Senin, 15 Februari 2021

Syarah Arba’in hadits (29) Mu’adz; Amalan mendekatkan surga dan menjauhkan neraka

 بسم الله الرحمن الرحيم

Mu'adz bin Jabal berkata; Saya pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, suatu pagi aku berada dekat dari beliau, dan kami sedang bepergian, maka saya berkata; 'Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan memasukkanku kedalam surga dan menjauhkanku dari neraka.'

Beliau menjawab: "Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar, padahal sungguh ia merupakan perkara ringan bagi orang yang telah Allah jadikan ringan baginya, yaitu: Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, berhaji ke Baitullah."

Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seorang laki-laki pada pertengahan malam."

Kemudian beliau membaca; {Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan} (As-Sajdah: 16-17).

Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pokok perkara agama, tiang dan puncaknya?"

Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah."

Beliau bersabda: "Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.'

Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang menguatkan itu semua?"

Aku menjawab; 'Ya, wahai Nabi Allah.'

Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda: "'Tahanlah (lidah) mu ini."

Aku bertanya; 'Wahai Nabi Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan? '

Beliau menjawab; "(Celakalah kamu) ibumu kehilanganmu wahai Mu'adz, Tidaklah manusia itu disunggkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?"

Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata; 'Ini hadits hasan shahih.'

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu.

Lihat di sini: Keistimewaan Mu’adz bin Jabal

2.      Anjuran beramal untuk mendapatkan surga dan dijauhkan dari neraka.

Abu Dzar radiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah .. beritahukan aku amalan yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«إِذَا عَمِلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ حَسَنَةً فَإِنَّهَا عَشْرُ أَمْثَالِهَا»

“Jika kau melakukan keburukan, maka tutupilah dengan melakukan kebaikan, karena kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat”.

Abu Dzar bertanya lagi: Ya Rasulullah .. apakah لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ termasuk kebaikan?

Rasulullah menjawab:

«هِيَ أَحْسَنُ الْحَسَنَاتِ كُفُؤًا» [حلية الأولياء: حسن]

“Bahkan ia adalah kebaikan yang paling baik”. [Hilyatul auliya: Hasan]

Lihat: Syarah Arba'in hadits (22) Jabir; Jalan menuju surga

3.      Meminta surga dan dijauhkan dari neraka adalah permintaan yang besar.

Dari sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam katanya;

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ: «كَيْفَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ»، قَالَ: أَتَشَهَّدُ وَأَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ أَمَا إِنِّي لَا أُحْسِنُ دَنْدَنَتَكَ وَلَا دَنْدَنَةَ مُعَاذٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَوْلَهَا نُدَنْدِنُ» [سنن أبي داود: صحيح]

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada seorang laki-laki: "Bagaimana kamu berdo'a dalam shalat?" laki-laki tersebut menjawab; "Aku membaca tasyahud dan mengucapkan; (Ya Allah, aku memohon kepada Engkau surga dan berlindung kepada Engkau dari api neraka). (Ma'af) aku tidak pandai bergumam seperti gumam Engakau dan gumam Mu'adz (ketika berdo'a)." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seputar itu jugalah kami bergumam (ketika berdo'a meminta surga dan dijauhkan dari neraka)." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ»

"Barangsiapa yang takut maka dia berjalan, dan barangsiapa yang berjalan niscaya dia akan sampai ke tempat tinggal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an

4.      Tidak ada yang mudah kecuali apa yang dimudahkan oleh Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (7) وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى} [الليل: 5 - 10]

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. [Al-Lail: 5 - 10]

Ø  Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:

«اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا، وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ سَهْلًا إِذَا شِئْتَ». [صحيح ابن حبان]

“Ya Allah, tidak ada yang mudah kecuali apa yang Engkau jadikan mudah, dan Engkau megubah kesedihan menjadi mudah jika Engkau mau”. [Shahih Ibnu Hibban]

5.      Keutamaan menyembah Allah tanpa syirik.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ لَقِىَ اللَّهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارِ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang bertemu dengan Allah tampa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan musyrik, ia akan masuk neraka”. [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan tauhid

6.      Keutamaan shalat fardhu.

Dari Handzalah Al-Kaatib radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ: رُكُوعِهِنَّ، وَسُجُودِهِنَّ، وَوُضُوئِهِنَّ، وَمَوَاقِيتِهِنَّ، وَعَلِمَ أَنَّهُنَّ حَقٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ " أَوْ قَالَ: «وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ» [مسند أحمد: صحيح بشواهده]

“Barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu: Menyempurnakan ruku’nya, sujudnya, wudhu’nya, tepat waktunya, dan mengetahui bahwa itu adalah kewajiban dari Allah; maka ia akan masuk surga”, atau: “wajib untuknya surga”. [Musnad Ahmad: Sahih]

Lihat: Keutamaan shalat

7.      Keutamaan zakat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ ... } [آل عمران: 133، 134]

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, … . [Ali ‘Imran: 133-134]

Ø  Abu Ayyub Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang laki-laki bertanya: Ya Rasulullah, beri tahukanlah kepadaku amalan yang akan memasukkanku ke surga!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

«تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Sembahlah Allah dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, dirikan salat, tunaikan zakat, dan sambung hubungan silaturahim". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan zakat

8.      Keutamaan puasa Ramadhan.

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟

“Bagaimana pendapatmu, jika saya melaksanakan semua shalat wajib, aku berpuasa Ramadhan, aku menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambah sesuatupun selain itu, apakah aku bisa masuk surga?”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Iya”.

Orang itu berkata: “Demi Allah, aku tidak akan menambah sesuatupun selain itu”. [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan puasa Ramadhan

9.      Keutamaan haji.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasullullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الجَنَّةُ» [صحيح البخاري ومسلم]

Ibadah umarah dengan ibadah umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang terjadi di antara kedua umrah itu, dan haji yang mabrur (diterimah Allah) tidak ada balasan baginya kecuali surga. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan haji dan umrah

10.  Keutamaan puasa sunnah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ " [صحيح البخاري ومسلم]

“Puasa itu adalah pelindung, dan jika seseorang dari kalian sedang puasa maka janganlah berkata kotor dan berteriak. Jika seseorang menghinanya atau menyerangnya maka hendakalah ia mengatakan: “Sesungguhnya saya sedang puasa”.” [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan puasa

11.  Keutamaan sedekah.

Dari Ka’b bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Sedekah menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]

“Perbuatan baik mencegah kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

12.  Keutamaan shalat malam.

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ» [سنن الترمذي: حسن]

“Hendaklah kalian mendirikan shalat malam, karena itu adalah amalan rutin orang-orang saleh sebelum kalian, amalan untuk mendekatkan diri kepada Rabb kalian, penghapus keburukan, dan mencegah dari perbuatan dosa”. [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Lihat: Keutamaan shalat malam

13.  Keutamaan Islam.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ} [آل عمران: 19]

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. [Ali 'Imran:19]

{وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [آل عمران: 85]

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [Ali 'Imran:85]

Lihat: Keutamaan umat Islam

14.  Shalat tiangnya agama.

Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ»

"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka dia sungguh telah kafir'." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

15.  Keutamaan jihad.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ، وَأَقَامَ الصَّلاَةَ، وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ، جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا»

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, dan berpuasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam surga, sama halnya ia berjihad di jalan Allah atau hanya duduk di kampung tempat ia dilahirkan"

Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, tidak bolehkah kami menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?

Rasulullah bersabda:

«إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ، فَاسْأَلُوهُ الفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ وَأَعْلَى الجَنَّةِ - أُرَاهُ - فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ» [صحيح البخاري]

"Sesungguhnya dalam surga itu ada seratus derajat, Allah persiapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah, jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, karena sesungguhnya ia adalah surga yang terbaik dan surga yang paling tinggi, di atasnya terlihat 'arsy Ar-Rahman, dan darinya terpancar sungai-sungai surga". [Sahih Bukhari]

Ø  Dari Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya:

«يَا أَبَا سَعِيدٍ، مَنْ رَضِيَ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ»، فَعَجِبَ لَهَا أَبُو سَعِيدٍ، فَقَالَ: أَعِدْهَا عَلَيَّ يَا رَسُولَ اللهِ، فَفَعَلَ، ثُمَّ قَالَ: «وَأُخْرَى يُرْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مِائَةَ دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ، مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ»، قَالَ: وَمَا هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» [صحيح مسلم]

"Wahai Abu Sa'id, barangsiapa ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Nabinya, maka ia pasti masuk surga."

Abu Sa'id takjub serya berkata, "Wahai Rasulullah, sudikah anda mengulanginya lagi untukku?"

Beliau pun mengulanginya, kemudian beliau melanjutkan: "Dan ada satu amalan yang dengannya seorang hamba akan diangkat derajatnya di surga sebanyak seratus derajat, antara derajat satu dengan derajat yang lain seperti jarak antara langit dan bumi."

Abu Sa'id berkata, "Amalan apakah itu wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah, Jihad di jalan Allah." [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (8) Ibnu Umar; Perintah memerangi manusia

16.  Bahaya lisan dan keutamaan menjaga ucapan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق: 18]

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qaaf:18]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ، أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat, ia tidak memikirkan kandungannya, akan menyebabkan ia terjerumus ke dalam neraka, lebih jauh dari jarak antara timur dan barat”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا " [سنن الترمذي: حسنه الألباني]

“Jika anak cucu Adam memasuki waktu pagi, maka semua anggota tubuhnya tunduk kepada lidah dan berkata: Bertakwalah engkau (wahai lidah) kepada Allah terhadap kami, karena sesungguhnya kami tergantung engkau, maka jika engkau baik maka kami juga baik, dan jika engkau buruk maka kami juga buruk”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Lihat: Adab berkomunikasi

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (28) Al-'Irbadh; Kewajiban taat kepada pemimpin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...