بسم
الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ
الصَّوْمِ مِنْ آخِرِ الشَّهْرِ
“Bab: Puasa di akhir bulan”
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah ingin menjelaskan tentang
anjuran berpuasa di setiap akhir bulan hijriyah dengan meriwayatkan satu hadits
dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu melalui dua jalur
dengan sanad muttashil (bersambung) dan satu jalur dengan sanad mu’allaq
(terputus).
Imam
Bukhari rahimahullah berkata:
1983 -
حَدَّثَنَا الصَّلْتُ بْنُ مُحَمَّدٍ [البصري]، حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ، عَنْ
غَيْلاَنَ، )ح(
وحَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ [محمد بن الفضل]، حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ
مَيْمُونٍ، حَدَّثَنَا غَيْلاَنُ بْنُ جَرِيرٍ، عَنْ مُطَرِّفٍ [بن عبد الله بن الشِّخِّيْرِ]،
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَّهُ سَأَلَهُ - أَوْ سَأَلَ رَجُلًا وَعِمْرَانُ
يَسْمَعُ -، فَقَالَ: «يَا أَبَا فُلاَنٍ، أَمَا صُمْتَ سَرَرَ هَذَا الشَّهْرِ؟» -
قَالَ: أَظُنُّهُ قَالَ: يَعْنِي رَمَضَانَ -، قَالَ الرَّجُلُ: لاَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ، قَالَ: «فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ»، لَمْ يَقُلِ الصَّلْتُ:
أَظُنُّهُ يَعْنِي رَمَضَانَ.
Telah menceritakan kepada kami Ash-Shalt
bin Muhammad [Al-Bashriy], telah menceritakan kepada kami Mahdiy, dari Ghaylan.
(hadits)
Dan telah menceritakan kepada kami Abu
An-Nu'man [‘Arim], telah menceritakan kepada kami Mahdiy bin Maymun, telah
menceritakan kepada kami Ghaylan bin Jarir, dari Mutharrif [bin Abdillah bin
Asy-Syikhir], dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhuma dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Beliau bertanya -atau Beliau
bertanya kepada seseorang yang 'Imran mendengarnya-, Beliau shallallahu
'alaihi wasallam berkata: "Wahai Abu Fulan, apakah kamu berpuasa pada
hari-hari terakhir bulan ini?"
-Abu An-Nu'man berkata; Aku menduga yang
Beliau maksud adalah bulan Ramadhan-.
Orang yang ditanya menjawab: "Tidak,
wahai Rasulullah".
Beliau berkata: "Jika kamu berbuka
(tidak puasa) maka hendaklah kamu puasa dua hari (pada hari lain).
Ash-Shalt tidak menyebutkan kalimat:
"Aku menduga, bulan Ramadhan".
قَالَ
أَبُو عَبْدِ اللَّهِ: وَقَالَ ثَابِتٌ: عَنْ
مُطَرِّفٍ، عَنْ عِمْرَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مِنْ سَرَرِ شَعْبَانَ»
Abu 'Abdullah [Al Bukhariy] berkata: Dan Tsabit berkata:
Dari Mutharrif, dari 'Imran, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Pada hari-hari akhir bulan Sya'ban".
Takhrij riwayat Tsabit:
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam
kitab Shahih-nya (2/820) no.1161, dengan sanad lengkap ia berkata:
حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ،
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ،
عَنْ مُطَرِّفٍ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لَهُ - أَوْ لِآخَرَ -:
«أَصُمْتَ مِنْ سُرَرِ شَعْبَانَ؟» قَالَ: لَا، قَالَ: «فَإِذَا أَفْطَرْتَ،
فَصُمْ يَوْمَيْنِ»
Telah menceritakan kepada kami Haddab bin
Khalid, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Mutharrif, dari Imran bin
Hushain radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepadanya atau kepada yang lain: "Apakah
kamu telah berpuasa di hari-hari akhir bulan Sya'ban?"
Ia menjawab, "Tidak."
Beliau bersabda: "Jika kamu telah usai
menunaikan puasa Ramadhan, maka berpuasalah dua hari."
Penjelasan singkat
hadits ini:
- Biografi ‘Imran bin
Hushain bin ‘Ubaid, Abu Nujaid Al-Khuza’iy radhiyallahu 'anhu.
Lihat
biografinya di sini: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
- Boleh menanyakan tentang
ibadah seseorang.
Dari Jabir bin Abdillah radiyallahu
'anhuma; Seorang laki-laki masuk mesjid di hari Jum'at dan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam sedang khutbah. Maka Rasulullah bertanya:
«أَصَلَّيْتَ؟»
"Apakah kamu sudah shalat?"
Orang itu menjawab: Tidak.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
«قُمْ
فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ» [صحيح
البخاري]
"Berdirilah dan dirikan shalat dua raka'at".
[Sahih Bukhari]
Ø 'Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku:
«يَا عَبْدَ اللَّهِ،
أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ، وَتَقُومُ اللَّيْلَ؟»، فَقُلْتُ:
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «فَلاَ تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ
وَنَمْ، فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا،
وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ
بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ
حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا، فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ»
"Wahai 'Abdullah, apakah benar berita
bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?"
Aku jawab: "Benar, wahai
Rasulullah".
Beliau berkata: "Janganlah kamu
lakukan itu, tetapi shaumlah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah,
karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, isterimu punya
hak atasmu dan isterimu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu
berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan
dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah
melaksanakan puasa sepanjang tahun seluruhnya". [Shahih Bukhari]
- Anjuran berpuasa di akhir
bulan hijriyah.
Ini
salah satu cara mengamalkan hadits anjuran berpuasa tiga hari setiap bulan
hijriyah. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
أَوْصَانِي خَلِيلِي
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ: «صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ، وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ»
"Kekasihku
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi wasiat kepadaku agar aku
berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mendirikan shalat Dhuha dua raka'at, dan
shalat witir sebelum aku tidur". [Shahih Bukhari]
- Larangan berpuasa sehari
atau dua hari sebelum bulan Ramadhan hanya bagi yang tidak memiliki
kebiasaan berpuasa.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
لَا
يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ
يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ
"Janganlah
seorang dari kalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua
hari kecuali apabila seseorang sudah biasa melaksanakan puasa (sunnat) maka
pada hari itu dia dipersilahkan untuk melaksanakannya". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
- Anjuran
menqadha’ puasa sunnah rutin yang tertinggal.
Dari Ummu Hani' radhiyallahu 'anha; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam minum suatu
minuman kemudian menyodorkan kepadanya untuk meminumnya, maka Ummu Hani'
berkata: “Sesungguhnya saya sedang puasa, akan tetapi saya tidak suka menolak
sisa minummu”.
Maka Rasulullah menjawab:
" إِنْ كَانَ قَضَاءً مِنْ
رَمَضَانَ، فَاقْضِي يَوْمًا مَكَانَهُ، وَإِنْ كَانَ تَطَوُّعًا ، فَإِنْ شِئْتِ فَاقْضِي،
وَإِنْ شِئْتِ فَلَا تَقْضِي " [مسند أحمد: حسنه الشيخ
الألباني]
"Jika puasamu itu adalah
sebagai pengganti dari puasa Ramadhan maka gantilah di hari yang lain, dan jika
itu puasa sunnah maka jika kau mau maka gantilah dan jika tidak mau maka tidak
perlu diganti". [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu
'anhu berkata:
صَنَعْتُ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ طَعَامًا فَأَتَانِي هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَلَمَّا وُضِعَ الطَّعَامُ ,
قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " دَعَاكُمْ أَخُوكُمْ وَتَكَلَّفَ لَكُمْ " ثُمَّ
قَالَ لَهُ: " أَفْطِرْ وَصُمْ مَكَانَهُ يَوْمًا إِنْ شِئْتَ " [السنن الكبرى للبيهقي:
حسن]
Aku
membuatkan makanan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
kemudian beliau datang bersama sahabatnya. Ketika dihidangkan makanan, seseorang
berkata: Aku sedang puasa.
Maka
Rasulullah bersabda: “Saudaramu mengundangmu, dan telah bersusah paya
menyiapkan hidangan untuk kalian”.
Kemudian
berliau berkata kepada orang itu: “Berbukalah, dan berpuasalah di hari lain
sebagai gantinya jika engkau mau”. [As-Sunan Al-Kubra karya Al-Baihaqiy: Hasan]
Lihat:
Qadhaa' puasa sunnah
- Keutamaan puasa Sya’ban
karena senilai dengan dua puasa pada hari lain.
Dari Imran
bin Hushain radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya kepada seseorang:
«هَلْ
صُمْتَ مِنْ سُرَرِ هَذَا الشَّهْرِ شَيْئًا؟» قَالَ: لَا، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا أَفْطَرْتَ مِنْ رَمَضَانَ، فَصُمْ
يَوْمَيْنِ مَكَانَهُ» [صحيح مسلم]
"Apakah
kamu berpuasa di hari-hari terakhir bulan (Sya'ban) ini?"
Laki-laki
itu menjawab: "Tidak."
Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu telah
menunaikan puasa Ramadhan, maka berpuasalah dua hari untuk
menggantikannya." [Shahih Muslim]
Ø Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma bertanya kepada
Rasulullah: Ya Rasulullah! Aku tidak pernah melihat engkau banyak menjalankan
puasa sebagaimana yang engkau jalankan di bulan Sya'ban?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«ذَلِكَ
شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ
تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ
عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»
"Itulah
bulan yang banyak dilalaikan oleh orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan,
adalah bulan dimana semua amalan diangkat kepada Tuhan semesta alam. Olehnya
itu, aku senang jika amalanku diangkat di saat aku menjalanka puasa".
[Sunan An-Nasa’iy: Hasan]
Lihat:
Bab (51) Puasa Sya’ban
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...