بسم الله الرحمن الرحيم
Tauhid adalah mengesakan Allah ta'aalaa dalam rubuubiyah (hanya Allah yang menciptakan, memiliki, dan mengatur alam semesta), uluuhiyyah (hanya Allah yang berhak disembah, ditempati meminta dan bergantung), dan asmaa' wa sifaat (Allah memiliki nama dan sifat paling mulia yang tidak dimiliki oleh selain-Nya). Lawan dari kataTauhid adalah Syirik; menyekutukan Allah baik dalam rubuubiyah, uluuhiyyah, maupun asmaa' wa sifaat.
Lihat: Pembagian Tauhid - Keutamaan Tauhid
Beberapa pilar-pilar tauhid yang nampak di bulan Ramadhan, baik yang
siafatnya umum ataupun secara khusus:
A.
Pilar
tauhid pada keberkahan bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ»
[سنن النسائي: صحيح]
“Telah datang kepada kalian
bulan Ramadhan, bulan penuh berkah (mubarak)”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Lihat: Ramadhan bulan penuh berkah
Meyakini bahwa yang memberi berkah adalah Allah ta'aalaa dan tidak boleh
mengharapkannya dari selain Allah.
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu
'anhuma; Nabi ﷺ
bersabda:
«البَرَكَةُ
مِنَ اللَّهِ»
"Keberkahan
datang dari Allah." [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah Kitab tauhid bab (9); Orang yang mengharap berkah dari pohon atau batu dan sejenisnya
B.
Pilar
tauhid dalam berpuasa.
Diantaranya:
1.
Meyakini
saat berpuasa bahwa yang memerintah dan mengatur adalah Allah ta’aalaa
semata, ia makan karena Allah, ia tidak makan karena Allah.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ
اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ} [الأعراف: 54]
Menciptakan
dan memerintah (menetapkan hukum) hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam. [Al-A'raaf:54]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan
harapan, maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang
mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka
diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang mendirikan
shalat di malam lailatul Qadr dengan keimanan dan harapan, maka diampuni
untuknya semua dosanya yang telah lalu”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
2.
Berpuasa
hanya demi Allah semata (tauhid uluhiyyah).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ
وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ
رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ} [الأنعام: 162، 163]
Katakanlah:
“Sesungguhnya sembahyangku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku
diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam". Katakanlah: "Apakah
aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala
sesuatu".
[Al-An'am:162-164]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ
لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah 'azza wa jalla berfirman: Puasa
adalah untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya langsung.
Meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Aku". [Shahih Bukhari dan
Muslim]
3.
Tujuan
puasa adalah takwa dan tingkatan tertingginya adalah mentauhidkan Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة:
183]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.
[Al-Baqarah:183]
4.
Orang
yang berpuasa mengimani nama Allah البصير “Al-Bashiir”, dan الرقيب "Ar-Raqiib" (tauhid
asmaa’ wa shifaat).
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11]
"Tidak ada sesuatupun
yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat". (Asy Syuraa: 11)
{وَكَانَ
اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا} [الأحزاب: 52]
Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.
[Al-Ahzaab:52]
Ø Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
"الإِحْسَانُ
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ
يَرَاكَ" [صحيح البخاري ومسلم]
“Ihsan
itu, engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika
engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu”. [Shahih Bukhari
dan Muslim]
5.
Mengimani
bahwa kita ini faqir membutuhkan Allah, sedangkan Allah Maha Kaya tidak
membutuhkan ibadah kita.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ
وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ} [فاطر: 15]
“Hai manusia, kamulah yang membutuhkan segala sesuatunya kepada Allah;
dan Allah dialah yang Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji." [Faathir: 15]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ
حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ» [صحيح البخاري]
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka
Allah tidak mengharapkan darinya untuk meninggalkan makanan dan
minumannya". [Sahih Bukhari]
6.
Menyelisihi
kaum musyrikin dalam berpuasa dan meneladani Rasulullah ﷺ
tuannya ahli tauhid.
Dari Amru
bin Al-'Ash -radhiyallahu 'anhuma-; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ
السَّحَرِ»
"Perbedaan antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab adalah makan
sahur." [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
«لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ،
لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ» [سنن أبي داود: حسن]
"
Agama ini akan senantiasa
nampak selama orang-orang (kaum muslimin) menyegerakan berbuka, karena
orang-orang yahudi dan Nasrani menundanya." [Sunan Abi Daud: Hasan]
Ø Dari Sahl bin Sa'ad
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ
بِفِطْرِهَا النُّجُومَ»
"Umatku senantiasa berada di atas sunnahku selama mereka tidak menunggu
munculnya bintang untuk berbuka". [Shahih Ibnu Khuzaimah]
C.
Pilar
tauhid ketika membaca Al-Qur’an.
Diantaranya:
1)
Mengimani
bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah, dengan suara dan huruf.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ} [التوبة: 6]
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin
itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat
mendengar firman Allah (Al-Qur'an). [At-Taubah:6]
Ø
Dari Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ
اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم
حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang membaca satu
huruf dari Al-Qur'an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan
dibalas sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan ألم satu
huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Allah berbicara
2)
Setiap
ayat dalam Al-Qur’an menujukkan akan Tauhid dan konsekuensinya.
Lihat:
Tafsir surah Al-Ikhlash
D.
Pilar
tauhid ketika shalat.
Diantaranya:
a. Ketika
shalat ia sedang bermunajat dengan Allah.
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِي صَلاَتِهِ فَإِنَّهُ يُنَاجِي
رَبَّهُ، أَوْ إِنَّ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ القِبْلَةِ، فَلاَ يَبْزُقَنَّ
أَحَدُكُمْ قِبَلَ قِبْلَتِهِ، وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمَيْهِ» [صحيح
البخاري]
"Sesungguhnya seorang dari kalian jika berdiri dalam shalat-nya maka
sesungguhnya ia sedang bermunajat (berbicara dengan nada rendah) dengan
Tuhannya, atau sesungguhnya Tuhannya berada antara ia dengan kiblat, maka
janganlah seorang dari kalian meludah ke arah kiblatnya, akan tetapi ke arah
kirinya atau ke bawah kedua kakinya". [Sahih Bukhari]
b. Bacaan
shalat yang mengandung kalimat dan makna tauhid.
c. Tidak sujud
kecuali kepada Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [فصلت:
37]
Janganlah sembah matahari maupun bulan,
tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, jika Ialah yang kamu hendak sembah.
[Fushilat: 37]
Ø Dari Anas bin Malik
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَا يَصْلُحُ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ» [مسند
أحمد: صحيح لغيره]
"Tidak dibenarkan bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia".
[Musnad Ahmad: Sahih]
d. Ketika ia
sujud, ia merasakan kedekatan dengan Allah ta’aalaa.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ سَاجِدٌ،
فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»
“Saat
yang paling dekat bagi seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketia ia sujud,
maka perbanyaklah kalian berdo'a di saat itu". [Shahih Muslim]
E.
Pilar
tauhid ketika bersedekah.
Diantaranya:
a)
Meyakini
bahwa yang memberi rezki hanya Allah ta’aalaa.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ
يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ} [سبأ: 39]
Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
pemberi rezki yang sebaik-baiknya. [Saba': 39]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Allah 'azza wa jalla berfirman: Berinfaqlah maka Aku akan berinfaq
kepadamu". [Sahih Bukhari dan Muslim]
b)
Kecintaanya
kepada Allah melebihi daripada kecintaannya kepada harta.
Dari Abu
Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ،
وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود: صححه
الألباني]
"Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi
karena Allah dan melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah
imannya." [Sunan Abu Daud: Sahih]
F.
Pilar
tauhid ketika berdo’a dan berzikir.
Diantarnya:
1.
Mengimani
nama Allah Al-Qarib, dan As-Sami’.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي
قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي
وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ} [البقرة: 186]
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. [Al-Baqarah: 186]
Ø
Abu Umamah radhiyallahu
‘anhu berkata:
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ
الدُّعَاءِ أَسْمَعُ؟ قَالَ: «جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ
المَكْتُوبَاتِ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
Ditanyakan:
Wahai Rasulullah, do'a apa yang paling didengar oleh Allah? Rasulullah ﷺ
menjawab: "Do'a di tengah
malam terakhir, dan setelah shalat wajib". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: "Asmaa-ul husna"
2.
Meyakini
bahwa yang ditempati meminta hanya Allah ta’aalaa.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا
تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18]
Dan
sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu
menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. [Al-Jin: 18]
3.
Tauhid
rububiyah dalam do’a ketika melihat hilal.
Dari Thalhah
bin 'Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ
apabila melihat bulan sabit beliau
mengucapkan:
" اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَان،ِ
وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَام،ِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ "
“Ya
Allah, terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan berkah, iman, keselamatan
serta Islam! Tuhanku dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah”. [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu
‘anhuma; Rasulullah ﷺ apabila melihat bulan sabit beliau mengucapkan:
«اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ
وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تحِبُّ
وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ»
“Ya
Allah, terbitkanlah bulan tersebut kepada kami dengan aman, iman, keselamatan
serta Islam, dan taufiq (hidayah menjalankan) segala apa yang Engkau cintai dan
ridhai! Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah”. [Shahih Ibnu
Hibban]
Lihat: Do'a melihat hilal Ramadhan
4.
Mengimani
nama Allah “Al-‘Afuw” dalam do’a malam lailtul Qadr.
Aisyah radhiyallahu 'anha bertanya: Ya
Rasulullah, menurutmu jika aku tahu saatnya malam lailatul qadr, apa yang
seharusnya aku katakan pada waktu itu?
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Ucapkan
...
«اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ»
"Ya Allah .. sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan
Pemurah suka memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." [Sunan Tirmidzi:
Sahih]
Lihat: Hadits Aisyah; Do’a malam lailatul qadr
5.
Takbir,
tahmid, tasbih, dan tahlil di hari idul Fitri.
Lihat: Adab di hari raya
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Perbaiki tauhidmu sebelum memasuki bulan mulia Ramadhan - Bekal dan peran seorang muslimah di bulan Ramadhan - Beberapa kekeliruan yang diabaikan masyarakat di bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...