Rabu, 17 September 2025

Tafsir surah An-Nashr

Surah An-Nash adalah surah yang ke-110 dalam urutan Al-Qur'an, terdiri dari tiga ayat. Surah ini adalah yang terakhir turun keseluruhan kepada Nabi .

'Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah rahimahullah berkata:

قال لي ابن عباس: تعلم آخرَ سورة نزلتْ مِن القرآن، نزلت جميعًا؟ قلت: نعم. {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ}. قال: صدقتَ.

Ibnu Abbas berkata kepadaku: "Apakah kamu tahu surat terakhir yang diturunkan dari Al-Qur'an, yang diturunkan seluruhnya?" Aku menjawab: "Ya. '(Yaitu) {Ketika pertolongan Allah dan kemenangan telah datang'} [Surat An-Nashr]." Dia berkata: "Kamu benar." [Shahih Muslim]

Turun sebagai isyarat akan dekatnya ajal Nabi .

Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: Umar pernah mengajakku dalam sebuah majlis orang dewasa, sehingga sebagian sahabat bertanya:

لِمَ تُدْخِلُ هَذَا الفَتَى مَعَنَا وَلَنَا أَبْنَاءٌ مِثْلُهُ؟

"Mengapa si anak kecil ini kau ikut sertakan, kami juga punya anak-anak kecil seperti dia?"

Umar menjawab:

"إِنَّهُ مِمَّنْ قَدْ عَلِمْتُمْ"

"Sesungguhnya ia seperti yang telah kalian ketahui"

Maka suatu hari Umar mengundang mereka dan mengajakku bersama mereka. Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya;

"مَا تَقُولُونَ فِي {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا} حَتَّى خَتَمَ السُّورَةَ؟"

Bagaimana komentar kalian tentang ayat {"Jika pertolongan Allah dan kemenangan datang, dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”}, -hingga ahkir surat-”.

Sebagian sahabat berkomentar: "Kita diperintahkan agar memuji Allah dan meminta ampunan kepada-Nya, tepatnya ketika kita diberi pertolongan dan diberi kemenangan."

Sebagian lagi berkomentar; "kalau kami nggak tahu." Atau bahkan tidak berkomentar sama sekali.

Lantas Umar bertanya kepadaku; "Wahai Ibnu Abbas, beginikah kamu berkomentar mengenai ayat tadi?

Aku menjawab: Tidak!

Umar bertanya: Lalu komentarmu?

Ibnu Abbas menjawab;

هُوَ أَجَلُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمَهُ اللَّهُ لَهُ: {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالفَتْحُ} فَتْحُ مَكَّةَ، فَذَاكَ عَلاَمَةُ أَجَلِكَ: {فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا}

"Surat tersebut adalah pertanda wafat Rasulullah sudah dekat, Allah memberitahunya dengan ayatnya: {"Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan"}, itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya "Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat".

Umar berkata:

"مَا أَعْلَمُ مِنْهَا إِلَّا مَا تَعْلَمُ"

"Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui." [Sahih Bukhari]

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya (Al-Kafirun)

Pertolongan dan kemenangan diperoleh dengan mengokohkan tauhid dan wala' wal bara' karena Allah, bukan dengan mencaampur adukkan agama dan bersikap lemah di hadapan musuh.

Lihat: Tafsir surah “Al-Kafirun”

Hubungan surah ini dengan surah setelahnya (Al-Masad atau Al-Lahab)

Surah setelahnya memberi contoh salah satu bentuk pertolongan dan kemenangan Adalah ketika musuh dibinasakan oleh Allah di dunia dan diazab nanti di akhirat seperti Abu Lahab dan istrinya.

Lihat: Tafsir surah Al-Lahab

Ayat pertama:

{إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ}

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (pembebasan kota Mekah)

1.      Perbedaan antara pertolongan (An-Nashr) dan kemenangan (Al-Fath):

"An-Nashr" adalah pertolongan dalam meraih tujuan, sedangkan "Al-Fath" adalah tercapainya suatu tujuan. Allah -subhanahu wata’aalaa- berfirman:

{وَأُخْرَىٰ تُحِبُّونَهَا ۖ نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ} [الصف : 13]

Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. [Ash-Shaf: 13]

{إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا (1) لِّيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا (2) وَيَنصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا} [الفتح : 1-3]

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). [Al-Fath: 1-3]

2.      Waktu terjadinya Fathu Makkah.

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

"أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ خَرَجَ فِي رَمَضَانَ مِنَ الْمَدِينَةِ وَمَعَهُ عَشَرَةُ آلَافٍ، وَذَلِكَ عَلَى رَأْسِ ثَمَانِ سِنِينَ وَنِصْفٍ مِنْ مَقْدَمِهِ الْمَدِينَةَ، فَسَارَ هُوَ وَمَنْ مَعَهُ مِنَ الْمُسْلِمِينَ إِلَى مَكَّةَ، يَصُومُ وَيَصُومُونَ، حَتَّى بَلَغَ الْكَدِيدَ، وَهُوَ مَاءٌ بَيْنَ عُسْفَانَ وَقُدَيْدٍ، أَفْطَرَ وَأَفْطَرُوا"

«Bahwa Nabi keluar dari Madinah pada bulan Ramadhan bersama sepuluh ribu pasukan, dan itu terjadi pada awal tahun delapan setengah tahun setelah kedatangan beliau di Madinah. Maka beliau dan kaum muslimin yang bersama beliau berjalan menuju Mekkah, beliau berpuasa dan mereka pun berpuasa. Hingga ketika sampai di Al-Kadid, sebuah sumur antara Usfan dan Qudaid, beliau berbuka dan mereka pun berbuka» [Shahih Bukhari]

Ayat kedua:

{وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا}

dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong

Orang Arab menanti Fathu Makkah untuk masuk Islam.

'Amru bin Salimah radhiyallahu 'anhuma berkata:

وَكَانَتِ الْعَرَبُ تَلَوَّمُ بِإِسْلَامِهِمُ الْفَتْحَ، فَيَقُولُونَ: اتْرُكُوهُ وَقَوْمَهُ، فَإِنَّهُ إِنْ ظَهَرَ عَلَيْهِمْ فَهُوَ نَبِيٌّ صَادِقٌ، فَلَمَّا كَانَتْ وَقْعَةُ أَهْلِ الْفَتْحِ، بَادَرَ كُلُّ قَوْمٍ بِإِسْلَامِهِمْ

Dan orang-orang Arab sebelumnya selalu menunda-nunda keislaman mereka hingga kemenangan (pembebasan Mekah). Mereka berkata, "Biarkan dia (Muhammad) dan kaumnya. Jika dia berhasil mengalahkan mereka, berarti dia adalah nabi yang benar." Maka ketika terjadi peristiwa Fathu Makkah (pembebasan Mekah), setiap kaum segera menyatakan keislaman mereka. [Shahih Bukhari]

Ayat ketiga:

{فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا}

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

1)      Perintah bertasbih (mesucikan) dan memuji Allah ketika mendapatkan nikmat sebagai bentuk rasa syukur

Lihat: Keutamaan tasbiih, tahmiid, dan takbiir

2)      Beristigfar setelah menyelesaikan satu ibadah.

Allah -subhanahu wata’aalaa- berfirman:

{وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المزمل : 20]

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Muzzammil: 20]

{ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [البقرة : 199]

Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Baqarah: 199]

Ø  Tsauban radhiyallahu 'anhu berkata;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، وَقَال:َ " اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ "

"Jika Rasulullah selesai shalat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan memanjatkan doa: (Ya Allah, Engkau adalah Dzat Yang memberi keselamatan, dan dari Engkaulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan)." [Shahih Muslim]

Lihat: Hadits Tsauban; Istigfar dan dzikir setelah shalat

3)      Kenapa Allah memerintahkan Rasulullah untuk beristigfar, apakah beliau melakukan dosa?

Ada beberapa jawaban ulama akan hal ini:

a.       Para Nabi dan Rasul terjaga dari dosa besar, betupula dosa kecil yang disengaja. Adapun kekeliruan, yang sifatnya manusiawi seperti lupa dan sedikit lalai maka itu memungkinkan karena kesempurnaan mutlak hanya milik Allah semata.

Dari Al-Aghar Al Muzaniy radhiyallahu ‘anhu, -salah seorang sahabat Nabi -, Rasulullah bersabda:

"إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ"

"Sesungguhnya hatiku  terkadang dilalaikan dari dzikir kepada Allah, maka aku beristighfar seratus kali dalam sehari." [Shahih Muslim]

b.      Sebaik apapun seorang hamba dalam beribadah, tidak akan mungkin memenuhi hak Allah pada dirinya secara utuh.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalannya." Para sahabat bertanya; "Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Tidak juga dengan diriku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku, oleh karena itu beramallah kalian dengan sempurna dan berusahalah mendekati kesempurnaan (dalam beramal). Dan janganlah seseorang dari kalian mengharapkan kematian, jika ia orang baik maka semoga ia menambah kebaikannya, dan jika ia orang buruk maka semoga ia bertobat". " [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Ubay bin Ka'b -radhiyallahu 'anhu- berkata:

«لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ، وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ، وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Jika Allah menyiksa semua makluk yang ada di langit dan di bumi, maka itu bukanlah suatu kezhaliman yang Dia lakukan atas mereka, dan sekiranya Dia memberikan rahmat kepada mereka, sesungguhnya rahmat-Nya adalah lebih baik dari amalan yang telah mereka lakukan. Jika engkau bersedekah dengan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerimanya hingga engkau beriman dengan takdir. Dan engkau mengetahui bahwa apa saja yang ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan. Jika engkau meninggal bukan di atas keyakinan yang demikian ini, maka engkau akan masuk neraka."

Abu Ad-Dailamiy berkata, "Kemudian aku mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Aku lalu mendatangi Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu ia mengatakan seperti itu pula. Kemudian aku mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu ia menceritakan kepadaku sebuah hadits Nabi seperti itu pula." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Lihat: Apakah para Nabi maksum dari kesalahan kecil?

4)      Allah Maha penerima taubat.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ} [التوبة: 104]

Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang? [At-Taubah:104]

Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?

5)      Pengamalan Nabi terhadap ayat ini.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ مُنْذُ نَزَلَ عَلَيْهِ: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ، يُصَلِّي صَلَاةً إِلَّا دَعَا. أَوَ قَالَ فِيهَا «سُبْحَانَكَ رَبِّي وَبِحَمْدِكَ. اللَّهُمَّ! اغْفِرْ لِي»

Saya tidak melihat Nabi sejak turun kepadanya (surat) "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan", beliau melaksanakan shalat kecuali beliau berdoa. Atau (perawi) berkata di dalamnya: "Maha Suci Engkau, wahai Tuhanku, dan dengan memuji-Mu. Ya Allah, ampunilah aku." [Shahih Muslim]

Sebab-sebab pertolongan dan kemenangan:

Diantaranya:

1.      Keimanan.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ} [غافر : 51]

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). [Gafir: 51]

2.      Amal shalih.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [النور: 55]

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". [An-Nur:55]

3.      Takwa.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ} [الأعراف : 128]

Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". [Al-A'raaf: 128]

Lihat: Bertakwa di manapun berada

4.      Perbanyak dzikir, istigfar dan do'a.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ} [هود: 52]

Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." [Huud:52]

{وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَن قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ} [آل عمران : 147]

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [Ali ‘Imran: 147]

Lihat: Do’a Nabi Ibrahim –‘alaihissalam- untuk negri

5.      Bersatu dan tidak berpecah.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّى إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِي الْأَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا أَرَاكُمْ مَا تُحِبُّونَ مِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَنْ يُرِيدُ الْآخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 152]

Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu (di perang Uhud), ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu (pelaksanaan perintah nabi Muhammad) dan mendurhakai perintah (rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai (kemenangan). Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari (mengalahkan) mereka untuk menguji kamu, dan Sesunguhnya Allah Telah mema'afkan kamu. dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman. [Ali 'Imran:152]

{وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46]

Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal:46]

6.      Membela orang beriman dan memusuhi orang kafir (wala’ wal bara’).

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَمَن يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ} [المائدة : 56]

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. [Al-Maidah: 56]

{وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ} [هود : 113]

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. [Huud: 113]

7.      Menolong agama Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. [Muhammad: 7]

{وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ} [الحج : 40]

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [Al-Hajj: 40]

8.      Siap berkorban.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [التوبة : 111]

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. [At-Taubah: 111]

9.      Menyusun persiapan.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ} [الأنفال : 60]

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). [Al-Anfaal: 60]

10.  Sabar.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا } [الأنعام: 34]

Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. [An-An'am:34]

Ø  Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah bersabda:

"اعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْر،ِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا"

"Ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Keutamaan orang sabar

11.  Tawakkal kepada Allah ‘azza wajalla.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ} [آل عمران: 160]

Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. [Ali ‘Imran: 160]

Lihat: Sifat Tawakkal; Menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah

12.  Berjuang di bawah satu panji.

Allah subhanahu wata'ala berfriman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء : 59]

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa': 59]

Lihat: Kunci kemenangan dan kebangkitan Islam

Wallahu a'lam!

Lihat juga: Tafsir surah Al-Falaq - Tafsir surah An-Naas - Tafsir surah Quraisy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...