Minggu, 21 September 2025

Kitab I’tisham, bab (25): Sabda Nabi ﷺ: "Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada Ahlul Kitab"

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

باب: قول النبي ﷺ: "لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ"

Bab: Sabda Nabi : “Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada Ahlul Kitab”

Judul bab ini adalah penghalang hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” 22/468 no.14631:

عن مُجَالِد، عَنْ عَامِرٍ الشَّعْبِيِّ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ، فَإِنَّهُمْ لَنْ يَهْدُوكُمْ، وَقَدْ ضَلُّوا، فَإِنَّكُمْ إِمَّا أَنْ تُصَدِّقُوا بِبَاطِلٍ، أَوْ تُكَذِّبُوا بِحَقٍّ، فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، مَا حَلَّ لَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي»

Dari Mujalid, dari 'Amir Asy-Sya'biy, dari Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah bersabda, "Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada Ahlul Kitab, karena mereka tidak akan memberi petunjuk pada kalian karena mereka telah sesat. Bisa jadi kalian akan membenarkan kebatilan atau mendustakan Al Haq, dan jika Musa hidup di tengah-tengah kalian, tidaklah halal baginya kecuali harus mengikutiku".

Sanad hadits ini lemah karena adanya Mujalid. Dan dihukumi Hasan ligairihi oleh syekh Albaniy rahimahullah.

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan tentan larangan mempercayai ahli kitab secara mutlak, dengan meriwayatkan dua atsar dari Mu’awiyah dan IbnuAbbas, serta satu hadits dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhum.

A.    Atsar Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

وَقَالَ أبو اليمان [الحكم بن نافع]: أخبرنا شعيب، عن الزُهري: أخبرني حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: سَمِعَ مُعَاوِيَةَ يُحَدِّثُ رَهْطًا مِنْ قُرَيْشٍ بِالْمَدِينَةِ، وَذَكَرَ كَعْبَ الْأَحْبَارِ فَقَالَ: إِنْ كَانَ مِنْ أَصْدَقِ هَؤُلَاءِ المحدِّثين الَّذِينَ يحدِّثون عَنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، وَإِنْ كُنَّا مع ذلك لنبلو عليه الكذب.

Dan Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi’] berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Humaid bin Abdurrahman: Dia mendengar Mu'awiyah menceritakan kepada sekelompok orang Quraisy di Madinah, dan dia menyebut Ka'ab Al-Ahbar, lalu berkata: "Sesungguhnya dia termasuk yang paling jujur di antara para perawi ini yang meriwayatkan dari Ahli Kitab, meskipun demikian kami tetap mendapati kebohongan (kekeliruan) padanya."

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Biografi Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Biografi Ka'b Al-Ahbar.

Ka'b bin Mati' bin 'Amr bin Qais, Abu Ishaq Al-Himyariy Al-Ahbar. Ia hidup di masa Nabi dan memeluk islam pada masa khalifah Umar, ada yang mengatakan pada khilafah Abu Bakr, ada yang bilang di masa Nabi tapi tidak sempat hijrah dan bertemu Nabi .

Wafat tahun 32 hijriyah di Himsh.

3.      Tidak boleh terlalu mempercayai berita tentang ahli kitab.

Termasuk berita-berita saat ini yang kebanyakan bersumber dari media yang dikuasai oleh mereka.

B.     Hadits Abu Hurairah.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩٢٨ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ [بن عبد الرحمن بن عوف]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قال: كان أهل الكتاب يقرؤون التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ، وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "لَا تصدِّقوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تكذِّبوهم، وَ﴿قُولُوا: آمنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا﴾ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ". الآية.

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basyar, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Usman bin Umar, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Al-Mubarak, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah [bin Abdirrahman bin ‘Auf], dari Abu Hurairah ia berkata: 'Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk Islam! Spontan Rasulullah bersabda, "Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan pula kalian mendustakannya, dan {katakan saja 'Kami beriman kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepada kami} dan yang diturunkan kepadamu).'"

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2)      Boleh menyampaikan tentang ahli kitab terdahulu.

Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah bersabda:

"حَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ" [صحيح البخاري]

"Ceritakanlah (riwayat-riwayat) tentang Bani Israil, dan tidak mengapa (dalam hal itu)." [Shahih Bukhari]

3)      Jika berita tentang umat terdahulu sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah shahih maka kita benarkan, jika bertentangan maka kita tolak.

Adapun jika tdk dibenarkan dan tidak pula didustakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah maka kita tidak membenarkan dan tidak pula mendustakannya.

Contoh yang bertentangan, Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا ۖ رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا} [الكهف : 21]

Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka (ashabul kahfi), orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya". [Al-Kahfi: 21]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha:

أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ ذَكَرَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَنِيسَةً رَأَتْهَا بِأَرْضِ الحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ، فَذَكَرَتْ لَهُ مَا رَأَتْ فِيهَا مِنَ الصُّوَرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُولَئِكَ قَوْمٌ إِذَا مَاتَ فِيهِمُ العَبْدُ الصَّالِحُ، أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ، بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكَ شِرَارُ الخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Bahwa Ummu Salamah radhiallahu ‘anha bercerita kepada Rasulullah tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia), yang dinamai “Mariya”, ia menceritakan apa yang ia lihat di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah bersabda: ”Mereka itu, apabila ada hamba yang shaleh atau orang yang shaleh meninggal, mereka bangun di atas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya gambar-gambar tersebut, dan mereka adalah sejelek-jelek makhluk disisi Allah”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Kitab tauhid bab (20); Larangan beribadah kepada Allah di sisi kuburan orang shalih

4)      Wajib membenarkan semua kitab suci yang Allah turunkan.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [البقرة : 136]

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". [Al-Baqarah: 136]

{وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنزِلَ إِلَيْنَا وَأُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَٰهُنَا وَإِلَٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [العنكبوت : 46]

Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". [Al-'Ankabuut: 46]

Lihat: Iman kepada Kitab Suci

C.     Atsar Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

٦٩٢٩ - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ [بن سعد]: أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عبد الله [بن عتبة]؛ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: كَيْفَ تَسْأَلُونَ أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ، وَكِتَابُكُمُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أحدث، تقرؤونه مَحْضًا لَمْ يُشَبْ، وَقَدْ حدَّثكم أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ بدَّلوا كِتَابَ اللَّهِ وغيَّروه، وَكَتَبُوا بِأَيْدِيهِمُ الْكِتَابَ، وَقَالُوا: هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قليلًا؟ أَلَا يَنْهَاكُمْ مَا جَاءَكُمْ مِنَ الْعِلْمِ عَنْ مَسْأَلَتِهِمْ؟ لَا وَاللَّهِ، مَا رَأَيْنَا مِنْهُمْ رَجُلًا يسألكم عن الذي أنزل عليكم.

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim [bin Sa’d], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab, dari 'Ubaidullah bin Abdullah [bin ‘Utbah]; bahwa Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma berkata, "Bagaimana kalian bertanya ahli kitab padahal kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah lebih baru kemurniannya dan belum terkotori? Sedang ahlu kitab menceritakan kepada kalian dengan mengubah-ubah kitabullah dan menggantinya, dan mereka tulis alkitab dengan tangannya dan mereka katakan, 'Ini dari sisi Allah' untuk mereka tukar dengan harga yang sedikit, tidak sebaiknyakah ilmu yang yang kalian miliki mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, takkan kulihat lagi seseorang diantara mereka bertanya kepada kalian tentang yang diturunkan kepada kalian.'

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2.      Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) menambah dan mengurangi isi kitab suci mereka.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ} [البقرة : 79]

Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. [Al-Baqarah: 79]

Ø  Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata:

"أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى النَّبِيِّ ﷺ بِرَجُلٍ مِنْهُمْ وَامْرَأَةٍ قَدْ زَنَيَا، فَقَالَ لَهُمْ: كَيْفَ تَفْعَلُونَ بِمَنْ زَنَى مِنْكُمْ، قَالُوا: نُحَمِّمُهُمَا وَنَضْرِبُهُمَا، فَقَالَ: لَا تَجِدُونَ فِي التَّوْرَاةِ الرَّجْمَ، فَقَالُوا: لَا نَجِدُ فِيهَا شَيْئًا، فَقَالَ لَهُمْ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلَامٍ: كَذَبْتُمْ، ﴿فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ﴾ فَوَضَعَ مِدْرَاسُهَا الَّذِي يَدْرُسُهَا مِنْهُمْ كَفَّهُ عَلَى آيَةِ الرَّجْمِ، فَطَفِقَ يَقْرَأُ مَا دُونَ يَدِهِ وَمَا وَرَاءَهَا، وَلَا يَقْرَأُ آيَةَ الرَّجْمِ، فَنَزَعَ يَدَهُ عَنْ آيَةِ الرَّجْمِ فَقَالَ: مَا هَذِهِ؟ فَلَمَّا رَأَوْا ذَلِكَ قَالُوا: هِيَ آيَةُ الرَّجْمِ، فَأَمَرَ بِهِمَا فَرُجِمَا قَرِيبًا مِنْ حَيْثُ مَوْضِعُ الْجَنَائِزِ عِنْدَ الْمَسْجِدِ، فَرَأَيْتُ صَاحِبَهَا يَجْنَأُ عَلَيْهَا، يَقِيهَا الْحِجَارَةَ" [صحيح البخاري ومسلم]

"Bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi dengan membawa seorang laki-laki dan perempuan dari kalangan mereka yang telah berzina. Beliau bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian lakukan terhadap orang yang berzina di antara kalian?' Mereka menjawab: 'Kami melumuri mereka dengan arang dan memukul mereka.' Beliau bersabda: 'Tidakkah kalian menemukan hukuman rajam dalam Taurat?' Mereka menjawab: 'Kami tidak menemukan apa pun di dalamnya.' Maka Abdullah bin Salam berkata kepada mereka: 'Kalian dusta! (Maka bawalah Taurat lalu bacalah jika kalian orang-orang yang benar).' Lalu seorang ahli Taurat dari mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Ia mulai membaca apa yang ada di bawah dan di atas tangannya, tetapi tidak membaca ayat rajam. Kemudian Nabi menarik tangan ahli Taurat itu dari ayat rajam dan bersabda: 'Apa ini?' Ketika mereka melihat hal itu, mereka berkata: 'Itu adalah ayat rajam.' Maka Nabi memerintahkan agar keduanya dirajam di dekat tempat pemakaman di samping masjid. Aku melihat si laki-laki melindungi perempuan itu dari lemparan batu."  [Shahih Bukhari dan Muslim]

3.      Boleh bertanya kepada Ahli Kitab yang sudah beriman.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{فَإِن كُنتَ فِي شَكٍّ مِّمَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ} [يونس : 94]

Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu. [Yunus: 94]

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Kitab I’tisham, bab (24): Hukum-hukum yang diketahui melalui dalil, dan makna penunjukan dalil beserta penjelasannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...