Minggu, 31 Maret 2024

Bersungguh-sungguh di 10 terakhir Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada apa dengan sepuluh malam terakhir Ramadhan?

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda tentang malam lailatul qadr:

«فَابْتَغُوهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ، وَابْتَغُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Maka carilah lalitul qadr pada sepuluh akhir Ramadhan, dan carilah ia pada setiap malam ganjil". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Berusahalah mendapatkan lailatul qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، فَاطْلُبُوهَا فِي الْوِتْرِ مِنْهَا» [صحيح مسلم]

"Aku melihat mimpi kalian (tentang lailatul qadr) terjadi pada sepulu terakhir (Ramadhan), maka carilah ia pada malam-malam ganjilnya". [Sahih Muslim]

Keutamaan malam lailatul qadr.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah bersabda:

«إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ، وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ» [سنن ابن ماجه: حسن صحيح]

"Sesungguhnya bulan ini telah hadir kepada kalian. Di bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya, maka dia telah diharamkan kebaikan semuanya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali bagi yang terhalang dari kebaikan. " [Sunan Ibnu Majah: Hasan shahih]

Lihat: Malam lailatul Qadr

Amalan dinilai dari akhirnya.

Dari Sahl bin Sa'd radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:

" إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ " [صحيح البخاري]

“Sungguh amalan itu ditentukan dengan penutupannya." [Shahih Bukhari]

Lihat: Andai ini Ramadhan terakhirku!

Amalan yang mesti diperbanyak di sepuluh terakhir Ramadhan.

Diantaranya:

1.      Memperbanyak ibadah.

Aisyah -radhiallahu 'anha- berkata;

«كَانَ رَسُولُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ» [صحيح مسلم]

"Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan Rasulullah lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya." [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain;

«كَانَ رَسُولُ اللهِ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Ketika Rasulullah memasuki sepuluh terakhir (Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan qiyamullail) dan membangunkan keluarganya serta menambah ibadahnya dan mengencangkan ikatan kainnya (menjauhi isterinya untuk lebih konsentrasi beribadah)." [Shahih Bukhari dan Muslim]

2.      I’tikaf.

Dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha- isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

«أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Bahwa Nabi beri'tikaf (tinggal di mesjid) pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri Beliau beri'tikaf setelah kepergian Beliau”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:

«كَانَ النَّبِيُّ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشَرَةَ أَيَّامٍ، فَلَمَّا كَانَ العَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا» [صحيح البخاري]

“Nabi selalu beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri'tikaf selama dua puluh hari". [Shahih Bukhari]

Lihat: Untukmu yang tidak bisa beri’tikaf

3.      Shalat malam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ» [سنن أبي داود: صحيح]

“Sesungguhnya jika seseorang shalat malam bersama imam sampai selesai maka dihitung baginya pahala shalat semalam penuh. [Sunan Abu Daud: Sahih]

Tidak ada shalat khusus di malam lailatul qadr, adapun hadits yang disebutkan dalam kitab “Durratun Nashihiin fiil-Wa’dz wal Irsyaad” karya Syaikh ‘Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubawiy  Ar-Ruumiy Al-Hanafiy (w.1224H), dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma; Bahwasannya Nabi bersabda :

"مَنْ صَلّى رَكعتَين في لَيلة القَدر، فَيَقرَأ في كل رَكعة فَاتحَةَ الكتاب مَرّة، و{قل هو الله أحد} سبع مرات، فإذا فرغ يستغفر سبعين مرة؛ فما دام لا يقوم من مقامه حتى يغفرَ الله له ولأبوَيه، وبعث الله ملائكة يَكتبون له الحسناتِ إلى سنة أخرَى، وبعثَ اللهُ ملائكة إلى الجنان يَغرسون له الأشجارَ، ويَبنون له القصورَ، ويُجرون له الأنهارَ، ولا يَخرجُ من الدنيا حتى يَرى ذلك كله"

“Barangsiapa yang menjalankan shalat pada malam Lailatul Qadr sebanyak 2 raka’at, di dalam setiap raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah 1 kali , kemudian membaca surat Al-Ikhlas 7 kali dan setelah salam membaca Astaghfirullahal azhiim wa atubu ilaih 70 kali , maka selama dia mendirikannya Allah akan mengampuni dirinya dan kedua orang tuanya dan Allah Ta’ala akan mengutus Malaikat untuk menanam (untuknya) pepohonan di Surga, membangun gedung-gedung dan mengalirkan sungai-sungai didalamnya, dan dia (orang yang menjalankan sholat Lailatul Qadr) tidak akan keluar dari dunia sehingga dia pernah melihat seluruhnya”.

Ini adalah hadits palsu, bukan dari Nabi karena tidak didapati sumber dan sanadnya. Lihat penjelasannya pada Takhriij hadits “Shalat sunnah MALAM LAILATUL QADAR”

4.      Perbanyak shalawat di malam hari.

Ubai bin Ka'b radiyallahu 'anhu berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ أَفَأَجْعَلُ لَكَ ثُلُثَ صَلَاتِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «الشَّطْرُ» قَالَ: أَفَأَجْعَلُ لَكَ شَطْرَ صَلَاتِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ «الثُّلُثَانِ أَكْثَرُ» قَالَ: أَفَأَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا؟ قَالَ: «إِذَنْ يُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ كُلُّهُ»

Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mendirikan salat di waktu malam, apakah aku jadikan sepertiga do'aku dengan bershalawat untukmu? Rasulullah menjawab: "Jadikan seperduanya". Ubai berkata: Apakah aku jadikan seperduanya? Rasulullah menjawab: "Dua pertiga lebih banyak". Ubai berkata: Apakah aku jadikan semuanya untukmu? Rasulullah menjawab: "Kalau begitu, dosamu akan diampuni semuanya". [Fadhlu Ash-Shalaah ‘ala An-Nabiy: Hasan]

Ø  Dalam riwayat lain, Ubaiy bin Ka’b radhiyallahu 'anhu berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي؟ فَقَالَ: «مَا شِئْتَ». قَالَ: قُلْتُ: الرُّبُعَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قُلْتُ: النِّصْفَ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قَالَ: قُلْتُ: فَالثُّلُثَيْنِ، قَالَ: «مَا شِئْتَ، فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ»، قُلْتُ: أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ»

Aku banyak berselawat untukmu, berapa banyak aku harus berselawat untukmu dalam do'aku? Rasulullah menjawab: "Sesukamu". Ubai berkata: Aku jadikan seperempatnya? Rasulullah menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan seperduanya? Rasulullah menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan seperduanya? Rasulullah menjawab: "Sesukamu, tapi jika kamu tambah akan lebih baik untukmu". Ubai berkata: Aku jadikan do'aku seluruhnya dengan bershalawat untukmu. Rasulullah bersabda: "Jika demikian beban pikiranmu akan dicukupi, dan dosamu akan diampuni". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Keutamaan berselawat

5.      Berdo’a.

Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya: Ya Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa yang seharusnya aku katakan pada waktu itu?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Ucapkan ...

«اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ»

"Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi: Shahih]

Lihat: Hadits Aisyah; Do’a malam lailatul qadr

6.      Shalat subuh dan isya berjama’ah.

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ» [صحيح مسلم]

Barangsiapa yang shalat isya berjama'ah maka ia seperti mendirikan shalat seperdua malam, dan barangsiapa yang shalat subuh berjama'ah maka ia seperti shalat semalam penuh”. [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan shalat berjama’ah

7.      Membaca Al-Qur’an.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ} [القدر: 1 - 5]

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (lailatul qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [Al-Qadr: 1-5]

Lihat: Bagaimana meraih keberkahan Al-Qur’an

8.      Bersedekah.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Rasulullah adalah manusia yang paling pemurah (dermawan), dan beliau lebih pemurah lagi pada bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril, dan Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan kemudian mengajarkannya Al-Qur'an. Maka sungguh Rasulullah adalah manusia yang paling pemurah dengan kebaikan seperti angin yang berhembus". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Ramadhan bulan kedermawanan

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Amalan yang banyak dilalaikan di bulan Ramadhan - Pilar-pilar tauhid di bulan Ramadhan - Beberapa kekeliruan yang diabaikan masyarakat di bulan Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...