بسم الله الرحمن الرحيم
Ayat pertama
Allah ta’aalaa berfirman:
{طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى} [طه: 1 -
3]
Thaahaa. Kami tidak menurunkan
Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai
peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). [Thaha: 1 - 3]
Diantara hikmah ayat ini:
1.
Al-Qur’an turun bukan untuk menyusahkan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ هَذَا
الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا} [الإسراء: 9]
Sesungguhnya Al-Quran Ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar. [Al-Israa':9]
2. Hikmah
diturunkannya Al-Qur’an:
Diantaranya:
a)
Sebagai peringatan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى (9)
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى} [الأعلى: 9، 10]
Oleh
sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang
takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. [Al-A'laa: 9 - 10]
b)
Sebagai pelajaran, obat, petunjuk, dan rahmat.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{يَا أَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ}
Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. [Yunus:57]
c)
Penjelasan terhadap segala sesuatu.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ}
[النحل: 89]
Dan
kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. [An-Nahl:89]
Lihat:
Keistimewaan Al-Qur'an
3. Anjuran
membaca dan mengamalkan Al-Qur’an sesuai kemampuan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ} [المزمل:
20]
Karena
itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. [Al-Muzzammil: 20]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا
تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ القُرْآنِ» [صحيح البخاري]
"Jika kamu berdiri untuk shalat maka mulailah dengan takbir, lalu bacalah
apa yang mudah buatmu dari Al-Qur'an." [Shahih Bukhari]
Ayat kedua
Allah ta’aalaa berfirman:
{يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا
يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ} [البقرة: 185]
Allah menghendaki kemudahan bagimu
(dengan syari'at-Nya), dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
[Al-Baqarah:185]
Diantara hikmah ayat ini:
Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki
kesukaran.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [المائدة: 6]
Allah tidak hendak menyulitkan kamu
(dengan syari'at-Nya), tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. [Al-Maaidah:6]
Ø Dari Mihjan bin Al-`Adra' radhiyallahu 'anhu;
Nabiyullah ﷺ bersabda:
«إِنَّكُمْ أُمَّةٌ أُرِيدَ بِكُمُ الْيُسْرُ» [مسند
أحمد: حسن لغيره]
"Sungguh kalian adalah umat
yang dikehendaki mendapatkan keringanan." [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Keringanan
syari'at Islam dalam puasa
Hadits pertama:
1/142- وعن عائشةَ رضي اللَّهُ عنها
أَن النَّبيّ ﷺ دخَلَ عليْها
وعِنْدها امْرأَةٌ قَالَ: منْ هَذِهِ؟ قَالَتْ: هَذِهِ فُلانَة تَذْكُرُ مِنْ
صَلاتِهَا قالَ: "مَهُ عليكُمْ بِما تُطِيقُون، فَوَاللَّه لاَ يَمَلُّ
اللَّهُ حتَّى تَمَلُّوا وكَانَ أَحَبُّ الدِّينِ إِلَيْهِ ما داوَمَ صَاحِبُهُ
علَيْهِ " متفقٌ عليه.
Dari Aisyah bahwa Nabi ﷺ mendatanginya dan
bersamanya ada seorang wanita lain, lalu Nabi ﷺ bertanya, "Siapa ini?" Aisyah menjawab,
"Si fulanah", Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi ﷺ bersabda,
"Tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak
akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling
dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan
kontinyu". [Muttafaqun ‘alaihi]
Hadits kedua:
2/143- وعن أَنسٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: جاءَ ثَلاثةُ رهْطِ
إِلَى بُيُوتِ أَزْواجِ النَّبِيِّ ﷺ يسْأَلُونَ عنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ ﷺ ، فَلَمَّا أُخبِروا كأَنَّهُمْ تَقَالَّوْها
وقالُوا: أَين نَحْنُ مِنْ النَّبِيِّ ﷺ قَدْ غُفِر لَهُ مَا تَقَدَّم مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. قالَ
أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فأُصلِّي اللَّيلَ أَبداً، وَقالَ الآخَرُ: وَأَنا
أَصُومُ الدَّهْرَ أَبَداً وَلا أُفْطِرُ، وقالَ الآخرُ: وأَنا اعْتَزِلُ
النِّساءَ فَلاَ أَتَزوَّجُ أَبداً، فَجاءَ رسولُ اللَّه ﷺ إلَيْهمْ فَقَالَ: "أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وكذَا؟
أَما واللَّهِ إِنِّي لأَخْشَاكُمْ للَّهِ وَأَتْقَاكُم لَهُ لكِني أَصُومُ
وَأُفْطِرُ، وَأُصلِّي وَأَرْقُد، وَأَتَزَوّجُ النِّسَاءَ، فمنْ رغِب عَنْ
سُنَّتِي فَلَيسَ مِنِّى" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Tiga orang datang ke rumah istri-istri Nabi ﷺ, mereka menanyakan tentang ibadah Nabi ﷺ. Setelah mereka diberi tahu, seakan-akan
mereka menganggapnya sedikit. Mereka mengatakan: Apalah kita dibandingkan
dengan Nabi ﷺ? Beliau sudah
diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Seorang dari mereka
berkata: Adapun saya, akan shalat malam selamanya. Yang lain berkata: Aku akan
puasa seumur hidup dan tidak berbuka. Dan yang lain berkata: Aku akan
meninggalkan wanita dan tidak menikah selamanya. Kemudian
Rasulullah ﷺ mendatangi
mereka dan bersabda: "Kaliankah yang mengatakan ini dan itu? Ketahuilah
demi Allah, sesungguhnya aku adalah yang paling takut kepada Allah dari kalian
dan yang paling bertaqwa kepada-Nya, akan tetapi aku berpuasa dan berbuka,
salat malam dan tidur, dan aku menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak
suka dengan sunnahku maka ia bukan dari golonganku". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Semangat
sahabat untuk beramal.
3) Ibadah
harus sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa mengamalkan
suaru perkara yang tidak kami perintahkan (tidak sesuai tuntunan), maka ia
tertolak." [Sahih Muslim]
4) Kesederhanaan
ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Anas radhiyallahu 'anhu
berkata;
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُفْطِرُ
مِنَ الشَّهْرِ حَتَّى نَظُنَّ أَنْ لاَ يَصُومَ مِنْهُ، وَيَصُومُ حَتَّى نَظُنَّ
أَنْ لاَ يُفْطِرَ مِنْهُ شَيْئًا، وَكَانَ لاَ تَشَاءُ تَرَاهُ مِنَ اللَّيْلِ
مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْتَهُ، وَلاَ نَائِمًا إِلَّا رَأَيْتَهُ»
Rasulullah ﷺ pernah tidak berpuasa selama sebulan hingga kami menduga
beliau tidak pernah puasa seharipun dari bulan itu. Dan pernah juga Beliau
puasa hingga seolah-olah kami menduga beliau belum pernah tidak puasa
seharipun. Dan seandainya kamu ingin melihat di malam hari Beliau shalat pasti
kalian akan melihat Beliau sedang shalat, namun begitu juga saat kamu ingin
melihat Beliau tidur, pasti kamu akan melihat Beliau sedang tidur".
[Shahih Bukhari]
5) Tidak
ada ibadah yang lebih baik dari ibadah yang dicontohkan Nabi ﷺ.
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا أَمَرَهُمْ،
أَمَرَهُمْ مِنَ الأَعْمَالِ بِمَا يُطِيقُونَ، قَالُوا: إِنَّا لَسْنَا
كَهَيْئَتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَيَغْضَبُ حَتَّى يُعْرَفَ الغَضَبُ فِي
وَجْهِهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «إِنَّ أَتْقَاكُمْ وَأَعْلَمَكُمْ بِاللَّهِ أَنَا»
"Rasulullah ﷺ bila
memerintahkan kepada para sahabat, beliau memerintahkan untuk melakukan amalan
yang mampu mereka kerjakan, kemudian para sahabat berkata, "Kami tidaklah
seperti engkau, ya Rasulullah, karena engkau sudah diampuni dosa-dosa yang lalu
dan yang akan datang". Maka beliau ﷺ
menjadi marah yang dapat terlihat dari wajahnya, kemudian bersabda,
"Sesungguhnya yang paling taqwa dan paling mengerti tentang Allah diantara
kalian adalah aku". [Shahih Bukhari]
6) Niat
yang baik tidak bisa membuat amalan buruk menjadi baik.
7) Keutamaan
menikah.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ
وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً} [الرعد: 38]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. [Ar-Ra'ad:38]
Lihat: Keutamaan menikah
Hadits ketiga:
3/144-وعن ابن مسعودٍ رضي اللَّه عنه؛ أن النبيَّ ﷺ قَالَ: "هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ"، قالَهَا
ثَلاثاً، رواه مسلم.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:
"Binasalah orang-orang yang terlalu berlebih-lebihan (melampaui
batas)". Beliau mengucapkannya tiga kali. [Shahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Larangan sikap berlebihan dalam agama.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ} [النساء:
171]
Wahai ahli kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu. [An-Nisaa':171]
{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ
الْحَقِّ} [المائدة: 77]
Katakanlah: "Hai ahli kitab,
janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam
agamamu". [Al-Maidah:77]
Ø Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami
berada di sisi Umar radhiyallahu 'anhu, lalu ia berkata:
" نُهِينَا عَنِ
التَّكَلُّفِ "
"Kita dilarang untuk terlalu
mamaksakan diri". [Sahih Bukhari]
3.
Sikap berlebih-lebihan adalah sebab kebinasaan.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata: Rasulullah ﷺ memerintahkanku
di pagi hari melempar Al-'Aqabah (jumrah) saat beliau berada di atas kendaraannya:
«هَاتِ، الْقُطْ لِي»
"Ambilkan aku batu lemparan!"
Maka aku mengambilkannya batu kecil yang
dipakai untuk melempar, dan ketika aku meletakkannya di tangannya, beliau
bersabda:
«بِأَمْثَالِ هَؤُلَاءِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّمَا
أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ» [سنن
النسائي: صححه الألباني]
"Dengan batu seperti inilah
kalian melempar, dan jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama
karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap
berlebih-lebihan dalam menjalankan agama". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Ø Dari Sahl bin Hunaif radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تُشَدِّدُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ بِتَشْدِيدِهِمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ» [المعجم الأوسط
للطبراني: صححه الألباني]
"Janganlah kalian terlalu
memaksakan pada diri kalian, karena sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena
mereka terlalu memaksakan pada diri mereka". [Al-Mu'jam Al-Ausath karya
Ath-Thabaraniiy: Sahih]
Lihat: Hadits tentang sebab kebinasaan
Hadits keempat:
4/145- عن أَبِي هريرة رضي اللَّه عنه النَّبيّ ﷺ قَالَ: " إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، ولنْ يشادَّ الدِّينُ إلاَّ غَلَبه
فسدِّدُوا وقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، واسْتعِينُوا بِالْغدْوةِ والرَّوْحةِ وشَيْءٍ
مِن الدُّلْجةِ "، رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah; Nabi ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama
kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus
kalian, mendekatlah (kepada yang benar), dan berilah kabar gembira, dan minta
tolonglah dengan Al-Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan Ar-Rauhah (berangkat
setelah Dzuhur) dan sesuatu dari Ad-Duljah (berangkat di waktu malam) ".
[Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
"سدِّدُوا وقَارِبُوا واغْدوا ورُوحُوا،
وشَيْء مِنَ الدُّلْجةِ، الْقَصْد الْقصْد تَبْلُغُوا".
“Beramallah kalian dengan sempurna dan
berusahalah mendekati kesempurnaan (dalam beramal), bepergianlah di pagi hari
dan di sore hari, dan di sebagian waktu malam, beramallah sesuai kemampuan maka
kalian akan sampai." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah Shahih Bukhari, kitab Iman bab 30; Agama itu mudah
Hadits kelima:
5/146-وعن أَنسٍ رضي اللَّهُ عنه قَالَ: دَخَلَ النَّبِيُّ ﷺ الْمسْجِدَ فَإِذَا حبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ فقالَ: "مَا
هَذَا الْحبْلُ؟" قالُوا: هَذا حبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَترَتْ
تَعَلَقَتْ بِهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: "حُلّوهُ، لِيُصَلِّ أَحدُكُمْ
نَشَاطَهُ، فَإِذا فَترَ فَلْيرْقُدْ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu,
ia berkata: " Pada suatu hari Nabi ﷺ masuk (ke masjid), kemudian Beliau mendapati tali yang
diikatkan dua tiang. Kemudian Beliau berkata: "Tali apa ini?" Orang-orang menjawab: "Tali ini milik Zainab, bila
dia shalat dengan berdiri lalu merasa letih, dia berpegangan tali tersebut". Maka Nabi ﷺ
bersabda: "Lepaskan tali itu itu. Hendaklah seseorang dari kalian shalat
saat semangatnya dan apabila dia merasa letih, shalatlah sambil duduk".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Semangat Zainab binti Jahsy istri Nabi ﷺ dalam beribadah.
2)
Boleh seorang wanita shalat sunnah di mesjid.
Lihat: Perempuan shalat jama’ah di masjid
3)
Anjuran shalat ketika sedang semangat.
4)
Larangan memaksakan diri dalam beribadah.
Hadits keenam:
6/147- وعن عائشة رضي اللَّه عنها أنَّ رَسُول اللَّه ﷺ قَالَ: "إِذَا نَعَسَ أَحدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّي،
فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ، فإِن أَحدَكم إِذَا صلَّى وهُو
نَاعَسٌ لا يَدْرِي لعلَّهُ يذهَبُ يسْتَغْفِرُ فيَسُبُّ نَفْسَهُ ".
متفقٌ عليه.
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha,
Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika
salah seorang dari kalian mengantuk saat salat, hendaklah ia tidur hingga
hilang kantuknya, karena bila melaksanakan salat dalam keadaan mengantuk, ia
tak sadar, mungkin ia bermaksud beristighfar padahal bisa jadi ia justru
mencaci dirinya." [Muttafaqun ‘alaihi]
Penjelasan singkat hadits ini:
Larangan shalat saat mengantuk.
Hadits ketujuh:
7/148- وعن أَبِي عبد اللَّه جابر بن سمُرَةَ رضي اللَّهُ
عنهما قَالَ: " كُنْتُ أُصَلِّي مَعَ النبيِّ ﷺ الصَّلَوَاتِ، فَكَانَتْ
صلاتُهُ قَصداً وخُطْبَتُه قَصْداً"، رواه مسلم.
Dari Abu Abdillah Jabir bin Samurah radhiyallahu
'anhuma, ia berkata, "Aku telah beberapa kali shalat (Jum’at) bersama
Rasulullah ﷺ, maka shalat dan khotbah
beliau adalah pertengahan (tidak terlalu panjang dan tidak pula terlalu
pendek)." [Shahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Jabir bin Samurah bin Junadah As-Suwaiy radhiyallahu ‘anhuma.
Ia dan bapaknya adalah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, wafata tahun 74 hijriyah.
2) Keutamaan
shalat dan khutbah yang sederhana.
Dari Ammar radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ طُولَ صَلَاةِ الرَّجُلِ، وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ، مَئِنَّةٌ مِنْ
فِقْهِهِ، فَأَطِيلُوا الصَّلَاةَ، وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ، وَإِنَّ مِنَ
الْبَيَانِ سِحْرًا» [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya, panjang shalat
seseorang dan khutbahnya yang ringkas, menunjukkan kedalaman ilmu
(pemahaman)nya, maka panjangkanlah shalat kalian dan singkatkan khutbah, dan
sesungguhnya dari penjelasan yang baik bisa menyihir (pendengarnya)".
[Sahih Muslim]
3) Surah
yang dibaca oleh Nabi ﷺ ketika shalat Jum’at.
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata:
" أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقْرَأُ فِي
صَلَاةِ الْجُمُعَةِ سُورَةَ الْجُمُعَةِ، وَالْمُنَافِقِينَ ". [صحيح
مسلم]
“Nabi ﷺ membaca pada shalat Jum'at surah Al-Jumu'ah dan
Al-Munafiqiin”. [Sahih Muslim]
Ø An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma berkata:
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي
الْعِيدَيْنِ، وَفِي الْجُمُعَةِ بِـ {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى}، وَ{هَلْ
أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ}» [صحيح مسلم]
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam membaca pada shalat 'ied Al-Fithri dan Al-Adhaa dan shalat Jum'at:
Surah Al-A'laa dan Al-Gaasyiyah”. [Sahih Muslim]
4) Diantara
bentuk khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Binti Haritsah bin An-Nu'man radhiyallahu
'anha berkata:
«مَا حَفِظْتُ {ق}، إِلَّا مِنْ فِي رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَخْطُبُ بِهَا كُلَّ جُمُعَةٍ» [صحيح
مسلم]
“Aku tidak menghafal surah Qaaf kecuali
dari mulut Rasulullah ﷺ, beliau membacanya
dalam khutbah setiap Jum'at”. [Sahih Muslim]
Hadits kedelapan:
8/149- وعن أَبِي جُحَيْفَةَ وَهبِ بْنِ عبد اللَّه رضي
اللَّهُ عنه قَالَ: آخَى النَّبِيُّ ﷺ بَيْن سَلْمَانَ
وأَبِي الدَّرْدَاءِ، فَزَارَ سلْمَانُ أَبَا الدَّرْدَاءِ، فَرَأَى أُمَّ
الدَّرْدَاء مُتَبَذِّلَةً فقالَ: مَا شَأْنُكِ؟ قالَتْ: أَخْوكَ أَبُو الدَّرداءِ
ليْسَ لَهُ حَاجةٌ فِي الدُّنْيَا. فَجَاءَ أَبُو الدرْدَاءِ فَصَنَعَ لَه
طَعَاماً، فقالَ لَهُ: كُلْ فَإِنِّي صَائِمٌ، قالَ: مَا أَنا بآكلٍ حَتَّى
تأْكلَ، فَأَكَلَ، فَلَّمَا كانَ اللَّيْلُ ذَهَبَ أَبُو الدَّرْداءِ يقُوم
فَقَالَ لَه: نَمْ فَنَام، ثُمَّ ذَهَبَ يَقُوم فقالَ لَه: نَمْ، فَلَمَّا كَانَ
من آخرِ اللَّيْلِ قالَ سلْمانُ: قُم الآنَ، فَصَلَّيَا جَمِيعاً، فقالَ لَهُ
سَلْمَانُ: إِنَّ لرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقّاً،
ولأهلِك عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّه، فَأَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَذَكر ذلكَ لَه، فقالَ النَّبِيُّ ﷺ: "صَدَقَ سلْمَانُ"
رواه البخاري.
Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdillah,
ia berkata; Nabi ﷺ mempersaudarakan
Salman dan Abu Darda'. Suatu hari Salman mengunjungi Abu Darda', lalu ia
melihat Ummu Darda' dengan baju yang kumuh, lalu ia berkata, kepadanya;
"Ada apa denganmu?" Dia menjawab: "Saudaramu Abu Darda', dia
tidak memperhatikan kebutuhan dunia". Kemudian Abu Darda' datang, lalu ia membuat makanan
untuk Salman. Salman berkata kepada Abu Darda': "Makanlah!". Abu Darda' menjawab: "Aku sedang berpuasa". Salman berkata: "Aku tidak akan makan hingga engkau
makan". Dia berkata:
"Lalu Abu Darda' ikut makan". Pada malam hari Abu Darda' bangun, lalu Salman berkata:
"Teruskanlah tidur". Maka iapun tidur lalu bangun lagi, lalu Salman berkata:
"Teruskanlah tidur". Maka iapun tidur lagi. Pada akhir malam Salman berkata:
"Sekarang bangunlah". Kemudian mereka berdua shalat malam". Lalu Salman berkata kepada Abu Darda':
"Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu, dan jiwamu mempunyai hak
atasmu, dan isterimu mempunyai hak atasmu, maka berilah setiap hak kepada orang
yang berhak". Kemudian Abu
Darda' menemui Nabi ﷺ lalu
ia menceritakan hal itu. Maka Beliau bersabda: "Salman benar".
[Shahih Bukhari]
Hadits kesembilan:
9/150- وعن أَبِي محمد عبدِ اللَّهِ بنِ عَمْرو بنِ العاص رضي
اللَّه عنهما قال: أُخْبرَ النَّبِيُّ ﷺ أنِّي أَقُول: وَاللَّهِ لأَصومَنَّ
النَّهَارَ، ولأَقُومنَّ اللَّيْلَ مَا عشْتُ، فَقَالَ رسُول اللَّه ﷺ: "أَنْتَ
الَّذِي تَقُول ذلِكَ؟" فَقُلْت لَهُ: قَدْ قُلتُه بأَبِي أَنْتَ وأُمِّي
يَا رسولَ اللَّه. قَالَ: "فَإِنكَ لاَ تَسْتَطِيعُ ذلِكَ، فَصُمْ
وأَفْطرْ، ونَمْ وَقُمْ، وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ
الْحسنَةَ بعَشْرِ أَمْثَالهَا، وذلكَ مثْلُ صِيامٍ الدَّهْر"ِ قُلْت:
فَإِنِّي أُطيق أفْضَلَ منْ ذلكَ قالَ: "فَصمْ يَوْماً وَأَفْطرْ
يَوْمَيْنِ"، قُلْت: فَإِنِّي أُطُيق أفْضَلَ مِنْ ذلكَ، قَالَ: "فَصُم
يَوْماً وَأَفْطرْ يوْماً، فَذلكَ صِيَام دَاوود صلى الله عليه وسلم، وَهُو
أَعْدَل الصِّيَامِ ".
Dari Abu Muhammad 'Abdullah bin 'Amru
bin Al-‘Ash radhiallahu'anhuma, ia berkata, Disampaikan kabar kepada
Rasulullah ﷺ bahwa aku berkata,
"Demi Allah, sungguh aku akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku akan
shalat malam sepanjang hidupku." Maka Rasulullah ﷺ
bertanya: "Benarkah kamu yang berkata demikian?" Kujawab kepda beliau,
"Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, sungguh aku memang telah
mengatakannya." Maka beliau berkata, "Sungguh kamu pasti tidak akan
sanggup melaksanakannya. Akan tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malam
dan tidurlah dan berpuasalah selama tiga hari dalam setiap bulan karena setiap
kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu seperti puasa
sepanjang tahun." Aku katakan, "Sungguh aku mampu lebih dari itu,
wahai Rasulullah." Beliau berkata, "Kalau begitu puasalah sehari dan
berbukalah selama dua hari." Aku katakan lagi, "Sungguh aku mampu
yang lebih dari itu." Beliau berkata, "Kalau begitu puasalah sehari
dan berbukalah sehari, yang demikian itu adalah puasa Nabi Allah Daud ﷺ yang merupakan
puasa yang paling baik." [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
"هوَ أَفْضَلُ الصِّيامِ "، فَقُلْتُ فَإِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذلكَ، فَقَالَ رسولُ
اللَّه ﷺ: "لا أَفْضَلَ منْ ذلِكَ"، وَلأنْ أَكْونَ قَبلْتُ
الثَّلاثَةَ الأَيَّامِ الَّتِي قالَ رسولُ اللَّه ﷺ أَحَبُّ إِليَّ منْ أَهْلِي وَمَالِى.
Dan itulah puasa yang paling baik."
Abdullah berkata lagi, "Aku masih sanggup lebih dari itu." Rasulullah
ﷺ bersabda, "Tidak ada lagi puasa yang
lebih baik dari itu." (Maka Abdullah bin Amru pun berkata) "Kalaulah
kuterima, puasa tiga hari seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ padaku, tentulah akan lebih kusukai
daripada keluarga dan hartaku." [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
"أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصومُ
النَّهَارَ وتَقُومُ اللَّيْلَ؟" قُلْتُ: بلَى يَا رَسُول اللَّهِ. قَالَ: "فَلا تَفْعل: صُمْ
وأَفْطرْ، ونَمْ وقُمْ فَإِنَّ لجَسَدكَ علَيْكَ حَقّاً، وإِنَّ لعيْنَيْكَ
عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لزَوْجِكَ علَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لزَوْركَ عَلَيْكَ
حَقًّا، وإِنَّ بحَسْبكَ أَنْ تَصْومَ فِي كُلِّ شَهْرٍ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ،
فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنةٍ عشْرَ أَمْثَالِهَا، فَإِن ذلِكَ صِيَامُ
الدَّهْرِ"، فشَدَّدْتُ فَشُدِّدَ عَلَيَّ، قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه
إِنّي أَجِدُ قُوَّةً، قَالَ: "صُمْ صِيَامَ نَبِيِّ اللَّهِ داوُدَ وَلا
تَزدْ عَلَيْهِ" قُلْتُ: وَمَا كَان صِيَامُ داودَ؟ قَالَ: "نِصْفُ
الدهْرِ"، فَكَان عَبْدُ اللَّهِ يقول بعْد مَا كَبِر: يا لَيْتَنِي
قَبِلْتُ رُخْصةَ رَسُول اللَّه ﷺ.
"Apakah benar berita bahwa kamu puasa
seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?" Aku jawab:
"Benar, wahai Rasulullah". Beliau berkata: "Janganlah kamu
lakukan itu, tetapi puasalah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah,
karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, isterimu punya
hak atasmu dan tamumu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu berpuasa
selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan dibalas
dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah melaksanakan
puasa sepanjang tahun seluruhnya". Maka kemudian aku meminta tambahan,
lalu Beliau menambahkannya. Aku katakan: "Wahai Rasulullah, aku mendapati
diriku memiliki kemampuan". Maka Beliau berkata: "Berpuasalah dengan
puasanya Daud dan jangan kamu tambah lebih dari itu". Aku bertanya:
"Bagaimanakah itu cara puasanya Nabi Allah Daud 'alaihissalam?" Beliau
menjawab: "Dia 'alaihissalam berpuasa setengah dari puasa setahun".
Di kemudian hari 'Abdullah berkata setelah tua: "Duh, seandainya dahulu
aku menerima keringanan yang telah diberikan oleh Rasulullah ﷺ”. [Shahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain:
"أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّك تصُومُ
الدَّهْرِ، وَتْقَرَأُ الْقُرْآنَ كُلَّ لَيْلَة؟" فَقُلْتُ: بَلَى يَا رسولَ اللَّهِ، ولَمْ أُرِدْ بذلِكَ إِلاَّ
الْخيْرَ، قَالَ: "فَصُمْ صَوْمَ نَبِيِّ اللَّهِ داودَ، فَإِنَّه كَانَ
أَعْبَدَ النَّاسِ، واقْرأْ الْقُرْآنَ في كُلِّ شَهْرٍ" قُلْت: يَا
نَبِيِّ اللَّهِ إِنِّي أُطِيق أَفْضل مِنْ ذلِكَ؟ قَالَ: "فَاقْرَأه فِي
كُلِّ عِشرِينَ" قُلْت: يَا نبيِّ اللَّهِ إِنِّي أُطِيق أَفْضَل مِنْ
ذَلِكَ؟ قَالَ: "فَاقْرَأْهُ فِي كُلِّ عَشْر" قُلْت: يَا
نَبِيَّ اللَّهِ إِنِّي أُطِيق أَفْضلَ مِنْ ذلِكَ؟ قَالَ: "فَاقْرَأْه في
كُلِّ سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ" فَشَدَّدْتُ فَشُدِّدَ عَلَيَّ،
وقَالَ لِي النَّبِيُّ ﷺ: "إِنَّكَ لاَ تَدْرِي لَعلَّكَ يَطُول بِكَ
عُمُرٌ" قالَ: فَصِرْت إِلَى الَّذِي قَالَ لِي النَّبِيُّ ﷺ فَلَمَّا كَبِرْتُ وَدِدْتُ أنِّي كُنْتُ قَبِلْت رخْصَةَ نَبِيِّ
اللَّهِ ﷺ.
"Benarkah berita bahwa kamu berpuasa
setiap hari dan membaca (mengkhatamkan) Al-Qur`an sekali setiap malam?" Saya
menjawab, "Benar wahai Rasulullah, namun tidaklah saya menginginkan dari
perbuatan itu kecuali kebaikan." Beliau bersabda: "Maka lakukanlah
puasa Nabi Allah Dawud, sebab ia adalah hamba yang paling banyak beribadah. Dan
bacalah (khatamkanlah) Al-Qur`an sekali dalam setiap bulannya." Saya
berkata, "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat lebih baik dari
itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, pada setiap dua puluh hari
sekali." Saya berkata,
"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya saya masih kuat lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, setiap sepuluh hari
sekali." Saya berkata,
"Wahai Nabiyullah, sungguh, saya masih kuat lebih baik dari itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, bacalah
(khatamkanlah) Al-Qur`an setiap tujuh hari sekali, janganlah kamu menambahnya
lagi." Abdullah bin 'Amr
berkata; Aku telah berlebih-lebihan, hingga aku pun diberatkan sendiri. Dan
Nabi ﷺ bersabda kepadaku:
"Sesunguhnya kamu tidak tahu, kemungkinan umurmu dipanjangkan." Abdullah berkata; "Maka aku pun lebih memilih dan
melakukan apa yang disabdakan Nabi ﷺ padaku. Setelah lanjut usia, aku pun berangan-angan,
sekiranya dahulu aku menerima rukhshah (keringanan) Nabi ﷺ ".
[Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
"وَإِنَّ لوَلَدِكَ علَيْكَ
حَقًّا"
"Dan sesunguhnya bagi anakmu ada
bagian hak atasmu" [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
"لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ" ثَلاثاً.
"Tidak dianggap puasa bagi siapa yang
puasa abadi (setiap hari)". Beliau mengucapkannya tiga kali. [Shahih
Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
"أَحَبُّ الصَّيَامِ إِلَى اللَّه
تَعَالَى صِيَامُ دَاوُدَ، وَأَحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى صَلاةُ
دَاوُدَ: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيلِ، وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ،
وَكَانَ يَصُومُ يوْماً ويُفْطِرُ يَوْماً، وَلا يَفِرُّ إِذَا لاقَى".
"Puasa yang paling dicintai oleh Allah
adalah puasa Nabi Daud, dan shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah
shalatnya Nabi Daud: Ia tidur seperdua malam pertama, kemudian shalat
sepertiganya, kemudian tidur lagi seperenamnya. Dan ia berpuasa sehari dan
berbuka sehari. Dan dia tidak akan kabur ketika berjumpa dengan musuh”. [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
قَالَ: أَنْكَحَنِي أَبِي امْرَأَةً ذَاتَ حسَبٍ، وكَانَ يَتَعَاهَدُ
كَنَّتهُ أي: امْرَأَة ولَدِهِ فَيسْأَلُهَا عَنْ بَعْلِهَا، فَتَقُولُ لَهُ:
نِعْمَ الرَّجْلُ مِنْ رجُل لَمْ يَطَأْ لنَا فِرَاشاً ولَمْ يُفتِّشْ لنَا
كَنَفاً مُنْذُ أَتَيْنَاهُ، فَلَمَّا طالَ ذَلِكَ عَلَيهِ ذكَرَ ذلِكَ
لِلنَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم. فقَالَ: "الْقَني بِهِ"
فلَقيتُهُ بَعْدَ ذلكَ فَقَالَ: "كيفَ تَصُومُ؟"، قُلْتُ كُلَّ
يَوْم، قَالَ: "وَكيْفَ تَخْتِم؟" قلتُ: كُلَّ لَيلة، -وذَكَر
نَحْوَ مَا سَبَق- وكَان يقْرَأُ عَلَى بعْض أَهْلِه السُّبُعَ الَّذِي يقْرؤهُ،
يعْرضُهُ مِن النَّهَارِ لِيكُون أَخفَّ علَيِهِ بِاللَّيْل، وَإِذَا أَراد أَنْ
يَتَقَوَّى أَفْطَر أَيَّاماً وَأَحصَى وصَام مِثْلَهُنَّ كَراهِيةَ أَن يتْرُك
شَيئاً فارقَ علَيهِ النَّبِي ﷺ.
Abdullah berkata: Bapakku menikahkanku
dengan seorang wanita yang memiliki kemuliaan leluhur. Lalu bapakku bertanya
pada sang menantunya mengenai suaminya. Maka sang menantu pun berkata,
"Dia adalah laki-laki terbaik, ia belum pernah meniduriku dan tidak juga
memelukku mesra semenjak aku menemuinya." Maka setelah selang beberapa
lama, bapakku pun mengadukan hal itu pada Nabi ﷺ,
akhirnya beliau bersabda, "Bawalah ia kemari." Maka setelah itu, aku
pun datang menemui beliau, dan belaiau bersabda, "Bagaimanakah ibadah
puasamu?" aku menjawab, "Yaitu setiap hari." Beliau bertanya
lagi, "Lalu bagaimana dengan Khataman Al-Qur'anmu?" aku menjawab,
"Yaitu setiap malam." –Kemudian ia menyebutkan seperti terdahulu- Lalu
ia membacakan sepertujuh dari Al-Qur'an kepada keluarganya pada siang hari, dan
ayat yang ia baca, ia perlihatkan pada siang harinya hingga pada malam harinya
ia bisa lebih mudah membacanya. Dan bila ingin memperoleh kekuatan, maka ia
akan berbuka beberapa hari dan menghitungnya, lalu ia berpuasa sebanyak itu
pula, sebab ia tak suka meninggalkan sesuatu yang menyelisihi Nabi ﷺ. [Shahih Bukhari]
Hadits kesepuluh:
10/151-وعن أَبِي ربْعِيٍّ حنْظَلةَ بنِ الرَّبيع الأُسيدِيِّ
الْكَاتِب أَحدِ كُتَّابِ رَسُول اللَّه ﷺ قَالَ: لَقينَي أَبُو بَكْر رضي اللَّه
عنه فَقَالَ: كَيْفَ أَنْتَ يَا حنْظلَةُ؟ قُلْتُ: نَافَقَ حنْظَلَةُ، قَالَ:
سُبْحانَ اللَّه مَا تقُولُ؟،: قُلْتُ: نَكُونُ عِنْد رَسُول اللَّه ﷺ يُذكِّرُنَا بالْجنَّةِ والنَّارِ كأَنَّا رأْيَ عَيْنٍ، فَإِذَا
خَرجنَا مِنْ عِنْدِ رسولِ اللَّهِ ﷺ عافَسنَا الأَزْوَاجَ وَالأَوْلادَ
وَالضَّيْعاتِ نَسينَا كَثِيراً قَالَ أَبُو بكْر رضي اللَّه عنه: فَواللَّهِ
إِنَّا لنَلْقَى مِثْلَ هَذَا فانْطلقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْر حَتَّى دخَلْنَا
عَلى رَسُولِ اللَّه ﷺ. فقُلْتُ نافَقَ حنْظَلةُ يَا رَسُول اللَّه، فقالَ رسولُ
اللَّه ﷺ: "ومَا ذَاكَ؟" قُلْتُ: يَا رسولَ اللَّه نُكونُ
عِنْدكَ تُذَكِّرُنَا بالنَّارِ والْجنَةِ كَأَنَّا رأْيَ العَيْنِ فَإِذَا
خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسنَا الأَزوَاج والأوْلاَدَ والضَّيْعاتِ نَسِينَا
كَثِيراً. فَقَالَ رسولُ اللَّه ﷺ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيدِهِ أن لَوْ
تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي وَفِي الذِّكْر لصَافَحتْكُمُ
الملائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُم وَفي طُرُقِكُم، وَلَكِنْ يَا حنْظَلَةُ، سَاعَةً
وسَاعَةً" ثَلاثَ مرَّاتٍ، رواه مسلم.
Dari Abu Rib’I Handzalah bin Ar-Rabi’
Al-Usayyidiy Al-Katib radhiyallahu 'anhu -salah seorang juru tulis
Rasulullah ﷺ -
berkata: Abu Bakr -radhiyallahu 'anhu- menemuiku dan bertanya: Bagaimana
kabarmu, wahai Handzalah? Aku
menjawab: Handzalah telah menjadi munafiq. Abu
Bakr berkata: Subhanallah, apa yang engkau katakan? Handzalah
menjawab: Ketika kami berada di sisi Rasulullah ﷺ beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga sampai
seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu ketika kami
keluar dari sisi Rasulullah ﷺ, kami dilalaikan oleh
istri, anak-anak, dan harta benda, dan kami banyak melupakan. Abu
Bakr berkata: Demi Allah, sungguh kami juga merasakan hal seperti itu. Handzalah berkata: Lalu aku dan Abu Bakr pergi sampai
kami menemui Rasulullah ﷺ, aku berkata:
Handzalah telah mejadi munafiq, wahai Rasulullah! Rasulllah
berkata: Kenapa demikian? Handzalah
menjawab: Ketika kami berada di sisimu engkau mengingatkan kami tentang neraka
dan surga sampai seolah-olah kami melihatnya dengan mata secara langsung, lalu
ketika kami keluar dari sisimu, kami dilalaikan oleh istri, anak-anak, dan
harta benda, dan kami banyak melupakan. Maka
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Demi Yang jiwaku ditangan-Nya, jika kalian senantiasa demikian
sebagaimana ketika kalian di sisiku, maka sungguh Malaikat akan senantiasa
menemani kalian ketika kalian berada di ranjang kalian dan di jalan-jalan
kalian. Akan tetapi wahai Handzalah, sesaat (dalam beribadah) dan sesaat (dalam
hal yang hukumnya boleh)." Beliau mengucapkannya tiga kali. [Shahih Muslim]
Lihat: Hadits Handzalah: “Sesaat dan sesaat” (moderasi beragama)
Hadits kesebelas:
11/152- وعنِ ابن عباس رضي اللَّه عنهما قَالَ: بيْنما
النَّبِيُّ ﷺ يَخْطُبُ إِذَا هُوَ
بِرجُلٍ قَائِمٍ، فسأَلَ عَنْهُ فَقَالُوا: أَبُو إِسْرائيلَ نَذَر أَنْ يَقُومَ
فِي الشَّمْس وَلا يقْعُدَ، وَلاَ يستَظِلَّ وَلاَ يتَكَلَّمَ، ويصومَ، فَقالَ
النَّبِيُّ ﷺ: "مُرُوهُ فَلْيَتَكَلَّمْ، ولْيَستَظِلَّ، وَلْيَقْعُدْ،
ولْيُتِمَّ صوْمَهُ" رواه البخاري.
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu
'anhuma, ia berkata: Ketika Nabi ﷺ menyampaikan khutbah, tiba-tiba ada seseorang yang
berdiri terus, beliau pun bertanya tentang perbuatannya, maka para sahabat
menjawab; 'Itu Abu isra'il, telah bernadzar untuk berdiri dan tidak akan duduk,
tidak akan berteduh, tidak akan berbicara dan terus berpuasa.' Nabi ﷺ bersabda:
"Suruhlah dia untuk bicara, berteduh, duduk, dan menyempurnakan
puasanya." [Shahih Bukhari]
Penjelasan singkat hadits ini:
1) Biografi
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2) Kewajiban
menunaikan nadzar.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلْيُوفُوا نُذُورَهُم} [الحج: 29]
Dan hendaklah mereka menyempurnakan
nazar-nazar mereka. [Al-Hajj: 29]
3) Tidak
ada nadzar pada sesuatu yang tidak bermanfaat.
4) Allah
tidak suka diibadahi dengan suatu yang menyusahkan diri sendiri.
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ لَمَّا بَلَغَهُ
أَنَّ أُخْتَ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ مَاشِيَةً، قَالَ:
«إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنْ نَذْرِهَا مُرْهَا فَلْتَرْكَبْ» [سنن أبي
داود: صحيح]
Nabi ﷺ tatkala telah sampai kepadanya bahwa saudari 'Uqbah bin
'Amir bernadzar untuk berhaji dengan berjalan kaki, maka beliau berkata:
"Sesungguhnya Allah tidak butuh kepada nadzarnya. Perintahkan dia agar
berkendaraan." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (13) Penjelasan akan banyaknya jalan-jalan kebaikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...