بسم الله الرحمن
الرحيم
Ayat
pertama, kedua, dan ketiga
Allah
ta’aalaa berfirman:
{يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا
أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ
اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 215]
Mereka bertanya tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah
diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. [Al-Baqarah: 215]
{الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ
فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا
تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ
الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ} [البقرة:
197]
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang
dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.
[Al-Baqarah:197]
{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة:
7-8]
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula. [Az-Zalzalah: 7-8]
Penjelasa singkat ayat di atas:
a)
Segala kebaikan yang kita lakukan Allah pasti
mengetahuinya dan akan membalasnya, sekecil apapun kebaikan tersebut.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا} [الطلاق:
12]
Dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu. [Ath-Thalaaq:12]
{إِنْ تُبْدُوا
الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ
خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [البقرة: 271]
Jika kamu
menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya
dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan
Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah: 271]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [الحشر: 18]
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Hasyr: 18]
b)
Tidak meremehkan satupun amal kebaikan.
Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى
أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]
"Jangan engkau meremehkan
suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang
ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]
Ø Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا
وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai para wanita muslimah,
janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan
walaupun hanya dengan memberi kaki kambing." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Jangan menyepelekan amalan kecil
Ayat
keempat
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ
وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} [الجاثية:
15]
Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada
Tuhanmulah kamu dikembalikan. [Al-Jatsiyah: 15]
Penjelasa singkat ayat di atas:
a. Setiap kebaikan yang kita lakukan, maka yang mendapatkan balasannya adalah diri kita
terlebih dahulu.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ
أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ} [فصلت:
46]
Barangsiapa yang mengerjakan amal
yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa
mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan
sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. [Fushilat: 46]
{إِنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ
لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا
يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ} [الزمر: 41]
Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al
Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat
petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka
Sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu
sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.
[Az-Zumar:41]
{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ
إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} [الجاثية: 15]
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah
kamu dikembalikan. [Al-Jatsiyah: 15]
{وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ
غَنِيٌّ حَمِيدٌ} [لقمان: 12]
Dan sesungguhnya telah Kami berikan
hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji". [Luqman: 12]
{وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ
لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ} [العنكبوت: 6]
Dan barangsiapa yang berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Al-'Ankabut: 6]
{وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ
الْمَصِيرُ} [فاطر: 18]
Dan barangsiapa menyucikan dirinya,
sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada
Allah-lah tempat kembali. [Fatir: 18]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«يَا فُلَانُ، أَلَا تُحْسِنُ صَلَاتَكَ؟ أَلَا يَنْظُرُ الْمُصَلِّي
إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي، فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Wahai Fulan, tidak bisakah
engkau memperbaiki shalatmu? Hendaklah seorang yang shalat memperhatikan ketika
ia shalat bagaimana ia shalat, sesungguhnya ia shalat hanya untuk dirinya
sendiri". [Shahih Bukhari dan Muslim]
b. Allah
tidak membutuhkan sesuatu dari ibadah hambaNya.
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meriwayatkan dari Allah dalam
sebuah hadits qudsi:
«يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ
وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ
وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا . يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا ... يَا عِبَادِى إِنَّمَا
هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ
خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ
إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]
"Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya bertaqwa dengan sebaik-baik taqwa diantara kalian, itu semua tidak akan menambah sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya jahat dengan sejahat-jahat diantara kalian, itu semua tidak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya, barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali sesali dirimu sendiri". [Shahih Muslim]
Hadits pertama
1/117-الأوَّل: عن أَبِي ذرٍّ جُنْدَبِ بنِ
جُنَادَةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قُلْتُ يَا رسولَ اللَّه، أيُّ الأعْمالِ
أفْضَلُ؟ قَالَ: "الإِيمانُ بِاللَّهِ، وَالجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ ".
قُلْتُ: أيُّ الرِّقَابِ أفْضَلُ؟ قَالَ: "أنْفَسُهَا عِنْد أهْلِهَا،
وأكثَرُهَا ثَمَناً". قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ أفْعلْ؟ قَالَ: "تُعينُ صَانِعاً
أوْ تَصْنَعُ لأخْرَقَ"، قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه أرَأيتَ إنْ ضَعُفْتُ
عَنْ بَعْضِ الْعملِ؟ قَالَ: "تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ
مِنْكَ عَلَى نَفسِكَ". متفقٌ عليه.
Dari Abu Dzar Jundab bin Junadah radhiyallahu
‘anhu, dia berkata, "Aku pernah bertanya Rasulullah ﷺ,
'Wahai Rasulullah! Amalan apakah yang paling utama? ' Rasulullah ﷺ menjawab, "Beriman kepada Allah dan berjihad pada
jalan-Nya." Aku bertanya, "Hamba sahaya yang bagaimanakah yang paling
utama (dimerdekakan)?" Rasulullah ﷺ
menjawab, "Hamba sahaya yang paling baik menurut pemiliknya dan paling
mahal harganya." Aku bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa
mengerjakannya?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Kamu
bisa membantu orang yang bekerja (saat membutuhkan bantuan) atau berkerja untuk
orang yang tidak memiliki pekerjaan (tidak mampu melakukan sesuatu)." Aku
bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku tidak mampu melakukan
sebagian dari amalan?' Rasulullah ﷺ menjawab, "Kamu
hendaklah menghentikan kejahatanmu terhadap orang lain karena hal itu merupakan
sedekah darimu kepada dirimu." [Muttafaqun ‘alaihi]
Penjelasa singkat hadits di atas:
1. Biografi
Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Antusias
sahabat menanyakan amalan terbaik untuk mendapatkan keutamaan yang lebih baik.
3. Iman
adalah amalan terbaik secara mutlak.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ -
شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح
مسلم]
"Keimanan itu terdiri dari
tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi
kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan.
Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Sahih Muslim]
4. Keutamaan
jihad di jalan Allah ta'aalaa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ثَلَاثَةٌ فِي ضَمَانِ اللَّهِ: رَجُلٌ خَرَجَ إِلَى مَسْجِدٍ
مِنْ مَسَاجِدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ، وَرَجُلٌ خَرَجَ حَاجًّا " [حلية الأولياء: صححه
الألباني]
“Ada tiga orang yang berada dalam jaminan
Allah: Seorang yang keluar menuju mesjid dari mesjid-mesjid Allah 'azza
wajalla, dan seorang yang keluar berperang di jalan Allah, dan seorang yang
pergi menunaikan ibadah haji”. [Hilyatul auliyaa': Sahih]
Lihat: Syarah shahih Bukhari kitab Iman bab (27) “Jihad bagian dari iman”
5. Sedekah
terbaik adalah yang paling berharga.
Abu Thalhah mendatangi Rasululah shallallahu
'alaihi wasallam dan berkata: Sesungguhnya Allah telah berfirman:
{لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل
عمران: 92]
{Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu
cintai} [Ali Imran: 92], dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai
adalah "baeruha'" dan aku jadikan sedekah demi Allah mengharapkan
kebaikan dan pahalanya dari Allah, terimalah kebun itu ya Rasulullah, terserah
engkau mau apakan!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، قَدْ سَمِعْتُ
مَا قُلْتَ فِيهَا، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِينَ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Wah, itu adalah harta yang beruntung,
itu adalah harta yang beruntung, aku telah mendengar apa yang kau katakan, dan
aku merasa lebih baik kau bagikan kepada kerabatmu".
Maka Abu Thalhah membagikannya kepada
kerabatnya dan anak cucu pamanya (saudara bapak). [Bukhari dan Muslim]
6. Keutamaan
membantu orang lain dalam kebaikan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا،
نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ
سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي
عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح
مسلم]
“Barangsiapa yang menghilangkan dari
seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah akan menghilangkan
darinya satu musibah dari musibah hari kiamat, dan barangsiapa yang memudahkan
bagi orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan
akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan
menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang
hamba selama hamba tersebut menulong saudaranya". [Sahih Musim]
7. Menahan
diri untuk tidak menyakiti orang lain adalah sedekah.
Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma-
berkata; Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu
menyeru dengan suara yang lantang:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ
إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا
تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ
الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ
يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»
“Wahai sekalian orang yang telah berIslam
dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian
menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula
kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki
aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa
yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya
meskipun di dalam rumahnya sendiri." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي
جَارَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
juga kepada hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya (orang
sekitarnya)". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Hadits kedua
2/118-الثاني: عن أَبِي ذرٍّ رضي اللَّه عنه
أيضاً أنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "يُصْبِحُ
عَلَى كلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صدقَةٌ، فَكُلٌ تَسبِيْحةٍ صَدقةٌ، وكُلُّ
تحْمِيدَةٍ صدقَةٌ، وكُلُّ تهْلِيلَةٍ صَدَقةٌ، وكلُّ تَكْبِيرةٍ صَدَقَةٌ، وأمْرٌ
بالمعْرُوفِ صدقَةٌ، ونَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صدقَةٌ. ويُجْزِئُ مِنْ ذَلكَ
رَكعَتَانِ يرْكَعُهُما مِنَ الضُّحى"رواه مسلم.
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu
juga; Bahwasanya Nabi ﷺ bersabda,
"Setiap pagi dari anggota badan masing-masing kalian (harus) ada
sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap
tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahi munkar
sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha."
[Diriwayatkan oleh Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
Hadits ketiga
3/119-الثَّالثُ عنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم: "عُرِضَتْ عَلَيَّ أعْمالُ أُمَّتي حسَنُهَا وسيِّئُهَا فوجَدْتُ في
مَحاسِنِ أعْمالِهَا الأذَى يُماطُ عَنِ الطَّرِيقِ، وَوجَدْتُ في مَساوَىءِ
أعْمالِها النُّخَاعَةُ تَكُونُ فِي المَسْجِدِ لاَ تُدْفَنُ" رواه مسلم.
Dari Abu Dzarr -radhiyallahu
'anhu-, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Dipaparkan kepadaku segala amal umatku, yang
baik dan yang buruk. Maka aku mendapatkan di antara kebaikan amal umatku adalah
membuang rintangan yang mengganggu di jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal
jelek umatku adalah meludah di masjid tanpa dipendam'." [Shahih Muslim]
Penjelasa singkat hadits di atas:
1)
Keutamaan menghilangkan gangguan di jalan.
Diantaranya:
a)
Salah satu cabang keimanan.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ -
شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh
lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya)
adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah",
dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu
adalah cabang dari keimanan". [Shahih Bukhari dan Muslim]
b)
Amalan yang bermanfaat.
Abu
Barzah
radhiyallahu 'anhu berkata;
يَا
نَبِيَّ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: «اعْزِلِ الْأَذَى،
عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ» [صحيح مسلم]
"Saya
pernah bertanya; 'Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu yang dapat saya
ambil manfaatnya! '
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Singkirkanlah gangguan dari
jalan kaum muslimin!" [Shahih Muslim]
c)
Salah satu amal kebaikan di akhirat.
d)
Bernilai sedekah.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
فِي ابْنِ آدَمَ سِتُّونَ
وَثَلَاثُمِائَةِ سُلَامَى - أَوْ عَظْمٍ، أَوْ مَفْصِلٍ - عَلَى كُلِّ وَاحِدٍ
فِي كُلِّ يَوْمٍ صَدَقَةٌ، كُلُّ كَلِمَةٍ طَيْبَةٍ صَدَقَةٌ، وَعَوْنُ الرَّجُلِ
أَخَاهُ صَدَقَةٌ، وَالشَّرْبَةُ مِنَ الْمَاءِ يَسْقِيهَا صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَةُ
الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ [الأدب
المفرد للبخاري: حسن]
“Pada anak cucu Adam ada tiga ratus enampuluh sulama -tulang
atau persendian-, wajib untuk setiap persendian setiap harinya sedekah. Setiap
ucapan yang baik adalah sedekah, seseorang membantu saudaranya adalah sedekah,
seteguk air yang ia berikan adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari
jalanan adalah sedekah”. [Al-Adabul Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]
e)
Mendapatkan ampunan dan surga.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«بَيْنَمَا
رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ،
فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Ada
seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu menemuklan potongan duri di jalan
lalu diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah
mengampuninya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dalam riwayat lain:
«لَقَدْ
رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ
الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ» [صحيح مسلم]
"Sungguh
aku melihat seseorang sedang berbahagia di surga dikarenakan ia telah memotong
batang pohon yang menjuntai ke jalan yang mengganggu orang lewat." [Shahih
Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh
2)
Larangan meludah di mesjid.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«البُزَاقُ فِي المَسْجِدِ خَطِيئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Meludah di dalam Masjid adalah suatu
dosa. Maka kafarahnya (tebusannya) adalah menguburnya." [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Hadits keempat
4/120-الرابع عَنْهُ: أنَّ ناساً قالوا: يَا رسُولَ اللَّهِ، ذَهَب
أهْلُ الدُّثُور بالأجُورِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى، وَيَصُومُونَ كَمَا
نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بَفُضُولِ أمْوَالهِمْ، قال: "أوَ لَيْس قَدْ
جَعَلَ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ بِهِ: إنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدقَةً، وكُلِّ
تَكبِيرةٍ صَدَقَةً، وكلِّ تَحْمِيدةٍ صَدَقَةً، وكلِّ تِهْلِيلَةٍ صَدقَةً، وأمرٌ
بالمعْرُوفِ صدقةٌ، ونَهْىٌ عنِ المُنْكر صدقةٌ وفي بُضْعِ أحدِكُمْ صدقةٌ"، قالوا:
يَا رسولَ اللَّهِ أيَأتِي أحدُنَا شَهْوَتَه، ويكُونُ لَه فِيهَا أجْر؟ قَالَ: "أرأيْتُمْ
لَوْ وضَعهَا في حرامٍ أَكَانَ عليهِ وِزْرٌ؟ فكذلكَ إِذَا وضَعهَا في الحلاَلِ
كانَ لَهُ أجْرٌ"، رواه مسلم.
Dari Abu Dzar
-radhiallahu 'anhu- juga; Bahwa beberapa orang bertanya: "Wahai
Rasulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka
shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa, dan bersedekah dengan
sisa harta mereka." Maka
beliau pun bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara
kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah,
setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid
adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf nahi
munkar adalah sedekah, bahkan pada kemaluan seorang dari kalian pun terdapat
sedekah." Mereka bertanya:
"Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan nafsu
syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?" Beliau menjawab: "Bagaimana menurut kalian
sekiranya ia meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah ia berdosa?!
Begitu pun sebaliknya, bila ia meletakkannya pada tempat yang halal, maka ia
akan mendapatkan pahala." [Diriwayatkan oleh Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
Hadits kelima
5/121-الخامس: عَنْهُ قَالَ: قَالَ لي النبيُّ صلى اللَّه عليه وآله
وسلم: "لاَ تَحقِرنَّ مِن المعْرُوفِ شَيْئاً ولَوْ أنْ تلْقَى أخَاكَ بِوجهٍ
طلِيقٍ"، رواه مسلم.
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan
engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu
dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Shahih Muslim]
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Tidak meremehkan satu kebaikan.
Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا
وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing." [Shahih Bukhari dan Muslim]
2.
Keutamaan tersenyum di depan orang.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ} [لقمان:
18]
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu
dari manusia (karena sombong). [Luqman:18]
Ø Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ
صَدَقَةٌ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Senyummu kepada saudaramu merupakan
sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah,
engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau
menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri
dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu
ke ember saudaramu juga sedekah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Jarir radhiyallahu 'anhu berkata:
«مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ
أَسْلَمْتُ، وَلاَ رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي» [صحيح البخاري ومسلم]
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
tidak pernah menolakku masuk rumahnya sejak aku memeluk Islam, dan beliau tidak
pernah melihatku kecuali ia tersenyum di wajahku”. [Shahih Bukhari dan Muslim]
Hadits keenam
6/122-السادس: عن أَبِي هريرةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رسُولُ
اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ علَيْهِ
صدَقةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ: تعدِلُ بيْن الاثْنَيْنِ صدَقَةٌ،
وتُعِينُ الرَّجُلَ في دابَّتِهِ، فَتحْمِلُهُ عَلَيْهَا، أوْ ترْفَعُ لَهُ علَيْهَا
متَاعَهُ صدقةٌ، والكلمةُ الطَّيِّبةُ صدَقةٌ، وبِكُلِّ خَطْوَةٍ تمْشِيها إِلَى
الصَّلاَةِ صدقَةٌ، وَتُميطُ الأذَى عَن الطرِيق صَدَقةٌ" متفق عليه.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi wasallam
bersabda: "Setiap ruas tulang manusia memiliki keharusan sedekah pada
setiap hari matahari terbit. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang
berselisih dengan cara yang adil, adalah sedekah. Menolong orang yang naik
kendaraan, atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun
termasuk sedekah. Ucapan atau tutur kata yang baik, juga sedekah. Setiap
langkah yang anda ayunkan untuk menunaikan shalat, juga sedekah. Dan
menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum, adalah sedekah." [Muttafaqun
‘alaihi]
Lihat: Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh
ورواه مسلم أيضاً من رواية عائشة رَضي اللَّه عنها قالت: قالَ رسُول
اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إنْسانٍ مِنْ بني
آدم علَى سِتِّينَ وثلاثمائَةِ مَفْصِلٍ، فَمنْ كَبَّر اللَّه، وحمِدَ اللَّه،
وَهَلَّلَ اللَّه، وسبَّحَ اللَّه واستَغْفَر اللَّه، وعَزلَ حَجراً عنْ طَرِيقِ
النَّاسِ أوْ شَوْكَةً أوْ عظْماً عَن طَرِيقِ النَّاسِ، أوْ أمَرَ بمعرُوفٍ أوْ
نهى عنْ مُنْكَرٍ، عَددَ السِّتِّينَ والثَّلاَثمائة، فَإِنَّهُ يُمْسي يَوْمئِذٍ
وَقَد زَحزحَ نفْسَهُ عنِ النَّارِ".
Dan diriwayatkan oleh Muslim juga dari riwayat 'Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata; Rasulullah ﷺ pernah bersabda, "Sesungguhnya setiap manusia dari anak cucu Adam terlahir dengan tiga ratus enam puluh rangkaian persendian, maka barangsiapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih serta memohon ampun Allah, menyingkirkan bebatuan, duri-durian atau tulang belulang dari jalan yang biasa dilewati manusia, serta menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar adalah sebanding dengan tiga ratus enam puluh jumlah persendian, sungguh pada hari itu ia akan berjalan sedang ia telah menjauhkan dirinya dari azab api neraka."
Hadits ketujuh
7/123-السابع: عَنْهُ عن النَبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
قَالَ: "منْ غدَا إِلَى المَسْجِدِ أَوْ رَاحَ، أعدَّ اللَّهُ لَهُ في
الجنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدا أوْ رَاحَ"، متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
yang pergi ke mesjid di waktu pagi atau sore maka Allah menyipakan untuknya
jamuan di surga setiap kali ia pergi di waktu pagi atau sore". [Muttafaqun
‘alaihi]
Lihat: Keutamaan
shalat berjama'ah
Hadits kedelapan
8/124-الثامن: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم: "يَا نِسَاء المُسْلِماتِ لاَ تَحْقِرنَّ جارَةٌ لِجارتِهَا ولَوْ فِرْسِنَ
شاةٍ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu
'anhu-, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para
wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling
meremehkan walaupun hanya dengan memberi kuku kambing." [Muttafaqun
‘alaihi]
Lihat: Adab kepada tetangga
Larangan merendahkan orang lain.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا
تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ
اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا
يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ،
وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]
"Janganlah kalian saling mendengki,
saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang
di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim
lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim
yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti,
merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk
dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang
telah dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim.
Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan
kehormatannya." [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim
Hadits kesembilan
9/125-التاسع: عَنْهُ عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
قَالَ: "الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسبْعُونَ، أوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شَعْبَةً:
فَأفْضلُهَا قوْلُ لاَ إلَهَ إلاَّ اللَّهُ، وَأدْنَاهَا إمَاطَةُ الأذَى عنِ
الطَّرِيقِ، وَالحيَاءُ شُعْبةٌ مِنَ الإِيمانِ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keimanan
itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling
afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah
selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari
jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Muttafaqun ‘alaihi]
Lihat: Hadits Abu Hurairah; Tingkatan iman
Hadits kesepuluh
10/126-العاشر: عَنْهُ أنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
قَالَ: "بَيْنمَا رَجُلٌ يَمْشِي بطَريقٍ اشْتَدَّ علَيْهِ الْعَطشُ، فَوجد
بِئراً فَنزَلَ فِيهَا فَشَربَ، ثُمَّ خَرَجَ فإِذا كلْبٌ يلهثُ يَأْكُلُ الثَّرَى
مِنَ الْعَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ العطشِ
مِثْلَ الَّذِي كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّي، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَملأَ خُفَّه مَاءً
ثُمَّ أَمْسَكَه بِفيهِ، حتَّى رقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَه
فَغَفَرَ لَه. قَالُوا: يَا رسولَ اللَّه إِنَّ لَنَا في الْبَهَائِم أَجْراً؟
فَقَالَ: "في كُلِّ كَبِدٍ رَطْبةٍ أَجْرٌ "متفقٌ عليه.
Dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika
seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat,
ia menemukan sumur maka dia turun ke sumur tersebut lalu minum. Kemudian dia
keluar dan didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya
menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini
sedang kehausan seperti yang aku alami tadi". Maka dia (turun kembali ke
dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya
dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Maka Allah
mensyukurinya lalu Allah mengampuninya". Para sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik
kepada hewan?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala". [Muttafaqun ‘alaihi]
وفي رواية للبخاري: "فَشَكَر اللَّه لهُ فَغَفَرَ لَه،
فَأدْخَلَه الْجنَّةَ ".
Dan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari:
“Maka Allah mensyukurinya lalu mengampuninya, kemudian Allah memasukkannya
surga”.
وفي رواية لَهُما: "بَيْنَما كَلْبٌ يُطيف بِركِيَّةٍ قَدْ كَادَ
يقْتُلُه الْعطَشُ إِذْ رأتْه بغِيٌّ مِنْ بَغَايا بَنِي إِسْرَائيلَ، فَنَزَعَتْ
مُوقَهَا فاسْتَقت لَهُ بِهِ، فَسَقَتْهُ فَغُفِر لَهَا بِهِ".
Dan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari dan
Muslim: “Ketika seekor anjing berputar-putar di tepi sumur yang hampir mati
karena haus, tiba-tiba seorang penzina dari penzina Bani Israil melihatnya,
lalu ia melepas sepatunya kemudian mengambil air dengannya dan memberi minum
anjing tersebut, maka ia diampuni dosanya karena itu”.
Lihat: Keutamaan memberi makan
Hadits kesebelas
11/127-الْحادي عشَرَ: عنْهُ عن النَّبيّ
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لَقَد رأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي
الْجنَّةِ فِي شَجرةٍ قطَعها مِنْ ظَهْرِ الطَّريقِ كَانَتْ تُؤْذِي
الْمُسلِمِينَ". رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radliallahu
'anhu; Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh
aku melihat seseorang sedang berbahagia di surga dikarenakan ia telah memotong
batang pohon yang menjuntai ke jalan yang mengganggu orang muslim."
[Shahih Muslim]
وفي رواية: "مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجرةٍ عَلَى ظَهْرِ طرِيقٍ
فَقَالَ: واللَّهِ لأُنَحِّينَّ هَذَا عنِ الْمسلِمِينَ لا يُؤْذِيهُمْ، فأُدْخِلَ
الْجَنَّةَ".
Dan dalam riwayat lain: “Seorang melewati
batang pohon di tengah jalan, lalu ia berkata: Demi Allah aku akan menyisihkan
ini dari umat Islam agar tidak menyakiti mereka. Maka ia dimasukkan surga”.
وفي رواية لهما: "بيْنَما رجُلٌ يمْشِي بِطريقٍ وَجَدَ غُصْن
شَوْكٍ علَى الطَّرِيقِ، فأخَّرُه فشَكَر اللَّهُ لَهُ، فغَفر لَهُ".
Dan dalam riwayat lain oleh Bukhari dan
Muslim: “Ketika seseorang melewati suatu jalan ia mendapati batang pohon di
tengah jalan, lalu ia memindahkannya. Maka Allah mensyukuri perbuatannya itu
kemudian mengampuni dosanya”.
Penjelasan singkat hadits ini:
1)
Larangan menyakiti seorang muslim.
Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma-
berkata; Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu
menyeru dengan suara yang lantang:
«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ
إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا
تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ
الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ
يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»
"Wahai sekalian orang yang
telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya,
janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok
mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang
siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki
aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah
akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri."
Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma melihat Ka'bah, lantas beliau berkata,
«مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ
حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ»
"Betapa agungnya kamu, dan
betapa luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di
sisi Allah dari padamu. [Sunan Tirmidziy: Hasan]
2)
Allah maha pembalas jasa /mensyukuri “الشكور والشاكر”.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ} [التغابن: 17]
Jika kamu meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.
[At-Tagabun: 17]
{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ
مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ} [فاطر: 29، 30]
Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca Kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezki
yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
[Faathir: 29-30]
{وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ
فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ} [الشورى: 23]
Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan
Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Asy-Syuuraa: 23]
{وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ
شَاكِرٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 158]
Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:158]
{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ
شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء:
147]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu
bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
[An-Nisaa': 147]
Lihat: 108 Asmaul Husna
Hadits kedua belas
12/128-الثَّاني عشَر: عنْه قالَ: قَال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ توضَّأ فأحَسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ أتَى الْجُمعةَ،
فَاستمع وأنْصتَ، غُفِر لَهُ مَا بيْنَهُ وبيْنَ الْجُمعةِ وزِيادةُ ثَلاثَةِ
أيَّامٍ، ومَنْ مسَّ الْحصا فَقد لَغَا" رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah, ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa
yang berwudhu dengan baik kemudian ke mesjid untuk shalat Jum'at, lalu
mendengarkan khutbah dan diam, maka diampuni dosanya antara hari itu dengan
Jum'at sebelumnya ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang batu kecil
di waktu imam khutbah berarti ia telah lalai". [Sahih Muslim]
Lihat: Adab di hariJum’at
Hadits ketiga belas
13/129-الثَّالثَ عَشر: عنْه أنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم قَالَ: "إذَا تَوضَّأَ الْعبْدُ الْمُسْلِم، أَو الْمُؤْمِنُ فغَسلَ
وجْههُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خطِيئةٍ نظر إِلَيْهَا بعينهِ مَعَ الْماءِ،
أوْ مَعَ آخِر قَطْرِ الْماءِ، فَإِذَا غَسَل يديهِ خَرج مِنْ يديْهِ كُلُّ
خَطِيْئَةٍ كانَ بطشتْهَا يداهُ مَعَ الْمَاءِ أَو مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْماءِ،
فَإِذَا غسلَ رِجليْهِ خَرجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مشَتْها رِجْلاُه مَعَ الْماءِ
أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، حَتَّى يخْرُج نقِياً مِنَ الذُّنُوبِ"
رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang
hamba muslim - atau mu'min - berwudhu kemudian ia mencuci mukanya maka keluar
dari mukanya semua dosa yang ia lihat dengan matanya bersama air - atau bersama
akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua tangannya maka keluar dari
kedua tangannya semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama air -
atau bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua kakinya maka
keluar semua dosa yang dijelajahi oleh kedua kakinya bersama air - atau bersama
akhir tetesan air - sampai keluar semua dan bersih dari dosa-dosa". [Diriwayatkan
oleh Muslim]
Lihat: Keutamaan berwudhu
Hadits keempat belas
14/130-الرَّابعَ عشرَ: عنه عن رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم قَالَ: "الصَّلواتُ الْخَمْسُ، والْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعةِ،
ورمضانُ إِلَى رمضانَ مُكفِّرَاتٌ لِمَا بينَهُنَّ إِذَا اجْتنِبَت
الْكَبائِرُ" رواه مسلم
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat
lima waktu, shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan
berikutnya, adalah penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa
besar". [Sahih Muslim]
Lihat: Keutamaan shalat - Keistimewaan hari Jum’at – Keistimewaan bulan Ramadhan
Hadits kelima belas
15/131-الْخَامسَ عشر: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم: "ألا أدلُّكَم عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطايا،
ويرْفَعُ بِهِ الدَّرجاتِ؟"، قَالُوا: بَلَى يَا رسُولَ اللَّهِ، قَالَ: "إِسْبَاغُ
الْوُضوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وكَثْرةُ الْخُطَا إِلَى الْمسَاجِدِ، وانْتِظَارُ
الصَّلاةِ بعْدِ الصَّلاةِ، فَذلِكُمُ الرّبَاطُ "رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah
kalian kutunjukkan amalan yang bisa menghapuskan dosa-dosa dan mengangkat
derajat?" Sahabat menjawab:
Tentu, ya Rasulullah! Rasulullah
bersabda: "Menyempurnakan
wudhu di waktu sulit, banyak melangkah ke mesjid, dan menunggu salat setelah
salat, maka itulah sebenar-benarnya ikatan". [Diriwayatkan oleh Muslim]
Lihat: Amalan penghapus dosa
Hadits keenam belas
16/132-السَّادسَ عشرَ: عن أَبِي موسى الأشعرِيِّ رضي اللَّه عنه
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ صلَّى
الْبَرْديْنِ دَخَلَ الْجنَّةَ "متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu
'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
yang salat Al-Bardain (subuh dan ashar), maka ia akan masuk surga". [Muttafaqun
‘alaihi]
Lihat: Keutamaan shalat subuh – Keutamaan shalat Ashar
Hadits ketujuh belas
17/133-السَّابِعَ عشَر: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إِذَا مرِضَ الْعبْدُ أَوْ سافَر كُتِب لَهُ مَا
كانَ يعْملُ مُقِيماً صحيِحاً" رواه البخاري.
Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika
seorang hamba sakit atau bepergian (dan tidak bisa melaksanakan ibadah
rutinnya), maka ditulis baginya pahala seperti ketika dia beramal saat muqim
dan dalam keadaan sehat". [Sahih Bukhari]
Hadits kedelapan belas
18/134-الثَّامنَ عشَرَ: عنْ جابرٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رسولُ
اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "كُلُّ معرُوفٍ صدقَةٌ ". رواه
البخاري، ورواه مسلم مِن رواية حذَيفَةَ رضي اللَّه عنه.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap
kebaikan adalah sedekah”. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, dan diriwayatkan oleh
Muslim dari riwayat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah
Hadits kesembilan
belas
19/139-التَّاسع عشر: عنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْساً إلاَّ كانَ مَا
أُكِلَ مِنْهُ لهُ صَدَقَةً، وَمَا سُرِقَ مِنْه لَه صدقَةً، [وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ
لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ،] وَلاَ يرْزؤه أَحَدٌ إلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً "رواه مسلم.
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya
yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi
sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa
yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil
darinya, melainkah ia menjadi sedekah baginya." [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُمِّ مَعْبَدٍ حَائِطًا، فَقَالَ: «يَا أُمَّ مَعْبَدٍ،
مَنْ غَرَسَ هَذَا النَّخْلَ؟ أَمُسْلِمٌ أَمْ كَافِرٌ؟» فَقَالَتْ: بَلْ
مُسْلِمٌ، قَالَ: «فَلَا يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا، فَيَأْكُلَ مِنْهُ
إِنْسَانٌ، وَلَا دَابَّةٌ، وَلَا طَيْرٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ» [صحيح مسلم]
"Nabi ﷺ
menemui Ummu Ma'bad di kebun, lalu beliau bersabda, "Wahai Ummu Ma'bad,
siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah dia seorang muslim ataukah
kafir?" Ummu Ma'bad menjawab, "Seorang muslim." Lantas beliau
bersabda, "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, lalu tanaman tersebut
dimakan oleh manusia atau binatang melata atau burung kecuali hal itu bernilai
sedekah baginya pada hari kiamat." [Shahih Muslim]
Ø Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ
إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»
"Tidaklah seorang muslim menanam pohon
atau menanam tanaman, lalu tanaman tersebut dimakan oleh burung atau manusia
atau hewan ternak, melainkan hal itu bernilai sedekah baginya." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Lihat:
Hadits kedua puluh
20/136-العْشْرُونَ: عنْهُ قالَ: أَراد بنُو سَلِمَة أَن ينْتَقِلوا
قُرْبَ المَسْجِدِ فبلَغَ ذلِكَ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم،
فَقَالَ لَهُمْ: "إِنَّه قَدْ بَلَغَنِي أَنَّكُمْ تُرِيدُونَ أَنْ
تَنْتَقِلُوا قُربَ الْمَسْجِدِ؟ "فَقَالُوا: نَعَمْ يَا رسولَ اللَّهِ قَدْ
أَرَدْنَا ذلكَ، فَقالَ:"بَنِي سَلِمةَ ديارَكُمْ، تكْتبْ آثَارُكُمْ،
دِياركُم، تُكْتَبْ آثارُكُمْ" رواه مسلم.
Jabir bin Abdullah radhiyallahu
‘anhuma katanya, "Di sekitar masjid ada beberapa bidang tanah yang
masih kosong, maka Bani Salimah
berinisiatif untuk pindah dekat masjid. Ketika berita ini sampai ke telinga
Rasulullah ﷺ, beliau bersabda,
"Rupanya telah sampai berita kepadaku bahwa kalian ingin pindah dekat
masjid." Mereka menjawab, "Benar wahai Rasulullah, kami memang ingin
seperti itu." Beliau lalu bersabda, "Wahai Bani Salamah,
pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat, pertahankanlah
rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat." [Shahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
كَانَتْ دِيَارُنَا نَائِيَةً عَنِ
الْمَسْجِدِ، فَأَرَدْنَا أَنْ نَبِيعَ بُيُوتَنَا، فَنَقْتَرِبَ مِنَ
الْمَسْجِدِ، فَنَهَانَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:
«إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ خَطْوَةٍ دَرَجَةً» [صحيح
مسلم]
"Rumah kami terpencil dari masjid,
maka kami ingin menjual rumah kami dengan harapan untuk kami pindahkan dekat
masjid, maka Rasulullah ﷺ melarang kami seraya
berujar, "Setiap langkah, kamu akan memperoleh pahala." [Shahih
Muslim]
Hadits kedua puluh
satu
21/137-الْحَادي والْعِشْرُونَ: عنْ أَبِي الْمُنْذِر أُبيِّ بنِ
كَعبٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: كَان رجُلٌ لا أَعْلمُ رجُلا أَبْعَدَ مِنَ
الْمَسْجِدِ مِنْهُ، وكَانَ لاَ تُخْطِئُهُ صلاةٌ فَقِيل لَه، أَوْ فقُلْتُ لهُ:
لَوْ اشْتَريْتَ حِماراً ترْكَبُهُ في الظَّلْماءِ، وفي الرَّمْضَاءِ فَقَالَ: مَا
يسُرُّنِي أَن منْزِلِي إِلَى جنْب الْمسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَب لِي
ممْشَايَ إِلَى الْمَسْجد، ورُجُوعِي إِذَا رجعْتُ إِلَى أَهْلِي، فقالَ رَسُولَ
اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لكَ ذلِكَ
كُلَّهُ" رواه مسلم.
Abu Al-Mundzir Ubaiy bin Ka'b radhiyallahu
‘anhuberkata: Ada seorang laki-laki yang tidak aku ketahui ada orang yang
labih jauh rumahnya dari mesjid selain dia, dan ia tidak perna lepas dari salat
jama'ah. Lalu dikatakan kepadanya: Andai engkau membeli keledai untuk kau
tunggangi dalam kegelapan dan kepanasan? Ia menjawab: Aku tidak akan merasa
senang jika rumahku berada di dekat mesjid, sesungguhnya aku menginginkan
perjalananku ke mesjid dicatat sebagai pahala demikian pula kembaliku jika
kembali ke keluargaku.
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: “Allah telah mengumpulkan (pahala) itu untukmu semuannya”.
[Sahih Muslim]
Ø Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ» [صحيح مسلم]
“Sesungguhnya engkau mendapatkan apa yang
kau harapkan”. [Sahih Muslim]
Lihat: Keutamaan shalat berjama’ah
Hadits kedua puluh dua
22/138-الثَّاني والْعشْرُونَ: عنْ أَبِي محمدٍ عبدِ اللَّهِ بنِ عمرو
بن العاص رضي اللَّه عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم: "أَرْبعُونَ خَصْلةً أَعلاها منِيحةُ الْعَنْزِ، مَا مِنْ عامَلٍ
يعملَ بِخَصْلَةٍ مِنْها رجاءَ ثَوَابِهَا وتَصْدِيقَ موْعُودِهَا إِلاَّ
أَدْخلَهُ اللَّهُ بِهَا الْجنَّةَ" رواه البخاري.
Dari Abu Muhammad 'Abdullah bin 'Amru
bin Al-‘Ash radhiallahu'anhuma, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ada empat puluh kebiasaan
baik, yang tertingginya adalah memberi seekor kambing (untuk diminum susunya
saja). Tidaklah seseorang beramal dari perbuatan-perbuatan kebaikan tersebut
dengan harapan dia mengharap pahala darinya dan membenarkan apa yang dijanjikan
padanya, melainkan Allah memasukkannya dengan amalnya ke dalam surga."
[Shahih Bukhari]
Lihat: Amalan
menuju surga dalam Al-Qur'an
Hadits kedua puluh
tiga
23/139-الثَّالثُ والْعشْرونَ: عَنْ عدِيِّ بنِ حاتِمٍ رضي اللَّه عنه
قَالَ: سمِعْتُ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول: "اتَّقُوا
النَّارَ وَلوْ بِشقِّ تَمْرةٍ" متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Adiy bin Hatim radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Jauhilah neraka walau hanya bersedekah dengan sepotong kurma".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain Bukhari dan Muslim, dari Adiy bin Hatim
ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
سيُكَلِّمُه ربُّه لَيْس بَيْنَهُ وبَينَهُ تَرْجُمَان، فَينْظُرَ أَيْمنَ مِنْهُ
فَلا يَرى إِلاَّ مَا قَدَّم، وينْظُر أشأمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إلاَّ مَا
قَدَّمَ، وَينْظُر بَيْنَ يدَيْهِ فَلا يَرى إلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ،
فاتَّقُوا النَّارَ ولوْ بِشِقِّ تَمْرةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجدْ فَبِكَلِمَة
طيِّبَةٍ.
"Sesungguhnya tidak seorang pun dari
kalian, kecuali Allah akan mengajaknya berbicara tanpa ada satu penerjemah pun antara
ia dan Allah. Kemudian ia melihat ke samping kanannya, dan ia pun tidak melihat
kecuali apa yang telah dipersembahkannya, kemudian ia melihat ke sebelah
kirinya, maka ia pun tidak melihat kecuali apa yang telah dipersembahkannya.
Kemudian ia melihat ke arah depannya, ia pun tidak melihat yang lain kecuali
neraka yang terpampang di depan wajahnya. Karena itu, takutlah kalian akan
neraka meskipun hanya (bersedekah) dengan setengah biji kurma. Siapa yang tidak
mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik."
Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
Hadits kedua puluh
empat
24/140-الرَّابِعِ والْعشرونَ: عنْ أَنَسٍ رضي اللَّه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إِنَّ اللَّه لَيرْضَى عَنِ
الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فيحْمدَهُ عليْهَا، أَوْ يشْربَ الشَّرْبَةَ فيحْمدَهُ
عليْهَا"رواه مسلم.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu,
ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
Allah meridhai seorang hamba jika selesai makan suatu makanan maka ia
memuji-Nya atas makanan tersebut, atau jika selesai minum suatu minuman maka ia
memuji-Nya atas minuman tersebut. [Sahih Muslim]
Lihat: Adab makan
dan minum
Hadits kedua puluh
lima
25/141-الْخَامِسُ والْعشْرُونَ: عن أَبِي موسى رضي اللَّه عنه، عن
النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
صدقةٌ"، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجدْ؟ قالَ: "يعْمَل بِيَديِهِ فَينْفَعُ
نَفْسَه وَيَتَصدَّقُ"، قَال: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يسْتطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ
ذَا الْحَاجَةِ الْملْهوفَ"، قالَ: أَرأَيْت إِنْ لَمْ يسْتَطِعْ؟ قالَ: "يَأْمُرُ
بِالمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ"، قالَ: أَرأَيْتَ إِنْ لَمْ يفْعلْ؟ قالْ: "يُمْسِكُ
عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صدَقةٌ" متفقٌ عليه.
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: " Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak
mendapatkannya? ' Beliau bersabda:
'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan
bersedekah.' Mereka bertanya;
'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau
bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka
bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau
bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan'. Dia berkata; 'Bagaimana jika ia
tidak dapat melakukannya? ' Beliau
bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Syarah
Arba'in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (12) "Anjuran memperbanyak kebaikan di akhir umur"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...