بسم الله الرحمن الرحيم
Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya:
يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ
فِيهَا؟ قَالَ: " قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ
فَاعْفُ عَنِّي "
Ya
Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa yang
seharusnya aku katakan pada waktu itu? Rasulullah ﷺ menjawab: Ucapkan "Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Penjelasan singkat
tentang hadits ini:
1. Biografi Aisyah
radhiyallahu ‘anha.
Lihat: Sifat mulia ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Allah
terkadang menunjukkan kepada seseorang waktu lailatul qadr.
Dari Ibnu'Umar
radhiallahu'anhuma;
أَنَّ
رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أُرُوا
لَيْلَةَ القَدْرِ فِي المَنَامِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ
فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي
السَّبْعِ الأَوَاخِرِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa
ada beberapa orang dari sahabat Nabi ﷺ yang
menyaksilan Lailatulqadar dalam mimpi terjadi pada tujuh hari terakhir. Maka
Rasulullah ﷺ berkata, "Aku memandang bahwa mimpi
kalian tentang Lailatulqadar tepat terjadi pada tujuh malam terakhir, maka
siapa yang mau mendekatkan diri kepada Allah dengan mencarinya, lakukanlah pada
tujuh malam terakhir". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Ubay bin Ka’b -radhiyallahu 'anhu- berkata:
«وَاللهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، إِنَّهَا لَفِي رَمَضَانَ،
يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِي، وَوَاللهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ، هِيَ
اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ،
وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا
شُعَاعَ لَهَا» [صحيح مسلم]
"Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah,
sesungguhnya malam itu (lailatul qadr) terdapat dalam bulan Ramadlan. -Ubay
bersumpah tanpa rugu- Dan demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu.
Lailatul Qadr itu adalah malam, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kami untuk menegakkan shalat di dalamnya, malam itu adalah malam
yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan
tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa
sinar yang menyorot." [Shahih Muslim]
3. Keutamaan
malam lailatul qadr.
Lihat: Malam "Lailatul Qadr"
4. Anjuran
berdo’a di malam lailatul qadr.
5. Do’a yang
diajarkan oleh Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- kepada manusia yang paling ia cintai adalah do’a terbaik.
Amru bin Al Ash radhiyallahu
‘anhuma bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam;
أَيُّ النَّاسِ
أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: «عَائِشَةُ» قُلْتُ: مِنَ الرِّجَالِ؟ قَالَ: «أَبُوهَا»
قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «عُمَرُ» فَعَدَّ رِجَالًا، فَسَكَتُّ مَخَافَةَ أَنْ
يَجْعَلَنِي فِي آخِرِهِمْ [صحيح البخاري ومسلم]
Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai? Rasulullah
menjawab; 'Aisyah.' Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki,
siapakah orang yang paling engkau cintai? Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: 'Ayah Aisyah (Abu Bakr).' Saya bertanya lagi; lalu
siapa? Rasulullah menjawab: 'Umar bin Khaththab.' Kemudian beliau menyebutkan
beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu aku pun diam karena aku takut
termasuk orang yang paling terakhir.' [Sahih Bukhari dan Muslim]
6. Beberapa
adab berdo’a yang dikandung dalam hadits ini.
Diantaranya:
1) Bertawassul
dalam do’a dengan nama dan sifat Allah ta'aalaa.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا} [الأعراف:
180]
Hanya
milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama yang mulia), maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu. [Al-A'raaf: 180]
2) Berdo’a
dengan do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ
كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب:
21]
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. [Al-Ahzaab:21]
Ø Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika khutbah mengatakan:
«فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى
مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur'an), dan tuntunan
terbaik adalah tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang
diada-adakan (dalam ibadah), dan semua bi'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]
3) Singkat
dan tidak bertele-tele.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُعْتَدِين} [الأعراف: 55]
Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (tentang yang diminta dan cara
meminta). [Al-A'raf:55]
Lihat: Adab berdo'a
7. Semua nama
Allah mengandung sifat, seperti nama “Al-‘Afuw” (Maha Pemberi maaf)
mengandung sifat “Al-‘Afwu” (suka memberi maaf).
Lihat: Kaedah nama dan sifat Allah
8. Allah Maha
Pemaaf.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا} [النساء: 43]
Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun. [An-Nisaa': 43] [Al-Hajj:60] [Al-Mujadalah:2]
{فَأُولَئِكَ
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا} [النساء: 99]
Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun. [An-Nisaa': 99]
{إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ
تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا} [النساء:
149]
Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Kuasa. [An-Nisaa':
149]
Lihat: 108 dari "Asmaa-ul husna"
9. Allah
suka memaafkan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَهُوَ
الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ
وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ}
Dan Dialah yang menerima taubat dari
hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [Asy-Syuura:25]
{وَمَا
أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ}
[الشورى: 30]
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu
maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuraa:30]
10. Allah
memerintahkan untuk memberi maaf.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ
رَّحِيمٌ} [النور: 22]
Dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nuur: 22]
{فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [المائدة: 13]
Maka maafkanlah mereka dan biarkan
mereka, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.
[Al-Maidah:13]
{خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199]
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
[Al-A'raaf: 199]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiyallahu'anhu-; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا
عِزًّا»
"Allah
tidak menambah bagi seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan."
[Sahih Muslim]
11. Perintah
meminta ampunan Allah ta'aalaa.
Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu
'anhu pernah berdiri di atas mimbar, kemudian menangis, lalu berkata;
Dahulu Rasulullah ﷺ pada tahun
pertama pernah berdiri di atas mimbar, kemudian menangis, lalu beliau bersabda:
«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ،
فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ العَافِيَةِ»
"Mintalah
ampunan dan keselamatan kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara
kalian tidak diberi sesuatu yang lebih baik setelah keimanan (dan ilmu)
daripada keselamatan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]
12. Ampunan
Allah lebih baik dari kenikmatan dunia apa pun.
Ummu Habibah radiyallahu 'anha
-istri Rasulullah- berdo'a: "Ya .. Allah berilah aku kenikmatan dengan
suamiku Rasulullah dan dengan ayahku Abu Sufyan, dan dengan saudaraku Mu'awiyah!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata padanya:
«قَدْ سَأَلْتِ اللهَ لِآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ،
وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ، وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ، لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ
حِلِّهِ، أَوْ يُؤَخِّرَ شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ، وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللهَ أَنْ
يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ، أَوْ عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ، كَانَ خَيْرًا
وَأَفْضَلَ» [صحيح مسلم]
"Engkau
telah meminta kepada Allah sesuatu yang waktunya pasti datang, sesuatu yang
sangat singkat, dan rezki yang sudah dibagi. Do'amu tidak akan mempercepat
sesuatu sebelum waktunya dan tidak pula dapat menangguhkan sesuatu dari
waktunya, seandainya engkau meminta kepada Allah semoga menjauhkanmu dari
siksaan neraka atau siksaan kubur maka itu akan lebih baik dan lebih
mulia". [Sahih Muslim]
13. Meminta
ampunan setiap pagi dan sore.
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma
berkata: Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan do'a-do'a tersebut ketika menjelang
pagi dan sore, yaitu;
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ
عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ
خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ
أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»
"Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan dunia dan
akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan
di dalam menjalankan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah,
tutupilah auratku, amankanlah apa-apa yang menjadi pemeliharaanku, lindumgilah
kami dari bahaya yang datang dari hadapanku, dari belakangku, dari samping
kananku, dari sampaing kiriku dan dari atasku dan aku berlindung kepada-Mu dari
bahaya yang datang tak disangka dari bawahku." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
14. Memintakan
ampunan untuk orang yang sudah wafat.
'Auf bin Malik
Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ melaksanakan
shalat jenazah dan aku menghafalkah do'anya:
«اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ،
وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ
وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ
مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا
مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ
وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ - أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ -»
"Ya Allah, ampunilah dosanya,
rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah tempat
persinggahannya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah ia dengan air, salju, dan
embun, bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan
pakaian putih dari kotoran, gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik,
keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istri/suaminya dengan istri/suami
yang lebih baik, masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksaan
kubur - atau dari siksaan neraka -". [Sahih Muslim]
Ø Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berdo'a
untuk orang mati:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا
وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا،
وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ،
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى خَيْرٍ مِمَّا كَانَ فِيهِ،
اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»
"Ya
Allah ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari
kami, dan perbaikilah hubungan kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati
orang terbaik dari kami. Ya Allah ampunilah ia,
ya Allah .. rahmatilah ia, ya Allah kembalikanlah ia kepada yang lebih
baik dari pada ia yang dulu, ya Allah kami mengharapkan ampunan-Mu".
[Mushannaf Abdurrazzaaq]
15. Menutup
ibadah dengan istigfar.
Allah -subhanahu wata’aalaa-
berfirman:
{وَمَا تُقَدِّمُوا
لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ
أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المزمل
: 20]
Dan kebaikan apa saja yang
kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah
sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah
ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Al-Muzzammil: 20]
Ø Tsauban radhiyallahu 'anhu berkata;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، وَقَال:َ
" اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا
الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ "
"Jika Rasulullah ﷺ selesai
shalat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan memanjatkan doa: (Ya Allah,
Engkau adalah Dzat Yang memberi keselamatan, dan dari Engkaulah segala
keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan
kemuliaan)." [Shahih Muslim]
Ø Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca do'a jika hendak
berdiri dari majlisnya:
«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ»
"Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan
segala puji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku meminta
ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu"
Seorang bertanya: Ya Rasulullah, engkau
telah membaca do'a yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya?
Rasulullah menjawab:
«كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِي
الْمَجْلِسِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Itu adalah kaffarah (penghapus dosa)
yang terjadi dalam majlis". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Hadits Tsauban; Istigfar dan dzikir setelah shalat
16. Hikmah istigfar setelah ibadah.
Diantaranya:
a)
Menutupi
kekurangan yang dilakukan sewaktu beribadah.
b)
Bentuk
pengakuan bahwa seorang hamba tidak akan mampu beribadah secara sempurna.
Allah -subhanahu wata’aalaa-
berfirman:
{كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ
اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} [الذاريات
: 17-18]
Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.
[Adz-Dzaariyaat: 17-18]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Ramadhan; Bulan do’a - Ampunan Allah di bulan Ramadhan - Ramadhan dan keutamaan memberi makan dan minum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...