بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Najih Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menasehati kami dengan nasehat yang sangat mengena, hati bergetar dan air mata menetes mendengarnya. Kemudian seseorang bertanya: Ya Rasulullah, sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang engkau wasiatkan kepada kami?
Rasululah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertakwa kepada Allah 'azza wajalla serta patuh dan taat (kepada pemerintah) sekalipun ia seorang hamba, karena sesungguhnya siapa yang hidup dari kalian setelah aku meninggal maka ia akan menyaksikan perselisihan yang besar, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang mendapat hidayah dan petunjuk, berpegang teguhlah dengannya, gigitlah dengan gigi graham kalian (amalkan dengan kuat), dan jauhilah urusan yang baru, karena sesungguhnya semua yang baru dalam agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah kesesatan".
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits ini hasan sahih.
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi
Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu.
Kuniahnya: Abu Najih As-Sulamiy. Beliau
salah satu dari ahlu Suffah, dan salah seroang yang menangis karena tidak mampu
ikut berperang bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
'Abdurrahman bin Amru As-Sulamiy dan Hujr
bin Hujr keduanya berkata:
أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ
سَارِيَةَ، وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا
أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ
الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ} [التوبة:
92] [سنن أبي داود: صحيح]
"Kami mendatangi Al-Irbadh bin
Sariyah, dan ia adalah termasuk seseorang yang turun kepadanya ayat: {dan
tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu,
supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak
memperoleh kendaraan untuk membawamu". lalu mereka kembali, sedang mata
mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh
apa yang akan mereka nafkahkan} [At-Taubah: 92] [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu berkata:
دَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى السَّحُورِ فِي رَمَضَانَ، فَقَالَ: «هَلُمَّ إِلَى
الْغَدَاءِ الْمُبَارَكِ» [سنن أبي داود: صحيح]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengundangku untuk makan sahur pada Bulan Ramadhan, beliau berkata;
"Kemarilah untuk makan siang yang mendapat berkah!" [Sunan Abi Daud:
Shahih]
Beliau hanya meriwayatkan sepuluh lebih
hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan wafat tahun 75
Hijriyah.
2. Anjuran
memberi nasehat perpisahan.
Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Seorang laki-laki yang ingin bepergian mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam untuk pamitan, maka Rasulullah berkata kepadanya:
أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللهِ، وَالتَّكْبِيرِ عَلَى
كُلِّ شَرَفٍ
"Aku berwasiat kepadamu
untuk selalu bertakwa kepada Allah dan bertakbir di setiap tempat yang
tinggi."
Setelah orang itu pergi, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mendo'akan:
اللهُمَّ اطْوِ لَهُ الْبَعِيدَ، وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ
"Ya Allah .. jadikanlah
untuknya perjalanan jauh terasa dekat, dan mudahkanlah baginya perjalanan
tersebut." [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø
Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Seseorang datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Ya Rasulullah aku akan bepergian
jauh, berilah aku bekal (wasiat)!
Rasulullah bersabda:
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى
"Semoga Allah memberimu
bekal takwa."
Orang itu berkata: Tambahkan untukku!
Rasulullah bersabda:
وَغَفَرَ ذَنْبَكَ
"Dan semoga Allah
mengampuni dosa-dosamu."
Orang itu berkata lagi: Tambahkan untukku, demi
engkau aku korbankan bapak dan ibuku!
Rasulullah bersabda:
وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
"Dan semoga Allah
memudahkan untukmu segala kebaikan di manapun kamu berada." [Sunan Tirmidzi: Sahih]
3. Berwasiat
dengan takwa.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ وَصَّيْنَا
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا
اللَّهَ} [النساء: 131]
Dan sungguh Kami telah memerintahkan
kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; “Bertakwalah
kepada Allah!” [An-Nisaa’: 131]
Ø Muhammad bin Sirin (110H) rahimahullah berkata:
كَانَ مِمَّا يُقَالُ لِلرَّجُلِ إِذَا
أَرَادَ أَنْ يُسَافِرَ فِي التِّجَارَةِ: اتَّقِ اللَّهَ وَاطْلُبْ مَا قدرلك
مِنَ الْحَلالِ؛ فَإِنَّكَ إِنْ طَلَبْتَهُ مِنْ غَيْرِ ذَلِكَ لَمْ
تُصِبْ أَكْثَرَ مِمَّا قُدِّرَ لَكَ [الورع للإمام
أحمد]
“Salah satu yang disampaikan kepada
seseorang yang akan bepergian dalam perdagangan: Bertakwalah kepada Allah dan
carilah karunia yang telah ditakdirkan untukmu pada yang halal, karena jika
kamu mencarinya pada selain itu (yang haram) maka kamu tidak akan mendapatkan
lebih banyak dari yang telah ditakdirkan untukmu”. [Al-Wara' karya Imam Ahmad]
4. Perintah
taat kepada pemimpin.
Dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا
وَإِنِ اسْتُعْمِلَ حَبَشِيٌّ كَأَنَّ رَأْسَهُ زَبِيبَةٌ» [صحيح البخاري]
"Dengar
dan taatlah kalian, sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak
Habasyiy yang berambut keriting seperti buah kismis." [Shahih Bukhari]
Ø Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«سَتَكُونُ أَثَرَةٌ
وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا تَأْمُرُنَا؟
قَالَ: «تُؤَدُّونَ الحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ، وَتَسْأَلُونَ اللَّهَ الَّذِي
لَكُمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Sungguh
akan terjadi sifat-sifat egoisme dan urusan-urusan yang kalian ingkari (dari
pemimpin kalian)".
Mereka
bertanya; "Wahai Rasulullah, apa yang baginda perintahkan untuk kami (bila
zaman itu kami alami)? '.
Beliau
menjawab: "Kalian tunaikan hak-hak yang menjadi kewajiban kalian (terhadap
pemimpin) dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian".
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«عَلَيْكَ السَّمْعَ
وَالطَّاعَةَ فِي عُسْرِكَ وَيُسْرِكَ، وَمَنْشَطِكَ وَمَكْرَهِكَ، وَأَثَرَةٍ
عَلَيْكَ» [صحيح مسلم]
"Wajib
bagi kalian untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan susah maupun senang,
dalam perkara yang disukai dan dibenci dan biarpun merugikan kepentinganmu."
[Shahih Muslim]
Ø Salamah bin Yazid
Al-Ju'fiy radhiyallahu
'anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam:
يَا نَبِيَّ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ
قَامَتْ عَلَيْنَا أُمَرَاءُ يَسْأَلُونَا حَقَّهُمْ وَيَمْنَعُونَا حَقَّنَا،
فَمَا تَأْمُرُنَا؟ فَأَعْرَضَ عَنْهُ، ثُمَّ سَأَلَهُ، فَأَعْرَضَ عَنْهُ، ثُمَّ
سَأَلَهُ فِي الثَّانِيَةِ أَوْ فِي الثَّالِثَةِ، فَجَذَبَهُ الْأَشْعَثُ بْنُ
قَيْسٍ، وَقَالَ: «اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا، فَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ مَا حُمِّلُوا،
وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ» [صحيح مسلم]
"Wahai
Nabi Allah, bagaimanakah pendapatmu jika para penguasa yang memimpin kami
selalu menuntut hak mereka atas kami tapi mereka tidak mau memenuhi hak kami,
sikap apa yang anda anjurkan kepada kami?"
Maka
beliau berpaling, lalu ditanyakan lagi kepada beliau dan beliaupun tetap enggan
menjawabnya, hingga dua atau tiga kali pertanyaan itu diajukan kepada beliau,
kemudian Al-Aty'ats bin Qa`is menarik Salamah bin Zayid.
Beliau
lalu bersabda: "Dengarkan dan taatilah, sesungguhnya mereka akan mempertanggung
jawabkan atas semua perbuatan mereka, sebagaimana kalian juga akan
mempertanggung jawabkan semua perbuatan kalian." [Shahih Muslim]
Ø ‘Adiy bin Hatim radhiyallahu
'anhu berkata: Kami betanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَا نَسْأَلُكَ
عَنْ طَاعَةِ مَنِ اتَّقَى، وَلَكِنْ مَنْ فَعَلَ وَفَعَلَ، فَذَكَرَ الشَّرَّ،
فَقَالَ: «اتَّقُوا اللَّهَ، وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا» [السنة
لابن أبي عاصم: حسن لغيره]
Wahai Rasulullah, kami tidak menanyaimu
tentang taat kepada pemimpin yang bertakwa, akan tetapi tentang taat kepada pemimpin
yang melakukan ini dan itu (maksiat). Ia menyebutkan beberapa keburukan.
Maka Rasulullah menjawab: “Bertakwalah
kalian kepada Allah, dan dengarkan dan taatilah pemerintah”. [As-Sunnah karya
Ibnu Abi ‘Ashim: Hasan ligairih]
5. Memuliakan pemerintah yang adil
Dari Abu
Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ
غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ، وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ»
[سنن أبي داود: حسنه
الألباني]
“Sesungguhnya
termasuk pengagungan kepada Allah adalah memuliakan orang tua muslim yang sudah
ubanan, penghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan dan tidak diabaikan
padanya, dan memuliakan pemerintah yang adil”. [Sunan Abi Daud: Hasan]
6. Mentaati
pemerintah dalam kebaikan.
Allah subhanahuu wata'aalaa
berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء:
59]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
[An-Nisaa':59]
Ø
Dari 'Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ
الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّونَ
عَلَيْكُمْ، وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ،
وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ»
"Sebaik-baik
pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka,
mereka mendo'akan kalian dan kalian mendo'akan mereka. Dan sejelek-jelek
pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka,
mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka."
Beliau
ditanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?"
Maka
beliau bersabda:
«لَا، مَا أَقَامُوا
فِيكُمُ الصَّلَاةَ، لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، أَلَا مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ
وَالٍ، فَرَآهُ يَأْتِي شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، فَلْيَكْرَهْ مَا يَأْتِي مِنْ
مَعْصِيَةِ اللهِ، وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ» [صحيح مسلم]
"Tidak,
selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari
pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan
janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." [Sahih Muslim]
7. Bersabar
akan kedzaliman mereka dan tidak memberontak.
Hudzaifah bin
Al-Yaman radhiyallahu 'anhuma bertanya:
يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ، فَجَاءَ اللهُ بِخَيْرٍ،
فَنَحْنُ فِيهِ، فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»،
قُلْتُ: هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: فَهَلْ
وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ»، قُلْتُ: كَيْفَ؟ قَالَ: «يَكُونُ
بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي،
وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ
إِنْسٍ»، قَالَ: قُلْتُ: كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنْ أَدْرَكْتُ
ذَلِكَ؟ قَالَ: «تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ،
وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»
"Wahai
Rasulullah, dahulu saya berada dalam kejahatan, kemudian Allah menurunkan
kebaikan (agama Islam) kepada kami, apakah setelah kebaikan ini timbul lagi
keburukan?" Beliau menjawab: "Ya."
Saya
bertanya lagi, "Apakah setelah keburukan tersebut akan timbul lagi
kebaikan?" Beliau menjawab: "Ya."
Saya
bertanya lagi, "Apakah setelah kebaikan ini timbul lagi keburukan?"
Beliau menjawab: "Ya."
Aku
bertanya, "Bagaimana hal itu?"
Beliau
menjawab: "Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan
petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa
laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia."
Hudzaifah
berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang
anda perintahkan kepadaku?"
Beliau
menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu
dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia." [Shahih Muslim]
Ø
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَلَى
الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا
أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ»
[صحيح البخاري ومسلم]
" Kewajiban
seorang muslim adalah patuh dan taat pada perintah yang ia sukai maupun yang ia
tidak sukai, kecuali jika diperintahkan kepada maksiat, jika ia diperintahkan
melakukan maksiat maka tidak ada kepatuhan dan ketaatan". [Sahih Bukhari
dan Muslim]
Ø
Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;
«مَنْ
كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ
السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً» [صحيح البخاري ومسلم]
"Siapa yang tidak menyukai kebijakan
amir (pemimpinnya) hendaklah bersabar, sebab siapapun yang keluar dari ketaatan
kepada amir sejengkal, ia mati dalam jahiliyah." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
8. Menasehatinya
dengan bijak.
Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadhramiy dan yang
lainnya berkata; 'Iyadh bin Ganm -radhiyallahu
‘anhu- mencambuk orang Dara ketika ditaklukkan. Hisyam bin Hakim
meninggikan suaranya kepadanya untuk menegur sehingga 'Iyadh marah. Setelah
beberapa hari, Hisyam bin Hakim mendatanginya, memberikan alasan. Hisyam
berkata kepada 'Iyadl, tidakkah kau mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَشَدِّ
النَّاسِ عَذَابًا، أَشَدَّهُمْ عَذَابًا فِي الدُّنْيَا لِلنَّاسِ»
"Orang yang paling keras siksaannya
adalah orang-orang yang paling keras menyiksa manusia di dunia?"
«مَنْ
أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ، فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً،
وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ، فَيَخْلُوَ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ،
وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ»
"Barangsiapa
yang hendak menasehati penguasa dengan suatu perkara, maka jangan dilakukan
dengan terang-terangan, tapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika
diterima memang begitu, jika tidak maka dia telah melaksakan
kewajibannya".
Dan
kamu Wahai Hisyam, kamu sungguh orang yang berani, jika kamu berani kepada
penguasa Allah, kenapa kamu tidak takut dibunuh penguasa dan kau menjadi korban
penguasa Allah subhanahu wata'ala? [Musnad Ahmad: Hasan ligairih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (7) Tamim bin Aus; Agama adalah kebaktian
9. Mu’jizat
Nabi, mengabarkan apa yang akan terjadi.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَكِنَّ
اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ} [آل عمران: 179]
Dan Allah sekali-kali tidak akan
memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa
yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. [Ali 'Imran: 179]
{عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26)
إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ} [الجن: 26، 27]
(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang
ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. [Al-Jin: 26 - 27]
Lihat: Mu'jizat
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
10. Bahaya
perselisihan dan perpecahan.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا
وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [الأنفال:
46]
Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya
dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. [Al-Anfaal:46]
Ø Dari Jabir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الشَّيْطَانَ
قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلَكِنْ فِي
التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya setan telah putus asa untuk
disembah oleh orang-orang yang mendirikan shalat (mukmin) di negeri Arab, akan
tetapi ia tetap menanamkan permusuhan dan kebencian di antara mereka.” [Sahih
Muslim]
Ø Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Aku
mendengar seseorang membaca satu ayat dan aku telah mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam membacanya dengan cara yang berbeda, maka aku membawanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan menceritakannya, dan aku melihat raut
muka tidak senang dari Rasulullah seraya bersabda:
«كِلاَكُمَا مُحْسِنٌ، وَلاَ تَخْتَلِفُوا، فَإِنَّ مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمُ اخْتَلَفُوا فَهَلَكُوا» [صحيح البخاري]
"Kalian berdua sudah betul,
dan janganlah berselisih, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah
berselisih dan akhirnya mereka binasa". [Sahih Bukhari]
Ø Abdurrahman bin Zayd radhiyallahu 'anhu berkata:
Usman -radhiyallahu 'anhu- melakukan shalat di Mina empat raka'at. Lalu
Abdullah bin Mas'ud berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَكْعَتَيْنِ، وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ رَكْعَتَيْنِ، وَمَعَ عُمَرَ رَكْعَتَيْنِ
وَمَعَ عُثْمَانَ صَدْرًا مِنْ إِمَارَتِهِ، ثُمَّ أَتَمَّهَا، ثُمَّ تَفَرَّقَتْ
بِكُمُ الطُّرُقُ فَلَوَدِدْتُ أَنْ لِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ
مُتَقَبَّلَتَيْنِ
Aku telah shalat bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam (di Mina) dua raka'at, bersama Abu Bakr dua raka'at,
bersama Umar dua raka'at, dan bersama Usman di awal khilafahnya kemudian ia
menyempurnakan shalat empat raka'at. Kemudian kalian berselisih arah, maka aku
berharap andai saja shalat yang aku lakuan empat raka'at, yang dua raka'atnya
pun diterimah.
Lalu ia ditanya: Engkau mencela Usman
kemudian engkaupun shalat bersamanya empat raka'at?
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu menjawab:
«الْخِلَافُ شَرٌّ» [سنن أبي داود: صحيح]
"Perselisihan itu
buruk". [Sunan Abi Daud: Sahih]
11. Perintah
mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Al-'Irbaad bin Sariyah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا
كَنَهَارِهَا، لَا يَزِيغُ عَنْهَا إِلَّا هَالِكٌ» [صحيح الترغيب
والترهيب]
"Aku telah meninggalkan
kalian di atas jalan yang terang dan jelas, malamnya sama dengan siangnya,
tidak ada yang melenceng darinya kecuali ia akan celaka". [Sahih
At-Targiib wa At-Tarhiib]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا
بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي " [المستدرك للحاكم:
حسنه الألباني]
"Aku telah meninggalkan pada
kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat selama kalian perpegang pada
keduanya: Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnahku". [Mustadrak Al-Hakim:
Hasan]
12. Perintah
mengikuti sunnah Khulafa’ Rasyidin.
Allah subhanahu wata'ala
berfirman:
{فَإِنْ
آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا
فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ} [البقرة: 137]
Maka
jika mereka beriman seperti apa yang kamu (Rasulullah dan sahabatnya) telah
beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, Sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka
Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:137]
Ø
Hudzaifah -radhiyallahu
'anhu- berkata; Kami sedang duduk di dekat Nabi -shallallahu 'alaihi
wasallam-, lalu beliau bersabda:
إِنِّي
لَا أَدْرِي مَا قَدْرُ بَقَائِي فِيكُمْ فَاقْتَدُوا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي
وَأَشَارَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَاهْتَدُوا بِهَدْيِ عَمَّارٍ وَمَا
حَدَّثَكُمْ ابْنُ مَسْعُودٍ فَصَدِّقُوهُ
"Aku tidak tahu seberapa lama lagi aku hidup bersama
kalian, oleh karena itu, teladanilah dua orang ini sepeninggalku." -Sambil
menunjuk Abu Bakar dan 'Umar-. (sabdanya lagi): "Berpeganglah dengan
petunjuk 'Ammar, dan benarkanlah apa yang disampaikan Ibnu Mas'ud kepada
kalian." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
13. Larangan
melakukan bi’dah.
Lihat: Bahaya perkara bid’ah dalam agama
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba'in hadits (27) An-Nawwaas dan Wabishah; Apa itu kebaikan dan keburukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...