بسم الله الرحمن الرحيم
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
بَابُ فَضْلِ
العِلْمِ
"Bab; Kelebihan ilmu"
Pada bab pertama, imam Bukhari telah menyebutkan satu
bab dengan judul yang sama tapi maknanya berbeda. Bab pertama bermakna
keutamaan ilmu, sedangkan pada bab ini bermakna kelebihan atau tambahan ilmu (fardhu
kifayah) yang melebihi batas kewajiban untuk dirinya (fardhu ‘ain) sehingga
bisa ia bagikan kepada orang lain.
Dalam
bab ini Imam Bukhari menyebutkan satu hadits tentang kelebihan ilmu yang
dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan diberikan
kepada Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu.
Imam
Bukhari -rahimahullah- berkata:
82
- حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، قَالَ: حَدَّثَنِي
عُقَيْلٌ [بن خالد الأيلي]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ، أُتِيتُ بِقَدَحِ
لَبَنٍ، فَشَرِبْتُ حَتَّى إِنِّي لَأَرَى الرِّيَّ يَخْرُجُ فِي أَظْفَارِي،
ثُمَّ أَعْطَيْتُ فَضْلِي عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ» قَالُوا: فَمَا أَوَّلْتَهُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «العِلْمَ»
82 - Telah
menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku
Al-Laits, ia berkata: Telah menceritakan kepadaku 'Uqail [bin Khalid Al-Ailiy],
dari Ibnu Syihab, dari Hamzah bin Abdullah bin Umar; bahwa Ibnu Umar
berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda: "Ketika aku tidur, aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku
meminumnya hingga aku melihat susu yang diminum tersebut keluar dari
kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin Al
Khaththab".
Orang-orang
bertanya: "Apa ta'wilnya wahai Rasulullah?"
Beliau
menjawab, "Ilmu".
Penjelasan singkat
hadits ini:
1.
Biografi Abdullah bin Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2.
Keistimewaan
Umar bin Khatahab radhiyallahu ‘anhu.
Diantara keistimewaannya:
a)
Memiliki sifat kenabian
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ كَانَ نَبِيٌّ بَعْدِي
لَكَانَ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ»
“Seandainya ada nabi setelahku maka itu adalah Umar bin
Khathab”. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
b) Kekuatan
agamanya
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu
'anhu-; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«بَيْنَا
أَنَا نَائِمٌ، رَأَيْتُ النَّاسَ يُعْرَضُونَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ قُمُصٌ، مِنْهَا
مَا يَبْلُغُ الثُّدِيَّ، وَمِنْهَا مَا دُونَ ذَلِكَ، وَعُرِضَ عَلَيَّ عُمَرُ بْنُ
الخَطَّابِ وَعَلَيْهِ قَمِيصٌ يَجُرُّهُ». قَالُوا: فَمَا أَوَّلْتَ ذَلِكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ؟ قَالَ: «الدِّينَ» [صحيح البخاري
ومسلم]
"Ketika
aku tidur, aku bermimpi melihat orang-orang dihadapkan kepadaku. Mereka
mengenakan baju, diantaranya ada yang sampai kepada buah dada dan ada yang
kurang dari itu. Dan dihadapkan pula kepadaku Umar bin Al Khaththab dan dia
mengenakan baju dan menyeretnya.
Para
sahabat bertanya: "Apa maksudnya hal demikian menurut engkau, ya
Rasulullah?"
Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Agama". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
c)
Perintah meneladaninya
Hudzaifah -radhiyallahu 'anhu-
berkata; Kami sedang duduk di dekat Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-,
lalu beliau bersabda:
«إِنِّي لَا أَدْرِي مَا قَدْرُ بَقَائِي فِيكُمْ فَاقْتَدُوا
بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي -وَأَشَارَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ-، وَاهْتَدُوا
بِهَدْيِ عَمَّارٍ، وَمَا حَدَّثَكُمْ ابْنُ مَسْعُودٍ فَصَدِّقُوهُ»
"Aku tidak tahu seberapa lama
lagi aku hidup bersama kalian, oleh karena itu, teladanilah dua orang ini
sepeninggalku." -Sambil menunjuk Abu Bakar dan 'Umar-. (sabdanya lagi):
"Berpeganglah dengan petunjuk 'Ammar, dan benarkanlah apa yang disampaikan
Ibnu Mas'ud kepada kalian." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Lihat: Keistimewaan Umar bin Khathab
3.
Keutamaan
susu.
Diantaranya:
a. Pilihan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika isra’.
Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu
berkata;
"
أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ
بِإِيلِيَاءَ بِقَدَحَيْنِ مِنْ خَمْرٍ، وَلَبَنٍ فَنَظَرَ إِلَيْهِمَا فَأَخَذَ
اللَّبَنَ، قَالَ جِبْرِيلُ: الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَاكَ لِلْفِطْرَةِ، لَوْ
أَخَذْتَ الخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ " [صحيح البخاري ومسلم]
Pada
malam Rasulullah ﷺ diisra'kan di Iliya’, dihidangkan kepada
beliau dua bejana; khamer dan susu. Lalu beliau memandangi keduanya seraya
mengambil bejana yang berisi susu. Jibril 'alaihissalam pun berkata,
"Segala puji bagi Allah yang telah menunjukimu kepada fitrah, sekiranya
engkau mengambil khamer maka umatmu tersesat." [Shahih Bukhari dan Muslim]
b. Berfungsi
sebagai makanan.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma;
أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَبَنٍ
فَشَرِبَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ،
وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَإِذَا سُقِيَ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ
الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ "
Ibnu
Abbas berkata, Rasulullah ﷺ
diberi susu, lalu beliau meminumnya. Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila salah seorang di
antara kalian makan suatu makanan, maka hendaknya ia mengucapkan: (Ya Allah,
berkahilah kami padanya dan berilah kami makan yang lebih baik darinya!) ',
dan apabila ia diberi minum susu maka hendaknya ia mengucapkan: (Ya Allah,
berkahilah kami padanya dan tambahkanlah kami darinya!) '. Sesungguhnya
tidak ada sesuatu yang mencukupkan dari makan dan minum kecuali susu."
[Sunan Abu Daud: Hadits hasan]
Lihat:
Do'a makan dan minum
c. Berfugsi
sebagai obat.
Dari Thariq bin Syihab –rahimahullah-;
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ شِفَاءً،
فَعَلَيْكُمْ بِأَلْبَانِ الْبَقَرِ، فَإِنَّهَا تَرُمُّ مِنْ كُلِّ الشَّجَرِ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
“Sesungguhnya
Allah ‘azza wajalla tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan
obatnya. Karena itu, hendaklah kalian minum susu sapi, sebab ia makan dari
beragam jenis dedaunan”. [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat:
Takhrij hadits: "Daging sapi adalah penyakit"
4.
Ilmu
bertambah jika diajarkan kepada orang lain.
Seperti
harta bertambah dengan diinfaqkan, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ " . [صحيح البخاري ومسلم]
“Allah
‘azza wa jalla berfirman: Berinfaqlah maka Aku akan berinfaq kepadamu”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Bagaimana menuntut ilmu
5.
Mimpi
para Nabi adalah wahyu.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
«رُؤْيَا
الْأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ» [المعجم
الكبير للطبراني: حسن]
“Mimpi
para Nabi adalah wahyu” [Al-Mu’jam Al-Kabiir: Hasan]
Ø
‘Ubaid bin ‘Umair –rahimahullah-
berkata:
" رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ
وَحْيٌ، ثُمَّ قَرَأَ {إِنِّي أَرَى فِي المَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ} [الصافات: 102] " [صحيح البخاري: معلق]
“Mimpi
para Nabi adalah wahyu”, kemudian ia membaca firman Allah: (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya
aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.” [Ash-Shaffat: 102] [Shahih Bukhari:
Mu’allaq]
6.
Jenis-jenis
mimpi.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«الرُّؤْيَا الحَسَنَةُ،
مِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ، جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ
النُّبُوَّةِ» [صحيح البخاري]
“Mimpi yang baik dari orang yang shalih
adalah bagian dari empatpuluh enam bagian dari kenabian”. [Shahih Bukhari]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا اقْتَرَبَ
الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ، وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا
أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا، وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ
جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ: فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ
بُشْرَى مِنَ اللهِ، وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَرُؤْيَا مِمَّا
يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ، فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ
فَلْيُصَلِّ، وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ " [صحيح
مسلم]
"Apabila hari kiamat telah dekat, maka
jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan mimpi yang paling
benar diantara kalian adalah mimpinya seseorang yang selalu berbicara jujur.
Mimpi seorang muslim adalah bagian dari empat puluh lima macam Nubuwwah
(wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira
dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan.
(3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayalan seseorang.
Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian
Shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain." [Shahih Muslim]
Ø Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللَّهِ، وَالحُلُمُ مِنَ
الشَّيْطَانِ، فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلُمًا يَخَافُهُ فَلْيَبْصُقْ عَنْ
يَسَارِهِ، وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا، فَإِنَّهَا لاَ تَضُرُّهُ»
"Mimpi baik dari Allah
sedangkan mimpi buruk datangnya dari setan, maka apabila salah seorang dari
kalian mimpi sesuatu yang dibencinya, hendaknya ia menidupkan tiga kali tiaupan
ketika bangun, lalu meminta perlindungan dari kejahatannya, sebab kejahatan
tersebut tidak akan membahayakan dirinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Jabir radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
«إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ
الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا، فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا، وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ
عَلَيْهِ» [صحيح مسلم]
"Apabila salah seorang kamu bermimpi
dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah ia meludah ke kiri tiga
kali, kemudian berlindunglah kepada Allah dari gangguan setan tiga kali,
sesudah itu mengubah tidurnya dari posisi semula." [Shahih Muslim]
7.
Tidak
menceritakan mimpi kepada sembarang orang.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قَالَ يَابُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ
عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ
عَدُوٌّ مُبِينٌ} [يوسف: 5]
Ayahnya
berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada
saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia". [Yusuf: 5]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«لَا
تُقَصُّ الرُّؤْيَا إِلَّا عَلَى عَالِمٍ أَوْ نَاصِحٍ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Mimpi
tidak boleh diceritakan kecuali kepada seorang ulama atau pemberi nasehat”.
[Sunan Tirmidziy: Shahih]
8.
Menceritakan
mimpi kepada orang yang shalih
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَدَخَلَ
مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ قَالَ أَحَدُهُمَا إِنِّي أَرَانِي أَعْصِرُ خَمْرًا
وَقَالَ الْآخَرُ إِنِّي أَرَانِي أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِي خُبْزًا تَأْكُلُ
الطَّيْرُ مِنْهُ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِ إِنَّا نَرَاكَ مِنَ الْمُحْسِنِين} [يوسف: 36]
Dan
bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah
salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku
memeras anggur." Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan
burung." berikanlah kepada kami ta'birnya; Sesungguhnya kami memandang
kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi).
[Yusuf: 36]
{يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ
خَمْرًا وَأَمَّا الْآخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَأْسِهِ قُضِيَ
الْأَمْرُ الَّذِي فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ} [يوسف: 41]
Hai
kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan
memberi minuman tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan
disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara
yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)." [Yusuf: 41]
Ø Samrah bin Jundab radiyallahu 'anhu berkata; Sudah
menjadi kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila selesai
melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu
berkata:
«مَنْ رَأَى مِنْكُمُ اللَّيْلَةَ رُؤْيَا؟»
"Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi?"
Samrah
bin Jundab berkata: Jika ada seorang yang bermimpi maka orang itu akan
menceritakan, saat itulah Beliau berkata:
«مَا شَاءَ اللَّهُ»
"Atas kehendak Allah".
Pada
suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada kami:
«هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رُؤْيَا؟»
"Apakah ada diantara kalian yang bermimpi?".
Kami
menjawab: "Tidak ada".
Beliau
berkata:
«لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ
أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي، فَأَخْرَجَانِي إِلَى الأَرْضِ المُقَدَّسَةِ، ...
قَالاَ: انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ
عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ - أَوْ صَخْرَةٍ -
فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ، فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الحَجَرُ، فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ
لِيَأْخُذَهُ، فَلاَ يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ وَعَادَ
رَأْسُهُ كَمَا هُوَ، فَعَادَ إِلَيْهِ، فَضَرَبَهُ، قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالاَ:
انْطَلِقْ ... قُلْتُ: طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ، فَأَخْبِرَانِي عَمَّا
رَأَيْتُ، قَالاَ: نَعَمْ، ... وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ، فَرَجُلٌ
عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ
بِالنَّهَارِ، يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ ... » [صحيح البخاري]
"Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu ada dua orang laki-laki yang
mendatangiku kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke negeri yang
disucikan, ... (kemudian Rasulullah dibawa berkeliling neraka)
Kedua
orang yang membawaku berkata: "Berangkatlah". Maka kami berangkat ke
tempat lain dan sampai kepada seorang laki-laki yang sedang berbaring bersandar
pada tengkuknya, sedang ada laki-laki lain yang berdiri diatas kepalanya
memegang batu atau batu besar untuk menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan,
batu itu menghancurkan kepala orang itu, Maka orang itu menghampirinya untuk
mengambilnya dan dia tidak berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu
kembali utuh seperti semula, kemudian dipukul lagi dengan batu hingga hancur.
Aku bertanya: "Siapakah orang ini?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah"
...
Aku
berkata: "Kalian telah membawa aku keliling malam ini maka terangkanlah
tentang apa yang aku sudah lihat tadi". Maka keduanya berkata:
"Baiklah ...
Dan
adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah
diajarkan Al Qur'an oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak
melaksanakan Al Qur'an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu
hingga hari qiyamat. [Sahih Bukhari]
9.
Hati-hati
dalam menerjemahkan mimpi.
Dari
Abu Razin radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«الرُّؤْيَا عَلَى رِجْلِ
طَائِرٍ، مَا لَمْ تُعَبَّرْ فَإِذَا عُبِّرَتْ وَقَعَتْ، وَلَا تَقُصَّهَا إِلَّا
عَلَى وَادٍّ، أَوْ ذِي رَأْيٍ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Mimpi
itu akan tetap berada bersama kaki burung (mengambang) selama tidak
ditafsirkan, jika ditafsirkan maka akan terjadi. Janganlah ia ceritakan kecuali
kepada orang yang terdekat, atau orang yang bisa memberi nasihat." [Sunan
Abi Daud: Shahih]
Ø Aisyah -istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam-
berkata:
كَانَتِ امْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ
الْمَدِينَةِ لَهَا زَوْجٌ تَاجِرٌ يَخْتَلِفُ، فَكَانَتْ تَرَى رُؤْيَا كُلَّمَا
غَابَ عَنْهَا زَوْجُهَا، وَقَلَّمَا يَغِيبُ إِلَّا تَرَكَهَا حَامِلًا،
فَتَأْتِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَقُولُ: إِنَّ زَوْجِي
خَرَجَ تَاجِرًا، فَتَرَكَنِي حَامِلًا، فَرَأَيْتُ فِيمَا يَرَى النَّائِمُ أَنَّ
سَارِيَةَ بَيْتِي انْكَسَرَتْ، وَأَنِّي وَلَدْتُ غُلَامًا أَعْوَرَ، فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرٌ، يَرْجِعُ زَوْجُكِ
عَلَيْكِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى صَالِحًا، وَتَلِدِينَ غُلَامًا بَرًّا»
فَكَانَتْ تَرَاهَا مَرَّتَيْنِ، أَوْ ثَلَاثًا كُلُّ ذَلِكَ، تَأْتِي رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولُ: ذَلِكَ لَهَا، فَيَرْجِعُ
زَوْجُهَا، وَتَلِدُ غُلَامًا، فَجَاءَتْ يَوْمًا كَمَا كَانَتْ تَأْتِيهِ،
وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَائِبٌ، وَقَدْ رَأَتْ تِلْكَ
الرُّؤْيَا، فَقُلْتُ لَهَا: عَمَّ تَسْأَلِينَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَمَةَ اللَّهِ؟ فَقَالَتْ: رُؤْيَا كُنْتُ أُرَاهَا،
فَآتِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْأَلُهُ عَنْهَا؟
فَيَقُولُ: خَيْرًا، فَيَكُونُ كَمَا قَالَ: فَقُلْتُ: فَأَخْبِرِينِي مَا هِيَ؟
قَالَتْ: حَتَّى يَأْتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَعْرِضَهَا عَلَيْهِ، كَمَا كُنْتُ أَعْرِضُ، فَوَاللَّهِ مَا تَرَكْتُهَا
حَتَّى أَخْبَرَتْنِي، فَقُلْتُ: وَاللَّهِ لَئِنْ صَدَقَتْ رُؤْيَاكِ
لَيَمُوتَنَّ زَوْجُكِ، وَتَلِدِينَ غُلَامًا فَاجِرًا، فَقَعَدَتْ تَبْكِي،
وَقَالَتْ: مَا لِي حِينَ عَرَضْتُ عَلَيْكِ رُؤْيَايَ، فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ تَبْكِي، فَقَالَ لَهَا: مَا لَهَا يَا
عَائِشَةُ؟ فَأَخْبَرْتُهُ الْخَبَرَ، وَمَا تَأَوَّلْتُ لَهَا، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَهْ يَا عَائِشَةُ «إِذَا عَبَرْتُمْ
لِلْمُسْلِمِ الرُّؤْيَا فَاعْبُرُوهَا عَلَى الْخَيْرِ، فَإِنَّ الرُّؤْيَا
تَكُونُ عَلَى مَا يَعْبُرُهَا صَاحِبُهَا، فَمَاتَ، وَاللَّهِ زَوْجُهَا، وَلَا
أُرَاهَا إِلَّا وَلَدَتْ غُلَامًا فَاجِرًا» [سنن
الدارمي: حسن]
"Seorang wanita dari penduduk Madinah
memiliki suami seorang pedagang. Wanita itu sering bermimpi setiap kali
suaminya pergi, dan suaminya tidak pernah meninggalkannya kecuali dalam keadaan
hamil. Kemudian wanita itu datang kepada Rasulullah ﷺ
dan berkata, "Sesungguhnya suamiku keluar berdagang dan meninggalkanku
dalam keadaan hamil, kemudian aku bermimpi seperti orang tidur yang bermimpi,
bahwa tiang rumahku patah dan saya melahirkan anak yang buta." Rasulullah ﷺ bersabda, "Itu adalah kebaikan,
suamimu akan kembali kepadamu dengan izin Allah Ta'ala dalam keadaan
baik, dan engkau akan melahirkan anak yang berbakti." Wanita tersebut
bermimpi hingga dua atau tiga kali, setiap ia bermimpi, ia langsung datang
menemui Rasulullah ﷺ, beliau pun
mengatakan hal yang sama kepada wanita itu. Setelah itu suaminya kembali dan
wanita itu melahirkan anak laki-laki, Suatu hari wanita itu datang sebagaimana
dahulu ia datang, sementara Rasulullah ﷺ
tidak berada di tempat. Sementara dirinya telah mengalami mimpi itu, kemudian
aku katakan kepadanya, "Apa yang pernah engkau tanyakan kepada Rasulullah ﷺ wahai hamba Allah?" Wanita itu
menjawab, "Mimpi yang diperlihatkan kepadaku, kemudian aku datang kepada
Rasulullah ﷺ dan bertanya kepada
beliau mengenai mimpi tersebut, beliau bersabda, "Baik." Ternyata
mimpi itu telah terjadi seperti yang telah beliau ucapkan." Aku bertanya,
"Beritahukan kepadaku apa mimpi itu?" Wanita itu menjawab,
"Nanti setelah Rasulullah ﷺ
datang, hingga aku dapat menyampaikannya kepada beliau sebagaimana dahulu
pernah aku sampaikan." Demi Allah aku masih tetap menungguinya hingga ia
memberitahukan kepadaku. Lalu aku katakan, "Demi Allah, seandainya mimpimu
itu benar niscaya suamimu akan meninggal dan engkau melahirkan anak yang
durhaka." Lalu wanita tersebut duduk sambil menangis, dan berkata, "Kenapa
aku mendapatkan hal ini ketika menyampaikan mimpiku kepadamu?" Kemudian
Rasulullah ﷺ masuk, sementara
wanita itu masih saja menangis. Beliau bertanya, "Ada apa dengannya wahai
Aisyah?" Aku memberitahukan berita tersebut kepada beliau, dan apa yang
aku tafsirkan kepadanya. Kemudian Rasulullah ﷺ
bersabda, "Tahanlah perkataan itu wahai Aisyah! Apabila engkau menafsirkan
(mimpi) seorang muslim untuk muslim lainnya, maka tafsirkanlah dengan kebaikan,
karena sesungguhnya mimpi akan terjadi sesuai yang ditafsirkan orang yang
menafsirkannya." Demi Allah, setelah itu suaminya meninggal dan tidaklah
diperlihatkan kepadaku kecuali ia melahirkan anak yang durhaka." [Sunan
Ad-Darimiy: Hasan]
10. Ancaman
bagi orang yang berdusta tentang mimpinya
Dari
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma; Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَحَلَّمَ بِحُلْمٍ
لَمْ يَرَهُ كُلِّفَ أَنْ يَعْقِدَ بَيْنَ شَعِيرَتَيْنِ، وَلَنْ يَفْعَلَ» [صحيح البخاري]
“Siapa yang mengaku bermimpi dengan satu
mimpi yang ia tidak lihat maka ia akan dibebankan untuk mengikat dua gandum,
dan ia tidak akan bisa melakukannya”. [Shahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Kitab Ilmu bab 21; Diangkatnya ilmu dan nampaknya kebodohan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...