Rabu, 29 September 2021

Kitab Ilmu bab 50 dan 51; Malu dalam ilmu

 بسم الله الرحمن الرحيم

A.    Bab 50.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ الحَيَاءِ فِي العِلْمِ

“Bab: Malu dalam ilmu”

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan bahwa sikap malu yang menghalangi seseorang dari kebaikan bukanlah sifat malu yang terpuji, akan tetapi itu adalah sifat lemah, seperti malu untuk menuntut ilmu. Sebagaiman ditunjukkan pada ucapan Mujahid, dan Aisyah yang diriwayatkan secara mu’allaq (sanad terputus). Dan sikap Ummi Salamah, dan Umar bin Khathab dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum yang diriwayatkan secara muttasil (sanad bersambung).

Pertama: Atsar Mujahid bin Jabr, Abu Al-Hajjaj Al-Makkiy (w.101 H) rahimahullah.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

وَقَالَ مُجَاهِدٌ: «لاَ يَتَعَلَّمُ العِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ»

“Dan Mujahid berkata: Tidak akan menuntut ilmu orang yang pemalu dan tidak juga orang yang sombong”.

Takhrij atsar Mujahid.

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim rahimahullah- dalam kitabnya “Hilyatul Auliyaa’” (3/287) dengan sanad yang shahih menutut Al-Hafidz Ibnu Hajar (Fathul Bari 1/277), dengan lafadz:

«إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ لَا يَتَعَلَّمُهُ مُسْتَحٍ وَلَا مُتَكَبِّرٌ»

“Sesungguhnya ilmu ini tidak akan dipelajari oleh orang yang pemalu dan sombong”.

Diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqiy rahimahullah- dalam kitab “Al-Madkhal” no.410, dengna lafadz yang mirip dengan lafadz imam Bukhari.

Penjelasan singkat atsar ini:

1.      Malu dalam menuntut ilmu bukan sifat yang terpuji.

Dari 'Imran bin Hushain radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«الحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan sifat pemalu

2.      Sifat sombong akan menghalangi seseorang dari menuntut ilmu.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu; Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ» قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً؟ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ»

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." Seorang laki-laki bertanya, "Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." [Shahih Muslim]

Ø  Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallau 'alaihi wasallam bersabda:

" ثلاثٌ مُهْلِكاتٌ، ... : فشحٌّ مطاعٌ، وهوى مُتَّبَعٌ، وإعْجابُ المَرْءِ بِنَفْسِهِ " [صحيح الترغيب: حسن لغيره]

"Tiga yang membinasakan: ... sifat kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya". [Shahih At-Targiib: Hasan ligairih]

Lihat: Akhlak ulama dan penuntut ilmu

Kedua: Atsar Aisyah radhiyallahu ‘anha.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

وَقَالَتْ عَائِشَةُ: «نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ»

Dan Aisyah berkata: "Sebaik-baik wanita adalah wanita kaum Al-Anshar, rasa malu tidak mencegah mereka untuk memahami urusan agama".

Takhrij atsar Aisyah.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam “Ash-Shahih” (1/261) no.332; Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ؟ فَقَالَ: «تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا، فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ، ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا» فَقَالَتْ أَسْمَاءُ: وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا؟ فَقَالَ: «سُبْحَانَ اللهِ، تَطَهَّرِينَ بِهَا» فَقَالَتْ عَائِشَةُ: كَأَنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِينَ أَثَرَ الدَّمِ، وَسَأَلَتْهُ عَنْ غُسْلِ الْجَنَابَةِ؟ فَقَالَ: «تَأْخُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أَوْ تُبْلِغُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا، ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ» فَقَالَتْ عَائِشَةُ: " نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ.

Asma' radhiyallahu 'anha bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang mandinya orang yang haid. Beliau bersabda:" Salah seorang dari kalian mengambil air dan daun bidara. Maka bersucilah dia dan sempurnakanlah dalam bersucinya. Kemudia tuangkanlah air di kepalanya sambil memijat-mijatnya dengan kuat hingga meresap pada akar rambutnya, kemudian tuangkan air ke sekujur tubuhnya, setelah itu ambillah sepotong kapas yang sudah diberi minyak wangi yang di gunakan untuk membersihkannya."

Asma' berkata; Bagaimana cara membersihkannya?

Beliau bersabda; "Subhanallah, bersihkanlah dengannya."

Lalu Aisyah berkata dengan melirihkan suaranya; 'Kamu besihkan sisa-sisa darah tersebut dengan kapas.'

Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, beliau bersabda: "Hendaklah ia mengambil air, kemudian bersuci dan memperbagus bersucinya atau menyempurnakan bersucinya. Kemudian menuangkan air di kepalanya sambil memijat-mijat hingga meresap pada akar kepalanya, setelah itu menuangkan air ke seluruh tubuhnya."

Aisyah berkata; 'Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menjadi penghalang mereka untuk mendalami masalah agamanya.' [Shahih Muslim]

Lihat: Kitab Ilmu bab 35; Perlukah menetapkan hari khusus untuk mengajarkan ilmu kepada kaumwanita?

Ketiga: Hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

130 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلاَمٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ [محمد بن خازم الضرير]، قَالَ: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ زَيْنَبَ ابْنَةِ أُمِّ سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِي مِنَ الحَقِّ، فَهَلْ عَلَى المَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا احْتَلَمَتْ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا رَأَتِ المَاءَ» فَغَطَّتْ أُمُّ سَلَمَةَ، تَعْنِي وَجْهَهَا، وَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَتَحْتَلِمُ المَرْأَةُ؟ قَالَ: «نَعَمْ، تَرِبَتْ يَمِينُكِ، فَبِمَ يُشْبِهُهَا وَلَدُهَا»

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah [Muhammad bin Khazim Adh-Dharir], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Urwah, dari Bapaknya, dari Zainab putri Ummu Salamah, dari Ummu Salamah ia berkata, "Ummu Sulaim datang menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dalam perkara yang hak. Apakah bagi wanita wajib mandi jika ia bermimpi?" Nabi menjawab, "Ya, jika dia melihat air." Ummu Salamah lalu menutupi wajahnya seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah seorang wanita itu bermimpi?" Beliau menjawab, "Ya. Celaka kamu. (jika tidak) Lantas dari mana datangnya kemiripan seorang anak itu?"

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Keistimewaan Ummu Salamah

2.      Biografi Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.

Lihat: Keistimewaan Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha

3.      Sifat malu pada Allah ‘azza wajallah.

Dari Salman radhiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

« إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا » [سنن أبى داود: صححه الألباني]

“Sesungguhnya Tuhan kalian tabaraka wata'ala Maha Pemalu dan Pemurah, malu terhadap hamba-Nya jika mengangkat kedua tangannya berdo'a kepada-Nya dibalas dengan hampa”. [Sunan Abi Daud: Sahih]

Ø  Dari Abu Waqid Al-Laitsiy radhiyallahu 'anhu; Suatu hari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam duduk di mesjid bersama para sahabat, kemudian lewat tiga orang. Yang pertama duduk di tempat yang kosong, yang kedua duduk di belakang, dan yang ketiga pergi meninggalkan majlis. Kemudian Rasulullah bersabda:

«أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ، وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Maukah kalian kuberitahukan tentang tiga orang tadi? Adapun yang pertama ia mendekat kepada Allah maka Allah mendekat kepada-Nya, adapun yang kedua ia malu maka Allah pun malu kepadanya, sedangkan yang ketiga ia berpaling maka Allah berpaling darinya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Kaedah memahami Nama dan Sifat Allah ‘azza wajalla

4.      Allah ‘azza wajallah tidak malu untuk suatu kebenaran.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ} [الأحزاب: 53]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu nabi lalu nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. [Al-Ahzaab: 53]

5.      Mimpi basah wajib mandi jika melihat ada air mani yang keluar.

Dari Abu Sa'id al-Khudriy radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

«إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ» [صحيح مسلم]

"Air (mandi wajib ketika mimpi) itu disebabkan karena (keluarnya) air mani.” [Shahih Muslim]

6.      Bagaimana anak menyerupai ibu dan bapaknya?

Anas radhiallahu'anhu berkata; 'Abdullah bin Salam telah mendengar berita kedatangan Rasulullah ke Madinah maka dia menemui beliau dan berkata, "Aku akan bertanya tiga perkata yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dia bertanya, "Apakah tanda-tanda pertama hari kiamat, dan apakah makanan pertama penghuni surga, dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana bisa mirip dengan ibunya?

Maka Rasulullah menjawab, "Baru saja Jibril 'alaihissalam memberitahu aku".

Dia berkata; Maka 'Abdullah bin Salam berkata, "Dia (Jibril) adalah malaikat yang sangat dimusuhi orang Yahudi".

Rasulullah bersabda:

" أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنَ المَشْرِقِ إِلَى المَغْرِبِ، وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ حُوتٍ، وَأَمَّا الشَّبَهُ فِي الوَلَدِ: فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَشِيَ المَرْأَةَ فَسَبَقَهَا مَاؤُهُ كَانَ الشَّبَهُ لَهُ، وَإِذَا سَبَقَ مَاؤُهَا كَانَ الشَّبَهُ لَهَا "

"Adapun tanda pertama hari kiamat adalah api yang muncul dan akan menggiring manusia dari timur menuju barat. Dan adapun makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu, sedangkan kemiripan seorang anak dengan bapaknya adalah apabila sang suami mendatangi istrinya, apabila air mani suami mendahului air mani istrinya berarti akan lahir anak yang mirip dengan bapaknya, sebaliknya apabila air mani istrinya mendahului air mani suaminya maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya".

Maka 'Abdullah bin Salam berkata, "Aku bersaksi bahwa baginda adalah Rasulullah". [Shahih Bukhari]

Ø  Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata; Orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya; "Wahai Abul Qasim, kami akan menanyakan kepadamu tentang lima hal, bila engkau memberitahu kami tentang itu, maka kami tahu bahwa engkau adalah seorang Nabi dan kami akan mengikutimu."

Mereka berkata; "Beritahu kami, bagaimana (proses bayi) menjadi perempuan dan bagaimana menjadi laki-laki?"

Beliau menjawab:

«يَلْتَقِي الْمَاءَانِ فَإِذَا عَلَا مَاءُ الرَّجُلِ مَاءَ الْمَرْأَةِ أَذْكَرَتْ وَإِذَا عَلَا مَاءُ الْمَرْأَةِ آنَثَتْ»

"Saat bertemunya dua air (yakni sperma laki-laki dan sel telur perempuan), bila sperma laki-laki lebih dominan (banyak) terhadap sel telur perempuan, maka (anaknya) menjadi laki-laki, dan bila sel telur perempuan lebih dominan terhadap sperma laki-laki maka (anaknya) menjadi perempuan." [Musnad Ahmad: Hasan]

7.      Boleh seorang wanita bertanya kepada ulama laki-laki tentang masalah kewanitaan jika amanan dari fitnah dan kerusakan.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

{وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ} [البقرة: 205]

Dan Allah tidak menyukai kebinasaan. [Al-Baqarah:205]

Ø  Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ»

“Maka hati-hatilah dengan dunia, dan hati-hatilah dengan wanita, karena sesungguhnya cobaan pertama yang menimpa kaum Bani Israil adalah cobaan wanita." [Sahih Muslim]

Keempat: Hadits Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

131 - حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ [ابن أبي أويس]، قَالَ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا، وَهِيَ مَثَلُ المُسْلِمِ، حَدِّثُونِي مَا هِيَ؟» فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ البَادِيَةِ، وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَاسْتَحْيَيْتُ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنَا بِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هِيَ النَّخْلَةُ» قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَحَدَّثْتُ أَبِي بِمَا وَقَعَ فِي نَفْسِي، فَقَالَ: «لَأَنْ تَكُونَ قُلْتَهَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ يَكُونَ لِي كَذَا وَكَذَا»

Telah menceritakan kepada kami Isma'il [bin Abi Uwais], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Malik, dari 'Abdullah bin Dinar, dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya di antara pohon-pohon ada satu pohon yang tidak jatuh daunnya, dan itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim. Ceritakan kepadaku pohon apakah itu?" Maka orang-orang menganggapnya sebagai pohon-pohon yang ada di lembah, sedangkan menurut perkiraanku bahwa itu adalah pohon kurma." 'Abdullah berkata, "Tetapi aku malu (untuk mengungkapkannya). Lalu orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukan kami pohon apakah itu?" Maka Rasulullah pun menjawab, "Dia adalah pohon kurma." 'Abdullah berkata, "Kemudian aku ceritakan hal itu kepada bapakku, Maka bapakku berkata, "Aku lebih suka bila engkau ungkapkan saat itu daripada aku memiliki begini dan begini."

Nb: Hadits ini sudah dijelaskan pada Bab 4 dan 5; Hadits Ibnu ‘Umar dan Bab 14; Pemahaman dalam ilmu

B.     Bab 51.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

بَابُ مَنِ اسْتَحْيَا فَأَمَرَ غَيْرَهُ بِالسُّؤَالِ

“Bab: Orang yang malu bertanya lalu menyuruh orang lain untuk bertanya”.

Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan bahwa jika suatu kondisi membuat seseorang malu untuk menuntut ilmu atau bertanya maka hendaknya dia meminta orang lain untuk bertanya agar tidak kehilangan ilmu, sebagaimana yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari -rahimahullah- berkata:

132 - حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ مُنْذِرٍ الثَّوْرِيِّ، عَنْ مُحَمَّدِ [بن عليّ] ابْنِ الحَنَفِيَّةِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً فَأَمَرْتُ المِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ أَنْ يَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: «فِيهِ الوُضُوءُ»

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Daud, dari Al-A'masy, dari Mundzir Ats-Tsauriy, dari Muhammad [bin ‘Ali] Ibnu Al-Hanafiyah, dari 'Ali bin Abu Thalib berkata, "Aku adalah seorang laki-laki yang mudah mengeluarkan madzi, lalu suruh Miqdad bin Al-Aswad untuk menanyakan hal itu kepada Nabi . Lalu ia pun menanyakannya kepada beliau, dan beliau menjawab, "Padanya ada kewajiban wudhu."

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Biografi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib

2)      Sebab Ali malu menyanyakan langsung kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ali radhiyallahu ‘anhu berkata;

كُنْتُ رَجُلًا مَذَّاءً وَكُنْتُ أَسْتَحْيِي أَنْ أَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَانِ ابْنَتِهِ فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الْأَسْوَدِ فَسَأَلَهُ فَقَالَ: «يَغْسِلُ ذَكَرَهُ وَيَتَوَضَّأُ» [صحيح مسلم]

‘Aku adalah lelaki yang sering keluar madzi dan aku malu bertanya kepada Nabi karena posisi putri beliau. Lalu aku menyuruh Miqdad bin Aswad. Miqdad pun menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda, “Hendaknya ia mencuci kemaluannya lalu berwudhu." [Shahih Muslim]

3)      Madzi adalah cairan tipis yang keluar dikarenakan syahwat dan tidak melemahkannya, dan terkadang keluar tanpa terasa.

4)      Madzi adalah najis, membatalkan wudhu dan tidak wajib mandi.

Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu berkata;

كُنْتُ أَلْقَى مِنَ المَذْيِ شِدَّةً، وَكُنْتُ أُكْثِرُ مِنَ الِاغْتِسَالِ، فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ، فَقَالَ: «إِنَّمَا يُجْزِيكَ مِنْ ذَلِكَ الْوُضُوءُ»، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَكَيْفَ بِمَا يُصِيبُ ثَوْبِي مِنْهُ؟ قَالَ: «يَكْفِيكَ بِأَنْ تَأْخُذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ، فَتَنْضَحَ بِهَا مِنْ ثَوْبِكَ، حَيْثُ تَرَى أَنَّهُ أَصَابَهُ» [سنن أبي داود: حسن]

Saya selalu mengeluarkan madzi, karena itu saya selalu mandi. Maka saya bertanya kepada Rasulullah tentang hal tersebut. Beliau menjawab, "Sesungguhnya cukup bagimu berwudhu dari hal tersebut." Aku bertanya kembali; Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan madzi yang mengenai pakaianku? Beliau menjawab, "Cukuplah kamu ambil air sepenuh telapak tanganmu, lalu percikkan pada bagian pakaian yang kamu ketahui terkena madzi." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ilmu bab 48 dan 49; Memilih ilmu yang akan diamalkan dan disampaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...