Rabu, 06 Maret 2024

Pilar-pilar tauhid di bulan Ramadhan

بسم الله الرحمن الرحيم

Tauhid adalah mengesakan Allah ta'aalaa dalam rubuubiyah (hanya Allah yang menciptakan, memiliki, dan mengatur alam semesta), uluuhiyyah (hanya Allah yang berhak disembah, ditempati meminta dan bergantung), dan asmaa' wa sifaat (Allah memiliki nama dan sifat paling mulia yang tidak dimiliki oleh selain-Nya). Lawan dari kataTauhid adalah Syirik; menyekutukan Allah baik dalam rubuubiyah, uluuhiyyah, maupun asmaa' wa sifaat.

Lihat: Pembagian Tauhid - Keutamaan Tauhid

Beberapa pilar-pilar tauhid yang nampak di bulan Ramadhan, baik yang siafatnya umum ataupun secara khusus:

A.    Pilar tauhid pada keberkahan bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ» [سنن النسائي: صحيح]

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah (mubarak)”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Lihat: Ramadhan bulan penuh berkah

Meyakini bahwa yang memberi berkah adalah Allah ta'aalaa dan tidak boleh mengharapkannya dari selain Allah.

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma; Nabi bersabda:

«البَرَكَةُ مِنَ اللَّهِ»

"Keberkahan datang dari Allah." [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Kitab tauhid bab (9); Orang yang mengharap berkah dari pohon atau batu dan sejenisnya

B.     Pilar tauhid dalam berpuasa.

Diantaranya:

1.      Meyakini saat berpuasa bahwa yang memerintah dan mengatur adalah Allah ta’aalaa semata, ia makan karena Allah, ia tidak makan karena Allah.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ} [الأعراف: 54]

Menciptakan dan memerintah (menetapkan hukum) hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. [Al-A'raaf:54]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang mendirikan shalat di malam lailatul Qadr dengan keimanan dan harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

2.      Berpuasa hanya demi Allah semata (tauhid uluhiyyah).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ} [الأنعام: 162، 163]

Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam". Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu". [Al-An'am:162-164]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي " [صحيح البخاري ومسلم]

"Allah 'azza wa jalla berfirman: Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya langsung. Meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Aku". [Shahih Bukhari dan Muslim]

3.      Tujuan puasa adalah takwa dan tingkatan tertingginya adalah mentauhidkan Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة: 183]

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Al-Baqarah:183]

4.      Orang yang berpuasa mengimani nama Allah البصير “Al-Bashiir”, dan الرقيب "Ar-Raqiib" (tauhid asmaa’ wa shifaat).

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11]

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat". (Asy Syuraa: 11)

{وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا} [الأحزاب: 52]

Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu. [Al-Ahzaab:52]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

"الإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ" [صحيح البخاري ومسلم]

“Ihsan itu, engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

5.      Mengimani bahwa kita ini faqir membutuhkan Allah, sedangkan Allah Maha Kaya tidak membutuhkan ibadah kita.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]

Hai manusia, kamulah yang membutuhkan segala sesuatunya kepada Allah; dan Allah dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." [Faathir: 15]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» [صحيح البخاري]

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak mengharapkan darinya untuk meninggalkan makanan dan minumannya". [Sahih Bukhari]

6.      Menyelisihi kaum musyrikin dalam berpuasa dan meneladani Rasulullah tuannya ahli tauhid.

Dari Amru bin Al-'Ash -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah bersabda:

«فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ»

"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan sahur." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

«لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ، لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ» [سنن أبي داود: حسن]

"  Agama ini akan senantiasa nampak selama orang-orang (kaum muslimin) menyegerakan berbuka, karena orang-orang yahudi dan Nasrani menundanya." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Ø  Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُومَ»

"Umatku senantiasa berada di atas sunnahku selama mereka tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka". [Shahih Ibnu Khuzaimah]

C.     Pilar tauhid ketika membaca Al-Qur’an.

Diantaranya:

1)      Mengimani bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah, dengan suara dan huruf.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ} [التوبة: 6]

Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah (Al-Qur'an). [At-Taubah:6]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan ألم satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Allah berbicara

2)      Setiap ayat dalam Al-Qur’an menujukkan akan Tauhid dan konsekuensinya.

Lihat: Tafsir surah Al-Ikhlash

D.    Pilar tauhid ketika shalat.

Diantaranya:

a.      Ketika shalat ia sedang bermunajat dengan Allah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلاَتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي رَبَّهُ، أَوْ إِنَّ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ القِبْلَةِ، فَلاَ يَبْزُقَنَّ أَحَدُكُمْ قِبَلَ قِبْلَتِهِ، وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمَيْهِ» [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya seorang dari kalian jika berdiri dalam shalat-nya maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (berbicara dengan nada rendah) dengan Tuhannya, atau sesungguhnya Tuhannya berada antara ia dengan kiblat, maka janganlah seorang dari kalian meludah ke arah kiblatnya, akan tetapi ke arah kirinya atau ke bawah kedua kakinya". [Sahih Bukhari]

b.      Bacaan shalat yang mengandung kalimat dan makna tauhid.

c.       Tidak sujud kecuali kepada Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [فصلت: 37]

Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, jika Ialah yang kamu hendak sembah. [Fushilat: 37]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَا يَصْلُحُ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]

"Tidak dibenarkan bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia". [Musnad Ahmad: Sahih]

d.      Ketika ia sujud, ia merasakan kedekatan dengan Allah ta’aalaa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»

Saat yang paling dekat bagi seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketia ia sujud, maka perbanyaklah kalian berdo'a di saat itu". [Shahih Muslim]

E.     Pilar tauhid ketika bersedekah.

Diantaranya:

a)      Meyakini bahwa yang memberi rezki hanya Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ} [سبأ: 39]

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. [Saba': 39]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Allah 'azza wa jalla berfirman: Berinfaqlah maka Aku akan berinfaq kepadamu". [Sahih Bukhari dan Muslim]

b)     Kecintaanya kepada Allah melebihi daripada kecintaannya kepada harta.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]

"Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya." [Sunan Abu Daud: Sahih]

F.     Pilar tauhid ketika berdo’a dan berzikir.

Diantarnya:

1.      Mengimani nama Allah Al-Qarib, dan As-Sami’.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ} [البقرة: 186]

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [Al-Baqarah: 186]

Ø  Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata:

قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

Ditanyakan: Wahai Rasulullah, do'a apa yang paling didengar oleh Allah? Rasulullah menjawab: "Do'a di tengah malam terakhir, dan setelah shalat wajib". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: "Asmaa-ul husna"

2.      Meyakini bahwa yang ditempati meminta hanya Allah ta’aalaa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18]

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. [Al-Jin: 18]

3.      Tauhid rububiyah dalam do’a ketika melihat hilal.

Dari Thalhah bin 'Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu; Nabi apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan:

" اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَان،ِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَام،ِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ "

“Ya Allah, terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan serta Islam! Tuhanku dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan:

«اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ»

“Ya Allah, terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan aman, iman, keselamatan serta Islam, dan taufiq (hidayah menjalankan) segala apa yang Engkau cintai dan ridhai! Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah”. [Shahih Ibnu Hibban]

Lihat: Do'a melihat hilal Ramadhan

4.      Mengimani nama Allah “Al-‘Afuw” dalam do’a malam lailtul Qadr.

Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya: Ya Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa yang seharusnya aku katakan pada waktu itu?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Ucapkan ...

«اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ»

"Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Lihat: Hadits Aisyah; Do’a malam lailatul qadr

5.      Takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil di hari idul Fitri.

Lihat: Adab di hari raya

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Perbaiki tauhidmu sebelum memasuki bulan mulia Ramadhan - Bekal dan peran seorang muslimah di bulan Ramadhan - Beberapa kekeliruan yang diabaikan masyarakat di bulan Ramadhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...