruhnya". [Sahih Muslim]

Lihat: Keistimewaan Nabi Muhammad

5.      Hadits menunjukkan bagaimana dakwah Rasulullah mempengaruhi hati Iyas bin Mu'adz meskipun awalnya ia datang dengan tujuan politik. 

6.      Terkadang Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi memberi apa yang Ia inginkan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 216]

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Al-Baqarah: 216]

{فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]

(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [An-Nisaa':19]

Lihat: Tingkatan orang yang ditimpa musibah

7.      Reaksi keras Abu Al-Haysar mencerminkan ketidaksiapan sebagian orang saat itu menerima Islam. 

8.      Kematian Iyas dalam keadaan mengingat Allah menunjukkan keimanannya yang kuat. 

9.      Perang Bu'ats adalah konflik internal antara suku Aus dan Khazraj sebelum Islam menyatukan mereka.

Perang ini terjadi beberapa tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah, ada yang mengatakan 5 tahun.

10.  Riwayat ini menggambarkan kekuatan pengaruh Al-Qur'an dalam dakwah Nabi .

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]

Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. [Al-Israa':9]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مِنَ الآيَاتِ مَا مِثْلُهُ أُومِنَ، أَوْ آمَنَ، عَلَيْهِ البَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنِّي أَكْثَرُهُمْ تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidak seorang nabi pun kecuali diberi mukjizat yang dengannya manusia beriman kepadanya, dan mukjizat yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadaku (Al-Qur'an), maka aku berharap pada hari kiamat nanti akulah nabi yang paling banyak pengikutnya”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keistimewaan Al-Qur'an

11.  Amalan dinilai dari akhirnya.

Sahl bin Sa'ad As-Sa'idiy radhiyallahu ‘anhu berkata:

نَظَرَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَى رَجُلٍ يُقَاتِلُ المُشْرِكِينَ، وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ المُسْلِمِينَ غَنَاءً عَنْهُمْ، فَقَالَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا» فَتَبِعَهُ رَجُلٌ، فَلَمْ يَزَلْ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى جُرِحَ، فَاسْتَعْجَلَ المَوْتَ، فَقَالَ بِذُبَابَةِ سَيْفِهِ فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ، فَتَحَامَلَ عَلَيْهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَعْمَلُ، فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا»

Nabi pernah mengarahkan pandangannya kepada seseorang yang memerangi kaum Musyrikin, sementara ia adalah salah seorang prajurit kaum Muslimin yang gagah berani, namun anehnya beliau justru berujar, "Siapa yang ingin melihat salah seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini." Sebelumnya ada seseorang yang telah menyertainya, dan terus menyertainya hingga prajurit tersebut terluka dan ingin menyegerakan kematiannya. Serta merta ia letakkan ujung pedangnya di antara kedua dadanya dan lantas ia hunjamkan hingga menembus kedua bahunya. Selanjutnya Nabi bersabda, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya, ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sesungguhnya (hasil) amalan itu tergantung pada penutupnya." [Shahih Bukhari]

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 33; Amalan dinilai dari penutupan, dan apa yang dikhawatirkan darinya

12.  Allah ta’aalaa memberi husnul khatimah kepada siapa yang Ia inginkan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ"، فَقِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: "يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ".

"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan mempekerjakannya." Lalu ada yang bertanya, "Bagaimana Dia mempekerjakannya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dia memberinya taufik untuk melakukan amal shalih sebelum kematiannya." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

13.  Keutamaan tanhlil, takbir, tahmid, dan tasbih.

Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ ، وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَقَالَ - تَمَامَ الْمِائَة -:ِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ"

"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33  kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, dan membaca -  untuk mencukupkan seratus -: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir, maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." [Shahih Muslim]

Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir

14.  Hasil dari segala usaha di Tangan Allah subhanahu wata’aalaa, tugas kita hanya bersungguh-sungguh meraihnya.

Lihat bagaimana Allah ‘azza wajalla memerintahkan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk membangun ka’bah kemudian mengajak manusia berhaji di tempat yang terpencil. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ} [الحج : 27]

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. [Al-Hajj: 27]

Begitupula Maryam setelah melahirkan dalam keadaan lemah diperintahkan untuk menggerakkan pohon kurma. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا} [مريم : 25]

Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. [Maryam: 25]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Sahabat yang pertama masuk Islam - Sebab kokohnya sahabat Nabi ﷺ di Mekkah mempertahankan keislamannya - Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah dan Saudah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...