Senin, 17 April 2023

Hadits Aisyah; Do’a malam lailatul qadr

بسم الله الرحمن الرحيم

Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: " قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي "

Ya Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa yang seharusnya aku katakan pada waktu itu? Rasulullah menjawab: Ucapkan  "Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Penjelasan singkat tentang hadits ini:

1.      Biografi Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Sifat mulia ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

2.      Allah terkadang menunjukkan kepada seseorang waktu lailatul qadr.

Dari Ibnu'Umar radhiallahu'anhuma;

أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أُرُوا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي المَنَامِ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ، فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Bahwa ada beberapa orang dari sahabat Nabi yang menyaksilan Lailatulqadar dalam mimpi terjadi pada tujuh hari terakhir. Maka Rasulullah berkata, "Aku memandang bahwa mimpi kalian tentang Lailatulqadar tepat terjadi pada tujuh malam terakhir, maka siapa yang mau mendekatkan diri kepada Allah dengan mencarinya, lakukanlah pada tujuh malam terakhir". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Ubay bin Ka’b -radhiyallahu 'anhu- berkata:

«وَاللهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، إِنَّهَا لَفِي رَمَضَانَ، يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِي، وَوَاللهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ، هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ، وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا» [صحيح مسلم]

"Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, sesungguhnya malam itu (lailatul qadr) terdapat dalam bulan Ramadlan. -Ubay bersumpah tanpa rugu- Dan demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu. Lailatul Qadr itu adalah malam, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat di dalamnya, malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot." [Shahih Muslim]

3.      Keutamaan malam lailatul qadr.

Lihat: Malam "Lailatul Qadr"

4.      Anjuran berdo’a di malam lailatul qadr.

5.      Do’a yang diajarkan oleh Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- kepada manusia yang paling ia cintai adalah do’a terbaik.

Amru bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam;

أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ: «عَائِشَةُ» قُلْتُ: مِنَ الرِّجَالِ؟ قَالَ: «أَبُوهَا» قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: «عُمَرُ» فَعَدَّ رِجَالًا، فَسَكَتُّ مَخَافَةَ أَنْ يَجْعَلَنِي فِي آخِرِهِمْ [صحيح البخاري ومسلم]

Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai? Rasulullah menjawab; 'Aisyah.' Lalu saya tanyakan lagi; Kalau dari kaum laki-laki, siapakah orang yang paling engkau cintai? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Ayah Aisyah (Abu Bakr).' Saya bertanya lagi; lalu siapa? Rasulullah menjawab: 'Umar bin Khaththab.' Kemudian beliau menyebutkan beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu aku pun diam karena aku takut termasuk orang yang paling terakhir.' [Sahih Bukhari dan Muslim]

6.      Beberapa adab berdo’a yang dikandung dalam hadits ini.

Diantaranya:

1)      Bertawassul dalam do’a dengan nama dan sifat Allah ta'aalaa.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا} [الأعراف: 180]

Hanya milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama yang mulia), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu. [Al-A'raaf: 180]

2)      Berdo’a dengan do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab:21]

Ø  Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika khutbah mengatakan:

«فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ» [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya ucapan terbaik adalah kitabullah (Al-Qur'an), dan tuntunan terbaik adalah tuntunan Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah yang diada-adakan (dalam ibadah), dan semua bi'ah adalah kesesatan. [Sahih Muslim]

3)      Singkat dan tidak bertele-tele.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين} [الأعراف: 55]

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (tentang yang diminta dan cara meminta). [Al-A'raf:55]

Lihat: Adab berdo'a

7.      Semua nama Allah mengandung sifat, seperti nama “Al-‘Afuw” (Maha Pemberi maaf) mengandung sifat “Al-‘Afwu” (suka memberi maaf).

Lihat: Kaedah nama dan sifat Allah

8.      Allah Maha Pemaaf.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا} [النساء: 43]

Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. [An-Nisaa': 43] [Al-Hajj:60] [Al-Mujadalah:2]

{فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا} [النساء: 99]

Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. [An-Nisaa': 99]

{إِن تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا} [النساء: 149]

Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. [An-Nisaa': 149]

Lihat: 108 dari "Asmaa-ul husna"

9.      Allah suka memaafkan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ}

Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Asy-Syuura:25]

{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Asy-Syuraa:30]

10.  Allah memerintahkan untuk memberi maaf.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [النور: 22]

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nuur: 22]

{فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [المائدة: 13]

Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. [Al-Maidah:13]

{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ} [الأعراف: 199]

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. [Al-A'raaf: 199]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiyallahu'anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا»

"Allah tidak menambah bagi seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan." [Sahih Muslim]

11.  Perintah meminta ampunan Allah ta'aalaa.

Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu pernah berdiri di atas mimbar, kemudian menangis, lalu berkata; Dahulu Rasulullah pada tahun pertama pernah berdiri di atas mimbar, kemudian menangis, lalu beliau bersabda:

«اسْأَلُوا اللَّهَ العَفْوَ وَالعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ اليَقِينِ خَيْرًا مِنَ العَافِيَةِ»

"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sesungguhnya salah seorang diantara kalian tidak diberi sesuatu yang lebih baik setelah keimanan (dan ilmu) daripada keselamatan." [Sunan Tirmidziy: Hasan]

12.  Ampunan Allah lebih baik dari kenikmatan dunia apa pun.

Ummu Habibah radiyallahu 'anha -istri Rasulullah- berdo'a: "Ya .. Allah berilah aku kenikmatan dengan suamiku Rasulullah dan dengan ayahku Abu Sufyan, dan dengan saudaraku Mu'awiyah!"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata padanya:

«قَدْ سَأَلْتِ اللهَ لِآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ، وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ، وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ، لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ، أَوْ يُؤَخِّرَ شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ، وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ، أَوْ عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ، كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ» [صحيح مسلم]

"Engkau telah meminta kepada Allah sesuatu yang waktunya pasti datang, sesuatu yang sangat singkat, dan rezki yang sudah dibagi. Do'amu tidak akan mempercepat sesuatu sebelum waktunya dan tidak pula dapat menangguhkan sesuatu dari waktunya, seandainya engkau meminta kepada Allah semoga menjauhkanmu dari siksaan neraka atau siksaan kubur maka itu akan lebih baik dan lebih mulia". [Sahih Muslim]

13.  Meminta ampunan setiap pagi dan sore.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah ﷺ tidak pernah meninggalkan do'a-do'a tersebut ketika menjelang pagi dan sore, yaitu;

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي، وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ يَمِينِي، وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي»

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dalam menjalankan agamaku, duniaku, keluargaku dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku, amankanlah apa-apa yang menjadi pemeliharaanku, lindumgilah kami dari bahaya yang datang dari hadapanku, dari belakangku, dari samping kananku, dari sampaing kiriku dan dari atasku dan aku berlindung kepada-Mu dari bahaya yang datang tak disangka dari bawahku." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

14.  Memintakan ampunan untuk orang yang sudah wafat.

'Auf bin Malik Al-Asyja'iy radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ melaksanakan shalat jenazah dan aku menghafalkah do'anya:

«اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ - أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ -»

"Ya Allah, ampunilah dosanya, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun, bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istri/suaminya dengan istri/suami yang lebih baik, masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksaan kubur - atau dari siksaan neraka -". [Sahih Muslim]

Ø  Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berdo'a untuk orang mati:

«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى خَيْرٍ مِمَّا كَانَ فِيهِ، اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»

"Ya Allah ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari kami, dan perbaikilah hubungan kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati orang terbaik dari kami. Ya Allah ampunilah ia, ya Allah .. rahmatilah ia, ya Allah kembalikanlah ia kepada yang lebih baik dari pada ia yang dulu, ya Allah kami mengharapkan ampunan-Mu". [Mushannaf Abdurrazzaaq]

15.  Menutup ibadah dengan istigfar.

Allah -subhanahu wata’aalaa- berfirman:

{وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المزمل : 20]

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Muzzammil: 20]

Ø  Tsauban radhiyallahu 'anhu berkata;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، وَقَال:َ " اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ "

"Jika Rasulullah ﷺ selesai shalat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan memanjatkan doa: (Ya Allah, Engkau adalah Dzat Yang memberi keselamatan, dan dari Engkaulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan)." [Shahih Muslim]

Ø  Abu Barzah Al-Aslamiy radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca do'a jika hendak berdiri dari majlisnya:

«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ»

"Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan segala puji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku meminta ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu"

Seorang bertanya: Ya Rasulullah, engkau telah membaca do'a yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya?

Rasulullah menjawab:

«كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِي الْمَجْلِسِ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Itu adalah kaffarah (penghapus dosa) yang terjadi dalam majlis". [Sunan Abu Daud: Sahih]

Lihat: Hadits Tsauban; Istigfar dan dzikir setelah shalat

16.  Hikmah istigfar setelah ibadah.

Diantaranya:

a)      Menutupi kekurangan yang dilakukan sewaktu beribadah.

b)      Bentuk pengakuan bahwa seorang hamba tidak akan mampu beribadah secara sempurna.

Allah -subhanahu wata’aalaa- berfirman:

{كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} [الذاريات : 17-18]

Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. [Adz-Dzaariyaat: 17-18]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Ramadhan; Bulan do’a - Ampunan Allah di bulan Ramadhan - Ramadhan dan keutamaan memberi makan dan minum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...