Kamis, 25 Maret 2021

Syarah Arba’in hadits (38) Abu Hurairah; Sifat wali Allah

 بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wata'ala berfirman (dalam sebuah hadits qudsi): "Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku akan memeranginya, dan tidak ada ibadah yang dipersembahkan hamba-Ku yang paling Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, maka Aku sebagai pendengaran yang ia pakai mendengar, penglihatan yang ia pakai melihat, tangan yang ia pakai memegang, dan kaki yang ia pakai berjalan, dan jika ia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, dan jika ia minta perlindungan dari-Ku akan Aku lindungi". Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.

Dalam riwayat lain ada tambahan lafadz: 

" وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ " [صحيح البخاري ومسلم]

"dan Aku tidak pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan-Ku mencabut jiwa seorang mu'min, ia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat di sini: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Wali Allah adalah seluruh orang yang beriman.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: 257]

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [Al-Baqarah: 257]

{وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ} [الجاثية: 19]

Dan Allah adalah Pelindung orang-orang yang bertakwa. [Al-Jatsiyah: 19]

3.      Karamah wali Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ} [يونس: 62 - 64]

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. [Yunus: 62 – 64]

Ø  Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ، وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى»

"Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah ta'ala."

Mereka berkata, Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka?

Beliau bersabda:

«هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ، وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا، فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ، وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ»

"Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih."

Dan beliau membaca ayat ini:

{أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ} [يونس: 62]

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." [Yunus:62] [Sunan Abu Daud: Sahih]

4.      Jangan menyakiti orang beriman.

Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم،ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»

"Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri."

Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu Umar melihat Ka'bah, lantas beliau berkata,

«مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ»

"Betapa agungnya kamu, dan betapa luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi Allah dari padamu.  [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Jundab bin Abdillah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللهِ، فَلَا يَطْلُبَنَّكُمُ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ، فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ، ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang shalat subuh maka ia dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menuntutmu dari jaminannya dengan sesuatu (karena menzalimi mereka) karena barangsiapa yang dituntut oleh Allah dari jaminannya dengan sesuatu maka pasti Allah akan mendapatkannya, kemudian Allah menjerumuskannya dengan wajahnya ke neraka jahannam". [Sahih Muslim]

5.      Pahala ibadah fardhu (wajib) lebih tinggi daripada ibadah nafilah (sunnah).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ " [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya yang pertama diperiksa pada seorang hamba di hari kiamat dari amalannya adalah shalat-nya, maka jika sempurna maka beruntunglah ia dan selamatlah ia, dan jika rusak maka celakalah ia dan rugilah ia. Kemudian jika ada sesuatu yang kurang dari shalat wajibnya, Allah 'azza wa jalla berfirman: Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka dengannya disempurnakan apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian setelah itu amalan lain diperiksa seperti itu." [Sunan Tirmidziy: Sahih]

6.      Keutamaan amalan sunnah.

Diantaranya:

a.       Melengkapi kekurangan amalan wajib.

b.      Menjaga agar senantiasa melakukan yang wajib dengan sempurna.

c.       Meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا} [الأحزاب: 21]

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Al-Ahzaab: 21]

d.      Membedakan derajat seseorang dengan yang lainnya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [النحل: 32]

Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan. [An-Nahl: 32]

e.       Mendapatkan cinta Allah subhanahu wata’alaa.

7.      Keutamaan mendapatkan cinta Allah.

Diantaranya:

a)      Mendapatkan penjagaan Allah dan dijauhkan dari segala keburukan.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Jagalah (perintah dan larangan) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu (dalam setiap urusanmu)". [Sunan Tirmidziy: Sahih]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (19) Ibnu ‘Abbas; Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu

b)      Dimudahkan melakukan kebaikan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى} [مريم: 76]

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. [Maryam: 76]

{وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ} [محمد: 17]

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya. [Muhammad: 17]

Ø  Dari Anas; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ» فَقِيلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ المَوْتِ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Jika Allah menghendaki kebaikan untuk seorang hamba maka Allah akan mempekerjakannya”. Lalu ditanyakan: Bagaimana Allah mempekerjakannya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Allah memberinya taufiq untuk mengamalkan amalan shali sebelum wafatnya”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

c)       Do’anya dikabulkan.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ} [البقرة: 186]

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [Al-Baqarah:186]

d)      Dicintai penghuni langit dan bumi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، قَالَ: فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ، وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَيَقُولُ: إِنِّي أُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضْهُ، قَالَ فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي أَهْلِ السَّمَاءِ إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلَانًا فَأَبْغِضُوهُ، قَالَ: فَيُبْغِضُونَهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ الْبَغْضَاءُ فِي الْأَرْضِ ".

"Sesungguhnya Allah jika mencintai seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah ia!

Lalu Jibril ikut mencintainya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia.

Lalu penduduk langit turut mencintainya, kemudian diturunkan rasa cinta kepadanya di bumi.

Dan jika Allah membenci seorang hamba, Ia memanggil Jibril dan berkata kepadanya: Sesungguhnya Aku membenci si Fulan maka bencilah ia.

Lalu Jibril ikut membencinya, kemudian berseru di langit: Sesungguhnya Allah membenci si Fulan maka bencilah ia.

Lalu penduduk langit turut membencinya, kemudian diturunkan rasa benci kepadanya di bumi." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Meraih cinta Allah

8.      Amalan lain untuk mendapatkan cinta Allah.

Diantaranya:

1)      Orang yang bertakwa.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ} [آل عمران: 76]

Maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. [Ali ‘Imran:76, At-Taubah: 4 dan 7]

2)      Orang yang berbuat baik.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [البقرة: 195]

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.   [Al-Baqarah:195]

3)      Orang yang bertaubat dan mensucikan diri.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ} [البقرة: 222]

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah:222]

4)      Mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ } [آل عمران: 31]

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Ali ‘Imran:31]

5)      Orang yang sabar.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ} [آل عمران: 146]

Allah menyukai orang-orang yang sabar. [Ali ‘Imran:146]

6)      Orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ} [آل عمران: 159]

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [Ali ‘Imran:159]

7)      Orang-orang yang adil.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ} [المائدة: 42]

Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. [Al-Maidah:42]

8)      Mujahid di jalan Allah.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ} [الصف: 4]

Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. [Ash-Shaf:4]

9)      Mencintai saudara seiman.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

" أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ " [صحيح مسلم]

“Seorang lelaki mengunjungi temannya di suatu kampung. Lalu Allah mengutus malaikat dengan wujud manusia untuk menemuinya di pertengahan jalan. Malaikat bertanya: Engkau mau kemana?

Lelaki itu menjawab: Menjenguk temanku di kampung ini.

Malaikat bertanya lagi: Apakah kau menginginkan sesuatu nikmat darinya?

Lelaki itu manjawab: Tidak, aku hanya mencintainya demi Allah.

Malaikat berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu untuk menyampaikan bahwasanya Allah telah mencintai kamu sebagaimana engkau mencintai sahabatmu itu demi Allah!” [Sahih Muslim]

10)  Membaca surah Al-Ikhlash.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang dalam misi perang, dan orang tersebut selalu membaca surah dalam shalatnya ketika mengimami sahabatnya kemudian mengakhirinya dengan surah Al-Ikhlash. Maka ketika mereka kembali, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka beliau bersabda:

«سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟»

“Tanyakan kepadanya, karena alasan apa ia melakukan hal itu?”

Kemudian mereka menanyakannya, maka ia menjawab: Karena surah tersebut adalah sifat Ar-Rahman (Allah) dan aku suka membacanya.

Maka Rasulullah bersabda:

«أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sampaikan kepadanya bahwasanya Allah telah mencintainya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

11)  Zuhud terhadap kenikmatan dunia.

Sahl bin Sa’d As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhuma berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Berlakulah zuhud dalam urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (31) Sahl; Keutamaan zuhud

9.      Takut mati yang terlarang.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ»

Barangsiapa yang mencintai pertemua dengan Allah maka Allah akan mencintai pertemuan dengannya, dan barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah maka Allah akan membenci pertemuan dengannya.

Aisyah bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud adalah rasa benci pada kematian? Padahal kami semua benci dengan kematian!

Rasulullah menjawab:

«لَيْسَ كَذَلِكِ، وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ، أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ، فَأَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ، وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللهِ وَسَخَطِهِ، كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ، وَكَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ» [صحيح مسلم]

Bukan yang demikian, akan tetapi seorang mukmin jika diberi berita gembira akan rahmat Allah, ridha, dan surga-Nya maka ia mencintai pertemuan dengan Allah. Sedangkan orang kafir jika diberi berita tentang siksaan Allah dan murka-Nya maka ia membenci pertemuan dengan Allah dan Allah pun membenci pertemuan dengannya. [Sahih Muslim]

10.  Cobaan sakaratul maut.

Aisyah radhiyallahu'anha mengatakan; Di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada kantong kulit atau bejana berisi air, lantas beliau masukkan kedua tangannya dalam air dan beliau usap wajahnya dengan keduanya dan beliau ucapkan:

«لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ»

"Laa-ilaaha-illallah, sungguh kematian diriingi sekarat (kesulitan)". [Shahih Bukhari]

Ø  Dari Buraidah radhiyallahu'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«المُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الجَبِينِ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Orang beriman meninggal dunia dengan keringat di dahi (karena beratnya kematian)". [Sunan Tirmidzi: Sahih]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Arba’in hadits (37) Ibnu ‘Abbas; Bagaimana Allah mencatat kebaikan dan keburukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...