بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap ruas tulang manusia memiliki keharusan sedekah pada setiap harinya. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang berselisih dengan cara yang adil, adalah sedekah. Menolong orang yang naik kendaraan, atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun termasuk sedekah. Ucapan atau tutur kata yang baik, juga sedekah. Setiap langkah yang anda ayunkan untuk menunaikan shalat, juga sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum, adalah sedekah."
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.Dalam riwayat lain:
«عَلَى كُلِّ سُلَامَى
مِنَ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ حِينَ يُصْبِحُ» ، فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ
"، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ
سَلَامَكَ عَلَى عِبَادِ اللَّهِ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتَكَ الْأَذَى عَنِ
الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَإِنَّ أَمْرَكَ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَإِنَّ نَهْيَكَ
عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ» [مسند أحمد: حسن لغيره]
"Setiap ruas tulang anak Adam ada
kewajiban untuk disedekahi"
Maka hal tersebut membuat sulit kaum
muslimin, lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya salam kamu terhadap hamba-hamba Allah adalah sedekah,
menyingkirkan sesuatu yang menghalangi manusia dari jalan adalah sedekah, dan
amar Ma'ruf adalah sedekah dan nahi munkar adalah sedekah, " [Musnad
Ahmad: Hasan ligairih]
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi Abu
Hurairah radliallahu ' anhu.
Lihat di sini: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2. Kewajiban
bersyukur atas nikmat Allah.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَاشْكُرُوا
نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [النحل: 114]
Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. [An-Nahl:114]
Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar
3. Sedekah
sebagai bentuk rasa syukur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
" بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلَاةٍ
مِنَ الْأَرْضِ، فَسَمِعَ صَوْتًا فِي سَحَابَةٍ: اسْقِ حَدِيقَةَ فُلَانٍ، فَتَنَحَّى
ذَلِكَ السَّحَابُ، فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِي حَرَّةٍ، فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ
الشِّرَاجِ قَدِ اسْتَوْعَبَتْ ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ، فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ، فَإِذَا
رَجُلٌ قَائِمٌ فِي حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ، فَقَالَ لَهُ: يَا
عَبْدَ اللهِ مَا اسْمُكَ؟ قَالَ: فُلَانٌ - لِلِاسْمِ الَّذِي سَمِعَ فِي السَّحَابَةِ
- فَقَالَ لَهُ: يَا عَبْدَ اللهِ لِمَ تَسْأَلُنِي عَنِ اسْمِي؟ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ
صَوْتًا فِي السَّحَابِ الَّذِي هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ: اسْقِ حَدِيقَةَ فُلَانٍ، لِاسْمِكَ،
فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا؟ قَالَ: أَمَّا إِذْ قُلْتَ هَذَا، فَإِنِّي أَنْظُرُ إِلَى
مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، فَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ، وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِي ثُلُثًا،
وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ " [صحيح مسلم]
"Saat seseorang berada di suatu padang
pasir, ia mendengar suara di awan: 'Siramilah kebun si fulan!'. Lalu
awan itu menjauh dan menuangkan air pada suatu tanah yang berbatu hitam. Maka
salah satu dari saluran air telah menampung air tersebut kemudian orang
tersebut mengukuti aliran air. Dan ternyata di kebun itu ada seseorang yang
tengah mengurus air dengan sekopnya. Ia bertanya padanya: 'Wahai hamba
Allah, siapa namamu?' Ia menjawab: 'Fulan!' - Sama seperti nama yang
ia dengar dari awan-. Ia bertanya: 'Hai hamba Allah, kenapa kau tanya
namaku?' Ia menjawab: 'Aku mendengar suara di awan dimana inilah airnya.
Awan itu berkata: 'Siramilah kebun si fulan!’, dengan menyebut namamu. Maka
apakah yang telah kau lakukan dalam kebunmu?' Ia menjawab: 'Karena kau
mengatakan seperti itu, maka sesungguhnya aku melihat (hasil) yang keluar
darinya, lalu aku sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiganya bersama
keluargaku dan aku kembalikan sepertiganya ke kebun'." [Sahih Muslim]
4. Shalat
Dhuha menutupi kewajiban bersedekah untuk semua persendian.
Dari Abu Dzar -radhiallahu 'anhu-;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنَ ابْنِ
آدَمَ صَدَقَةٌ، تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُهُ
بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيُهُ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَتُهُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ، وَبُضْعَتُهُ أَهْلَهُ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا
رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِي شَهْوَةً، وَتَكُونُ لَهُ صَدَقَةٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتَ
لَوْ وَضَعَهَا فِي غَيْرِ حَقِّهَا أَكَانَ يَأْثَمُ؟» قَالَ: «وَيُجْزِئُ مِنْ
ذَلِكَ كُلِّهِ رَكْعَتَانِ مِنَ الضُّحَى» [سنن أبي داود: صحيح]
"Setiap hari setiap persendian anak
Adam harus disedekahi, salam yang diberikan kepada orang yang dijumpainya
adalah sedekah, setiap perintahnya kepada kebaikan adalah sedekah, setiap
larangannya dari yang munkar adalah sedekah, membuang hal yang mengganggu jalan
adalah sedekah, dan persetubuhannya dengan isteri adalah sedekah."
Para sahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, mendatangi isteri dengan syahwat juga dihitung sebagai
sedekah!"
Beliau menjawab: "Apa pendapatmu jika
itu ia lakukan kepada yang bukan haknya, apakah ia berdosa?"
Beliau lalu bersabda lagi: "Dan itu
semua bisa diganti dengan dua rakaat dhuha." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
5. Keutamaan
berbuat adil dalam memutuskan perkara.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى
أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ
اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا} [النساء:
58]
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. [An-Nisaa':58]
{وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [المائدة: 42]
Dan jika kamu memutuskan perkara mereka,
maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang adil. [Al-Maidah:42]
{وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي
تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [الحجرات:
9]
Dan kalau ada dua golongan dari mereka
yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau
yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar
perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia
telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
[Al-Hujuraat:9]
Ø Dari Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ
يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ، وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ، الَّذِينَ
يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا» [صحيح مسلم]
"Orang-orang yang berlaku
adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya,
di sebelah kanan Ar-Rahman 'azza wajalla -sedangkan kedua tangan Allah
adalah kanan semua-, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil
dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada
mereka." [Sahih Muslim]
6. Keutamaan
membantu orang lain.
Diantaranya:
a.
Bernilai sedekah.
Dari Abu
Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ:
«فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُ» قَالُوا: فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيُعِينُ ذَا الحَاجَةِ المَلْهُوفَ»
قَالُوا: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيَأْمُرُ بِالخَيْرِ» أَوْ قَالَ:
«بِالْمَعْرُوفِ» قَالَ: فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ: «فَيُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ
فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah."
Para
sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya?
'
Beliau
bersabda:: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk
dirinya dan bersedekah.'
Mereka
bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? '
Beliau
bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.'
Mereka
bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? '
Beliau
bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda; menyuruh melakukan
yang ma'ruf'
Dia berkata; 'Bagaimana
jika ia tidak dapat melakukannya? '
Beliau
bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
[Shahih Bukhari dan Muslim]
b.
Mendapatkan pertolongan dari Allah di dunia dan akhirat
Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-
berkata; Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللَّهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيه
“Barangsiapa membebaskan seorang mukmin
dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan
pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam
kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat.
Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di
dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut
menolong saudaranya sesama muslim”. [Shahih Muslim]
c. Mendapatkan cinta Allah
Dari Ibnu
Umar radhiyallahu
'anhuma; Seseorang datang
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya: Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan amalan apa yang paling
dicintai oleh Allah?
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
«أَحَبُّ
النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى
اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً،
أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ
أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ - يَعْنِي
مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا - وَمَنَ كَفَّ غَضَبَهُ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ
كَظَمَ غَيْظَهُ، وَلَوْ شَاءَ أَنْ يُمْضِيَهُ أَمْضَاهُ مَلَأَ اللهُ قَلْبَهُ رَجَاءً
يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ مَشَى مَعَ أَخِيهِ فِي حَاجَةٍ حَتَّى يَتَهَيَّأَ لَهُ
أَثْبَتَ اللهُ قَدَمَهُ يَوْمَ تَزُولُ الْأَقْدَامِ» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]
“Orang
yang paling dicintai oleh Allah ta’aalaa adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia, dan amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’aalaa adalah
kegembiraan yang engkau berikan kepada seorang muslim, atau engkau
menghilangkan kesulitannya, atau engkau membebaskan utangnya, atau engkau
menghilangkan rasa laparnya, dan aku berjalan memenuhi hajat saudaraku lebih
aku cintai daripada aku beri’tikaf di masjid ini -yaitu masjid Madinah selama
sebulan-, dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan menutupi aibnya, dan
siapa yang menahan murkanya padalah jika ia mau ia bisa melampiaskannya maka
Allah akan memenuhi hatinya pengharapan di hari kiamat, dan siapa yang berjalan
memenuhi hajat saudaranya sampai ia menyelesaikannya maka Allah akan meneguhkan
kakinya pada hari banyak kaki yang tergelincir”. [Al-Mu’jam Al-Kabir karya
Ath-Thabaraniy: Hasan]
7. Keutamaan
ucapan yang baik.
Diantaranya:
a) Tanda keimanan
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat
maka ucapkanlah yang baik atau diam”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
b) Mendapatkan pahala yang besar
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ
إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا}
[النساء: 114]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah,
maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar. [An-Nisaa’:114]
c) Allah mengangkat derajatnya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ
مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ،
وَإِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ، لاَ يُلْقِي لَهَا
بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ» [صحيح البخاري]
“Sungguh seorang hamba
berbicara satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan
Allah mengangkat derajatnya. Dan sungguh seorang hamba berbicara satu kalimat
yang dimurkai Allah, tanpa ia pikirkan, menyebabkan ia terjerumus ke dalam
neraka jahannam”. [Sahih Bukhari]
d)
Menyelamatkan
dari api neraka
Dari Adiy bin Hatim radhiyallahu ‘anhu;
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
«اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ
تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Jauhilah neraka walau hanya bersedekah dengan
sepotong kurma, kalau tidak dapat maka dengan perkataan yang baik”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat: Adab berkomunikasi dalam Islam
8. Keutamaan
melangkah ke masjid.
Diantaranya:
1) Mendapatkan jaminan dari Allah.
Dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ
عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَهُوَ
ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ
بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ، وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَهُوَ ضَامِنٌ
عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا
نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ، وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ
عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ " [سنن أبي داود: صحيح]
“Ada tiga golongan semuanya
dijamin oleh Allah 'azza wajalla: (1) Seorang yang keluar berperang di
jalan Allah maka ia dijamin oleh Allah sampai ia meninggal dan masuk surga atau
kembali dengan membawa pahala dan harta rampasan. (2) Dan seorang yang pergi ke
mesjid maka ia dijamin oleh Allah sampai ia meninggal kemudian masuk surga atau
kembali dengan membawa pahala. (3) Dan seorang yang masuk rumahnya dengan salam
maka ia dijamin oleh Allah 'azza wajalla.” [Sunan Abi Daud: Shahih]
2) Mendapat pahala haji dan umrah
Dari Abu Umamah; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا
إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ، وَمَنْ خَرَجَ
إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ،
وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Barangsiapa yang keluar dari
rumahnya dalam keadaan suci menuju mesjid untuk salat fardhu maka pahalanya
seperti pahala seorang haji yang muhrim, dan barangsiapa yang keluar untuk
salat dhuha ia tidak beranjak kecuali untuk itu maka pahalanya seperti pahala
orang yang umrah, dan melakukan salat setelah salat tanpa ada kelalaian
diantaranya tercatat di 'illiyyin (kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh
malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah)”. [Sunan Abu Daud: Hasan]
3) Setiap langkah mengangkat derajat dan menghapus dosa
Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ
مَشَى إِلَى بَيْتٍ مَنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ،
كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً»
[صحيح مسلم]
“Barangsiapa yang bersuci di
rumahnya kemudian berjalan menuju mesjid rumah Allah untuk menunaikan salat
fardhu yang telah diwajibkan oleh Allah, maka kedua langkahnya salah satunya
menghapuskan dosa dan yang satunya lagi mengangkat derajatnya (di surga)”.
[Sahih Muslim]
4) Mendapat jamuan di surga
Dari Abu Hurairah; Rasulullah sallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِدِ وَرَاحَ،
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ» [صحيح البخاري ومسلم]
Barangsiapa yang pergi ke mesjid di waktu pagi
dan sore maka Allah menyipakan untuknya jamuan di surga setiap kali ia pergi di
waktu pagi dan sore. [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Keutamaan shalat berjama'ah
9. Keutamaan
menghilangkan gangguan di jalan.
Diantaranya:
a)
Salah satu cabang keimanan.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ -
شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh
lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya)
adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah",
dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu
adalah cabang dari keimanan". [Sahih Bukhari dan Muslim]
b)
Amalan yang bermanfaat.
Abu
Barzah
radhiyallahu 'anhu berkata;
يَا
نَبِيَّ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: «اعْزِلِ الْأَذَى،
عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ» [صحيح مسلم]
"Saya
pernah bertanya; 'Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu yang dapat saya
ambil manfaatnya! '
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Singkirkanlah gangguan dari
jalan kaum muslimin! '" [Shahih Muslim]
c)
Salah satu amal kebaikan di akhirat.
Dari
Abu Dzarr radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«عُرِضَتْ
عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي حَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ
أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّرِيقِ، وَوَجَدْتُ فِي مَسَاوِي
أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ تَكُونُ فِي الْمَسْجِدِ، لَا تُدْفَنُ» [صحيح
مسلم]
"Dipaparkan
kepadaku segala amal umatku, yang baik dan yang buruk. Maka aku mendapatkan di
antara kebaikan amal umatku adalah membuang rintangan yang mengganggu di
jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal jelek umatku adalah meludah di masjid
tanpa dipendam'." [Shahih Muslim]
d)
Bernilai sedekah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فِي ابْنِ آدَمَ سِتُّونَ
وَثَلَاثُمِائَةِ سُلَامَى - أَوْ عَظْمٍ، أَوْ مَفْصِلٍ - عَلَى كُلِّ وَاحِدٍ
فِي كُلِّ يَوْمٍ صَدَقَةٌ، كُلُّ كَلِمَةٍ طَيْبَةٍ صَدَقَةٌ، وَعَوْنُ الرَّجُلِ
أَخَاهُ صَدَقَةٌ، وَالشَّرْبَةُ مِنَ الْمَاءِ يَسْقِيهَا صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ [الأدب
المفرد للبخاري: حسن]
“Pada anak cucu Adam ada tiga ratus enampuluh sulama -tulang
atau persendian-, wajib untuk setiap persendian setiap harinya sedekah. Setiap
ucapan yang baik adalah sedekah, seseorang membantu saudaranya adalah sedekah,
seteguk air yang ia berikan adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari
jalanan adalah sedekah”. [Al-Adabul Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]
e)
Mendapatkan ampunan dan surga.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«بَيْنَمَا
رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ،
فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada
seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu menemuklan potongan duri di jalan
lalu diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah
mengampuninya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Dalam
riwayat lain:
«لَقَدْ
رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ
الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ» [صحيح مسلم]
"Sungguh
aku melihat seseorang sedang berbahagia di surga dikarenakan ia telah memotong
batang pohon yang menjuntai ke jalan yang mengganggu orang lewat." [Shahih
Muslim]
10. Keutamaan
memberi salam dan amar ma’ruf nahi mungkar.
Lihat: Syarah Arba’in hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (24) Abu Dzar; Keharaman perbuatan dzalim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...