Kamis, 01 Agustus 2019

Syarah hadits Abu Umamah; Ayat Kursiy setelah shalat

بسم الله الرحمن الرحيم


Imam An-Nasa’iyrahimahullah- meriwayatkan dalam kitabnya “An-Sunan Al-Kubraa” 9/44 no.9848, dan Ath-Thabaraniyrahimahullah- dalam “Al-Mu’jam Al-Ausath” 8/92 no. 8068:
عن الْحُسَيْن بْن بِشْرٍ الطَرَسُوسي قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حِمْيَرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ ).
Dari Al-Husain bin Bisyr Ath-Tharasus, ia berkata: Muhammad bin Himyar menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca aya Kursiy pada setiap akhir shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga selain kematiannya”.

Al-Mundziriyrahimahullah- dalam “At-Targiib” 2/299 no. 2468, berkata:
رواه النسائي والطبراني بأسانيد أحدها صحيح. وقال شيخنا أبو الحسن:"هو على شرط البخاري"، وابن حبان في "كتاب الصلاة" وصححه.
“Hadits ini diriwayatkan oleh An-Nasa’iy dan Ath-Thabaraniy dengan beberapa sanad yang salah satunya shahih. Dan guru kami Abu Al-Hasan (Ali bin Al-Mufadhal Al-Maqdisiy) berkata: Hadits ini sesuai dengan syarat shahih Bukhari. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam “Kitab Ash-Shalah” dan ia menshahihkannya”.

Nb: Kitab Ash-Shalaah karya Ibnu Hibban yang dimaksud adalah buku tersendiri dan bukan bagian dari kitabnya yang berjudul “At-Taqaasim” atau yang masyhur dengan nama “Shahih Ibnu Hibban”.

Ø  Ash-Shan’aniyrahimahullah- dalam kitabnya “subulussalam” (1/298) mengkaliam bahwa Abu Umamah yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Umamah Iyas bin Tsa’labah Al-Haritsiy Al-Anshariy Al-Khazrajiy. Dengan kaidah bahwa “Setiap disebutkan Abu Umamah dalam satu hadits tanpa penjelasan maka yang dimaksud adalah Abu Umamah Al-Haritsiy, adapun Abu Umamah Al-Bahiliy maka harus ada keterangan kalau dia adalah Al-Bahiliy”.

Pendapat ini tidak tepat dengan alasan:

Pertama: Abu Umamah Al-Bahiliy lebih masyhur dari pada Al-Haritsiy, dan yang masyhur lebih mendominan dari pada yang tidak masyhur.

Kedua: Diantara rawiy yang meriwayatkan hadits ini dari Abu Umamah adalah Muhammad bin Ziyad Al-Alhaniy, ia banyak meriwayatkan hadits dari Abu Umamah Al-Bahiliy. Dan tidak diketahui kalau ia meriwayatkan hadits dari Al-Haritsiy.

Ketiga: Dalam riwayat lain disebutkan dengan jelas bahwa Abu Umamah yang meriwayatkan hadits ini adalah Al-Bahiliy.
Diriwayatkan oleh Ibnu As-Sunniyrahimahullah- dalam kitabnya “‘amalul yaum wallailah” no.124:
عن مُحَمَّد بْن حِمْيَرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيِّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَحُلْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا الْمَوْتُ»
Dari Muhammad bin Himyar, dari Muhammad bin Ziyad Al-Alhaniy, dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat Al-Kursiy di akhir setiap shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalangi antara dirinya dan masuk surga kecuali kematian”.


Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Abu Umamah Al-Baahiliy -radhiyallahu ' anhu-.

Namanya: Sudayy bin 'Ajlaan bin Wahb. Wafat tahun 86 hijriyah, dikatakan bahwa beliau adalah shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang terakhir wafat di Syam.

Diantara keistimewaannya:

Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata:
 " بعثني رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى قومي (باهلة)، فأتيت وهم على الطعام، (وفي رواية: يأكلون دما) ، فرجعوا بي وأكرموني، قالوا: مرحبا بالصدي بن عجلان، قالوا: بلغنا أنك صبوت إلى هذا الرجل. قلت: لا، ولكن آمنت بالله وبرسوله، وبعثني رسول الله صلى الله عليه وسلم إليكم أعرض عليكم الإسلام وشرائعه. وقالوا: تعال كل. فقلت: ويحكم إنما جئت لأنهاكم عن هذا، وأنا رسول رسول الله صلى الله عليه وسلم أتيتكم لتؤمنوا به، فجعلت أدعوهم إلى الإسلام، فكذبوني وزبروني، فقلت لهم: ويحكم ائتوني بشيء من ماء فإني شديد العطش. قال: وعلي عمامتي، قالوا: لا ولكن ندعك تموت عطشا!
فانطلقت وأنا جائع ظمآن قد نزل بي جهد شديد. قال: فاغتممت، وضربت رأسي في العمامة، فنمت في الرمضاء في حر شديد. فأتيت في منامي بشربة من لبن لم ير الناس ألذ منه، فأمكنني منها ، فشربت ورويت وعظم بطني. فقال القوم: أتاكم رجل من خياركم وأشرافكم فرددتموه، فاذهبوا إليه فأطعموه من الطعام والشراب ما يشتهي. فأتوني بطعام! قلت: لا حاجة لي في طعامكم وشرابكم، فإن الله قد أطعمني وسقاني، فانظروا إلى الحال التي أنا عليها، فأريتهم بطني ، فنظروا، فآمنوا بي وبما جئت به من عند رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأسلموا عن آخرهم ". [الصحيحة]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutusku untuk berda'wah kepada kaumku (Bahilah), maka aku mendatangi mereka saat mereka sedang makan (dalam suatu riwayat: mereka sedang makan darah). Mereka menerimaku dan memuliakanku, mereka berkata: “Selamat datang wahai Ash-Shadiy bin 'Ajlan”. Mereka berkata: “Telah sampai kepada kami berita bahwa engkau murtad dan masuk agama orang itu (Muhammad)”.
Aku menjawab: “Tidak, akan tetapi aku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- mengutus aku kepada kalian agar aku menyampaikan kepada kalian agama Islam dan syari'atnya”.
Mereka berkata: “Kemarilah dan makan!”
Aku menjawab: “Celakalah kalian, justru aku dantang untuk melarang kalian dari makanan ini, dan aku adalah utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku mendatangi kalian agar kalian beriman kepadanya”.
Kemudian aku mengajak mereka masuk Islam, akan tetapi mereka mendustakanku dan murka kepadaku. Kemudian aku berkata kepada mereka: “Celakalah kalian, berikanlah aku sedikit air karena aku sangat haus”. Dan saat itu aku sedang memakai sorban.
Mereka menjawab: “Tidak, namun kami berdo'a semoga engkau mati kehausan!”
Maka aku pergi dalam keadaan lapar dan haus, aku merasa sangat lelah. Aku merasa sedih, lalu aku meletakkan kepalaku di atas surban, kemudian aku tertidur di tanah yang sangat panas. Lalu aku dihidangkan dalam tidurku minuman susu yang manusia tidak perna merasakan yang lebih lezat darinya, maka aku dipersilahkan meminumnya, maka aku meminumnya sampai aku puas dan perutku membesar.
Kaumku berkata: “Telah datang kepada kalian seorang yang terbaik dan mulia dari kalian, lalu kalian mengusirnya. Maka pergilah kalian menemuinya, dan berilah ia makanan dan minuman yang ia senangi”.
Lalu mereka memberiku makanan. Aku berkata: “Aku tidak butuh dengan makanan dan minuman kalian, karena Allah telah memberiku makan dan minum. Lihatlah kondisiku sekarang”, kemudian aku memperlihakan perutku kepada mereka. Maka mereka melihatnya, kemudian mereka percaya kepadaku dan beriman atas apa yang aku sampaikan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka mereka semua beriman tanpa terkecuali. [Silsilah Ash-Shahihah 6/459 no.2706]

Abu Umamah radhiyallahu 'anhu berkata;
أَنْشَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزْوَةً فَأَتَيْتُهُ فَقُلْت:ُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَةِ! فَقَالَ: اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ. قَالَ: فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا. قَال:َ ثُمَّ أَنْشَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَزْوًا ثَانِيًا، فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَةِ! فَقَالَ: اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُم.ْ قَال:َ ثُمَّ أَنْشَأَ غَزْوًا ثَالِثًا، فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَتَيْتُكَ مَرَّتَيْنِ قَبْلَ مَرَّتِي هَذِهِ فَسَأَلْتُكَ أَنْ تَدْعُوَ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَة،ِ فَدَعَوْتَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُسَلِّمَنَا وَيُغَنِّمَنَا فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا، يَا رَسُولَ اللَّهِ فَادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَة!ِ فَقَال:َ اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ. قَالَ: فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا.
ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقُلْت:ُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا مِثْلَ لَهُ. قَالَ: فَمَا رُئِيَ أَبُو أُمَامَة،َ وَلَا امْرَأَتُهُ، وَلَا خَادِمُه،ُ إِلَّا صُيَّامًا. قَالَ: فَكَانَ إِذَا رُئِيَ فِي دَارِهِمْ دُخَانٌ بِالنَّهَارِ، قِيل:َ اعْتَرَاهُمْ ضَيْفٌ نَزَلَ بِهِمْ نَازِل.ٌ قَالَ: فَلَبِثَ بِذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّه،ُ ثُمَّ أَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَرْتَنَا بِالصِّيَامِ فَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ بَارَكَ اللَّهُ لَنَا فِيهِ يَا رَسُولَ اللَّه،ِ فَمُرْنِي بِعَمَلٍ آخَرَ قَال:َ اعْلَمْ أَنَّكَ لَنْ تَسْجُدَ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَ اللَّهُ لَكَ بِهَا دَرَجَة،ً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
'Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- mengadakan peperangan, saya mendatangi beliau dan berkata; Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah untuk saya agar mati syahid.
Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- berdo’a; "Ya Allah! Berilah mereka keselamatan dan harta rampasan perang."
Berkata Abu  Umamah; Kami menang dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- mengadakan perang selanjutnya, saya mendatangi beliau lalu berkata; Wahai Rasulullah! Berdoalah pada Allah untuk saya agar saya mati syahid.
Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- berdo’a; "Ya Allah! Berilah mereka keselamatan dan harta rampasan perang."
Berkata Abu Umamah; Kami menang dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- mengadakan perang selanjutnya, lalu saya berkata; Wahai Rasulullah! Aku mendatangi baginda dua kali sebelumnya, aku meminta baginda berdoa untuk saya agar saya mati syahid lalu baginda berdoa; "Ya Allah! Berilah mereka keselamatan dan harta rampasan perang." Kami pun menang dan mendapatkan harta rampasan perang.
Berkata Abu Umamah kemudian saya mendatangi beliau dan berkata; Wahai Rasulullah! Perintahkanlah aku untuk melakukan suatu amalan. Rasulullah -shallallahu'alaihi wasallam- bersabda; "Berpuasalah karena tidak ada amalan lain sepertinya."
Semenjak itu Abu Umamah, istri dan pembantunya tidak pernah terlihat melainkan gemar puasa. Bila di siang hari ada asap di rumahnya, ada yang berkata; “Ada tamu yang datang kepada mereka”. Hal itu terus berlangsung sampai waktu yang dikehendaki Allah subhanahu wata'ala, kemudian aku (Abu Umamah) mendatangi Rasulullah -Shallallahu'alaihi Wasallam- dan berkata; Wahai Rasulullah! baginda memerintahkanku untuk berpuasa, saya harap Allah memberkahi kami. Wahai Rasulullah! Perintahkanlah kami untuk melakukan amalan lain.
Rasulullah –shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda; "Ketahuilah! Tidaklah engkau sujud karena Allah satu kali melainkan Allah akan mengangkat satu derajat karenanya dan menghapus satu kesalahan karenanya." [Musnad Ahmad: Shahih]

2.      Boleh beramal mengharap surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَا رَأَيْتُ مِثْلَ النَّارِ نَامَ هَارِبُهَا، وَلَا مِثْلَ الجَنَّةِ نَامَ طَالِبُهَا» [سنن الترمذي: حسن]
"Aku tidak pernah melihat seperti neraka, orang-orang yang takut darinya malah tertidur (tidak beramal untuk dijauhkan dari siksaannya). Dan aku tidak pernah melihat seperti surga, orang-orang yang menginginkannya malah tertidur (tidak beramal agar dapat memasukinya)". [Sunan Tirmidziy: Hasan]


3.      Hadits ini menunjukkan adanya balasan di akhirat atas segala perbuatan di dunia.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [النحل: 97]
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (kebahagian dunia dan akhirat) dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [An-Nahl:97]

4.      Hadits ini menunjukkab bahwa amal shaleh adalah penyebab masuk surga.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [الأعراف: 43]
Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan". [Al-A'raaf: 43]

Adapun hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ» قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: " لاَ، وَلاَ أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak ada seorang pun yang masuk surga karena amalannya." Para sahabat bertanya; "Begitu juga dengan engkau wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Tidak juga dengan diriku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya padaku, oleh karena itu beramallah kalian dengan sempurna dan berusahalah mendekati kesempurnaan (dalam beramal).” [Shahih Bukhari dan Muslim]

Maksudnya adalah bahwa amal shalih semata tidak akan mampu memasukkan seseorang ke dalam surga, keculi dengan jika dibarengi dengan rahmat dan karuniah dari Allah. Dan amal shalih adalah penyebab seseorang mendapatkan rahmat Allah subhanahu wata’aalaa.

Lihat pembahasan lengkapnya di sini: Hadits Al-Mugirah bin Syu’bah; Dzikir setelah shalat

5.      Keutamaan ayat Kursiy.

Diantaranya:

a)      Ayat yang paling agung.

Dari Ubaiy bin Ka'b radhiyallahu 'anhu; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bertanya kepadanya:
" يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ "
"Wahai Abu Al-Mundzir, apakah kamu tahu ayat apa dari Kitabullah yang kamu hafal yang paling agung?"
Ubaiy menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu!
Rasulullah bertanya lagi:
" يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ "
"Wahai Abu Al-Mundzir, apakah kamu tahu ayat apa dari kitabullah yang kamu hafal yang paling agung?"
Ubaiy menjawab:
{اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [البقرة: 255]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) ... [Al-Baqarah:255]
Maka Rasulullah menepuk dada Ubaiy dan berkata:
" وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ "
"Demi Allah, semoga Allah memudahkan ilmu untukmu wahai Abu Al-Mundzir". [Sahih Muslilim]

~ Dalam riwayat lain:
" لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ لَهَا لِسَانًا وَشَفَتَيْنِ تُقَدِّسُ الْمَلِكَ عِنْدَ سَاقِ الْعَرْشِ "
"Semoga ilmu dimudahkan untukmu wahai Abu Al-Mundzir, dan demi jiwaku di tangan-Nya sesungguhnya ayat itu memiliki lidah dan dua bibir senantiasa mensucikan Allah di kaki Al-'Arsy". [Musnad Ahmad: Sahih]

b)      Baca sebelum tidur terjaga dari setan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Setan dalam wujud manusia berkata kepadanya:
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ، لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
Jika kamu beranjak ke tempat tidurmu maka bacalah ayat Al-kursiy, karena kamu akan selalu mendapat penjagaan dari Allah, dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi.
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- berkata kepada Abu Hurairah:
" صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ "
"Ia jujur kepadamu dan ia adalah pembohong, dia itu adalah setan". [Sahih Bukhari]


6.      Tafsir ayat Al-Kursiy:

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ} [البقرة : 255]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Al-Baqarah: 255]

Ayat ini menjelaskan sifat Allah, tiada yang berhak disembah selain Dia, karena Dia-lah yang maha Hidup, tidak ada yang menyerupai kehidupanNya Yang Kekal dan tidak didahului dengn ketiadaan, tidak membutuhkan sesuatu apa pun dan segala sesuatu membutuhkan Dia. Allah maha kuat, tidak mengantuk apalagi tertidur, Ia memiliki segala sesuatu yang ada di alam semesta. Hanya Dia yang berkuasa, tidak ada yang bisa memberi syafaa’t, pertolongan kecuali atas izin dari-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu, mengetahui yang sudah lalu, yang sekarang, dan yang akan datang. Tidak ada yang bisa menjangkau ilmu-Nya kecuali yang Ia berikan kepada yang Ia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, Ia tidak merasakan beban atas penjagaan dan pengaturan segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaan-Nya. Karena Ia Maha Tinggi, tinggi derajatNya dan berada tinggi di atas segala makhlukNya. Dan Dia Maha Agung, Besar, jauh dari sifat kekurangan sedikit pun.

7.      Dalam ayat Kursiy ada nama Allah yang paling Agung.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu-; Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam bersabda:
اسْمُ اللَّهِ الْأَعْظَمُ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ فِي سُوَرٍ ثَلَاثٍ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَطه
"Nama Allah yang paling Agung yang apabila berdo`a dengan-Nya akan dikabulkan, yaitu di dalam tiga surat; Al-Baqarah, Ali 'Imran dan Thahaa." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Yaitu, Surat Al-Baqarah ayat 255: {اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} ,
Surah Ali ‘Imran ayat 2: {اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} ,
Surah Thaahaa ayat 111: {وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ}

8.      Ayat Kursiy mengandung makna tiga macam tauhid:

1)      Tauhid rubuubiyah, bahwa tidak ada yang menciptakan, memiliki, dan mengatur alam semesta selain Allah. Makna ini terkandung dalam nama Allah “Al-Qayyuum” tempat bergantung seluruh alam semesta, semua membutuhkan Allah, sedangkan Allah tidak membutuhkan sesuatu apa pun.
2)      Tauhid uluhiyah, bahwa tidak ada yang berhak disembah, ditempati memohon, minta perlindungan selain Allah. Kalimat tauhid (laailaaha illallah) mengandung makna ini.
3)      Tauhid asmaa’ washifaat, bahwa tidak ada yang memiliki nama dan sifat yang sempurna selain Allah, tidak ada sesuatupun yang menyerupai nama dan sifatNya yang Agung.


9.      Perbandingan luasnya Al-Kursiy dengan langit yang tujuh.

Abu Dzar Al-Gifariyradhiyallahu ‘anhu- berkata: Aku masuk mesjid Al-Haram dan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk sendiri, maka aku duduk di dekatnya dan bertanya: Wahai Rasulullah, ayat apa yang turun kepadamu yang lebih mulia?
Beliau menjawab:
" آيَةُ الكرسي، ما السموات السَّبعُ فِي الْكُرْسِيِّ إِلَّا كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْضِ فَلَاةٍ، وَفَضْلُ الْعَرْشِ عَلَى الْكُرْسِيِّ كَفَضْلِ تِلْكَ الْفَلَاةِ عَلَى تِلْكَ الْحَلْقَةِ "
“Ayat Al-Kursiy, tidaklah langit yang tujuh dibandingkan dengan Al-Kursiy kecuali seperti sebuah cincin yang diletakkan di tanah yang lapang, dan keagungan Al-‘Arsy dibandingkan dengan Al-Kursy seperti tanah yang lapang dengan cincin tersebut”. [Silsilah Ash-Shahihah]

10.  Jarak antara Al-Kursyi dengan langit yang ketujuh.

Abdullah bin Mas’udradhiyallahu ‘anhu- berkata:
«مَا بَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَالَّتِي تَلِيهَا مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ، وَمَا بَيْنَ كُلِّ سَمَاءٍ مَسِيرَةُ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ، وَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ وَالْكُرْسِيِّ مَسِيرَةَ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ، وَمَا بَيْنَ الْكُرْسِيِّ، وَالْمَاءِ مَسِيرَةَ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ، وَالْعَرْشُ عَلَى الْمَاءِ، وَاللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]
“Jarak antara langit dunia dengan langit di atasnya sejauh perjalanan 500 tahun, dan jarak antara setiap langit sejauh perjalanan 500 tahun, dan jarak antara langit ketujuh dengan Al-Kursiy sejauh perjalanan 500 tahun, dan jarak antara Al-Kursiy dengan air sejauh perjalanan 500 tahun, dan Al-Arsy berada di atas air, dan Allah ‘azza wajallah di atas Al-‘Arsy, Allah mengetahui apa yang terjadi pada kalian di bumi”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

11.  Al-Kursiy adalah tempat kedua kaki Allah subhanahu wata’aalaa.

Abdullah bin ‘Abbasradhiyallahu ‘anhuma- ketika menafsirkan ayat:
{وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ} [البقرة: 255]
Kursiy Allah meliputi langit dan bumi. [Al-Baqarah: 255]
Ia berkata:
«مَوْضِعُ الْقَدَمَيْنِ، وَلَا يُقْدَرُ قَدْرَ عَرْشِهِ» [المعجم الكبير للطبراني: صحيح]
“Al-Kursiy adalah tempat kedua kaki Allah subhanahu wata’aalaa, dan tidak bisa diketahui kada keagungan ‘Arsy-Nya”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Shahih]

Wallahu a’lam!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...