بسم
الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 2 ayat dan 3 hadits:
1) Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا} [النساء : 48]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An-Nisaa': 48]
{وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ
أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ} [ابراهيم
: 35]
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata:
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
[Ibrahim: 35]
A. Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَر،ُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ
الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّه؟ِ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ:
اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ
تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
"Sesungguhnya yang paling aku
khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil."
Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab: "Riya`, Allah 'azza wajalla berfirman kepada mereka pada
hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah
orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah
kalian menemukan balasan di sisi mereka?" [Musnad Ahmad: Shahih]
B. Abdullahbin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda beberapa kalimat dan
aku tambahkan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
"Barang siapa yang mati, sedangkan dia
menyeru selain Allah sebagai tandinganNya maka dia masuk neraka."
Sedangkan aku berkata;
مَنْ
مَاتَ وَهْوَ لَا يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
'Barang siapa yang mati dan dia tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia masuk surga.' [Shahih Bukhari]
C. Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata,
"Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
مَنْ
لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ
يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ
"Orang yang meninggal menemui Allah
dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga,
dan orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan mensyirikkan Allah
dengan sesuatu pasti masuk neraka." [Shahih Muslim]
Dari ayat dan hadits di atas, syekh –rahimahullah- menyebutkan 11
faidah:
1.
Senantiasa takut akan perbuatan syirik.
Diantara bahaya perbuatan syirik:
a)
Dosa syirik
tidak akan diampuni oleh Allah selama pelakunya tidak bertobat.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن
يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء : 116]
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya. [An-Nisaa': 116]
b)
Allah memurkai
dan mengutuk orang musyrik.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَيُعَذِّبَ
الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ
الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [الفتح: 6]
Dan supaya dia mengazab orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan
yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran
(kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta
menyediakan bagi mereka neraka jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah
sejahat-jahat tempat kembali. [Al-Fath:6]
c)
Syirik
menghalalkan darah dan harta.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ
أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي نَفْسَهُ وَمَالَهُ إِلَّا
بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّه [صحيح البخاري ومسلم]
“Aku diperintahkan untuk memerangi umat
manusia sampai mereka mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ (tiada ilah yang berhak disembah selain
Allah), maka barangsiapa yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ maka jiwa dan
hartanya terjaga dariku, kecuali ada kewajibannya dan perhitungannya kepada
Allah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
d)
Mencaci maki
Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah
berfirman:
" كَذَّبَنِي ابْنُ
آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ،
فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي، كَمَا بَدَأَنِي،
وَلَيْسَ أَوَّلُ الخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا
شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا وَأَنَا الأَحَدُ
الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفْئًا أَحَدٌ "
'Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal ia
tidaklah mempunyai alasan sedikit pun. Dan ia juga telah mencemoohku padahal ia
tidak mempunyai alasan melakukan hal itu. Ada pun kedustaanya padaku adalah
ungkapannya, 'Dia tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia telah menciptakanku
pertama kali.' Padahal penciptaan yang pertama tidak lebih mudah daripada hanya
sekedar mengembalikannya. Adapun pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya,
'Allah telah menjadikan anak untuk diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang
Maha Esa, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu
pun yang serupa Dengan-Ku.'" [Shahih Bukhari]
2.
Riya' termasuk syirik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
Allah tabaraka wata'ala berfirman
dalam hadits qudsi: "Aku paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang
mengerjakan suatu amalan dan menyekutukan aku dengan sesuatu maka aku
tinggalkan ia dengan sekutuannya”. [Sahih Muslim]
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ
اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى
يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142)
مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ
يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا} [النساء:
142، 143]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu
menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri
untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut (mengingat) Allah
kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian
(iman atau kafir), tidak masuk kepada golongan Ini (orang-orang beriman) dan
tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Dan siapa yang disesatkan
Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk)
baginya. [An-Nisaa':142-143]
3.
Riya adalah syirik kecil.
Ma'qil bin Yasar radhiyallahu
‘anhu berkata: Aku berangkat bersama Abu Bakr radhiyallahu 'anhu menemui
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
"
يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ "
“Wahai Abu Bakr, syirik pada kalian lebih
halus dari langkah semut”.
Abu Bakr berkata: Bukankah syirik itu hanya
bagi orang-orang yang menjadikan Tuhan selain Allah?
Rasulullah menjawab:
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا أَدُلُّكَ
عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟
“Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya,
syirik itu lebih halus dari langkah semut, maukah engkau kutunjuki sesuatu yang
jika engkau membacanya, syirik akan jauh darimu sedikit ataupun banyak?”
Rasulullah menjawab: Katakan:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا
لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah .. Aku berlindung kepada-Mu dari
menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku meminta ampun dengan apa
yang tidak aku ketahui”. [Al-Adab Al-Mufrad: Di-Sahih-kan oleh syekh Albaniy rahimahullah]
Diantara
bentuk syirik yang halus:
a.
Mengikuti hawa nafsu.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ
مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى
سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} [الجاثية:
23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan
ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci-mati pendengaran dan hatinya ...?
[Al-Jaatsiyah: 23]
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا} [الفرقان:
43]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya? [Al-Furqaan: 43-44]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi Sallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ
الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ،
وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ، تَعِسَ وَانْتَكَسَ، وَإِذَا شِيكَ فَلاَ انْتَقَشَ»
"Binasalah hamba dinar, dirham, kain
tebal dan sutra, jika diberi maka ia ridha, jika tidak diberi maka ia mencela.
Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas
darinya. [Shahih Bukhari]
b.
Bersumpah demi selain Allah.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ
أَشْرَكَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Barangsiapa yang bersumpah demi selain
Allah, berari ia telah musyrik". [Abu Daud: Shahih]
c.
Tunduk kepada hukum selain hukum Allah dengan suka rela.
'Adiyy bin Hatim radhiyallahu
'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
membaca pada surah "Bara-ah":
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah …".
[At-Taubah:31]
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا
يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا
اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن
الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya mereka (Yahudi dan
Nashrani) tidak betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi jika
mereka menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga menghalalkannya,
dan jika mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal mereka juga
menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
d.
Mengobati atau berobat dengan ruqya yang tidak syar'I,
memasang jimat, jampi, pelet, sihir dan yang sejenisnya.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الرُّقَى،
وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Sesungguhnya ruqya (yang tidak
syar'i), jimat, dan jampi adalah perbuatan syirik". [Sunan Abi Daud:
Sahih]
4.
Perbuatan syirik adalah dosa yang paling ditakuti oleh orang-orang
shalih.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَأَذَانٌ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ
اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ} [التوبة: 3]
Dan (inilah) suatu permakluman daripada
Allah dan rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya
Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. [At-Taubah:3]
{وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". [Luqman:13]
5.
Surga dan neraka sangat dekat dengan setiap orang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا
بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ
بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي
جَهَنَّمَ
"Sungguh seorang hamba akan
mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak
mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan
sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah,
suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah
melemparkannya ke dalam neraka." [Shahih Bukhari]
6.
Gambaran dekatnya surga dan neraka disebutkan dalam satu
hadits.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْجَنَّةُ
أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
"Surga lebih dekat kepada salah
seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu."
[Shahih Bukhari]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«بَادِرُوا
بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ
مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا،
يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا» [صحيح مسلم]
"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti
malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin,
lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan
mukmin, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan
dunia." [Shahih Muslim]
7.
Sungguh orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan menyekutukan
Allah dengan sesuatu pasti masuk neraka, sekalipun dia orang yang paling banyak
ibadahnya.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة: 72]
"Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun". [Al-Maidah:72]
{وَلَوْ
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ } [الأنعام: 88]
"Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
[Al-An'am:88]
{وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]
Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang
yang merugi”. [Az-Zumar:65]
8.
Permohonan yang sangat agung, yaitu ketika Nabi Ibrahim
memohon agar diri dan keturunannya dilindungi dari penyembahan berhala.
Jika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam senantiasa
memohon kepada Allah agar diri dan keluarganya dijauhkan dari perbuatan syirik,
maka kita sebagai manusia biasa lebih pantas untuk itu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
فِي إِبْرَاهِيمَ} [الممتحنة : 4]
Sesungguhnya telah ada suri tauladan
yang baik bagimu pada Ibrahim. [Al-Mumtahanah: 4]
Lihat hadits Ma’qil bin Yasar di atas.
9.
Nabi Ibrahim khawatir karena melihat kondisi kebanyakan
manusia.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{رَبِّ
إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ} [ابراهيم : 36]
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala
itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia. [Ibrahim: 36]
{قُلْ
سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ
كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ} [الروم: 42]
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)." [Ar-Ruum:42]
10. Terdapat penafsiran makna {لاَ إله إلا الله}
sebagaimana disebutkan oleh imam Bukhari.
Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan hadits Abdullah bin Mas’ud dalam “Ash-Shahih” kitab Tafsir
Al-Qur’an bab firman Allah:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ
يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ} [البقرة: 165]
Dan diantara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
[Al-Baqarah: 165]
Kemudian Imam Bukhari menafsirkan
kata “أَنْدَادًا” dalam ayat tersebut dan berkata:
«يَعْنِي
أَضْدَادًا، وَاحِدُهَا نِدٌّ»
“Maksudnya: Tandingan-tandingan, kata mufrad-nya
“Niddun” (tandingan)”.
Jadi, makana kalimat tauhid menurut imam
Bukhari adalah: Tidak meminta kepada selain Allah, tidak mencintainya dan
menjadikannya sebagai tandingan Allah, akan tetapi hanya menggantungkan segala
harapan dan cintanya kepada Allah semata.
11. Keutamaan orang yang selamat dari
kesyirikan.
Dari Anas bin Malik; Rasulullah bersabda: Allah berfirman:
" يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ
آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي
غَفَرْتُ لَكَ، وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي
بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا
لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً " [سنن
الترمذي: صحيح]
"Wahai anak cucu Adam sesungguhnya
jika engkau meminta dan mengharap kepada-Ku akan ku ampuni semua dosa yang
engkau lakukan tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya dosamu
mencapai awan di langit kemudian engkau meminta ampun pada-Ku maka aku akan
mengampunimu tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya engkau datang
kepada-Ku dengan dosa sebanyak bumi kemudian engkau menemuiku tanpa
menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku akan mendatangimu dengan
ampunan sebanyak itu pula. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Wallahu a’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...