Minggu, 25 Agustus 2019

Syarah Kitab Tauhid bab (4); Takut dari perbuatan syirik

بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini syekh Muhammad bin Abdil Wahhab –rahimahullah- menyebutkan 2 ayat dan 3 hadits:
1)      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا} [النساء : 48]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An-Nisaa': 48]
2)      Firman Allah subhanahu wata’aalaa:
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ} [ابراهيم : 35]
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. [Ibrahim: 35]
A.      Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَر،ُ قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّه؟ِ قَالَ: الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil."
Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Riya`, Allah 'azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan di sisi mereka?" [Musnad Ahmad: Shahih]
B.      Abdullahbin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda beberapa kalimat dan aku tambahkan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
"Barang siapa yang mati, sedangkan dia menyeru selain Allah sebagai tandinganNya maka dia masuk neraka."
Sedangkan aku berkata;
مَنْ مَاتَ وَهْوَ لَا يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
'Barang siapa yang mati dan dia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia masuk surga.' [Shahih Bukhari]
C.      Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhuma berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ
"Orang yang meninggal menemui Allah dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apapun pasti masuk surga, dan orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan mensyirikkan Allah dengan sesuatu pasti masuk neraka." [Shahih Muslim]
Dari ayat dan hadits di atas,  syekh –rahimahullah- menyebutkan 11 faidah:
1.      Senantiasa takut akan perbuatan syirik.
Diantara bahaya perbuatan syirik:
a)      Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah selama pelakunya tidak bertobat.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء : 116]
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [An-Nisaa': 116]
b)      Allah memurkai dan mengutuk orang musyrik.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا} [الفتح: 6]
Dan supaya dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali. [Al-Fath:6]
c)       Syirik menghalalkan darah dan harta.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَمَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي نَفْسَهُ وَمَالَهُ إِلَّا بِحَقِّهِ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّه [صحيح البخاري ومسلم]
“Aku diperintahkan untuk memerangi umat manusia sampai mereka mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ (tiada ilah yang berhak disembah selain Allah), maka barangsiapa yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ maka jiwa dan hartanya terjaga dariku, kecuali ada kewajibannya dan perhitungannya kepada Allah”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
d)      Mencaci maki Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah berfirman:
" كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: لَنْ يُعِيدَنِي، كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا وَأَنَا الأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لِي كُفْئًا أَحَدٌ "
'Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal ia tidaklah mempunyai alasan sedikit pun. Dan ia juga telah mencemoohku padahal ia tidak mempunyai alasan melakukan hal itu. Ada pun kedustaanya padaku adalah ungkapannya, 'Dia tidak akan mengembalikanku sebagaimana ia telah menciptakanku pertama kali.' Padahal penciptaan yang pertama tidak lebih mudah daripada hanya sekedar mengembalikannya. Adapun pelecehannya pada-Ku adalah ungkapannya, 'Allah telah menjadikan anak untuk diri-Nya.' Sementara Aku adalah Rabb Yang Maha Esa, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa Dengan-Ku.'" [Shahih Bukhari]
2.      Riya' termasuk syirik.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
" قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ " [صحيح مسلم]
Allah tabaraka wata'ala berfirman dalam hadits qudsi: "Aku paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan dan menyekutukan aku dengan sesuatu maka aku tinggalkan ia dengan sekutuannya”. [Sahih Muslim]
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142) مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَلَا إِلَى هَؤُلَاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلًا} [النساء: 142، 143]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut (mengingat) Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak masuk kepada golongan Ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Dan siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. [An-Nisaa':142-143]
3.      Riya adalah syirik kecil.
Ma'qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku berangkat bersama Abu Bakr radhiyallahu 'anhu menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda:
" يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ "
“Wahai Abu Bakr, syirik pada kalian lebih halus dari langkah semut”.
Abu Bakr berkata: Bukankah syirik itu hanya bagi orang-orang yang menjadikan Tuhan selain Allah?
Rasulullah menjawab:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟
“Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, syirik itu lebih halus dari langkah semut, maukah engkau kutunjuki sesuatu yang jika engkau membacanya, syirik akan jauh darimu sedikit ataupun banyak?”
Rasulullah menjawab: Katakan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah .. Aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku meminta ampun dengan apa yang tidak aku ketahui”. [Al-Adab Al-Mufrad: Di-Sahih-kan oleh syekh Albaniy rahimahullah]
Diantara bentuk syirik yang halus:
a.       Mengikuti hawa nafsu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ} [الجاثية: 23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci-mati pendengaran dan hatinya ...? [Al-Jaatsiyah: 23]
{أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا} [الفرقان: 43]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? [Al-Furqaan: 43-44]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi Sallallhu 'Alaihi Wasallam bersabda:
«تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ، وَعَبْدُ الخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ، تَعِسَ وَانْتَكَسَ، وَإِذَا شِيكَ فَلاَ انْتَقَشَ»
"Binasalah hamba dinar, dirham, kain tebal dan sutra, jika diberi maka ia ridha, jika tidak diberi maka ia mencela. Binasalah dan merugilah ia, jika tertusuk duri maka ia tidak akan terlepas darinya. [Shahih Bukhari]
b.      Bersumpah demi selain Allah.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Barangsiapa yang bersumpah demi selain Allah, berari ia telah musyrik". [Abu Daud: Shahih]
c.       Tunduk kepada hukum selain hukum Allah dengan suka rela.
'Adiyy bin Hatim radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca pada surah "Bara-ah":
{اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah …". [At-Taubah:31]
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» [سنن الترمذي: حسن]
"Sesungguhnya mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak betul-betul menyembah mereka (alim dan rahib), akan tetapi jika mereka menghalalkan bagi mereka suatu yang haram mereka juga menghalalkannya, dan jika mereka mengharamkan bagi mereka suatu yang halal mereka juga menghalalkannya". [Sunan At-Tirmidziy: Hasan]
d.      Mengobati atau berobat dengan ruqya yang tidak syar'I, memasang jimat, jampi, pelet, sihir dan yang sejenisnya.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الرُّقَى، وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Sesungguhnya ruqya (yang tidak syar'i), jimat, dan jampi adalah perbuatan syirik". [Sunan Abi Daud: Sahih]
4.      Perbuatan syirik adalah dosa yang paling ditakuti oleh orang-orang shalih.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ} [التوبة: 3]
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. [At-Taubah:3]
{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13]
Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". [Luqman:13]
5.      Surga dan neraka sangat dekat dengan setiap orang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka." [Shahih Bukhari]
6.      Gambaran dekatnya surga dan neraka disebutkan dalam satu hadits.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
"Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, neraka juga seperti itu." [Shahih Bukhari]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا» [صحيح مسلم]
"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia." [Shahih Muslim]
7.      Sungguh orang yang meninggal (menemui Allah) dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu pasti masuk neraka, sekalipun dia orang yang paling banyak ibadahnya.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة: 72]
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". [Al-Maidah:72]
{وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ } [الأنعام: 88]
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am:88]
{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”. [Az-Zumar:65]
8.      Permohonan yang sangat agung, yaitu ketika Nabi Ibrahim memohon agar diri dan keturunannya dilindungi dari penyembahan berhala.
Jika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam senantiasa memohon kepada Allah agar diri dan keluarganya dijauhkan dari perbuatan syirik, maka kita sebagai manusia biasa lebih pantas untuk itu.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ} [الممتحنة : 4]
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim. [Al-Mumtahanah: 4]
Lihat hadits Ma’qil bin Yasar di atas.
9.      Nabi Ibrahim khawatir karena melihat kondisi kebanyakan manusia.
Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:
{رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ} [ابراهيم : 36]
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia. [Ibrahim: 36]
{قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ} [الروم: 42]
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." [Ar-Ruum:42]
10.  Terdapat penafsiran makna {لاَ إله إلا الله} sebagaimana disebutkan oleh imam Bukhari.
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan hadits Abdullah bin Mas’ud dalam “Ash-Shahih” kitab Tafsir Al-Qur’an bab firman Allah:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ} [البقرة: 165]
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. [Al-Baqarah: 165]
Kemudian Imam Bukhari menafsirkan kata “أَنْدَادًا” dalam ayat tersebut dan berkata:
«يَعْنِي أَضْدَادًا، وَاحِدُهَا نِدٌّ»
“Maksudnya: Tandingan-tandingan, kata mufrad-nya “Niddun” (tandingan)”.
Jadi, makana kalimat tauhid menurut imam Bukhari adalah: Tidak meminta kepada selain Allah, tidak mencintainya dan menjadikannya sebagai tandingan Allah, akan tetapi hanya menggantungkan segala harapan dan cintanya kepada Allah semata.
11.  Keutamaan orang yang selamat dari kesyirikan.
Dari Anas bin Malik; Rasulullah bersabda: Allah berfirman:
" يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً " [سنن الترمذي: صحيح]
"Wahai anak cucu Adam sesungguhnya jika engkau meminta dan mengharap kepada-Ku akan ku ampuni semua dosa yang engkau lakukan tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya dosamu mencapai awan di langit kemudian engkau meminta ampun pada-Ku maka aku akan mengampunimu tampa Kupikirkan. Wahai anak cucu Adam seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sebanyak bumi kemudian engkau menemuiku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sebanyak itu pula. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...