Selasa, 28 Maret 2023

4 kaidah memahami tauhid dan syirik

Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab –rahimahullah- berkata:

بسم الله الرحمن الرحيم

أسأل الله الكريم ربّ العرش العظيم أن يتولاّك في الدنيا والآخرة([1])، وأن يجعلك مبارَكًا أينما كنت([2])، وأن يجعلك ممّن إذا أُعطيَ شكر، وإذا ابتُلي صبر، وإذا أذنب استغفر، فإنّ هؤلاء الثلاث عنوان السعادة. ([3])

Aku memohon kepada Allah Yang Maka Pemurah, Rab ‘Arsy yang agung, agar menjagamu di dunia dan di akhirat, dan menjadikanmu berberkah di manapun engkau berada, dan menjadikanmu orang-orang yang jika diberi ia bersyukur, dan jika diuji ia bersabar, dan jika berdosa ia segera beristigfar, karena sesungguhnya ketiganya itu adalah tanda kebahagiaan.

اعلم -أرشدك الله لطاعته-: أن الحنيفيّة ملّة إبراهيم([4]): أن تعبد الله وحده مخلصًا له الدين، وبذلك أمر الله جميع الناس، وخلقهم لها كما قال تعالى: {وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات: 56].

Ketahuilah –semoga Allah menunjukimu untuk menta’atiNya-: Bahwasnya “Al-Hanifiyah” ajaran Ibrahim adalah: Engkau menyembah Allah semata dengan mengikhlaskan agama untuknya, dan dengannya Allah perintahkan kepada seluruh manusia dan menciptakan mereka untuk itu, sebagaimana Allah ta’aalaa berfirman: {Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku}. [Adz-Dzariyaat:56]

فإذا عرفت أنّ الله خلقك لعبادته فاعلم: أنّ العبادة لا تسمّى عبادة إلا مع التوحيد([5])، كما أنّ الصلاة لا تسمّى صلاة إلا مع الطهارة([6])، فإذا دخل الشرك في العبادة فسدتْ كالحدَث إذا دخل في الطهارة؛ كما قال تعالى {مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ} [التوبة: 17].([7])

Jika engkau telah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepadaNya, maka ketahuilah sesungguhnya ibadah itu tidak dinamakan ibadah kecuali dengan tauhid, sebagaimana shalat tidak dinamakan shalat kecuali dengan bersuci. Jika syirik masuk pada satu ibadah maka akan rusak seperti hadats jika masuk pada kesucian, sebagaimana Allah ta’aalaa berfirman: {Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka}. [At-Taubah: 17]

فإذا عرفتَ أن الشرك إذا خالط العبادة أفسدها وأحبط العمل وصار صاحبه من الخالدين في النار([8]) عرفتَ أنّ أهمّ ما عليك: معرفة ذلك، لعلّ الله أن يخلّصك من هذه الشَّبَكة، وهي الشرك بالله.

Maka jika engkau telah mengetahui bahwasanya syirik jika mencampuri ibadah akan merusaknya dan akan memusnahkan amalan dan pelakunya akan menjadi orang yang kekal dalam neraka, maka engkau akan mengetahi bahwa yang terpenting bagimu adalah memahami hal itu, semoga Allah membersihkanmu dari jaringan ini yaitu menyekutukan Allah.

وذلك بمعرفة أربع قواعد ذكرها الله تعالى في كتابه.

Hal itu dengan mengetahui empat kaidah yang disebutkan Allah ta'aalaa dalam kitabNya.

القاعدة الأولى: أن تعلم أنّ الكفّار الذين قاتلهم رسول الله مقِرُّون أنّ الله هو الخالِق الرزاق، المحيي المميت، المدبِّر لجميع الأمور، ولم يُدْخِلْهم ذلك في الإسلام، والدليل قوله تعالى: {قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ} [يونس: 31]([9])

Kaidah pertama: Mengetahui bahwasanya orang kafir yang memerangi Rasulullah mengakui bahwasanya Allah adalah Pencipta, Pemberi rezki, Yang menghidupkan dan mematikan, Yang mengatur segala urusan, namun itu tidak memasukkan mereka ke dalam Islam. Dalilnya adalah firman Allah ta'aalaa: {Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"} [Yunus:31]

***

القاعدة الثانية: أنّهم يقولون: ما دعوناهم وتوجّهنا إليهم إلا لطلب القُرْبة والشفاعة، فدليل القُربة قوله تعالى {وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ} [الزمر:3].

Kaidah kedua: Bahwasanya mereka mengatakan "Kami tidak menyembah mereka dan memohon kepada mereka kecuali untuk meminta kedekatan dan syafa'at". Dalil tentang kedekatan, firman Allah ta'aalaa: {Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar}. [Az-Zumar:3]

ودليل الشفاعة قوله تعالى: {وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ} [يونس:18].

Dan dalil tentang syafa’at, firman Allah ta’aalaa: {Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at (perantara) kepada kami di sisi Allah"}. [Yunus: 18]

والشفاعة شفاعتان: شفاعة منفيّة، وشفاعة مثبَتة.

Syafa’at ada dua macam: Syafa’at yang ditolak dan syafa’at yang diterima.

فالشفاعة المنفيّة ما كانت تٌطلب من غير الله فيما لا يقدر عليه إلاّ الله، والدليل قوله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [البقرة: 254]

Syafa’at yang ditolak adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah pada perkara yang tidak ada yang mampu memberinya kecuali Allah. Dalilnya firman Allah ta’aalaa: {Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang dzalim}. [Al-Baqarah: 254]

والشفاعة المثبَتة هي: التي تُطلب من الله، والشّافع مُكْرَمٌ بالشفاعة([10])، والمشفوع له: من رضيَ اللهُ قوله وعمله([11]) بعد الإذن كما قال تعالى: {مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِه} [البقرة:255].

Syafa’at yang diterima adalah yang diminta dari Allah, dan yang memberi syafa’at dimuliakan dengan syafa’atnya, dan orang yang diberi syafa’at adalah orang yang diridhai oleh Allah pada ucapan dan amalannya, setelah mendapatkan izin. Sebagaimana firman Allah ta’aalaa: {Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya} [Al-Baqarah:255]

***

القاعدة الثالثة: أنّ النبي ظهر على أُناسٍ متفرّقين في عباداتهم؛ منهم مَن يعبد الشمس والقمر، ومنهم مَن يعبُد الملائكة، ومنهم من يعبد الأنبياء والصالحين، ومنهم من يعبد الأحجار والأشجار، وقاتلهم رسول الله ولم يفرِّق بينهم، والدليل قوله تعالى: {وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ} [البقرة: 193].

Kaidah ketiga: Bahwasanya Nabi menghadapi manusia yang berbeda-beda dalam ibadah, diantara mereka ada yang menyembah Malaikat, ada yang menyembah para Nabi dan orang shalih, ada yang menyembah batu dan pohon, dan ada yang menyembah matahari dan bulan. Dan Rasulullah  memerangi semuanya tanpa membedakan mereka, dan dalilnya firman Allah ta’aalaa: {Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah}. [Al-Baqarah: 191 - 193]

ودليل الشمس والقمر قوله تعالى: {وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ} [فصلت: 37]

Dalilnya matahari dan bulan, firman Allah ta’aalaa: {Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, jika Ialah yang kamu hendak sembah}. [Fushilat: 37]

ودليل الملائكة قوله تعالى: {وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ} [سبأ: 40-41].([12])

Dalilnya para malaikat, firman Allah ta’aalaa: {Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Dia berfirman kepada para malaikat, “Apakah kepadamu mereka ini dahulu menyembah?” Para malaikat itu menjawab, “Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.”} [Saba': 40-41]

ودليل الأنبياء قوله تعالى: {وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَاعِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ} [المائدة: 116]

Dalilnya para Nabi, firman Allah ta’aalaa: {Dan (Ingatlah) ketika Allah bertanya (kepada Nabi Isa): "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya)”} [Al-Maidah: 116]

ودليل الصالحين قوله تعالى: {قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا (56) أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا} [الإسراء: 56-57]

Dalilnya orang shalih, firman Allah ta’aalaa: {Katakanlah (Muhammad), “Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengubahnya.” Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”} [Al-Isra': 56-57]

ودليل الأحجار والأشجار قوله تعالى: {أَفَرَأَيْتُمْ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى} [النجم:19-20].

Dalilnya batu dan pohon, firman Allah ta’aalaa: {Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap Al-Lata dan Al-'Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?} [An-Najm: 19-20]

وحديث أبي واقدٍ الليثي - رضي الله عنه - قال: خرجنا مع النبي إلى حُنين ونحنُ حدثاء عهدٍ بكفر، وللمشركين سدرة يعكفون عندها وينوطون بها أسلحتهم يقال لها: ذات أنواط، فمررنا بسدرة فقلنا: يا رسول الله اجعل لنا ذات أنواط كما لهم ذات أنواط! فقال رسول الله : "الله أكبر! إنها السنن، قلتم والذي نفسي بيده كما قالت بنو إسرائيل لموسى {اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ} [الأعراف: 138].

Hadits Abi Waqid Al-Laitsiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Kami keluar bersama Nabi pergi ke Hunain, dan kami baru beralih dari masa kekufuran, dan kaum musyrikin memiliki satu pohon, mereka biasa duduk di sisinya dan menggantungkan persenjataan mereka di pohon itu. Pohon itu diberi nama Dzat Anwath. Lalu kami melintasi pohon tersebut dan kami berkata: Wahai Rasulullah, buatkan kami Dzat Anwath seperti milik mereka.

Lalu Rasulullah bersabda: "Allahu akbar (Allah maha Besar), ini adalah ketetapan, kalian mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa: {Buatkan kami ilah seperti ilah-ilah mereka}. [Al-A’raf: 138]

القاعدة الرابعة: أنّ مشركي زماننا أغلظ شركًا من الأوّلين، لأنّ الأوّلين يُشركون في الرخاء ويُخلصون في الشدّة، ومشركوا زماننا شركهم دائم؛ في الرخاء والشدّة. والدليل قوله تعالى: {فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ} [العنكبوت:65]([13]). والله أعلم!

Kaidah keempat: Bahwasanya kaum musyrikin di masa kita ini lebih besar kesyrikannya dari masa awal, karena musyrikin masa awal mereka syirik ketika senang dan mengikhlaskan di masa sulit. Sedangkan musrikin di masa kita, kesyirikannya terus-menerus; baik dalam keadaan senang maupun susah. Dalilnya firman Allah ta’aalaa: {Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)}. [Al-'Ankabut: 65] Wallahu a’lam!

 



[1]) Allah Pelindung di dunia dan di akhirat. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ} [يوسف: 101]

Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau Telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan Telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat. [Yusuf:101]

[2]) Berkah seorang mu’min. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (30) وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ} [مريم: 30 - 31]

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, dia memberiku Al Kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. [Maryam: 30-31]

Ø  Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata: Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi , lalu didatangkan bagian dalam pucuk pohon kurma (berwarna putih dan lembut dimakan dengan madu). Nabi lalu bersabda:

«إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ لَمَا بَرَكَتُهُ كَبَرَكَةِ المُسْلِمِ»

"Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada satu jenis pohon yang keberkahannya seperti seorang Muslim."

Lalu aku mempunyai perkiraan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, aku berkeinginan menjawab; 'Wahai Rasulullah, itu adalah pohon kurma', namun aku melihat bahwa di antara sepuluh orang yang ada aku adalah yang paling muda. Maka aku pun diam. Nabi kemudian menjawab pertanyaannya:

«هِيَ النَّخْلَةُ» [صحيح البخاري]

"Yaitu pohon kurma." [Shahih Bukhari]

[3]) Tanda kebahagiaan seorang hamba:

a)       Mensyukuri pemberian.

b)       Bersabar dalam musibah.

Dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]

"Sangat menakjubkan urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seoran Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik baginya". [Sahih Muslim]

c)       Bertaubat ketika melakukan dosa.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا} [نوح: 10 - 12]

Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. [Nuuh: 10 - 12]

[4]) Perintah mengikuti ajaran agama Ibrahim. Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [آل عمران: 95]

Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. [Ali ‘Imran: 95]

[5]) Ibadah tidak diterima tanpa tauhid. Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan). [Al-Bayyinah: 5]

Ø  Dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]

"Seseungguhnya Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

[6]) Shalat tidak diterima tanpa bersuci.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ" [صحيح مسلم]

"Shalat tidak diterima tanpa bersuci". [Shahih Muslim]

[7]) Syirik membatalkan amalan, Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [الزمر: 65]

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. [Az-Zumar:65]

[8]) Dalilnya, Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ} [البينة: 6]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. [Al-Bayyinah:6]

[9]) Dalilnya, Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ} [الزمر: 38]

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka menjawab: "Allah". [Az-Zumar: 38]

{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ} [العنكبوت: 63]

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?", tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya). [Al-'Ankabuut:63]

{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [لقمان: 25]

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. [Luqman:25]

[10])  Allah subhanahu wata’aalaa berfirma:

{لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا} [مريم: 87]

Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah. [Maryam: 87]

{وَلَا يَشْفَعُوْنَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى} [الأَنْبِيَاء: 28]

{“Dan mereka tidak dapat memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhai Allah.”} [Al-Anbiya’: 28]

[11])  Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا} [طه: 109]

Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. [Thahaa: 109]

[12]) Diantara dalilnya, firman Allah ta’aalaa:

{وَلَا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلَائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} [آل عمران: 80]

Dan tidak (mungkin pula baginya) menyuruh kamu menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai Tuhan. Apakah (patut) dia (Nabi) menyuruh kamu menjadi kafir setelah kamu menjadi Muslim? [Ali 'Imran: 80]

[13]) Diantara dalilnya, firman Allah ta’aalaa:

{هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (22) فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} [يونس: 22 - 23]

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur". Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, Kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [Yunus: 22-23]

Lihat juga: 3 perkara yang harus diketahui dan diamalkan - 4 kunci keberuntungan dunia akhirat dalam surah Al-'Ashr - 10 Pembatal Keislaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...