بسم الله الرحمن الرحيم
Bab ketujuh kitab Ash-Shaum dari Sahih Bukhari adalah bab “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam paling dermawan saat Ramadhan”
Dalam bab ini Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan satu hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang
paling dermawan dengan kebaikan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan
Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril, dan Jibril ‘alaihissalam menemuinya
setiap malam di bulan Ramadhan sampai berlalu, Jibril membacakan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam Al-Qur’an. Maka jika Jibril 'alaihissalam menemuinya, sungguh beliau
sangat dermawan dengan kebaikan seperti angin yang berhembus”.
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu; Biografi singkat dan beberapa keistimewaannya bisa dibaca di sini "Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas".
2. Hadits ini menunjukkan sifat mulia Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang sangat dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan
Ramadhan.
Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata: Beberapa orang dari kaum Anshar meminta kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian mereka meminta
lagi lalu Rasulullah memberi mereka, kemudian meminta lagi lalu Rasulullah
memberi mereka sampai habis apa yang beliau miliki, kemudian bersabda:
«مَا
يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ
يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ
يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ
الصَّبْرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Apa yang aku miliki dari
kebaikan maka pasti aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, dan
barangsiapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya,
dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupinya, dan barangsiapa
yang berusaha sabar maka Allah akan menyabarkannya, dan seseorang tidak diberi
sesuatu yang lebih baik dan luas daripada kesabaran". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ketika Jubair bin Muth'im radiyallahu
'anhu berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
beserta orang-orang dalam rambongan pasukan yang baru kembali dari Hunain, kemudian
orang-orang A’rabiy mengerumuni dan meminta kepada Rasulullah sampai
menyudutkan Beliau ke pohon berduri dan pakaian atas Beliau terjatuh. Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tertahan lalu bersabda:
«أَعْطُونِي
رِدَائِي، لَوْ كَانَ لِي عَدَدُ هَذِهِ العِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ،
ثُمَّ لاَ تَجِدُونِي بَخِيلًا، وَلاَ كَذُوبًا، وَلاَ جَبَانًا»
"Berikan pakaianku!
Seandainya aku memiliki sebanyak pohon berduri ini sebagai harta maka aku akan
bagikan kepada kalian lalu kalian tidak akan mendapati aku sebagai orang yang
pelit, pendusta, atau pengecut". [Sahih Bukhari]
3.
Sifat dermawan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diibaratkan
dengan angin yang berhembus karena cepat dalam berinfaq dan diberikan kepada
siapa saja yang membutuhkan.
Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu berkata:
"
مَا سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْإِسْلَامِ شَيْئًا
إِلَّا أَعْطَاهُ، قَالَ: فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ،
فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ، فَقَالَ: يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي
عَطَاءً لَا يَخْشَى الْفَاقَةَ "
"Tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dimintai sesuatu karena Islam, melainkan selalu dipenuhinya. Pada suatu hari
datang kepada beliau seorang laki-laki, lalu diberinya sekerumunan kambing yang
berada di antara dua bukit. Kemudian orang itu pulang ke kampungnya dan berseru
kepada kaumnya: "Hai, kaumku! Masuk Islam-lah kalian semuanya!
Sesungguhnya Muhammad telah memberiku suatu pemberian tanpa ada rasa takut
miskin.” [Sahih Bukhari]
4.
Anjuran banyak bersedekah di setiap waktu, dan menambah kedermawanannya di
bulan Ramadhan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{لَنْ
تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ
فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [آل عمران: 92]
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [Ali ‘Imran:92]
{الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ
أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [البقرة: 274]
Orang-orang yang
menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan
terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [Al-Baqarah:274]
5.
Puasa menjadikan seseorang lebih dermawan, karena tujuan puasa agar
seorang menjadi bertakwa dan salah satu sifat orang yang bertakwah adalah suka
bersedekah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
[البقرة: 183]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Al-Baqarah: 183]
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{ذَلِكَ
الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [البقرة: 2، 3]
Kitab (Al-Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; Petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada
mereka. [Al-Baqarah: 2-3]
6.
Membaca Al-Qur’an membuat orang lebih dermawan, karena Al-Qur’an menambah
keimanan seseorang, dan sedekah adalah bukti keimanan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ
عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ
يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ
حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ} [الأنفال: 2 - 4]
Sesungguhnya orang-orang
yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki
(nikmat) yang mulia. [Al-Anfaal: 2-4]
Dari Abu Malik Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
[صحيح مسلم]
“Dan sedekah adalah bukti (keimanan)”. [Sahih Muslim]
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{إِنَّمَا
يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ
يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [السجدة: 15، 16]
Sesungguhnya orang yang
benar benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan
memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya (mengerjakan shalat malam) dan mereka selalu berdoa kepada
Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa
rezki yang kami berikan. [As-Sajdah: 15-16]
Dari Abdullah bin Mu'awiyah Al-Gadhiry radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda :
" ثَلَاثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ طَعِمَ
طَعْمَ الْإِيمَانِ: مَنْ عَبَدَ اللَّهَ وَحْدَهُ وَأَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَأَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ، رَافِدَةً عَلَيْهِ كُلَّ عَامٍ،
وَلَا يُعْطِي الْهَرِمَةَ، وَلَا الدَّرِنَةَ ، وَلَا الْمَرِيضَةَ، وَلَا الشَّرَطَ
اللَّئِيمَةَ، وَلَكِنْ مِنْ وَسَطِ أَمْوَالِكُمْ، فَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَسْأَلْكُمْ
خَيْرَهُ، وَلَمْ يَأْمُرْكُمْ بِشَرِّهِ " [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Ada tiga hal yang barang siapa yang
mengamalkannya berarti ia telah merasakan nikmatnya keimanan: Orang yang
menyembah Allah semata dan bahwasanya tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan mengeluarkan zakat hartanya dengan senang hati akan menambah hartanya
tiap tahun, dan tidak memberikan hewan yang sudah tua (sebagai zakat) dan tidak
pula yang cacat, dan tidak pula yang sakit, dan tidak pulan yang paling jelek,
akan tetapi keluarkanlah yang sederhana dari hartamu, karena sesungguhnya Allah
tidak meminta yang terbaik, dan tidak memerintahkan yang terburuk." [Sunan
Abu Daud: Sahih]
7.
Keutamaan membaca dan mengkaji Al-Qur’an khususnya di bulan Ramadhan
karena Al-Qur’an diturunkan pada bulan ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ
اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ » [صحيح مسلم]
“Tidaklah satu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (mesjid)
membaca kitabullah (Al-Qur'an) dan mempelajarinya di antara mereka kecuali
Allah menurunkan kepada mereka ketenangan dan mereka dinaungi dengan rahmat dan
malaikat mengerumungi mereka dan Allah menyebut mereka pada siapa yang ada di
sisi-Nya”. [Sahih Muslim]
8.
Keutamaan berteman dengan orang shalih karena membuat seseorang
bertambah ketaatannya kepada Allah sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bertemu
Jibril 'alaihissalam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«الرَّجُلُ عَلَى دِينِ
خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ» [سنن أبى داود: حسنه الألباني]
“Seseorang itu dipengaruhi oleh perilaku orang yang
dicintainnya, maka hendaklah kalian memperhatikan siapa yang ia cintai”. [Sunan
Abi Daud: Hasan]
9.
Orang shalih akan datang dan mendekat kepada orang-orang yang beribadah.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا
تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَف [صحيح البخاري ومسلم]
“Ruh/jiwa itu memiliki tabiat yang bermacam-macam, jika bertemu dengan
tabiat yang sama maka akan saling mencintai, dan jika bertemu dengan tabiat
yang berbeda maka akan saling bermusuhan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
10. Hadits ini juga
menunjukkan adanya berkah pada amalan shalih, karena akan memicu untuk
melakukan amal shalih yang lain.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ
سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
Dan
orang-orang yang berjihad (beribadah) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (memudahkan pintu kebaikan
untuknya). Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik. [Al-‘Ankabuut: 69]
11. Hadits ini menujukkan
keutaman bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan kebaikan.
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ
رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ،
فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ
مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ
الشَّرِّ أَقْصِرْ " [سنن الترمذي:
صحيح]
Pada awal malam bulan Ramadan setan-setan dibelenggu dan jin yang jahat,
pintu-pintu neraka ditutup maka tidak satupun pintu yang terbuka, dan
pintu-pintu surga dibuka maka tidak satu pintu pun yang tertutup, dan ada yang
berseru: "Wahai pencari kebaikan, marilah! Dan Wahai pencari keburukan,
tinggalkanlah!". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
12. Seorang ulama atau pemimpin
yang menjadi panutan hendaknya memiliki sifat dermawan.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ
عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ} [النساء: 34]
Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. [An-Nisaa’: 34]
Wallahu a’lam!
Lihat juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...