بسم الله الرحمن الرحيم
'Abdullah bin 'Umar bin Al-Khathab radhiallahu'anhuma
berkata; Aku mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda:
"انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى آوَاهُمُ الْمبِيتُ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ،
فانْحَدَرَتْ صَخْرةٌ مِنَ الْجبلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمْ الْغَارَ، فَقَالُوا:
إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا الله تعالى بصالح
أَعْمَالكُمْ قَالَ رجلٌ مِنهُمْ: اللَّهُمَّ كَانَ لِي أَبَوانِ شَيْخَانِ
كَبِيرانِ، وكُنْتُ لاَ أَغبِقُ قبْلهَما أَهْلاً وَلا مالاً فنأَى بِي طَلَبُ
الشَّجرِ يَوْماً فَلمْ أُرِحْ عَلَيْهمَا حَتَّى نَامَا فَحَلبْت لَهُمَا
غبُوقَهمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِميْنِ، فَكَرِهْت أَنْ أُوقظَهمَا وَأَنْ
أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدِى
أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُما حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ وَالصِّبْيَةُ يَتَضاغَوْنَ
عِنْدَ قَدَمى فَاسْتَيْقظَا فَشَربَا غَبُوقَهُمَا. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ
فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ
هَذِهِ الصَّخْرَة، فانْفَرَجَتْ شَيْئاً لا يَسْتَطيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهُ.
قَالَ الآخر: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانتْ لِيَ ابْنَةُ عمٍّ كانتْ
أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيَّ، - وفي رواية: كُنْتُ أُحِبُّهَا كَأَشد مَا يُحبُّ
الرِّجَالُ النِّسَاءِ -، فَأَرَدْتُهَا عَلَى نَفْسهَا فَامْتَنَعَتْ مِنِّى
حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهِا
عِشْرينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا
ففَعَلَت، حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا"وفي رواية: "فَلَمَّا
قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْليْهَا، قَالتْ: اتَّقِ اللهَ وَلاَ تَفُضَّ الْخاتَمَ إِلاَّ
بِحَقِّهِ، فانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهِىَ أَحَبُّ النَّاسِ إِليَّ وَتركْتُ
الذَّهَبَ الَّذي أَعْطَيتُهَا، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعْلتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ
وَجْهِكَ فافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ، فانفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ غَيْرَ
أَنَّهُمْ لا يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا.
وقَالَ الثَّالِثُ: اللَّهُمَّ إِنِّي اسْتَأْجَرْتُ أُجرَاءَ
وَأَعْطَيْتُهمْ أَجْرَهُمْ غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذي لَّه وَذَهبَ
فثمَّرت أجْرَهُ حَتَّى كثرت منه الأموال فجائنى بَعدَ حِينٍ فَقالَ يَا عبدَ
اللهِ أَدِّ إِلَيَّ أَجْرِي، فَقُلْتُ: كُلُّ مَا تَرَى منْ أَجْرِكَ: مِنَ
الإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَالْغَنَم وَالرَّقِيق فقالَ: يا عَبْدَ اللَّهِ لا
تَسْتهْزيْ بي، فَقُلْتُ: لاَ أَسْتَهْزيُ بِكَ، فَأَخَذَهُ كُلَّهُ فاسْتاقَهُ
فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْه شَيْئاً، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتغَاءَ
وَجْهِكَ فافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ، فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فخرَجُوا
يَمْشُونَ " [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada tiga orang dari kalangan orang
sebelum kalian yang sedang bepergian hingga ketika mereka singgah dalam gua
lalu mereka memasuki gua tersebut hingga akhirnya ada sebuah batu yang jatuh
dari gunung hingga metutupi gua. Mereka berkata; Tidak akan ada yang dapat
menyelamatkan kalian dari batu ini kecuali bila kalian berdoa meminta kepada
Allah dengan perantaraan kebaikan amal kalian! Maka seorang diantara mereka
berkata, "Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua yang sudah renta. Dan aku
tidaklah pernah memberi minum susu keluargaku pada akhir siang sebelum
keduanya. Suatu hari aku keluar untuk mencari sesuatu dan aku tidak
beristirahat mencarinya hingga keduanya tertidur, aku pulang namun aku dapati
keduanya sudah tertidur dan aku tidak mau mendahului keduanya meminum susu
untuk keluargaku. Maka kemudian aku terlena sejenak dengan bersandar kepada
kedua tanganku sambil aku menunggu keduanya bangun sampai fajar terbit, lalu
keduanya terbangun dan meminum susu jatah malamnya. Ya Allah seandainya aku
kerjakan itu semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah batu ini. Maka batu
itu sedikit bergeser namun mereka belum dapat keluar.
Nabi ﷺ
berkata, Kemudian berkata, yang lain, "Ya Allah, ada putri pamanku yang
menjadi orang yang paling aku cintai. –Dalam riwayat lain: Aku sangat
mencintainya seperti cinta seoang laki-laki kepada seorang wanita-. Suatu hari
aku menginginkannya namun dia menolak aku. Sampai ia ditimpa kesulitan hidup
kemudian dia datang kepadaku lalu aku berikan dia seratus dua puluh dinar agar
aku dan dia bersenang-senang lalu dia setuju hiingga ketika aku sudah
menguasainya dia berkata; “Bertakwalah kepada Allah, tidak dihalalkan bagimu
merusak kesucian kecuali dengan cara yang haq!”. Lalu aku pergi meninggalkannya
padahal dia wanita yang paling aku cintai dan aku tinggalkan pula emas perhiasan
yang aku berikan kepadanya. Ya Allah seandainya apa yang aku kerjakan itu
semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah celah pintu gua ini dimana kami
terjebak di dalamnya. Maka terbukalah sedikit batu itu namun mereka tetap belum
bisa keluar.
Bersabda Nabi ﷺ:
Kemudian orang yang ketiga berkata, Ya Allah aku pernah memperkerjakan
orang-orang lalu aku memberi upah mereka kecuali satu orang dari mereka yang
meninggalkan haknya lalu dia pergi. Kemudian upah orang tersebut aku kembangkan
hingga beberapa waktu kemudian ketika sudah banyak harta dari hasil yang aku
kembangkan tersebut orang itu datang kepadaku lalu berkata, "Wahai
'Abdullah, berikanlah hak upah saya!" Lalu aku katakan kepadanya; Itulah
semua apa yang kamu lihat adalah upahmu berupa unta, sapi, kambing dan
pengembalanya". Dia berkata, "Wahai 'Abdullah, kamu jangan
mengolok-olok aku!" Aku katakan: Aku tidak mengolok-olok!" Maka orang
itu mengambil seluruhnya dan tidak ada yang disisakan sedikitpun. Ya Allah
seandainya apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridha-Mu, maka bukakanlah
celah batu gua yang kami terjebak di dalamnya". Maka batu itu terbuka
akhirnya mereka dapat keluar dan pergi". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Penjelasan singkat
hadits ini:
1) Biografi Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2) Allah terkadang
menimpakan musibah untuk menampakkan kemuliaan orang tersebut.
Lihat:
Hikmah di balik musibah
3) Tidak ada
yang bisa menyelamatkan kecuali Allah.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ
وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ
عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [يونس: 107]
Jika
Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Yunus: 107]
4) Tawassul
dengan amal shalih.
Allah
-subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:
{الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا
ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّار} [آل عمران: 16]
“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka," [Ali Imran:16]
Lihat:
Tawassul syar’iy dan syirkiy
5) Keutamaan
ikhlash; menyelamatkan dalam kesulitan.
Lihat:
Amalan penolak bala
6) Beramal di
waktu senang akan memberi pertolongan di waktu sulit.
Dari Ibnu
'Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«تَعَرَّفْ إِلَى الله فِي الرَّخَاءِ، يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ» [مسند
أحمد: صحيح]
“Dekatlah
kepada Allah di waktu senang, Allah akan mendekatimu di waktu susah".
[Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ
وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ» [سنن الترمذي: حسن]
“Barangsiapa
yang ingin do'anya dikabulkan oleh Allah di waktu susah dan sengsara maka
perbanyaklah berdo'a di waktu senang". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
7) Keutamaan
berbakti kepada kedua orang tua.
Allah
-subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:
{وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا
إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ
أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ
الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا} [الإسراء:
23 - 24]
Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil". [Al-Israa': 23 -
24]
Ø Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang
lelaki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu meminta
izinnya untuk berjihad.
Maka
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya:
«أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟»
“Apakah
kedua orang tuamu masih hidup?”
Ia
menjawab: Iya!
Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Maka pada keduanyalah engkau berjihad (dengan berbakti kepadanya)".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat:
Berbakti kepada kedua orang tua
8) Keutamaan
menafkahi orang tua.
Dari Abu
Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى
عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ
الطَّاغُوتِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]
"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua orang tuanya maka ia berada
di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah untuk keluarganya (istri dan
anak) maka ia berada di jalan Allah, dan barangsiapa yang mencari nafkah untuk
memperbanyak harta maka ia berada di jalan setan dan sekutunya".
[Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]
9) Dahsyatnya
godaan wanita.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ
حُسْنُ الْمَآب} [آل عمران: 14]
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga)". [Ali 'Imran:14]
Ø Jabir bin
Abdullah radhiyallahu
'anhuma berkata: Suatu hari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
melihat seorang wanita, kemudian Rasulullah mendatangi istrinya Zainab yang
sedang masak, dan melampiaskan hajatnya. Setelah itu Rasulullah menemui
sahabatnya dan bertkata:
«إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، وَتُدْبِرُ
فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ، فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ،
فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ»
"Sesungguhnya wanita itu menghadap dari depan dalam bentuk
setan dan membelakang dalam bentuk setan, maka jika seseorang dari kalian
melihat wanita maka hendaklah ia mendatangi istrinya, karena hal itu akan
manghilangkan apa yang ada dalam dirinya (dari hawa nafsu)." [Sahih
Muslim]
10) Keutamaan
wanita yang menjaga kesuciannya.
Dari Abdurrahman
bin 'Auf radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
" إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا،
وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ
مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ " [مسند أحمد: حسن]
“Jika
seorang wanita telah mendirikan salat lima waktu, puasa di bulan Ramadan,
menjaga kemaluannya dari yang haram, dan taat kepada suaminya maka dikatakan
kepadanya: "Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau
mau!".” [Musnad Ahmad: Hasan]
11) Seorang
wanita terkadang terpaksa berzina karena kebutuhan hidup.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
" قَالَ رَجُلٌ:
لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي يَدِ
سَارِقٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى سَارِقٍ فَقَالَ:
اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ
فَوَضَعَهَا فِي يَدَيْ زَانِيَةٍ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ
اللَّيْلَةَ عَلَى زَانِيَةٍ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى
زَانِيَةٍ؟ لَأَتَصَدَّقَنَّ بِصَدَقَةٍ، فَخَرَجَ بِصَدَقَتِهِ، فَوَضَعَهَا فِي
يَدَيْ غَنِيٍّ، فَأَصْبَحُوا يَتَحَدَّثُونَ: تُصُدِّقَ عَلَى غَنِيٍّ، فَقَالَ:
اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ، عَلَى سَارِقٍ وَعَلَى زَانِيَةٍ وَعَلَى غَنِيٍّ،
فَأُتِيَ فَقِيلَ لَهُ: أَمَّا صَدَقَتُكَ عَلَى سَارِقٍ فَلَعَلَّهُ أَنْ
يَسْتَعِفَّ عَنْ سَرِقَتِهِ، وَأَمَّا الزَّانِيَةُ فَلَعَلَّهَا أَنْ
تَسْتَعِفَّ عَنْ زِنَاهَا، وَأَمَّا الغَنِيُّ فَلَعَلَّهُ يَعْتَبِرُ فَيُنْفِقُ
مِمَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ " [صحيح البخاري
ومسلم]
"Ada seorang laki-laki berkata: 'Aku
pasti akan bersedekah!'. Lalu dia keluar dengan membawa sedekahnya dan ternyata
jatuh ke tangan seorang pencuri. Keesokan paginya orang-orang ramai
membicarakan bahwa telah diberi sedekah kepada seorang pencuri. Mendengar hal
itu orang itu berkata: "Ya Allah segala puji bagi-Mu, aku pasti akan
bershadaqah lagi!". Kemudian dia keluar dengan membawa sedekahnya lalu
ternyata jatuh ke tangan seorang pezina. Keesokan paginya orang-orang ramai
membicarakan bahwa tadi malam telah diberi sedekah kepada seorang pezina. Maka
orang itu berkata lagi: "Ya Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata
shadaqahku jatuh) kepada seorang pezina, aku pasti akan bershadaqah
lagi!". Kemudian dia keluar lagi dengan membawa sedekahnya lalu ternyata
jatuh ke tangan seorang yang kaya. Keesokan paginya orang-orang kembali ramai
membicarakan bahwa telah diberi sedekah kepada seorang yang kaya. Maka orang
itu berkata: "Ya Allah segala puji bagi-Mu, (ternyata shadaqahku jatuh)
kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya!". Setelah itu orang tadi
bermimpi dan dikatakan padanya: "Adapun sedekah kamu kepada pencuri,
mudah-mudahan dapat mencegah si pencuri dari perbuatannya, sedangkan sedekah
kamu kepada pezina, mudah-mudahan dapat mencegahnya berbuat zina kembali dan
sedekah kamu kepada orang yang kaya mudah-mudahan dapat memberikan pelajaran
baginya agar menginfaqkan harta yang diberikan Allah kepadanya". [Sahih
Bukhari dan Muslim]
12) Keutamaan
amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ
أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا
بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ} [الأعراف: 165]
Maka tatkala mereka melupakan apa yang
diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari
perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. [Al-A'raaf: 165]
Ø Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوفِ
وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ
عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ» [سنن
الترمذي: حسنه الألباني]
"Demi Yang jiwaku di
tangan-Nya, kalian akan memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari
kemungkaran, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya atas kalian, kemudian
kalian berdo'a maka tidak dikabulkan untuk kalian". [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Lihat: Keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar
13) Menjaga
kesucian dan meninggalkan maksiat (zina).
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ
نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ}
“Dan
orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya”. [An-Nuur: 33]
Ø Dari Abu Sa'id
Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa
yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatannya”. [Sahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat:
Mau nikah tapi tak punya uang
14) Keutamaan
meninggalkan maksiat karena Allah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى} [النازعات:
40-41]
Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). [An-Nazi'at: 40-41]
Ø Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
" يَقُولُ اللَّهُ: إِذَا
أَرَادَ عَبْدِي أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً، فَلاَ تَكْتُبُوهَا عَلَيْهِ حَتَّى يَعْمَلَهَا،
فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا بِمِثْلِهَا، وَإِنْ تَرَكَهَا مِنْ أَجْلِي
فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً " [صحيح البخاري]
"Allah
berfirman: 'Jika seorang hamba-Ku ingin melakukan kejahatan maka janganlah
kalian catat hingga Ia melakukannya, dan jika ia melakukannya maka catatlah
semisalnya. Jika ia meninggalkannya karena Aku maka catatlah kebaikan
baginya." [Sahih Bukhari]
Ø Dalam riwayat lain;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" قَالَتِ الْملَائِكَةُ: رَبِّ، ذَاكَ
عَبْدُكَ يُرِيدُ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً، وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ، فَقَالَ: ارْقُبُوهُ
فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِمِثْلِهَا، وَإِنْ تَرَكَهَا فَاكْتُبُوهَا
لَهُ حَسَنَةً، إِنَّمَا تَرَكَهَا مِنْ جَرَّايَ " [صحيح مسلم]
“Malaikat
berkata: Tuhanku, itu hamba-Mu ingin melakukan satu keburukan -dan Dia lebih
mengetahuinya-. Maka Allah berfirman: 'Kalian awasilah dia. Jika dia
mengerjakan kejelekan itu maka kalian tulislah untuknya (satu dosa) dengan
semisalnya, dan apabila dia meninggalkannya maka tulislah untuknya satu
kebaikan. Karena dia meninggalkannya karena Aku'." [Sahih Muslim]
Lihat: Bagaimana Allah mencatat kebaikan dan keburukan
15) Keutamaan
sedekah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang
menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah
akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamat, dan
barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan
memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah
senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong
saudaranya". [Sahih Musim]
16) Menyegerakan
pemberian upah pekerja.
Dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi ﷺ
bersabda:
"
قَالَ اللَّهُ: ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ: رَجُلٌ أَعْطَى
بِي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ
أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ " [صحيح البخاري]
"Allah
ta'ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka
pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas namaku lalu mengingkarinya,
seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu memakan (uang dari)
harganya dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu
menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya". [Shahih Bukhari]
Ø
Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma
berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَعْطُوا الْأَجِيرَ
أَجْرَهُ، قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ»
"Berikanlah
upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya." [Sunan Ibnu Majah:
Shahih]
17) Keutamaan
menjaga amanah dan tidak terlena dengan dunia.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) ...
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8)}
[المؤمنون: 1 و 8]
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, ... Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. [Al-Mu'minun: 1 dan 8]
Ø Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam tidak menkhutbahi kami kecuali beliau mengatakan:
" لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ " [مسند
أحمد: حسن]
"Tidak sempurna imannya orang yang tidak menjaga amanahnya". [Musnad
Ahmad: Hasan]
Lihat:
Hadits Abu Hurairah; Jika amanah sudah dilalaikan
18) Keutamaan
memaafkan.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا
تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [النور:
22]
Dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nuur: 22]
{فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [المائدة:
13]
Maka maafkanlah mereka dan biarkan
mereka, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.
[Al-Maidah: 13]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiyallahu'anhu-; Rasulullah
-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
«مَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا»
"Allah tidak menambah bagi
seorang hamba yang memaafkan kecuali kemuliaan." [Sahih Muslim]
Lihat: Wasiat untuk menahan marah
19) Selektif
dalam memilih teman terkhusus ketika bepergian jauh.
Dari Abu
Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا، وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا
تَقِيٌّ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Janganlah
engaku berteman kecuali dengan seorang yang beriman, dan janganlah ada yang
memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa". [Sunan Abi Daud: Hasan]
Lihat:
Adab bepergian jauh
20) Keutamaan
berteman dengan orang shalih.
Dari Abu
Musa radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
" مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ
وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ
تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ
الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
" [صحيح البخاري ومسلم]
"Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan penjual
minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan
menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau
wanginya sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu atau kamu akan
mendapatkan bau tidak sedapnya." [Sahih Bukhari dan Muslim]
21) Keselamatan
diraih dengan kerja sama.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahul
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ» [صحيح
البخاري]
“Apakah kalian akan diberi pertolongan dan
rezki kecuali karena keberadaan orang-orang lemah dari kalian (seperti wanita
dan anak-anak)" [Sahih Bukhari]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Cinta Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslamiy kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam - Hadits Taubat Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu - Hadits Ali mencitai dan dicintai Allah dan Rasul-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...