Minggu, 29 Oktober 2023

Kitab Ar-Riqaq, bab 33; Amalan dinilai dari penutupan, dan apa yang dikhawatirkan darinya

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابٌ: الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ، وَمَا يُخَافُ مِنْهَا"

“Bab: Amalan dinilai dengan penutupan, dan apa yang dikhawatirkan darinya”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan bahwa amalan seseorang dinilai dari akhirnya, maka jangan terlena dengan amalannya saat ini, dan hendaknya seorang takut jika amalannya diakhiri dengan keburukan. Dalam bab ini, imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6493 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ الأَلْهَانِيُّ الحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ [مُحَمَّدُ بْنُ مُطَرِّفٍ]، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ [سلمة بن دينار]، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: نَظَرَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَى رَجُلٍ يُقَاتِلُ المُشْرِكِينَ، وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ المُسْلِمِينَ غَنَاءً عَنْهُمْ، فَقَالَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا» فَتَبِعَهُ رَجُلٌ، فَلَمْ يَزَلْ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى جُرِحَ، فَاسْتَعْجَلَ المَوْتَ، فَقَالَ بِذُبَابَةِ سَيْفِهِ فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ، فَتَحَامَلَ عَلَيْهِ حَتَّى خَرَجَ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «إِنَّ العَبْدَ لَيَعْمَلُ، فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ الجَنَّةِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ، عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا»

Telah menceritakan kepada kami Ali bin 'Ayyasy Al-Alhaniy Al-Himshiy, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan [Muhammad bin Muthorrif], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Hazim [Salamah bin Dinar], dari Sahal bin Sa'ad As-Sa'idiy, ia berkata, Nabi pernah mengarahkan pandangannya kepada seseorang yang memerangi kaum Musyrikin, sementara ia adalah salah seorang prajurit kaum Muslimin yang gagah berani, namun anehnya beliau justru berujar, "Siapa yang ingin melihat salah seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini." Sebelumnya ada seseorang yang telah menyertainya, dan terus menyertainya hingga prajurit tersebut terluka dan ingin menyegerakan kematiannya. Serta merta ia letakkan ujung pedangnya di antara kedua dadanya dan lantas ia hunjamkan hingga menembus kedua bahunya. Selanjutnya Nabi bersabda, "Sesungguhnya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya, ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sesungguhnya (hasil) amalan itu tergantung pada penutupnya."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Jangan tertipu dengan amalan baik yang nampak dari seseorang.

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Telah bercerita kepada kami Rasulullah dan dialah orang yang jujur dan berita yang dibawanya adalah benar:

«إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ»

"Setiap orang dari kalian telah dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging) selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan dengan empat ketetapan (dan dikatakan kepadanya): Tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya! Lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang akan ada yang beramal dengan amal-amal penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga kemudian masuk surga, dan ada juga seseorang yang beramal dengan amal-amal penghuni surga hingga tak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka lalu dia masuk neraka". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (4) Abdullah bin Mas'ud; Proses penciptaan dan perjalanan hidup manusia

3.      Tidak boleh mengklaim surga atau neraka kepada seseorang kecuali melalui wahyu.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ (128) وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [آل عمران: 128 - 129]

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali 'Imran: 128 - 129]

Ø  Dari Jundab radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita:

«أَنَّ رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ! وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ»

"Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si Fulan.' Sementara Allah berfirman: 'Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Fulan dan telah memutuskan amal perbuatanmu." Kurang lebih begitulah sabda Rasulullah . [Shahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah bersabda:

«كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ»

"Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah." Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, "Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga." Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka."

Abu Hurairah berkata:

"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ"

"Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang mampu merusak dunia dan akhiratnya." [Sunan Abi Daud:Shahih]

4.      Larangan bunuh diri.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَا تَقْتُلُوْا اَنْفُسَكُمْ اِنَّ اللّاهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا (29) وَمَنْ يَّفْعَلْ ذلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا وَكَانَ ذلِكَ عَلَى اللّاهِ يَسِيْرًا} [النساء: 29 – 30]

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah. [An-Nisa': 29 - 30]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ، فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ، فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahanam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahanam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahanam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radhiallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ فِي الدُّنْيَا عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di akhirat dengan sesuatu yang digunakan untuk bunuh diri". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Ibnu Samurah radhiyallahu 'anhu;

أَنَّ رَجُلًا قَتَلَ نَفْسَهُ بِمَشَاقِصَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَمَّا أَنَا فَلَا أُصَلِّي عَلَيْهِ» [سنن النسائي: صحيح]

Bahwa seorang laki-laki bunuh diri dengan mata tombak, Rasulullah bersabda, "Adapun aku, tidak akan menshalatinya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

5.      Dampak buruknya beramal hanya karena ingin dilihat manusia.

Diantaranya:

a)      Amalannya tidak bisa konsisten.

b)      Sifat orang munafiq.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 142]

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali". [An-Nisa':142]

c)       Termasuk orang yang celaka.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ} [الماعون: 4 - 7]

Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. [Al-Ma'un: 4 - 7]

d)      Termasuk syirik kecil.

Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ»

"Sesungguhnya di antara yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil".

Sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil?

Rasulullah menjawab:

"  الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً " [مسند أحمد: حسن]

Ia adalah Riya, Allah berkata kepada mereka pada hari kiamat di saat manusia mendapat balasan dari amalannya: "Pergilah kalian pada orang-orang yang kau lakukan ibadah deminya di dunia, lihatlah apakah mereka bisa memberimu imbalan?!". [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dalam riwayatl lain;

خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ فَقَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَشِرْكَ السَّرَائِرِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا شِرْكُ السَّرَائِرِ؟ قَالَ: «يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ جَاهِدًا لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ، فَذَلِكَ شِرْكُ السَّرَائِرِ»

Nabi keluar dan bersabda: "Wahai sekalian manusia, jauhkan diri kalian dari syirik tersembunyi!" Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa itu syirik tersembunyi? Beliau menjawab: Seorang berdiri dan mendirikan shalat kemudian ia memperindah shalatnya dengan sungguh-sungguh karena ia melihat pandangan manusia kepadanya, maka itu adalah syirik tersembunyi". [Shahih Ibnu Khuzaimah]

Ø  Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu berkata:

"  كُنَّا نَعُدُّ الرِّيَاءَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ ﷺ الشِّرْكَ الْأَصْغَرَ " [شعب الإيمان: صحيح]

"Dulu kami menganggap bahwa riya' di masa Nabi adalah syirik kecil". [Syu'abul Iman: Shahih]

e)      Dipermalukan oleh Allah ta’aalaa.

Jundab radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;

«مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Barangsiapa yang memperdengarkan (beribadah untuk didengar), maka Allah akan memperdengarkan tentangnya, dan barangsiapa yang memperlihatkan (riya'), maka Allah akan memperlihatkan tentangnya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (36); Riya'

f)        Amalannya sia-sia.

Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَالَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]

Datang seorang laki-laki kepada Nabi lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa" Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (1) Umar; Amal dan Niat

g)      Yang pertama dilemparkan ke neraka.

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 13; "Yang banyak harta merekalah yang sedikit"

6.      Amalan dinilai dari akhirnya.

Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ» [سنن أبي داود: صحيح]

"Barangsiapa yang kalimat terakhirnya (sebelum mati) adalah  لا إله إلا الله (tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah) maka ia akan masuk surga". [Sunan Abi Daud: Sahih]

Lihat: Kisah taubat pembunuh 100 orang

7.      Keutamaan husnul khatimah.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ» فَقِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ المَوْتِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba maka Allah akan mempekerjakannya". Lalu ditanyakan: Bagaimana Allah mempekerjakannya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Allah memberinya taufiq untuk mengamalkan amalan shali sebelum wafatnya". [Sunan Tirmidziy: Shahih]

8.      Senantiasa berdo’a agar diberi husnul khatimah.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ} [الأعراف: 126]

(Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)." [Al-A'raf: 126]

{رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ{

“Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti." [Ali 'Imran: 193]

9.      Mendo’akan orang lain agar husnul khatimah.

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata kepada Qaz'ah: Aku mengucapakan do'a perpisahan kepadamu sebagaimana Rasulullah mengucapkannya kepadaku:

«أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ»

"Aku menitipkan kepada Allah (penjagaan) agamamu, amanahmu (keluarga, harta, titipan, dan lain-lain), dan amalan terakhirmu ." [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Do'a bepergian jauh (musafir)

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 30, 31 dan 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...