بسم الله الرحمن الرحيم
Perintah untuk jujur.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ} [التوبة: 119]
Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar (jujur). [At-Taubah:119]
Ø
Heraql bertanya kepada Abu Sufyan bin Harb radhiyallahu 'anhu tentang risalah
yang diemban oleh Rasulullah ﷺ: Apa yang ia perintahkan kepada kalian?
Abu
Sufyan menjawab:
«اعْبُدُوا اللَّهَ وَحْدَهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا،
وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ، وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ
وَالعَفَافِ وَالصِّلَةِ» [صحيح
البخاري]
"Sembahlah Allah semata dan janganlah kalian
menyekutukannya dengan sesuatupun, tinggalkan apa yang dikatakan orang tua
kalian (yang mengajak kepada syirik dan maksiat), dan ia memarintahkan kami
menunaikan salat, zakat, bersifat jujur, menjaga kehormatan, dan
bersilaturahmi". [Sahih Bukhari]
Lihat: Hadits Ibnu Mas’ud; Jujurlah jangan berdusta
Keutamaan berda’wah kepada
Allah 'azza wajalla.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [فصلت: 33]
Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
menyerah diri?" [Fushilat: 33]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ
الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ
آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang mengajak
kepada kebaikan maka ia akan mendapat pahala seperti pahal yang mengerjakannya
tampa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada
kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti dosa yang mengerjakannya tampa
mengurangi dosa mereka sedikitpun". [Shahih Muslim]
Jujur dalam berda’wah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي
أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ
اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]
Katakanlah (Wahai Muhammad): "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yusuf:108]
Ada enam kriteria jujur dalam berda'wah yang disebutkan dalam ayat ini:
1. Menampakkan
jalan da’wah yang dilalui dengan jelas.
Jangan seperti orang munafiq yang tidak jelas
jalan dan tujuannya, sebgaimana Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا
يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142) مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى
هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ
سَبِيلًا} [النساء: 142، 143]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu
Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut (mengingat) Allah kecuali sedikit
sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau
kafir), tidak masuk kepada golongan Ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula)
kepada golongan itu (orang-orang kafir). Dan siapa yang disesatkan Allah,
maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)
baginya. [An-Nisaa':142 - 143]
Lihat: Inilah jalan da'wahku!
2. Mengikuti
satu jalan da'wah yaitu jalan yang ditempuh oleh Rasulullah ﷺ.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ
تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [آل عمران: 31]
Katakanlah:
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Ali 'Imran:31]
Ø
Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ، فَقَالَ: «هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ»،
وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ: «هَذِهِ سَبِيلُ
الشَّيْطَانِ»، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الْأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ: {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ، وَلَا تَتَّبِعُوا
السُّبُلَ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ، وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأنعام: 153] [مسند أحمد: صحيح]
Suatu
hari kami duduk di sisi Rasulullah ﷺ kemudian beliau
menulis suatu garis di depannya dan berkata: "Ini adalah jalan
Allah". Kemudian beliau menulis dua garis di sebelah kanan dan kiri garis
tersebut, dan berkata: "Ini adalah jalan-jalan syaitan". Kemudian
beliau meletakkan tangannya pada garis yang tengah, kemudian membaca ayat ini:
{Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa}. [Al-An'aam:153] [Musnad Ahmad: Shahih]
3. Mengajak
kepada Allah semata, bukan mengajak kepada diri sendiri, guru tertentu,
kelompok, dan selainnya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي
إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ} [الأنبياء: 25]
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul-pun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". [Al-Anbiya: 25]
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا
اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} [النحل: 36]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thaghut itu (yang disembah selain Allah)". [An-Nahl: 36]
Ø
Jabir bin Abdillah radiyallahu'anhuma
berkata: Saat kami berada dalam satu perjalanan perang, seorang dari kaum
Muhajirin memukul pantat seorang dari kaum Anshar. Maka orang Anshar itu
berkata: Wahai kaum Anshar!
Dan orang Muhajir itu berkata: Wahai kamum Muhajirin!
Ketika mendengarnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya:
«مَا بَالُ دَعْوَى الجَاهِلِيَّةِ»
“Ada apa dengan panggilan Jahiliyah ini?”
Mereka menjawab: Ya Rasulullah seorang dari
kaum Muhajirin memukul pantat seorang dari kaum Anshar.
Maka Rasulullah bersabda:
«دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Tinggalkan panggilan seperti itu, karena
itu sangat busuk”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Jaga hatimu saat beramal
4. Mengajak
dengan dasar ilmu, memakai metode yang disyari'atkan, sesuai dengan sunnah
Rasul, dan telah dipraktekkan oleh ulama salaf.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ
مُبِينٌ (168) إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا
عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة: 168 - 169]
Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; Karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. [Al-Baqarah: 168 - 169]
{قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا
بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا
لَا تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 33]
Katakanlah:
"Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun
yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak
menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah
apa yang tidak kamu ketahui." [Al-A'raaf: 33]
{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Al-Israa': 36]
5. Mengajak
untuk mensucikan Allah ta’aalaa (tauhid).
Dengan cara:
a)
Mensucikan Allah dari segala sekutuan, baik dalam penciptaan,
kepemilikan dan pengaturan.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ
ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ
ذَلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ} [الروم: 40]
Allah yang
menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian
menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan
Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Mahasuci Dia dan
Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. [Ar-Rum: 40]
b)
Mensucikan Allah dari segala sekutu dalam ibadah.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ
شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي
السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ} [يونس:
18]
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa
yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at
(perantara) kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak
(pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka
mempersekutukan (itu). [Yunus:
18]
c)
Mensucikan Allah dari segala sifat-sifat yang tidak pantas bagiNya.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{وَمَا
قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَمَّا يُشْرِكُونَ} [الزمر: 67]
Dan mereka tidak
mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal bumi seluruhnya dalam
genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. [Az-Zumar: 67]
d)
Mensucikan Allah dalam penetapan hukum.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا
لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ} [يوسف: 40]
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia
telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [Yusuf: 40] [Ar-Ruum: 30]
e)
Menegur orang-orang yang menyalahi da'wah ini sesuai dengan kondisinya
masing-masing.
Allah subhanahu wata'alaa berfirman:
{قُلْ
إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ (81) سُبْحَانَ
رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ} [الزخرف: 81-82]
Katakanlah
(Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah
orang yang mula-mula memuliakan (anak
itu). Mahasuci Tuhan pemilik langit dan bumi, Tuhan pemilik ‘Arsy, dari apa
yang mereka sifatkan itu.” [Az-Zukhruf: 81-82]
6. Lebih dahulu
mengamalkan apa yang dida’wahkan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
(2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ} [الصف:
2، 3]
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi
Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. [Ash-Shaff: 2 - 3]
{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ
وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ} [البقرة: 44]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu
membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? [Al-Baqarah:44]
Ø
Dari Jundub bin Abdillah Al-Azdiy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ ويَنْسَى
نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ ويَحْرِقُ نَفْسَهُ» [المعجم
الكبير للطبراني: صححه الألباني]
"Perumpamaan
orang berilmu yang mengajarkan kebaikan pada manusia dan melupakan dirinya,
seperti pelita yang menerangi untuk orang lain tapi membakar dirinya
sendiri". [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Shahih]
Lihat: Mengamalkan ilmu yang dimiliki
Keutamaan jujur dalam berda’wah
kepada Allah 'azza wajalla.
Diantaranya:
1) Da’wahnya
membawa kebaikan.
'Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ
يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى
الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا»
“Kalian
harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan
kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur
dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi
Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada
kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang
senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai
pendusta di sisi Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]
2) Tenang
dalam berda’wah.
Dari
Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ، وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ "
"Kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan."
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
3) Allah
mengabulkan impiannya dalam berda’wah.
Dari
Syaddad bin Al-Haad -radhiyallahu 'anhu-;
أَنَّ رَجُلًا مِنَ الْأَعْرَابِ جَاءَ إِلَى
النَّبِيِّ ﷺ
فَآمَنَ بِهِ وَاتَّبَعَهُ، ثُمَّ قَالَ: أُهَاجِرُ مَعَكَ،
فَأَوْصَى بِهِ النَّبِيُّ ﷺ
بَعْضَ أَصْحَابِهِ، فَلَمَّا كَانَتْ غَزْوَةٌ غَنِمَ
النَّبِيُّ ﷺ
سَبْيًا، فَقَسَمَ وَقَسَمَ لَهُ، فَأَعْطَى أَصْحَابَهُ مَا
قَسَمَ لَهُ، وَكَانَ يَرْعَى ظَهْرَهُمْ، فَلَمَّا جَاءَ دَفَعُوهُ إِلَيْهِ،
فَقَالَ: مَا هَذَا؟، قَالُوا: قِسْمٌ قَسَمَهُ لَكَ النَّبِيُّ ﷺ،
فَأَخَذَهُ فَجَاءَ بِهِ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالَ: «قَسَمْتُهُ
لَكَ»، قَالَ: مَا عَلَى هَذَا اتَّبَعْتُكَ، وَلَكِنِّي اتَّبَعْتُكَ عَلَى أَنْ
أُرْمَى إِلَى هَاهُنَا، وَأَشَارَ إِلَى حَلْقِهِ بِسَهْمٍ، فَأَمُوتَ فَأَدْخُلَ
الْجَنَّةَ فَقَالَ: «إِنْ تَصْدُقِ اللَّهَ يَصْدُقْكَ»، فَلَبِثُوا
قَلِيلًا ثُمَّ نَهَضُوا فِي قِتَالِ الْعَدُوِّ، فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيُّ ﷺ
يُحْمَلُ قَدْ أَصَابَهُ سَهْمٌ حَيْثُ أَشَارَ، فَقَالَ
النَّبِيُّ ﷺ:
«أَهُوَ هُوَ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «صَدَقَ اللَّهَ فَصَدَقَهُ»، ثُمَّ
كَفَّنَهُ النَّبِيُّ ﷺ
فِي جُبَّةِ النَّبِيِّ ﷺ،
ثُمَّ قَدَّمَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ، فَكَانَ فِيمَا ظَهَرَ مِنْ صَلَاتِهِ:
«اللَّهُمَّ هَذَا عَبْدُكَ خَرَجَ مُهَاجِرًا فِي سَبِيلِكَ فَقُتِلَ شَهِيدًا
أَنَا شَهِيدٌ عَلَى ذَلِكَ»
Bahwa
seorang laki-laki dari seorang Badui datang menemui Nabi ﷺ,
lalu ia beriman dan mengikuti beliau. Kemudian dia berkata, "Aku akan berhijrah
bersama engkau?" Beliau berwasiat
dengan orang tersebut kepada sebagian sahabat beliau. Setelah terjadi perang,
Nabi ﷺ mendapatkan ghanimah (harta
rampasan perang) berupa tawanan, beliau membagikan dan membagi untuknya, lalu
beliau memberikan kepada para sahabat beliau sesuatu yang beliau bagi untuknya
dan ia sendiri sedang mengatur urusan mereka. Setelah ia datang, ia
memberikannya kepada orang itu, lalu ia berkata; "Apa ini?"
Mereka menjawab; "Bagian yang telah Nabi ﷺ bagi untukmu."
Kemudian ia mengambilnya dan membawanya menemui Nabi ﷺ,
lalu bertanya; "Apa ini?"
Beliau bersabda: 'Aku telah membaginya untukmu.' Ia berkata;
"Bukan untuk hal ini aku mengikuti engkau. Tapi aku mengikuti engkau agar
aku dilemparkan ke sini -ia mengisyaratkan tombaknya ke tenggorokannya- lalu
aku mati dan masuk surga."
Beliau bersabda: "Jika
engkau jujur kepada Allah, niscaya Allah akan membalas sikap kejujuranmu."
Lalu mereka diam sejenak, kemudian bangkit melawan musuh, orang tersebut dibawa
ke tempat Nabi ﷺ dengan cara diangkut, ia terkena
tombak yang diisyaratkan, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apakah ia orangnya?!"
Mereka menjawab; "ya."
Beliau bersabda: "Dia benar
dalam berjanji kepada Allah, Allah membalasnya dengan kebenaran."
Kemudian Nabi ﷺ mengkafaninya dengan jubah beliau ﷺ, beliau mengajukan dan menshalatkannya. Do'a yang nampak dalam
Shalat beliau yaitu, "Ya Allah, inilah hamba-Mu, ia telah keluar jihad di
jalan-Mu, lalu ia terbunuh dalam keadaan Syahid, aku menjadi saksi atas hal
tersebut." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
4) Mendapat
keberuntungan.
Dari
Thalhah bin Ubaidillah -radhiyallahu 'anhu-:
أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ ﷺ
ثَائِرَ الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي
مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ فَقَالَ: «الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ
إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ
عَلَيَّ مِنَ الصِّيَامِ؟ فَقَالَ: «شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ
شَيْئًا»، فَقَالَ: أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنَ الزَّكَاةِ؟
فَقَالَ: فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ، قَالَ: وَالَّذِي أَكْرَمَكَ، لاَ أَتَطَوَّعُ
شَيْئًا، وَلاَ أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ ﷺ:
«أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ، أَوْ دَخَلَ الجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ» [صحيح البخاري]
Bahwasanya seorang A'rabiy (orang yang
tinggal di pedalaman) datang kepada Rasulullah ﷺ dengan kondisi rambut yang kusut, kemudian
bertanya: Wahai Rasulullah, sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh
Allah atasku dari amalan shalat? Maka Rasulullah menjawab: “Shalat lima
waktu, kecuali jika engkau ingin shalat sunnah." Kemudian A'rabiy itu bertanya lagi:
Sampaikanlah kepadaku apa saja yang diwajibkan oleh Allah atasku dari amalan
puasa?
Maka Rasulullah menjawab: “Puasa di bulan Ramadhan, kecuali jika engkau ingin
puasa sunnah”. Kemudian A'rabiy itu bertanya lagi: Sampaikanlah kepadaku apa
saja yang diwajibkan oleh Allah atasku dari amalan zakat? Maka Rasulullah ﷺ menyampaikan kepadanya beberapa syari'at
Islam.
A'rabiy itu kemudian berkata: Demi (Allah) Yang telah memuliakanmu, aku tidak
akan melakukan amalan sunnah sedikitpun, dan aku tidak akan mengurangi apa yang
telah diwajibkan Allah kepadaku sedikitpun. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Ia beruntung jika ia jujur
(kepada Allah atas perkataanya itu), atau ia akan masuk surga jika ia jujur”.
[Shahih Bukhari]
5) Mendapatkan ampunan dan pahala yang terbaik.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ
الْمُتَّقُونَ . لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ
الْمُحْسِنِينَ . لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا
وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الزمر:
33 - 35]
Dan orang yang membawa kebenaran dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa
yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang
yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan
yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [Az-Zumar: 33-35]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Ahlus Sunnah wal Jama’ah akhir zaman Menggenggam bara api - Tatacara mendidik anak dalam Islam - Bersabar di jalan da’wah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...