بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Ibnu Umar –radhiyallahu
‘anhuma-; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ، وَأَخَذْتُمْ
أَذْنَابَ الْبَقَرِ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ، وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللَّهُ
عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
“Jika kalian berdagang dengan cara Al-'Inah
(jual beli riba), sibuk dengan ternak sapi, puas dengan pertanian, dan kalian
meninggalkan jihad, maka Allah akan mendatangkan kepada kalian kehinaan, Allah
tidak menghilangkannya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. [Sunan Abi
Daud: Shahih]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Bentuk kasih sayang Nabi ﷺ kepada umatnya, menjelaskan
perkara-perkara yang membahayakan mereka dan solusi bagaimana menghindarinya.
3.
Seorang da’i hendaknya tidak hanya menjelaskan masalah yang
ada tapi juga berusaha memberikan solusinya.
4.
Masalah apapun tidak akan mungkin terselesaikan kecuali:
a)
Mengetahui adanya masalah.
Jika tidak merasa ada masalah, maka tidak
mungkin ada usaha untun menyelesaikannya, seperti sikap Yahudi dan Nashrani.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ
أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ
أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ} [المائدة: 18]
Orang Yahudi dan Nasrani berkata,
"Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah,
"Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah
manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa
yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah
seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan
kepada-Nya semua akan kembali." [Al-Ma'idah: 18]
{قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ
أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ
يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104) أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا
بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا} [الكهف: 103 - 105]
Katakanlah: "Apakah akan kami
beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami
tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
[Al-Kahfi: 103-105]
b)
Mengetahui sumber masalahnya.
Jangan seperti Yahudi menyalahkan Nabi Musa
‘alaihissalam dan pengikutnya atas segala musibah yang menimpa mereka.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ
قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ} [النمل:
47]
Mereka menjawab: "Kami mendapat
nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu". Shaleh
berkata: "Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab),
tetapi kamu kaum yang diuji". [An-Naml: 47]
c)
Mengetahui solusinya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَقَالُوا كُونُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى
تَهْتَدُوا قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ} [البقرة: 135]
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu
menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat
petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama
Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang
musyrik". [Al-Baqarah: 135]
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي
الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ
الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ} [البقرة: 11، 12]
Dan bila dikatakan kepada mereka:
"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka
tidak sadar. [Al-Baqarah: 11-12]
d)
Punya keinginan untuk menyelesaikannya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{فَتَوَلَّى عَنْهُمْ
وَقَالَ يَاقَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ
وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ} [الأعراف:
79]
Kemudian dia
(Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah
menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu
tidak menyukai orang yang memberi nasihat.” [Al-A'raf:
79]
{فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا
إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا (62) أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا
فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ
قَوْلًا بَلِيغًا} [النساء: 62، 63]
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka
(orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan
mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi
Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan
perdamaian yang sempurna". Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari
mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan
yang berbekas pada jiwa mereka. [An-Nisaa': 62-63]
{إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ
الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [النور:
19]
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui. [An-Nuur:19]
e)
Menyelesaikannya dengan benar.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata:
بَيْنَمَا النَّبِيُّ ﷺ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَوْمَ، جَاءَهُ
أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُحَدِّثُ،
فَقَالَ بَعْضُ القَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ. وَقَالَ
بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ: «أَيْنَ -
أُرَاهُ - السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ» قَالَ: هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ،
قَالَ: «فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»، قَالَ: كَيْفَ
إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: «إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ
السَّاعَةَ»
Ketika Nabi ﷺ berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum,
tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya, "Kapan datangnya
hari kiamat?" Namun Nabi ﷺ tetap melanjutkan
pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata, "Beliau
mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya
itu," Dan ada pula sebagian yang mengatakan, "Bahwa beliau tidak
mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi ﷺ menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata, "Mana
orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata,
"Saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi ﷺ bersabda, "Apabila sudah hilang amanah maka
tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya, "Bagaimana
hilangnya amanat itu?" Nabi ﷺ menjawab, "Jika urusan diserahkan bukan kepada
ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat". [Shahih Bukhari]
5.
Jual beli dengan cara “Al-‘inah”:
Jual beli ini adalah salah satu bentuk jual
beli riba yaitu dengan menjual barang dengan harga murah dibayar tunai dan
kembali membelinya dengan harga yang lebih mahal secara piutan.
Tujuan sebenarnya dalam jual beli ini
adalah riba bukan jual beli, karena barang yang dijual hanya sebagai penutup untuk
utang piutang riba.
6.
Islam akan senantiasa mulia, tapi kita sebagai penganutnya
belum tentu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ} [التوبة:
33]
Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya
dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. [At-Taubah: 33]
Ø Tamim Ad-Dariy berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيَبْلُغَنَّ هَذَا
الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ
مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ، بِعِزِّ عَزِيزٍ
أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ، عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ، وَذُلًّا
يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ» وَكَانَ تَمِيمٌ الدَّارِيُّ، يَقُولُ: «قَدْ
عَرَفْتُ ذَلِكَ فِي أَهْلِ بَيْتِي، لَقَدْ أَصَابَ مَنْ أَسْلَمَ مِنْهُمُ
الْخَيْرُ وَالشَّرَفُ وَالْعِزُّ، وَلَقَدْ أَصَابَ مَنْ كَانَ مِنْهُمْ كَافِرًا
الذُّلُّ وَالصَّغَارُ وَالْجِزْيَةُ» [مسند أحمد: صحيح]
"Sungguh agama Islam ini akan
menjangkau segala penjuru yang dapat dijangkau oleh siang dan malam, dan
tidaklah Allah membiarkan satu rumah pun disuatu kota atau pedalaman, kecuali Allah
akan memasukkan agama ini dengan kemuliaan (yang didapatkan oleh) seorang yang
mulia (karena berpegang teguh atas islam) atau dengan kehinaan (yang didapatkan
oleh) seorang yang hina (karena menolak agama islam). Suatu kemuliaan yang mana
Allah memuliakan Islam dan suatu kehinaan yang mana Allah menghinakan
kekufuran." Tamim Ad-Dari berkata, "Saya telah mengetahui itu telah
terjadi pada keluargaku, orang yang telah masuk Islam mendapatkan kebaikan dan
kemuliaan, sedang orang yang kafir telah mendapatkan kehinaan, kerendahan dan
membayar jizyah." [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Keistimewaan agama Islam
7.
Sebab-sebab kehinaan umat Islam.
Diantaranya:
1)
Memakan yang haram.
Dari Abu
Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ
نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا
فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ
بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]
"Sesungguhnya Ruh Al-Qudus membisikkan dalam
hatiku bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan
tercapai semua rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha, dan janganlah
kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara
maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki
kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya': Sahih]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
"أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ
يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا
صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ}، وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ}
. ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ ، وَمَلْبَسُهُ
حَرَامٌ ، وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ" [صحيح مسلم]
Wahai
manusia ... sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman seperti apa yang
diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman: "Hai rasul-rasul,
makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh.
Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".
[Al-Mu'minuun:51] Dan berfirman: "Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu".
[Al-Baqarah:172] Kemudian menceritakan seorang laki-laki yang jauh bepergian,
rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, ia mengangkat tangannya ke langit dan
berdo'a: "Ya ... Rabb, Ya .. Rabb!!!" Akan tetapi makanannya
dari yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan
diberi makan dari yang haram, lalu bagaimana do'anya bisa dikabulkan? [Sahih
Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (10) Abu Hurairah; Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik
2)
Cinta dunia dan takut mati.
Dari Tsauban
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ
كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا»
"Sudah dekat masanya umat-umat (kafir) saling
mengajak untuk membinasakan kalian sebagaimana orang yang mau makan saling
mengajak menuju hidangannya".
Seorang
bertanya: Apakah karena kami sedikit pada waktu itu?
Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- mejawab:
«بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ
غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ
مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ»
"Bahkan kalian pada waktu itu banyak akan tetapi
kalian lemah seperti buih di lautan, dan Allah mencabut dari hati musuh-musuh
kalian rasa gentar kepadamu dan Allah menamkan pada hati kalian sifat
"Al-Wahan"."
Seseorang
bertanya: Ya Rasulullah, apa itu "al-wahn”?
Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- menjawab:
«حُبُّ الدُّنْيَا، وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Cinta
dunia dan takut mati". [Sunan Abu Daud: Sahih]
Lihat: Hadits Tsauban; Cinta dunia dan takut mati
Ø
Dari 'Amr bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«فَوَاللَّهِ مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي
أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ،
فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi aku khawatir jika kenikmatan dunia dilapangkan atas kalian sebagaimana telah dilapangkan atas umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba meraihnya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
3)
Meninggalkan jihad membela agamanya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ}
[محمد: 7]
Hai orang-orang mukmin, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
[Muhammad: 7]
{وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ}
[الحج : 40]
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang
yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha
Perkasa. [Al-Hajj: 40]
{يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ
جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ} [التوبة: 73] [التحريم: 9]
Hai nabi, berjihadlah (melawan)
orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka ialah jahannam, dan itu adalah tempat kembali yang
seburuk-buruknya. [At-Taubah:73] [At-Tahriim:9]
8.
Tidak ada cara lain untuk mengembalikan kemuliaan umat
Islam kecuali kembali menjalankan Islam seperti yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata'ala berfriman:
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [النور: 55]
"Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.
mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah
orang-orang yang fasik". [An-Nur:55]
{وَلَا تَهِنُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران: 139]
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan
jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang beriman. [Ali 'Imran: 139]
Ø
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«وَجُعِلَ الذِّلَّةُ
وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي» [مسند أحمد: صحيح]
“Dan
dijadikan (oleh Allah) kehinaan dan kecil (tiada arti) bagi orang yang
menyalahi perintahku.” [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Thariq bin Syihab -rahimahullah-
berkata:
لَمَّا قَدِمَ عُمَرُ الشَّامَ أَتَتْهُ الْجُنُودُ وَعَلَيْهِ
إِزَارٌ وَخُفَّانِ وَعِمَامَةٌ وَأَخَذَ بِرَأْسِ بَعِيرِهِ يَخُوضُ الْمَاءَ،
فَقَالُوا لَهُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، تَلْقَاكَ الْجُنُودُ وَبِطَارِقَةِ
الشَّامِ وَأَنْتَ عَلَى هَذَا الْحَالِ؟ قَالَ: فَقَالَ عُمَرُ: «إِنَّا قَوْمٌ
أَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ , فَلَنْ نَلْتَمِسُ الْعِزَّ بِغَيْرِهِ» [مصنف
ابن أبي شيبة]
"Ketika Umar datang ke Syam, prajurit mendatanginya dan ia sedang memakai
sarung, dua sepatu kulit, surban sambil memegang kepala ontanya melalui air,
maka mereka berkata kepadanya: Wahai amirul mu'minin, prajurit menemuimu dan
pemimpin pasukan Romawi sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini? Maka Umar
berkata: Kita adalah kaum yang telah Allah kuatkan (muliakan) dengan Islam,
maka kita tidak akan mengharapkannya dari selainnya". [Mushannaf Ibnu Abi
Syaibah]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kunci kemenangan dan kebangkitan Islam - Cara menyikapi takdir baik dan buruk - Tafsir surah Ar-Rahman ayat 33; “Tidak ada yang bisa keluar dari kekuasaan Allah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...