بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
بَابُ الرَّجَاءِ مَعَ الخَوْفِ
“Bab: Optimis disertai kekhawatiran”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
tentang pentingnya seorang mu’min untuk senantiasa berharap kepada Allah dengan
penuh optimisme namun tetap khawatir terhadap murka dan azab Allah. Beliau
menyebutkan perkataan Sufyan bin ‘Uyainan rahimahullah dan meriwayatkan
satu hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: SifatAr-Rajaa’: Berharap hanya kepada Allah
A. Atsar
Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَالَ سُفْيَانُ: " مَا فِي القُرْآنِ آيَةٌ أَشَدُّ عَلَيَّ
مِنْ: {لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيلَ، وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ} [المائدة: 68] "
Dan Sufyan berkata: “Tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang lebih berat
bagiku dari {Kamu tidak dipandang
beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan
(Al-Qur'an) yang diturunkan Tuhanmu kepadamu} [Al-Ma'idah: 68]
Atsar ini juga
disebutkan oleh imam Bukhari dalam kitab “At-Tafasir” bab Surah Al-Maidah,
dan Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah tidak mencantumkan sumberyna dalam kitab “Tagliq At-Ta’liq” (4/200).
B. Hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6469 - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ،
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو،
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ المَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «إِنَّ اللَّهَ
خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَوْمَ خَلَقَهَا مِائَةَ رَحْمَةٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ
تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً، وَأَرْسَلَ فِي خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً
وَاحِدَةً، فَلَوْ يَعْلَمُ الكَافِرُ بِكُلِّ الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ
الرَّحْمَةِ لَمْ يَيْئَسْ مِنَ الجَنَّةِ، وَلَوْ يَعْلَمُ المُؤْمِنُ بِكُلِّ
الَّذِي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ العَذَابِ لَمْ يَأْمَنْ مِنَ النَّارِ»
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin
Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman dari 'Amru bin Abu
'Amru dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu
dia berkata, saya mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda, "Sesungguhnya Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus
bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkannya
satu bagian untuk seluruh makhluk-Nya, sekiranya orang-orang kafir mengetahui
setiap rahmat (kasih sayang) yang ada di sisi Allah, niscaya mereka tidak akan
berputus asa untuk memperoleh surga, dan sekiranya orang-orang mukmin
mengetahui setiap siksa yang ada di sisi Allah, maka ia tidak akan merasa aman
dari neraka."
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2.
Begitu luas rahmat Allah ‘azza wajalla.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ
كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ} [الأعراف: 156]
Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.
Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat, ... . [Al-A'raaf:156]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ
تِسْعَةً وَتِسْعِينَ جُزْءًا، وَأَنْزَلَ فِي الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ
ذَلِكَ الجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الخَلْقُ، حَتَّى تَرْفَعَ الفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ
وَلَدِهَا، خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah menjadikan rahmat (kasih
sayang) seratus bagian, maka dipeganglah di sisi-Nya sembilan puluh sembilan
bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Dari yang satu bagian inilah
seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor kuda mengangkat
kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
3.
Rasa optimis dan takut harus seimbang.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ
الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ
إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا} [الإسراء: 57]
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka
sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih
dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
[Al-Israa':57]
{إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ
رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58)
وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا
آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60)
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ} [المؤمنون:
57- 61]
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati
Karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan
ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan
mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka
berikan (berupa ibadah), dengan hati yang takut (tidak diterima), (karena
mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, Mereka
itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang
segera memperolehnya". [Al-Mu'minun:57-61]
Ø Aisyah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ}apakah
mereka yang dimaksud adalah peminum khamar dan pencuri?
Rasulullah menjawab:
«لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يَصُومُونَ
وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا تُقْبَلَ مِنْهُمْ
{أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ}» [سنن الترمذي: صحيح]
“Bukan wahai putri As-Siddiq, akan tetapi
mereka adalah orang yang puasa puasa, shalat, dan sedekah, dan mereka takut
ibadah mereka tidak diterima, Mereka itu adalah orang-orang bersegera untuk
mendapat kebaikan-kebaikan”. [Sunan Tirmidzi: Shahih]
Ø
Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu ketika memasuki negri Syam, ia mensyukuri Allah dan memujiNya, dan ia
menyampaikan khutbah dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah ﷺ berdiri menyampaikan khutbah kepada kami seperti
aku berdiri di hadapan kalian, beliau bersabda:
«أَمَارَةُ الْمُنَافِقِ الَّذِي
لا تَسُؤُهُ سَيِّئَتُهُ، وَلا تَسُرُّهُ حَسَنَتُهُ، إِنْ عَمِلَ خَيْرًا لَمْ يَرْجُو
مِنَ اللَّهِ فِي ذَلِكَ الْخَيْرِ ثَوَابًا، وَإِنْ عَمِلَ شَرًّا لَمْ يَخَفْ مِنَ
اللَّهِ فِي ذَلِكَ الشَّرِّ عُقُوبَةً» [صفة النفاق ونعت المنافقين لأبي نعيم: إسناده حسن]
“Tanda
seorang munafiq adalah orang yang tidak bersedih atas keburukannya, dan tidak
bergembira atas kebaikannya, jika ia beramal satu kebaikan ia tidak mengharap
pahala dari Allah atas kebaikannya itu, dan jika ia melakukan keburukan ia
tidak takut hukuman Allah atas keburukannya itu”. [Shifatun Nifaq karya Abu
Nu’aim: Sanadnya hasan]
Lihat:
Syarah Kitab Tauhid bab (34); Merasa aman dari siksa Allah dan berputus asa dari rahmatNya
4.
Orang kafir berputus asa dari rahmat Allah 'azza wajalla.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ } [يوسف: 87]
“Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". [Yusuf:87]
{قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ
مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّون} [الحجر:
56]
Ibrahim
berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali
orang-orang yang sesat".
[Al-Hijr:56]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah ﷺ ketika
ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau menjawab:
«الشِّرْكُ
بِاللَّهِ، وَالإِياسُ مِنْ رُوحِ اللَّهِ، وَالْقُنُوطُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ»
“Syirik
kepada Allah, berputus asa dari pertolongan Allah. Dan berputus harapan dari
rahmat Allah”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]
5.
Tidak boleh lebih mengedepankan
sifat optimis sehingga tidak khawatir dengan dosa-dosa, seperti kaum Murjiah.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ
نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ} [الأعراف:
96 - 99]
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan
bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa
mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah penduduk
negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka
sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami
yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka
merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa
aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi. [Al-A'raf: 96-99]
{أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ . أَمْ
أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ} [الملك: 16-17]
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang
(berkuasa) di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu,
sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau apakah kamu merasa aman
terhadap Allah yang (berkuasa) di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai
yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan)
peringatan-Ku? [Al-Mulk: 16-17]
Ø Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ
يُفْلِتْهُ»
"Sesungguhnya Allah
menangguhkan hukuman orang yang dzalim sampai pada saat Allah menghukumnya maka
Allah tidak akan melepaskannya".
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam membaca:
{وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ القُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ
إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ} [هود: 102] [صحيح البخاري ومسلم]
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia
mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu
adalah sangat pedih lagi keras. (Huud: 102) [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ
اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ
يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Jika Allah menghendaki untuk hamba-Nya
kebaikan maka Allah mempercepat baginya hukuman di dunia, dan jika Allah
menghendaki untuk hamba-Nya keburukan maka Allah menunda hukuman dosanya sampai
ia merasakannya di hari kiamat. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
6.
Tidak boleh lebih mengedepankan
sifat takut sehingga menghukumi kafir orang yang berbuat dosa besar seperti
kaum Khawarij.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ
يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ} [النساء: 48]
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. [An-Nisaa: 48 dan 116]
7.
Surga adalah rahmat Allah dan neraka
adalah azabNya.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" احْتَجَّتِ النَّارُ،
وَالْجَنَّةُ، فَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الْجَبَّارُونَ،
وَالْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتْ: هَذِهِ يَدْخُلُنِي الضُّعَفَاءُ،
وَالْمَسَاكِينُ، فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِهَذِهِ: أَنْتِ عَذَابِي
أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَقَالَ لِهَذِهِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ
مَنْ أَشَاءُ وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا " [صحيح مسلم]
“Neraka
dan surga berdebat, neraka berkata: Yang masuk kepadaku adalah orang-orang
dzalim dan sombong! Surga berkata: Yang masuk kepadaku adalah kaum lemah dan
miskin! Maka Allah 'azza wa jalla berfirman kepada neraka: Engkau adalah
siksaan-Ku, Aku menyiksa denganmu siapapun yang aku inginkan! Dan berfirman
kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati dengamu siapapun yang Aku
inginkan, dan masing-masing dari kalian ada penghuninya". [Sahih Muslim]
8.
Ancaman bagi yang membuat orang lain
berputus asa dari rahmat Allah ‘azza wajalla.
Dari Jundab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita:
«أَنَّ رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ!
وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا
أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ»
“Pada
suatu ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni si Fulan.' Sementara Allah berfirman: 'Siapa yang bersumpah
dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si
fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Fulan dan telah memutuskan
amal perbuatanmu.”
[Shahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ
أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ
الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ
يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي
أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ
لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ
رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ
كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ
الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ»
“Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il
yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara
yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu
melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah."
Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata
lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata,
"Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!"
Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan
mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga." Allah kemudian
mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam.
Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu
dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam
kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan
masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli
ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Kisah taubat pembunuh 100 orang
9.
Pentingnya ilmu untuk menguatkan
sikap optimis dan rasa takut.
Anas radhiallahu'anhu
berkata:
خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ خُطْبَةً مَا
سَمِعْتُ مِثْلَهَا قَطُّ، قَالَ: «لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ
قَلِيلًا، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا»، قَالَ: فَغَطَّى أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ
وُجُوهَهُمْ لَهُمْ خَنِينٌ [صحيح
البخاري ومسلم]
Rasulullah ﷺ
berkhotbah dengan khotbah yang belum pernah aku dengar sebelumnya, beliau
berkata, "Seandainya kalian dapat mengetahui apa yang aku ketahui, maka
kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis.' Anas berkata, Para
sahabat Rasulullah ﷺ menutupi kepala
mereka dan mereka pun terisak tangis.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
مَلَائِكَةً سَيَّارَةً، فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ، فَإِذَا
وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
بِأَجْنِحَتِهِمْ، حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ
الدُّنْيَا، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ:
فَيَسْأَلُهُمُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ، وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: مِنْ أَيْنَ
جِئْتُمْ؟ فَيَقُولُونَ: جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ،
يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ
وَيَسْأَلُونَكَ، قَالَ: وَمَاذَا يَسْأَلُونِي؟ قَالُوا: يَسْأَلُونَكَ
جَنَّتَكَ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: لَا، أَيْ رَبِّ قَالَ:
فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي؟ قَالُوا: وَيَسْتَجِيرُونَكَ، قَالَ: وَمِمَّ
يَسْتَجِيرُونَنِي؟ قَالُوا: مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ، قَالَ: وَهَلْ رَأَوْا
نَارِي؟ قَالُوا: لَا، قَالَ: فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي؟ قَالُوا:
وَيَسْتَغْفِرُونَكَ، قَالَ: فَيَقُولُ: قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ
مَا سَأَلُوا، وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا، قَالَ: فَيَقُولُونَ: رَبِّ
فِيهِمْ فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ، إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ، قَالَ:
فَيَقُولُ: وَلَهُ غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ "
[صحيح مسلم]
"Sesungguhnya Allah tabaaraka wa
ta'aalaa mempunyai beberapa malaikat yang terus berkeliling mencari majelis
dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis yang di situ disebut nama Allah,
maka mereka duduk bersama orang-orang tersebut, mereka mengelilingi jama'ah itu
dengan sayap-sayap mereka, sehingga memenuhi ruang antara mereka dan langit
dunia. Jika orang-orang tersebut telah selesai, maka mereka naik ke
langit". Nabi berkata : "Kemudian Allah 'azza wa jalla bertanya
kepada para malaikat tersebut - dan Allah lebih tahu tentang apa yang mereka
lakukan -: "Dari mana kamu sekalian?". Mereka menjawab: "Kami
datang dari hamba-hamba-Mu di bumi, mereka sedang mensucikan-Mu, bertakbir
kepada-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu". Allah bertanya: "Apa
yang mereka minta ?". Para malaikat menjawab: "Mereka memohon
surga-Mu". Allah bertanya: "Apakah mereka pernah melihat
surga-Ku?". Para malaikat menjawab: "Tidak wahai Rabbku". Kata
Allah: "Lalu bagaimana seandainya mereka pernah melihat surga-Ku".
Para malaikat berkata: "Mereka juga berlindung kepada-Mu". Allah
bertanya: "Dari apa mereka berlindung kepada-Ku?". Para malaikat
menjawab: "Dari neraka-Mu wahai Rabbku". Allah bertanya: "Apakah
mereka pernah melihat neraka-Ku?". Para malaikat menjawab :
"Tidak". Kata Allah: "Lalu bagaimana seandainya mereka pernah
melihat neraka-Ku." Para malaikat berkata: "Dan mereka juga meminta
ampunan-Mu". Maka Allah berfirman: "Aku telah mengampuni mereka,
kemudian Aku memberi apa yang mereka minta dan melindungi mereka dari apa yang mereka
mintai perlindungan. " Para
malaikat berkata: "Wahai Tuhanku, bersama mereka ada seorang hamba yang
banyak berbuat salah dan dia cuma lewat (bukan kelompok mereka) kemudian duduk
bersama mereka". Allah berfirman: "Dan untuknya juga ampunanku,
mereka adalah kaum yang tidak menyengsarakan orang yang duduk bersama
mereka". [Sahih Muslim]
Lihat: Keutamaan ilmu dan ulama
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 18; Beramal sewajarnya dan rutin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...