بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
باب: قول النبي ﷺ:
"لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ"
Bab: Sabda Nabi ﷺ: “Janganlah kalian bertanya tentang
sesuatu pada Ahlul Kitab”
Judul bab ini adalah penghalang
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Al-Musnad” 22/468
no.14631:
عن مُجَالِد، عَنْ عَامِرٍ الشَّعْبِيِّ، عَنْ جَابِرِ
بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَا تَسْأَلُوا أَهْلَ
الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ، فَإِنَّهُمْ لَنْ يَهْدُوكُمْ، وَقَدْ ضَلُّوا،
فَإِنَّكُمْ إِمَّا أَنْ تُصَدِّقُوا بِبَاطِلٍ، أَوْ تُكَذِّبُوا بِحَقٍّ،
فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، مَا حَلَّ لَهُ إِلَّا
أَنْ يَتَّبِعَنِي»
Dari Mujalid, dari 'Amir
Asy-Sya'biy, dari Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, "Janganlah kalian bertanya tentang sesuatu pada
Ahlul Kitab, karena mereka tidak akan memberi petunjuk pada kalian karena
mereka telah sesat. Bisa jadi kalian akan membenarkan kebatilan atau
mendustakan Al Haq, dan jika Musa hidup di tengah-tengah kalian, tidaklah halal
baginya kecuali harus mengikutiku".
Sanad hadits ini lemah karena adanya Mujalid. Dan dihukumi Hasan
ligairihi oleh syekh Albaniy rahimahullah.
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
tentan larangan mempercayai ahli kitab secara mutlak, dengan meriwayatkan dua
atsar dari Mu’awiyah dan Ibnu ‘Abbas, serta satu hadits
dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhum.
A.
Atsar Mu'awiyah bin Abi
Sufyan radhiyallahu ‘anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَالَ أبو
اليمان [الحكم بن نافع]: أخبرنا شعيب، عن الزُهري: أخبرني حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ: سَمِعَ مُعَاوِيَةَ يُحَدِّثُ رَهْطًا مِنْ قُرَيْشٍ بِالْمَدِينَةِ،
وَذَكَرَ كَعْبَ الْأَحْبَارِ فَقَالَ: إِنْ كَانَ مِنْ أَصْدَقِ هَؤُلَاءِ
المحدِّثين الَّذِينَ يحدِّثون عَنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، وَإِنْ كُنَّا مع ذلك
لنبلو عليه الكذب.
Dan Abu Al-Yaman [Al-Hakam bin Nafi’] berkata: Telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhriy, ia berkata: Telah mengabarkan
kepadaku Humaid bin Abdurrahman: Dia mendengar Mu'awiyah menceritakan
kepada sekelompok orang Quraisy di Madinah, dan dia menyebut Ka'ab Al-Ahbar,
lalu berkata: "Sesungguhnya dia termasuk yang paling jujur di antara para
perawi ini yang meriwayatkan dari Ahli Kitab, meskipun demikian kami tetap
mendapati kebohongan (kekeliruan) padanya."
Penjelasan singkat atsar ini:
1.
Biografi Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Biografi Ka'b Al-Ahbar.
Ka'b bin Mati' bin 'Amr bin Qais, Abu
Ishaq Al-Himyariy Al-Ahbar. Ia hidup di masa Nabi ﷺ dan memeluk islam pada masa khalifah Umar, ada yang
mengatakan pada khilafah Abu Bakr, ada yang bilang di masa Nabi ﷺ tapi tidak sempat hijrah dan bertemu Nabi ﷺ.
Wafat tahun 32 hijriyah di Himsh.
3.
Tidak boleh terlalu mempercayai berita tentang ahli
kitab.
Termasuk berita-berita saat ini yang
kebanyakan bersumber dari media yang dikuasai oleh mereka.
B.
Hadits Abu Hurairah.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٦٩٢٨ - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ:
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ
يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ [بن عبد الرحمن بن عوف]، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قال: كان أهل الكتاب يقرؤون التَّوْرَاةَ بِالْعِبْرَانِيَّةِ،
وَيُفَسِّرُونَهَا بِالْعَرَبِيَّةِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ: "لَا تصدِّقوا أَهْلَ الْكِتَابِ وَلَا تكذِّبوهم، وَ﴿قُولُوا:
آمنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا﴾ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ".
الآية.
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basyar, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami Usman bin Umar, ia berkata: Telah mengabarkan
kepada kami Ali bin Al-Mubarak, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah
[bin Abdirrahman bin ‘Auf], dari Abu Hurairah ia berkata: 'Ahli kitab
membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk
pemeluk Islam! Spontan Rasulullah ﷺ bersabda, "Jangan kalian benarkan ahli kitab, dan jangan
pula kalian mendustakannya, dan {katakan saja 'Kami beriman kepada Allah, dan
apa yang diturunkan kepada kami} dan yang diturunkan kepadamu).'"
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Biografi Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2)
Boleh menyampaikan
tentang ahli kitab terdahulu.
Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"حَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ
وَلَا حَرَجَ" [صحيح
البخاري]
"Ceritakanlah (riwayat-riwayat) tentang Bani Israil, dan
tidak mengapa (dalam hal itu)." [Shahih Bukhari]
3)
Jika berita tentang
umat terdahulu sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah shahih maka kita benarkan,
jika bertentangan maka kita tolak.
Adapun jika tdk dibenarkan dan tidak
pula didustakan dalam Al-Qur'an dan Sunnah maka kita tidak membenarkan dan
tidak pula mendustakannya.
Contoh yang bertentangan, Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِذْ
يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا ۖ
رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ
لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا} [الكهف : 21]
Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka
(ashabul kahfi), orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas
(gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". Orang-orang
yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan
mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya". [Al-Kahfi: 21]
Ø Dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
أَنَّ أُمَّ
سَلَمَةَ ذَكَرَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَنِيسَةً
رَأَتْهَا بِأَرْضِ الحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ، فَذَكَرَتْ لَهُ مَا
رَأَتْ فِيهَا مِنَ الصُّوَرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُولَئِكَ قَوْمٌ
إِذَا مَاتَ فِيهِمُ العَبْدُ الصَّالِحُ، أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ، بَنَوْا
عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا، وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكَ الصُّوَرَ، أُولَئِكَ شِرَارُ
الخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa Ummu Salamah radhiallahu ‘anha bercerita kepada
Rasulullah ﷺ tentang gereja yang ia lihat
di negeri Habasyah (Ethiopia), yang dinamai “Mariya”, ia menceritakan apa yang
ia lihat di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah ﷺ bersabda: ”Mereka itu, apabila ada hamba yang shaleh atau orang
yang shaleh meninggal, mereka bangun di atas kuburannya sebuah tempat ibadah,
dan mereka membuat di dalamnya gambar-gambar tersebut, dan mereka adalah
sejelek-jelek makhluk disisi Allah”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Kitab tauhid bab (20); Larangan beribadah kepada Allah di sisi kuburan orang shalih
4)
Wajib membenarkan
semua kitab suci yang Allah turunkan.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُولُوا
آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ
وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِّنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [البقرة : 136]
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan
kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya.
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk
patuh kepada-Nya". [Al-Baqarah: 136]
{وَلَا
تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ
ظَلَمُوا مِنْهُمْ ۖ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنزِلَ إِلَيْنَا وَأُنزِلَ
إِلَيْكُمْ وَإِلَٰهُنَا وَإِلَٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [العنكبوت : 46]
Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan
dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara
mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu
adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". [Al-'Ankabuut: 46]
Lihat: Iman kepada Kitab Suci
C.
Atsar Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
٦٩٢٩ - حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ [بن سعد]: أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ بْنِ عبد الله [بن عتبة]؛ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ:
كَيْفَ تَسْأَلُونَ أَهْلَ الْكِتَابِ عَنْ شَيْءٍ، وَكِتَابُكُمُ الَّذِي
أُنْزِلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أحدث، تقرؤونه مَحْضًا لَمْ يُشَبْ، وَقَدْ
حدَّثكم أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ بدَّلوا كِتَابَ اللَّهِ وغيَّروه، وَكَتَبُوا
بِأَيْدِيهِمُ الْكِتَابَ، وَقَالُوا: هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ
ثَمَنًا قليلًا؟ أَلَا يَنْهَاكُمْ مَا جَاءَكُمْ مِنَ الْعِلْمِ عَنْ
مَسْأَلَتِهِمْ؟ لَا وَاللَّهِ، مَا رَأَيْنَا مِنْهُمْ رَجُلًا يسألكم عن الذي
أنزل عليكم.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, ia berkata: Telah
menceritakan kepada kami Ibrahim [bin Sa’d], ia berkata: Telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Syihab, dari 'Ubaidullah bin Abdullah [bin ‘Utbah]; bahwa Ibnu
Abbas radhiallahu'anhuma berkata, "Bagaimana kalian bertanya
ahli kitab padahal kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ lebih baru kemurniannya dan belum terkotori? Sedang ahlu kitab
menceritakan kepada kalian dengan mengubah-ubah kitabullah dan menggantinya,
dan mereka tulis alkitab dengan tangannya dan mereka katakan, 'Ini dari sisi
Allah' untuk mereka tukar dengan harga yang sedikit, tidak sebaiknyakah ilmu
yang yang kalian miliki mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak,
demi Allah, takkan kulihat lagi seseorang diantara mereka bertanya kepada
kalian tentang yang diturunkan kepada kalian.'
Penjelasan singkat atsar ini:
1.
Biografi Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2.
Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) menambah dan mengurangi
isi kitab suci mereka.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَوَيْلٌ
لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ
عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ} [البقرة : 79]
Maka kecelakaan yAng besarlah bagi orang-orang yang menulis
Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari
Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang mereka kerjakan. [Al-Baqarah: 79]
Ø Abdullah bin
Umar radhiyallahu
'anhuma berkata:
"أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى
النَّبِيِّ ﷺ بِرَجُلٍ مِنْهُمْ وَامْرَأَةٍ قَدْ زَنَيَا، فَقَالَ لَهُمْ: كَيْفَ
تَفْعَلُونَ بِمَنْ زَنَى مِنْكُمْ، قَالُوا: نُحَمِّمُهُمَا وَنَضْرِبُهُمَا،
فَقَالَ: لَا تَجِدُونَ فِي التَّوْرَاةِ الرَّجْمَ، فَقَالُوا: لَا نَجِدُ فِيهَا
شَيْئًا، فَقَالَ لَهُمْ عَبْدُ اللهِ بْنُ سَلَامٍ: كَذَبْتُمْ، ﴿فَأْتُوا
بِالتَّوْرَاةِ فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ﴾ فَوَضَعَ مِدْرَاسُهَا
الَّذِي يَدْرُسُهَا مِنْهُمْ كَفَّهُ عَلَى آيَةِ الرَّجْمِ، فَطَفِقَ يَقْرَأُ
مَا دُونَ يَدِهِ وَمَا وَرَاءَهَا، وَلَا يَقْرَأُ آيَةَ الرَّجْمِ، فَنَزَعَ
يَدَهُ عَنْ آيَةِ الرَّجْمِ فَقَالَ: مَا هَذِهِ؟ فَلَمَّا رَأَوْا ذَلِكَ
قَالُوا: هِيَ آيَةُ الرَّجْمِ، فَأَمَرَ بِهِمَا فَرُجِمَا قَرِيبًا مِنْ حَيْثُ
مَوْضِعُ الْجَنَائِزِ عِنْدَ الْمَسْجِدِ، فَرَأَيْتُ صَاحِبَهَا يَجْنَأُ
عَلَيْهَا، يَقِيهَا الْحِجَارَةَ" [صحيح البخاري ومسلم]
"Bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi ﷺ dengan membawa seorang laki-laki dan perempuan dari kalangan
mereka yang telah berzina. Beliau bertanya kepada mereka: 'Apa yang kalian
lakukan terhadap orang yang berzina di antara kalian?' Mereka menjawab: 'Kami
melumuri mereka dengan arang dan memukul mereka.' Beliau bersabda: 'Tidakkah
kalian menemukan hukuman rajam dalam Taurat?' Mereka menjawab: 'Kami tidak
menemukan apa pun di dalamnya.' Maka Abdullah bin Salam berkata kepada mereka:
'Kalian dusta! (Maka bawalah Taurat lalu bacalah jika kalian orang-orang yang
benar).' Lalu seorang ahli Taurat dari mereka meletakkan tangannya di atas ayat
rajam. Ia mulai membaca apa yang ada di bawah dan di atas tangannya, tetapi
tidak membaca ayat rajam. Kemudian Nabi ﷺ menarik tangan ahli Taurat itu dari ayat rajam dan bersabda:
'Apa ini?' Ketika mereka melihat hal itu, mereka berkata: 'Itu adalah ayat
rajam.' Maka Nabi ﷺ
memerintahkan agar keduanya dirajam di dekat tempat pemakaman di samping
masjid. Aku melihat si laki-laki melindungi perempuan itu dari lemparan
batu." [Shahih Bukhari dan Muslim]
3.
Boleh bertanya kepada Ahli Kitab yang sudah beriman.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{فَإِن
كُنتَ فِي شَكٍّ مِّمَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ
الْكِتَابَ مِن قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ
مِنَ الْمُمْتَرِينَ} [يونس : 94]
Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang
apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari
Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang
ragu-ragu. [Yunus:
94]
Wallahu a'lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...