بسم الله الرحمن الرحيم
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ رَفْعِ العِلْمِ وَظُهُورِ الجَهْلِ
“Bab: Diangkatnya ilmu dan nampaknya
kebodohan”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
bahwa diantara tanda hari kiamat adalah ketika ilmu sudah berkurang dan yang
banyak adalah kebodohan.
Imam Bukhari menyebutkan satu atsar dari
Rabi’ah –rahimahullah- dan satu hadits dari Anas bin Malik –radhiyallahu
‘anhu- melalui dua jalur.
A. Atsar
Rabi’ah bin Abi ‘Abdirrahman rahimahullah.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
وقَالَ رَبِيعَةُ: «لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ
العِلْمِ أَنْ يُضَيِّعَ نَفْسَهُ»
Dan Rabi’ah berkata: “Tidak pantas bagi
seseorang yang memiliki sedikit ilmu untuk mengabaikan dirinya”.
Takhrij atsar ini:
Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari –rahimahullah- dalam kitab “At-Tarikh Al-Kabiir” (3/286), dengan sanadnya:
قَالَ عَبد الْعَزِيزِ بْنُ عَبد اللهِ
[الْأُوَيْسِيُّ]: حدَّثنا مَالِكٌ؛ كَانَ رَبِيعة [بن أبي عبد الرحمن] يَقُولُ
لابْنِ شِهاب: إِنَّ حَالَتِي لَيْسَ تُشْبِهُ حَالَكَ، أَنَا أَقُولُ بِرَأْيٍ،
مَنْ شَاءَ أَخَذَهُ، وَأَنْتَ تحدِّث عَنِ النَّبيِّ صَلى اللَّهُ عَلَيه وسَلم
فتحفظ، لا ينبغي لأحد يعلم أن عنده شيئًا من العلم يضيع نفسه.
‘Abdul
‘Aziz bin ‘Abdillah [Al-Uwaisiy] berkata: Malik menceritakan kepada kami
bahwasanya Rabi’ah [bin Abi ‘Abdirrahman] berkata kepada Ibnu Syihab:
Sesungguhnya kondisiku tidak sama seperti kondisimu, aku berkata dengan
pendapatku, siapa yang mau ia bisa mengambilnya, sedangkan engkau menyampaikan
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga dihafalkan, maka tidak
pantas bagi seseorang yang mengetahui bahwasanya ia memiliki sedikit ilmu untuk
menelantarkan dirinya”.
Ø Diriwayatkan juga oleh Al-Khathib
dalam kitab “Al-Jami’ li akhlaqirrawi” (1/326), dan Al-Baihaqiy
dalam kitab “Al-Madkhal ilaa As-Sunan” hal.391.
Al-Baihaqiy
–rahimahullah- berkata:
وَهَذَا الْقَوْلُ مِنْ رَبِيعَةَ
رَحِمَهُ اللَّهُ يَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ مُرَادُهُ مِنْ ذَلِكَ تَوْقِيرَ
الْعِلْمَ كَمَا فَعَلَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ مُرَادُهُ
نَشْرَهُ فِي أَهْلِهِ وَتَرَكَ الِاشْتِغَالِ بِمَا يَمْنَعُهُ عَنْهُ كَيْلَا
يَمُوتَ فَيَذْهَبُ عِلْمُهُ وَلَمْ يَنْتَفِعُ بِهِ غَيْرُهُ وَكِلَاهُمَا حَسَنٌ
وَبِاللَّهِ التَّوْفِيقُ
“Ucapan
Rabi’ah –rahimahullah- ini kemungkinan maknanya adalah (1) penghormatan
terhadap ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh Malik bin Anas, dan mungkin juga
bermakna (2) menyebarkannya kepada yang berhak dan meninggalkan kesibukan yang
mencegahnya dari hal itu agar ia tidak wafat dan ilmunya ikut hilang sehingga
selainnya tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu. Dan kedua makna ini baik, wabillahittaufiq!”
Penjelasan singkat
atsar ini:
1)
Biografi
Rabi’ah bin Abi Abdirrahman Farrukh, Abu ‘Utsman Al-Qurasyiy rahimahullah.
Ia
dikenal dengan Rabi’ah Ar-Ra’yi (logika), ia seorang tabi’iy muda yang tsiqah,
ahli fiqhi Madinah, tapi ulama menghindari beberapa pendapatnya yang hanya
berdasarkan logika. Wafat tahun 136 hijriyah atau setelahnya.
2)
Menghormati
ilmu yang dimilki dengan ikhlash mempelajarinya kemudian mengamalkannya.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ
يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ» يَعْنِي رِيحَهَا [سنن أبى
داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa yang menuntu ilmu yang seharusnya diniatkan demi Allah namun
ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka ia
tidak akan mencium bau surga di hari kiamat". [Sunan Abi Daud: Sahih]
Ø Dari Ka'b bin Malik
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ العُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ
بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ
اللَّهُ النَّارَ» [سنن الترمذي: حسنه الألباني]
"Barangsiapa yang menuntut ilmu dengan
niat untuk bersaing (berdebat) dengan para ulama atau membanggakannya (pamer)
di hadapan orang-orang bodoh, atau untuk memalingkan wajah orang-orang
kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka". [Sunan Ibnu Majah:
Hasan]
3)
Memanfaatkan
kesempatan untuk menimba ilmu dan mengajarkannya.
Ibnu Abbas radliallahu
'anhuma ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
wafat, aku mengatakan kepada seorang kabilah Anshar:
يَا فُلَانُ هَلُمَّ فَلْنَسْأَلْ أَصْحَابَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمُ الْيَوْمَ كَثِيرٌ
'Wahai fulan, kemarilah, mari kita bertanya
kepada para sahabat Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam, jumlah mereka sekarang
banyak.'
Ia berkomentar:
واعجبًا لَكَ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، أَتَرَى النَّاسَ
يَحْتَاجُونَ إِلَيْكَ، وَفِي النَّاسِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ تَرَى؟
'Aneh sekali kamu ini hai Ibnu Abbas radliallahu
'anhu, Apakah kamu melihat orang-orang membutuhkan kamu, sementara dalam
orang-orang ada para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang
kamu lihat?'
Maka orang itu mengabaikan ajakanku, dan aku
menuju apa yang aku cari. Jika aku peroleh informasi suatu hadits pada
seseorang, segera aku temui, dan ia sementara tidur siang. Maka aku
(menunggunya) menjadikan selendangku untuk bantal di depan pintu rumahnya,
namun angin berhembus sampai debu mengenai wajahku, kemudian ia keluar dan
melihatku', ia berkata:
يَا ابْنَ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ مَا جَاءَ بِكَ؟
أَلَا أَرْسَلْتَ إِلَيَّ فَآتِيَكَ؟
'Wahai anak paman Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, apa yang membuatmu datang (ke sini)? Mengapa
tidak kamu utus seseorang dan aku saja yang menemuimu? '
Aku menjawab:
لَا، أَنَا أَحَقُّ أَنْ آتِيَكَ
“Tidak, aku lebih layak untuk menemuimu!”, lalu
aku menanyakannya suatu hadits.
Ibnu Abbas berkata: 'Orang yang aku ajak masih
hidup hingga ia melihatku dikunjungi orang banyak (untuk menggali ilmu) ',
kemudian orang tersebut berkata: 'Pemuda ini memang lebih cerdas dibandingkan
aku'". [Sunan Ad-Darimiy: Sahih]
4)
Tidak
merendahkan dirinya dengan meninggalkan ilmu dan berpaling kepada dunia.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ
نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ
الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا
وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ
الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ
مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ
لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176) سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ} [الأعراف:
175 - 177]
Dan bacakanlah
(Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami
kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti
oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
(ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya
(yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya
dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya
(juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Sangat buruk
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami; mereka menzalimi diri
sendiri. [Al-A'raf: 175-177]
Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu
B. Hadits
Anas radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
80 - حَدَّثَنَا عِمْرَانُ بْنُ مَيْسَرَةَ،
قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الوَارِثِ [بن سعيد]، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ
وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا "
80 - Telah menceritakan kepada kami 'Imran
bin Maisarah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits [bin
Sa’id], dari Abu At Tayyah, dari Anas bin Malik, ia berkata: Telah
bersabda Rasul ﷺ: "Sesungguhnya
diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan
dan diminumnya khamer serta praktik perzinaan secara terang-terangan".
81 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ:
حَدَّثَنَا يَحْيَى [بن سعيد القطان]، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: لَأُحَدِّثَنَّكُمْ حَدِيثًا لاَ يُحَدِّثُكُمْ أَحَدٌ
بَعْدِي، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يَقِلَّ العِلْمُ، وَيَظْهَرَ الجَهْلُ،
وَيَظْهَرَ الزِّنَا، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى
يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً القَيِّمُ الوَاحِدُ "
81 - Telah menceritakan kepada kami
Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya [bin Sa’id
Al-Qathan], dari Syu'bah, dari Qotadah, dari Anas bin Malik, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah
sedikitnya ilmu dan merebaknya kebodohan, perzinaan secara terang-terangan,
jumlah perempuan yang lebih banyak dan sedikitnya laki-laki, sampai-sampai
(perbandingannya) lima puluh perempuan sama dengan hanya satu orang laki-laki.
Penjelasan singkat
hadits ini:
1.
Biografi
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Tidak
ada yang tau kapan datangnya hari kiamat.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ
اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا} [الأحزاب:
63]
Manusia
bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah
kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. [Al-Ahzaab: 63]
{يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ
مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا
إِلَّا هُوَ} [الأعراف: 187]
Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia". [Al-A'raaf: 187]
3.
Tanda
akan datangnya hari kiamat yang disebutkan dalam hadits ini:
a) Ilmu
diangkat.
Dari Abdullah
bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لاَ
يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ
العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ
النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا
وَأَضَلُّوا» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Sesungguhnya
Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabut dari seorang hamba, akan tetapi
Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sampai waktunya tidak ada
lagi ulama, orang-orang akan mengambil pemimpin yang bodoh. Lalu mereka
ditanyai dan mereka memberi fatwa tampa dasar ilmu, maka mereka menjadi sesat
dan menyesatkan". [Sahih Bukhari dan Muslim]
b) Kebodohan
meraja lela.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا
الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ،
وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ»
"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh kedustaan, pendusta
dipercaya, dan orang jujur didustakan, penghianat diberi amanah, dan orang
amanah dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah turut berbicara"
Ditanyakan:
Apa itu ar-rawaibidhah?
Beliau
menjawab:
«الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
"Orang bodoh (hina) berkomentar dalam urusan umum (yang bukan
keahlihannya)". [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
Dalam
riwayat lain:
«السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ» [مسند
أحمد: حسن]
"Orang bodoh yang berbicara tentang urusan umum". [Musnad Ahmad:
Hasan]
Ø Dari Abu Umayyah
Al-Jumahiy radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
" إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ ثَلَاثًا: إِحْدَاهُنَّ أَنْ
يُلْتَمَسَ الْعِلْمُ عِنْدَ الْأَصَاغِرِ " [الزهد والرقائق لابن
المبارك]
"Diantara tanda datangnya hari kiamat ada tiga: Salah satunya adalah
ketika ilmu agama diambil dari orang-orang yang masih muda (ilmunya
sedikit)". [Az-Zuhd karya Ibnu Al-Mubarak]
c) Tersebarnya
miras.
Dari 'Imran bin Hushain radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«فِي هَذِهِ الأُمَّةِ
خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، وَمَتَى ذَاكَ؟ قَالَ: «إِذَا ظَهَرَتِ القَيْنَاتُ وَالمَعَازِفُ
وَشُرِبَتِ الخُمُورُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Akan terjadi pada umat ini bencana
longsor, digantinya rupanya dan angin ribut yang menghempaskan manusia,"
Bertanyalah seseorang dari kaum muslimin:
Wahai Rasulullah, kapan itu terjadi?
Beliau menjawab, "Apabila bermunculan
para wanita penyanyi, dan alat alat music, dan orang meminum minuman
khamar." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Abu Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ
مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ، يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا، يُعْزَفُ عَلَى
رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ، وَالْمُغَنِّيَاتِ، يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمُ
الْأَرْضَ، وَيَجْعَلُ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Sungguh, sebagian dari umatku akan
meminum khamer yang mereka namai dengan selain namanya, akan bernyanyi dengan
para biduan disertai dengan alat musik. Allah akan menjatuhkan bumi di atas
mereka dan akan menjadikan sebagian mereka kera dan babi." [Sunan Ibnu
Majah: Shahih]
d) Nampaknya
perzinahan.
Dari Abu
Malik Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي
أَقْوَامٌ، يَسْتَحِلُّونَ الحِرَ، وَالحَرِيرَ، وَالخَمْرَ،
وَالمَعَازِفَ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ، يَرُوحُ
عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ، يَأْتِيهِمْ - يَعْنِي الفَقِيرَ - لِحَاجَةٍ
فَيَقُولُونَ: ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا، فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ، وَيَضَعُ
العَلَمَ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
" [صحيح البخاري]
"Akan ada pada umatku suatu
kaum yang menghalalkan perzinaan, sutra, khamar, dan alat musik. Dan
suatu kaum menempati tepi gunung, mereka mengembalakan kambing kemudian
didatangi orang miskin meminta untuk suatu keperluan maka mereka mengatakan:
Datanglah kepada kami besok! Kemudian Allah membinasakan mereka malam harinya
dan menimpakan gunung di atas mereka, dan mengutuk yang lainnya menjadi kera
dan babi sampai hari kiamat". [Sahih Bukhari]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ، لَا تَفْنَى هَذِهِ الْأُمَّةُ حَتَّى يَقُومَ الرَّجُلُ إِلَى
الْمَرْأَةِ فَيَفْتَرِشَهَا فِي الطَّرِيقِ، فَيَكُونَ خِيَارُهُمْ يَوْمَئِذٍ
مَنْ يَقُولُ: لَوْ وَارَيْتَهَا وَرَاءَ هَذَا الْحَائِطِ!» [مسند أبي يعلى الموصلي: إسناده قوي]
“Demi Dzat yang jiwaku ditanyaNya, tidak
musnah umat ini sampai seorang laki-laki mendatangi perempuan kemudian
menggaulinya di jalanan, maka yang terbaik dari mereka pada hari itu adalah
orang yang mengatakan: Andai engkau menggaulinya di balik tembok ini!”. [Musnad
Abi Ya’laa: Sanadnya shahih]
Ø Dari An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabiy radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallalallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang tanda
datangnya hari kiamat:
وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ،
يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ [صحيح مسلم]
“dan orang-orang yang tersisa adalah
manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan
seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi." [Shahih
Muslim]
e) Banyaknya
perempuan.
Pada
akhir zaman jumlah wanita lebih banyak dari lelaki, disebabkan karena:
1)
Anak wanita yang lahir lebih banyak dari laki-laki.
2)
Banyak laki-laki yang mati dalam peperangan, sehingga jumlah wanita yang hidup
lebih banyak.
Sedangkan
1 banding 50, maksudnya:
a) 1 laki-laki
menikahi 50 wanita karena kebodohan.
b) 1 laki-laki
memiliki 50 budak wanita karena peperangan yang banyak terjadi.
c) 1 laki-laki
dikejar-kejar 50 wanita untuk dikawini.
d) 1 laki-laki
mengayomi 50 wanita dari keluarga dan kerabatnya.
e)
Jumlah 50 hanya menunjukkan jumlah mereka yang banyak.
4.
Diantara
tanda lain akan datangnya hari kiamat:
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا ضُيِّعَتِ
الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ»
"Ketika amanat itu
dilalaikan maka tunggulah datangnya hari kiamat"
A'rabi bertanya lagi:
Bagaimana amanat itu dilalaikan?
Beliau menjawab:
«إِذَا وُسِّدَ
الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ» [صحيح البخاري]
"Jika
urusan disandarkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah datangnya hari kiamat".
[Shahih Bukhari]
Lihat: Kitab Ilmu bab 2; Siapa yang ditanya suatu ilmu sedangkan ia sedang sibuk dalam pembicaraannya
5.
Mempersiapkan
diri sebelum datangnya hari kiamat.
Anas bin Malik radhiyallahu'anhu
berkata;
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَال: َ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: وَمَا
أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ؟ قَالَ: حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ! قَال: َ فَإِنَّكَ
مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ. قَالَ أَنَسٌ: فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا
أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّكَ مَعَ
مَنْ أَحْبَبْتَ، قَالَ أَنَسٌ: فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا
بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ
بِأَعْمَالِهِمْ
"Pada suatu
hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
seraya bertanya; 'Ya RasululIah, kapankah kiamat itu akan datang? '
Mendengar pertanyaan laki-laki itu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam balik bertanya: 'Apa yang telah kamu
siapkan untuk menghadapi kiamat? '
Laki-laki itu menjawab; 'Kecintaan kepada
Allah dan Rasul-Nya.'
Kemudian Rasulullah -shallallahu 'alaihi
wasallam- bersabda: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.'
Anas berkata; 'Tidak ada yang lebih
menyenangkan hati kami setelah masuk Islam selain sabda Rasulullah -shallallahu
'alaihi wasallam- yang berbunyi: 'Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang
kamu cintai.'
Anas berkata; 'Karena saya mencintai Allah,
Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar, maka saya berharap kelak akan bersama mereka
meskipun saya tidak dapat beramal seperti mereka.' [Shahih Muslim]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ilmu bab 20; Keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...