Senin, 06 Maret 2023

Syarah Riyadhushalihin Bab (13) Penjelasan akan banyaknya jalan-jalan kebaikan

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayat pertama, kedua, dan ketiga

Allah ta’aalaa berfirman:

{يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ} [البقرة: 215]

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. [Al-Baqarah: 215]

{الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ} [البقرة: 197]

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. [Al-Baqarah:197]

{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة: 7-8]

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Az-Zalzalah: 7-8]

Penjelasa singkat ayat di atas:

a)      Segala kebaikan yang kita lakukan Allah pasti mengetahuinya dan akan membalasnya, sekecil apapun kebaikan tersebut.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا} [الطلاق: 12]

Dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. [Ath-Thalaaq:12]

{إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [البقرة: 271]

Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah: 271]

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [الحشر: 18]

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Hasyr: 18]

b)      Tidak meremehkan satupun amal kebaikan.

Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ» [صحيح مسلم]

"Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Sahih Muslim]

Ø  Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Jangan menyepelekan amalan kecil

Ayat keempat

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} [الجاثية: 15]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. [Al-Jatsiyah: 15]

Penjelasa singkat ayat di atas:

a.      Setiap kebaikan yang kita lakukan, maka yang mendapatkan balasannya adalah diri kita terlebih dahulu.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ} [فصلت: 46]

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. [Fushilat: 46]

{إِنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ} [الزمر: 41]

Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. [Az-Zumar:41]

{مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} [الجاثية: 15]

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. [Al-Jatsiyah: 15]

{وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ} [لقمان: 12]

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". [Luqman: 12]

{وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ} [العنكبوت: 6]

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. [Al-'Ankabut: 6]

{وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ} [فاطر: 18]

Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali. [Fatir: 18]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَا فُلَانُ، أَلَا تُحْسِنُ صَلَاتَكَ؟ أَلَا يَنْظُرُ الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّى كَيْفَ يُصَلِّي، فَإِنَّمَا يُصَلِّي لِنَفْسِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai Fulan, tidak bisakah engkau memperbaiki shalatmu? Hendaklah seorang yang shalat memperhatikan ketika ia shalat bagaimana ia shalat, sesungguhnya ia shalat hanya untuk dirinya sendiri". [Shahih Bukhari dan Muslim]

b.      Allah tidak membutuhkan sesuatu dari ibadah hambaNya.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meriwayatkan dari Allah dalam sebuah hadits qudsi:

«يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا . يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا ... يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» [صحيح مسلم]

"Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya bertaqwa dengan sebaik-baik taqwa diantara kalian, itu semua tidak akan menambah sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. kalau seandainya orang pertama dari kalian sampai yang terakhir, dari kalangan manusia dan jin, semuanya jahat dengan sejahat-jahat diantara kalian, itu semua tidak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku .. semuanya hanyalah amalanmu, aku hitung untukmu kemudian aku berikan balasannya, barangsiapa yang mendapatkan kebaikan maka bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain kebaikan maka jangan sesali kecuali sesali dirimu sendiri". [Shahih Muslim]

Hadits pertama

1/117-الأوَّل: عن أَبِي ذرٍّ جُنْدَبِ بنِ جُنَادَةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قُلْتُ يَا رسولَ اللَّه، أيُّ الأعْمالِ أفْضَلُ؟ قَالَ: "الإِيمانُ بِاللَّهِ، وَالجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ ". قُلْتُ: أيُّ الرِّقَابِ أفْضَلُ؟ قَالَ: "أنْفَسُهَا عِنْد أهْلِهَا، وأكثَرُهَا ثَمَناً". قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ أفْعلْ؟ قَالَ: "تُعينُ صَانِعاً أوْ تَصْنَعُ لأخْرَقَ"، قُلْتُ: يَا رَسُول اللَّه أرَأيتَ إنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعملِ؟ قَالَ: "تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ مِنْكَ عَلَى نَفسِكَ". متفقٌ عليه.

Dari Abu Dzar Jundab bin Junadah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Aku pernah bertanya Rasulullah , 'Wahai Rasulullah! Amalan apakah yang paling utama? ' Rasulullah menjawab, "Beriman kepada Allah dan berjihad pada jalan-Nya." Aku bertanya, "Hamba sahaya yang bagaimanakah yang paling utama (dimerdekakan)?" Rasulullah menjawab, "Hamba sahaya yang paling baik menurut pemiliknya dan paling mahal harganya." Aku bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak bisa mengerjakannya?" Rasulullah menjawab, "Kamu bisa membantu orang yang bekerja (saat membutuhkan bantuan) atau berkerja untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan (tidak mampu melakukan sesuatu)." Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku tidak mampu melakukan sebagian dari amalan?' Rasulullah menjawab, "Kamu hendaklah menghentikan kejahatanmu terhadap orang lain karena hal itu merupakan sedekah darimu kepada dirimu." [Muttafaqun ‘alaihi]

Penjelasa singkat hadits di atas:

1.      Biografi Abu Dzar Jundub bin Junadah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Antusias sahabat menanyakan amalan terbaik untuk mendapatkan keutamaan yang lebih baik.

3.      Iman adalah amalan terbaik secara mutlak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ - شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح مسلم]

"Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Sahih Muslim]

4.      Keutamaan jihad di jalan Allah ta'aalaa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" ثَلَاثَةٌ فِي ضَمَانِ اللَّهِ: رَجُلٌ خَرَجَ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَرَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ خَرَجَ حَاجًّا " [حلية الأولياء: صححه الألباني]

“Ada tiga orang yang berada dalam jaminan Allah: Seorang yang keluar menuju mesjid dari mesjid-mesjid Allah 'azza wajalla, dan seorang yang keluar berperang di jalan Allah, dan seorang yang pergi menunaikan ibadah haji”. [Hilyatul auliyaa': Sahih]

Lihat: Syarah shahih Bukhari kitab Iman bab (27) “Jihad bagian dari iman”

5.      Sedekah terbaik adalah yang paling berharga.

Abu Thalhah mendatangi Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: Sesungguhnya Allah telah berfirman:

{لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ} [آل عمران: 92]

{Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai} [Ali Imran: 92], dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah "baeruha'" dan aku jadikan sedekah demi Allah mengharapkan kebaikan dan pahalanya dari Allah, terimalah kebun itu ya Rasulullah, terserah engkau mau apakan!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، ذَلِكَ مَالٌ رَابِحٌ، قَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ فِيهَا، وَإِنِّي أَرَى أَنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِينَ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wah, itu adalah harta yang beruntung, itu adalah harta yang beruntung, aku telah mendengar apa yang kau katakan, dan aku merasa lebih baik kau bagikan kepada kerabatmu".

Maka Abu Thalhah membagikannya kepada kerabatnya dan anak cucu pamanya (saudara bapak). [Bukhari dan Muslim]

6.      Keutamaan membantu orang lain dalam kebaikan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

“Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamat, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong saudaranya". [Sahih Musim]

7.      Menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain adalah sedekah.

Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»

“Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri."  [Sunan Tirmidziy: Hasan]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan juga kepada hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya (orang sekitarnya)". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Hadits kedua

2/118-الثاني: عن أَبِي ذرٍّ رضي اللَّه عنه أيضاً أنَّ رسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "يُصْبِحُ عَلَى كلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صدقَةٌ، فَكُلٌ تَسبِيْحةٍ صَدقةٌ، وكُلُّ تحْمِيدَةٍ صدقَةٌ، وكُلُّ تهْلِيلَةٍ صَدَقةٌ، وكلُّ تَكْبِيرةٍ صَدَقَةٌ، وأمْرٌ بالمعْرُوفِ صدقَةٌ، ونَهْيٌ عَنِ المُنْكَرِ صدقَةٌ. ويُجْزِئُ مِنْ ذَلكَ رَكعَتَانِ يرْكَعُهُما مِنَ الضُّحى"رواه مسلم.

Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu juga; Bahwasanya Nabi bersabda, "Setiap pagi dari anggota badan masing-masing kalian (harus) ada sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahi munkar sedekah, dan semuanya itu dapat tercukupi dengan dua rakaat dhuha." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah

Hadits ketiga

3/119-الثَّالثُ عنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "عُرِضَتْ عَلَيَّ أعْمالُ أُمَّتي حسَنُهَا وسيِّئُهَا فوجَدْتُ في مَحاسِنِ أعْمالِهَا الأذَى يُماطُ عَنِ الطَّرِيقِ، وَوجَدْتُ في مَساوَىءِ أعْمالِها النُّخَاعَةُ تَكُونُ فِي المَسْجِدِ لاَ تُدْفَنُ" رواه مسلم.

Dari Abu Dzarr -radhiyallahu 'anhu-, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Dipaparkan kepadaku segala amal umatku, yang baik dan yang buruk. Maka aku mendapatkan di antara kebaikan amal umatku adalah membuang rintangan yang mengganggu di jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal jelek umatku adalah meludah di masjid tanpa dipendam'." [Shahih Muslim]

Penjelasa singkat hadits di atas:

1)      Keutamaan menghilangkan gangguan di jalan.

Diantaranya:

a)      Salah satu cabang keimanan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ - شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Shahih Bukhari dan Muslim]

b)      Amalan yang bermanfaat.

Abu Barzah radhiyallahu 'anhu berkata;

يَا نَبِيَّ اللهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: «اعْزِلِ الْأَذَى، عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ» [صحيح مسلم]

"Saya pernah bertanya; 'Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu yang dapat saya ambil manfaatnya! '

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Singkirkanlah gangguan dari jalan kaum muslimin!" [Shahih Muslim]

c)       Salah satu amal kebaikan di akhirat.

d)      Bernilai sedekah.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

فِي ابْنِ آدَمَ سِتُّونَ وَثَلَاثُمِائَةِ سُلَامَى - أَوْ عَظْمٍ، أَوْ مَفْصِلٍ - عَلَى كُلِّ وَاحِدٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ صَدَقَةٌ، كُلُّ كَلِمَةٍ طَيْبَةٍ صَدَقَةٌ، وَعَوْنُ الرَّجُلِ أَخَاهُ صَدَقَةٌ، وَالشَّرْبَةُ مِنَ الْمَاءِ يَسْقِيهَا صَدَقَةٌ، وَإِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ [الأدب المفرد للبخاري: حسن]

“Pada anak cucu Adam ada tiga ratus enampuluh sulama -tulang atau persendian-, wajib untuk setiap persendian setiap harinya sedekah. Setiap ucapan yang baik adalah sedekah, seseorang membantu saudaranya adalah sedekah, seteguk air yang ia berikan adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari jalanan adalah sedekah”. [Al-Adabul Mufrad karya Al-Bukhariy: Hasan]

e)      Mendapatkan ampunan dan surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu menemuklan potongan duri di jalan lalu diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

«لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ» [صحيح مسلم]

"Sungguh aku melihat seseorang sedang berbahagia di surga dikarenakan ia telah memotong batang pohon yang menjuntai ke jalan yang mengganggu orang lewat." [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh

2)      Larangan meludah di mesjid.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«البُزَاقُ فِي المَسْجِدِ خَطِيئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا» [صحيح البخاري ومسلم]

"Meludah di dalam Masjid adalah suatu dosa. Maka kafarahnya (tebusannya) adalah menguburnya." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Hadits keempat

4/120-الرابع عَنْهُ: أنَّ ناساً قالوا: يَا رسُولَ اللَّهِ، ذَهَب أهْلُ الدُّثُور بالأجُورِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بَفُضُولِ أمْوَالهِمْ، قال: "أوَ لَيْس قَدْ جَعَلَ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ بِهِ: إنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدقَةً، وكُلِّ تَكبِيرةٍ صَدَقَةً، وكلِّ تَحْمِيدةٍ صَدَقَةً، وكلِّ تِهْلِيلَةٍ صَدقَةً، وأمرٌ بالمعْرُوفِ صدقةٌ، ونَهْىٌ عنِ المُنْكر صدقةٌ وفي بُضْعِ أحدِكُمْ صدقةٌ"، قالوا: يَا رسولَ اللَّهِ أيَأتِي أحدُنَا شَهْوَتَه، ويكُونُ لَه فِيهَا أجْر؟ قَالَ: "أرأيْتُمْ لَوْ وضَعهَا في حرامٍ أَكَانَ عليهِ وِزْرٌ؟ فكذلكَ إِذَا وضَعهَا في الحلاَلِ كانَ لَهُ أجْرٌ"، رواه مسلم.

Dari Abu Dzar -radhiallahu 'anhu- juga; Bahwa beberapa orang bertanya: "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa, dan bersedekah dengan sisa harta mereka." Maka beliau pun bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah, bahkan pada kemaluan seorang dari kalian pun terdapat sedekah." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, jika salah seorang diantara kami menyalurkan nafsu syahwatnya, apakah akan mendapatkan pahala?" Beliau menjawab: "Bagaimana menurut kalian sekiranya ia meletakkannya pada sesuatu yang haram, bukankah ia berdosa?! Begitu pun sebaliknya, bila ia meletakkannya pada tempat yang halal, maka ia akan mendapatkan pahala." [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah

Hadits kelima

5/121-الخامس: عَنْهُ قَالَ: قَالَ لي النبيُّ صلى اللَّه عليه وآله وسلم: "لاَ تَحقِرنَّ مِن المعْرُوفِ شَيْئاً ولَوْ أنْ تلْقَى أخَاكَ بِوجهٍ طلِيقٍ"، رواه مسلم.

Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan engkau meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang ceria (tersenyum)". [Shahih Muslim]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Tidak meremehkan satu kebaikan.

Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ، لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing." [Shahih Bukhari dan Muslim]

2.      Keutamaan tersenyum di depan orang.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ} [لقمان: 18]

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong). [Luqman:18]

Ø  Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Senyummu kepada saudaramu merupakan sedekah, engkau berbuat ma'ruf dan melarang dari kemungkaran juga sedekah, engkau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat juga sedekah, engkau menuntun orang yang berpenglihatan kabur juga sedekah, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah, dan engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu juga sedekah." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Jarir radhiyallahu 'anhu berkata:

«مَا حَجَبَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ، وَلاَ رَآنِي إِلَّا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي» [صحيح البخاري ومسلم]

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menolakku masuk rumahnya sejak aku memeluk Islam, dan beliau tidak pernah melihatku kecuali ia tersenyum di wajahku”. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Hadits keenam

6/122-السادس: عن أَبِي هريرةَ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ علَيْهِ صدَقةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ: تعدِلُ بيْن الاثْنَيْنِ صدَقَةٌ، وتُعِينُ الرَّجُلَ في دابَّتِهِ، فَتحْمِلُهُ عَلَيْهَا، أوْ ترْفَعُ لَهُ علَيْهَا متَاعَهُ صدقةٌ، والكلمةُ الطَّيِّبةُ صدَقةٌ، وبِكُلِّ خَطْوَةٍ تمْشِيها إِلَى الصَّلاَةِ صدقَةٌ، وَتُميطُ الأذَى عَن الطرِيق صَدَقةٌ" متفق عليه.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi wasallam bersabda: "Setiap ruas tulang manusia memiliki keharusan sedekah pada setiap hari matahari terbit. Yaitu seperti mendamaikan dua orang yang berselisih dengan cara yang adil, adalah sedekah. Menolong orang yang naik kendaraan, atau menolong mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan, itu pun termasuk sedekah. Ucapan atau tutur kata yang baik, juga sedekah. Setiap langkah yang anda ayunkan untuk menunaikan shalat, juga sedekah. Dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalanan umum, adalah sedekah." [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Syarah Arba’in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh

ورواه مسلم أيضاً من رواية عائشة رَضي اللَّه عنها قالت: قالَ رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إنْسانٍ مِنْ بني آدم علَى سِتِّينَ وثلاثمائَةِ مَفْصِلٍ، فَمنْ كَبَّر اللَّه، وحمِدَ اللَّه، وَهَلَّلَ اللَّه، وسبَّحَ اللَّه واستَغْفَر اللَّه، وعَزلَ حَجراً عنْ طَرِيقِ النَّاسِ أوْ شَوْكَةً أوْ عظْماً عَن طَرِيقِ النَّاسِ، أوْ أمَرَ بمعرُوفٍ أوْ نهى عنْ مُنْكَرٍ، عَددَ السِّتِّينَ والثَّلاَثمائة، فَإِنَّهُ يُمْسي يَوْمئِذٍ وَقَد زَحزحَ نفْسَهُ عنِ النَّارِ".

Dan diriwayatkan oleh Muslim juga dari riwayat 'Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata; Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya setiap manusia dari anak cucu Adam terlahir dengan tiga ratus enam puluh rangkaian persendian, maka barangsiapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih serta memohon ampun Allah, menyingkirkan bebatuan, duri-durian atau tulang belulang dari jalan yang biasa dilewati manusia, serta menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar adalah sebanding dengan tiga ratus enam puluh jumlah persendian, sungguh pada hari itu ia akan berjalan sedang ia telah menjauhkan dirinya dari azab api neraka."

Hadits ketujuh

7/123-السابع: عَنْهُ عن النَبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "منْ غدَا إِلَى المَسْجِدِ أَوْ رَاحَ، أعدَّ اللَّهُ لَهُ في الجنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدا أوْ رَاحَ"، متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang pergi ke mesjid di waktu pagi atau sore maka Allah menyipakan untuknya jamuan di surga setiap kali ia pergi di waktu pagi atau sore". [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Keutamaan shalat berjama'ah

Hadits kedelapan

8/124-الثامن: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "يَا نِسَاء المُسْلِماتِ لاَ تَحْقِرنَّ جارَةٌ لِجارتِهَا ولَوْ فِرْسِنَ شاةٍ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-, ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kuku kambing." [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Adab kepada tetangga

Larangan merendahkan orang lain.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَنَاجَشُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ، وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ، دَمُهُ، وَمَالُهُ، وَعِرْضُهُ» [صحيح مسلم]

"Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya)", Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. "Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (35) Abu Hurairah; Adab kepada sesama muslim

Hadits kesembilan

9/125-التاسع: عَنْهُ عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسبْعُونَ، أوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شَعْبَةً: فَأفْضلُهَا قوْلُ لاَ إلَهَ إلاَّ اللَّهُ، وَأدْنَاهَا إمَاطَةُ الأذَى عنِ الطَّرِيقِ، وَالحيَاءُ شُعْبةٌ مِنَ الإِيمانِ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keimanan itu terdiri dari tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling afdal (tinggi kedudukannya) adalah mengatakan "tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah", dan yang paling rendah adalah menjauhkan duri/kotoran dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan". [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Hadits Abu Hurairah; Tingkatan iman

Hadits kesepuluh

10/126-العاشر: عَنْهُ أنَّ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "بَيْنمَا رَجُلٌ يَمْشِي بطَريقٍ اشْتَدَّ علَيْهِ الْعَطشُ، فَوجد بِئراً فَنزَلَ فِيهَا فَشَربَ، ثُمَّ خَرَجَ فإِذا كلْبٌ يلهثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ العطشِ مِثْلَ الَّذِي كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّي، فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَملأَ خُفَّه مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَه بِفيهِ، حتَّى رقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَه فَغَفَرَ لَه. قَالُوا: يَا رسولَ اللَّه إِنَّ لَنَا في الْبَهَائِم أَجْراً؟ فَقَالَ: "في كُلِّ كَبِدٍ رَطْبةٍ أَجْرٌ "متفقٌ عليه.

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat, ia menemukan sumur maka dia turun ke sumur tersebut lalu minum. Kemudian dia keluar dan didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: "Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku alami tadi". Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Maka Allah mensyukurinya lalu Allah mengampuninya". Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik kepada hewan?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala". [Muttafaqun ‘alaihi]

وفي رواية للبخاري: "فَشَكَر اللَّه لهُ فَغَفَرَ لَه، فَأدْخَلَه الْجنَّةَ ".

Dan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari: “Maka Allah mensyukurinya lalu mengampuninya, kemudian Allah memasukkannya surga”.

وفي رواية لَهُما: "بَيْنَما كَلْبٌ يُطيف بِركِيَّةٍ قَدْ كَادَ يقْتُلُه الْعطَشُ إِذْ رأتْه بغِيٌّ مِنْ بَغَايا بَنِي إِسْرَائيلَ، فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فاسْتَقت لَهُ بِهِ، فَسَقَتْهُ فَغُفِر لَهَا بِهِ".

Dan dalam riwayat lain oleh Al-Bukhari dan Muslim: “Ketika seekor anjing berputar-putar di tepi sumur yang hampir mati karena haus, tiba-tiba seorang penzina dari penzina Bani Israil melihatnya, lalu ia melepas sepatunya kemudian mengambil air dengannya dan memberi minum anjing tersebut, maka ia diampuni dosanya karena itu”.

Lihat: Keutamaan memberi makan

Hadits kesebelas

11/127-الْحادي عشَرَ: عنْهُ عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لَقَد رأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الْجنَّةِ فِي شَجرةٍ قطَعها مِنْ ظَهْرِ الطَّريقِ كَانَتْ تُؤْذِي الْمُسلِمِينَ". رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku melihat seseorang sedang berbahagia di surga dikarenakan ia telah memotong batang pohon yang menjuntai ke jalan yang mengganggu orang muslim." [Shahih Muslim]

وفي رواية: "مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجرةٍ عَلَى ظَهْرِ طرِيقٍ فَقَالَ: واللَّهِ لأُنَحِّينَّ هَذَا عنِ الْمسلِمِينَ لا يُؤْذِيهُمْ، فأُدْخِلَ الْجَنَّةَ".

Dan dalam riwayat lain: “Seorang melewati batang pohon di tengah jalan, lalu ia berkata: Demi Allah aku akan menyisihkan ini dari umat Islam agar tidak menyakiti mereka. Maka ia dimasukkan surga”.

وفي رواية لهما: "بيْنَما رجُلٌ يمْشِي بِطريقٍ وَجَدَ غُصْن شَوْكٍ علَى الطَّرِيقِ، فأخَّرُه فشَكَر اللَّهُ لَهُ، فغَفر لَهُ".

Dan dalam riwayat lain oleh Bukhari dan Muslim: “Ketika seseorang melewati suatu jalan ia mendapati batang pohon di tengah jalan, lalu ia memindahkannya. Maka Allah mensyukuri perbuatannya itu kemudian mengampuni dosanya”.

Penjelasan singkat hadits ini:

1)      Larangan menyakiti seorang muslim.

Ibnu Umar -radhiallahu 'anhuma- berkata; Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang:

«يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تُعَيِّرُوهُم، ْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ»

"Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri."

Nafi' berkata: Suatu hari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma melihat Ka'bah, lantas beliau berkata,

«مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ»

"Betapa agungnya kamu, dan betapa luhurnya kehormatanmu namun seorang mukmin lebih agung kehormatannya di sisi Allah dari padamu. [Sunan Tirmidziy: Hasan]

2)      Allah maha pembalas jasa /mensyukuri “الشكور والشاكر”.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ} [التغابن: 17]

Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. [At-Tagabun: 17]

{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ} [فاطر: 29، 30]

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Faathir: 29-30]

{وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ} [الشورى: 23]

Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Asy-Syuuraa: 23]

{وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 158]

Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:158]

{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?! Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa': 147]

Lihat: 108 Asmaul Husna

Hadits kedua belas

12/128-الثَّاني عشَر: عنْه قالَ: قَال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ توضَّأ فأحَسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ أتَى الْجُمعةَ، فَاستمع وأنْصتَ، غُفِر لَهُ مَا بيْنَهُ وبيْنَ الْجُمعةِ وزِيادةُ ثَلاثَةِ أيَّامٍ، ومَنْ مسَّ الْحصا فَقد لَغَا" رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang berwudhu dengan baik kemudian ke mesjid untuk shalat Jum'at, lalu mendengarkan khutbah dan diam, maka diampuni dosanya antara hari itu dengan Jum'at sebelumnya ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang batu kecil di waktu imam khutbah berarti ia telah lalai". [Sahih Muslim]

Lihat: Adab di hariJum’at

Hadits ketiga belas

13/129-الثَّالثَ عَشر: عنْه أنَّ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "إذَا تَوضَّأَ الْعبْدُ الْمُسْلِم، أَو الْمُؤْمِنُ فغَسلَ وجْههُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خطِيئةٍ نظر إِلَيْهَا بعينهِ مَعَ الْماءِ، أوْ مَعَ آخِر قَطْرِ الْماءِ، فَإِذَا غَسَل يديهِ خَرج مِنْ يديْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كانَ بطشتْهَا يداهُ مَعَ الْمَاءِ أَو مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْماءِ، فَإِذَا غسلَ رِجليْهِ خَرجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مشَتْها رِجْلاُه مَعَ الْماءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، حَتَّى يخْرُج نقِياً مِنَ الذُّنُوبِ" رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang hamba muslim - atau mu'min - berwudhu kemudian ia mencuci mukanya maka keluar dari mukanya semua dosa yang ia lihat dengan matanya bersama air - atau bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua tangannya maka keluar dari kedua tangannya semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya bersama air - atau bersama akhir tetesan air -, kemudian jika ia mencuci kedua kakinya maka keluar semua dosa yang dijelajahi oleh kedua kakinya bersama air - atau bersama akhir tetesan air - sampai keluar semua dan bersih dari dosa-dosa". [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Keutamaan berwudhu

Hadits keempat belas

14/130-الرَّابعَ عشرَ: عنه عن رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الصَّلواتُ الْخَمْسُ، والْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعةِ، ورمضانُ إِلَى رمضانَ مُكفِّرَاتٌ لِمَا بينَهُنَّ إِذَا اجْتنِبَت الْكَبائِرُ" رواه مسلم

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, adalah penghapus dosa diantaranya jika ia meninggalkan dosa besar". [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan shalat - Keistimewaan hari Jum’at Keistimewaan bulan Ramadhan

Hadits kelima belas

15/131-الْخَامسَ عشر: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "ألا أدلُّكَم عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطايا، ويرْفَعُ بِهِ الدَّرجاتِ؟"، قَالُوا: بَلَى يَا رسُولَ اللَّهِ، قَالَ: "إِسْبَاغُ الْوُضوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وكَثْرةُ الْخُطَا إِلَى الْمسَاجِدِ، وانْتِظَارُ الصَّلاةِ بعْدِ الصَّلاةِ، فَذلِكُمُ الرّبَاطُ "رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah kalian kutunjukkan amalan yang bisa menghapuskan dosa-dosa dan mengangkat derajat?" Sahabat menjawab: Tentu, ya Rasulullah! Rasulullah bersabda: "Menyempurnakan wudhu di waktu sulit, banyak melangkah ke mesjid, dan menunggu salat setelah salat, maka itulah sebenar-benarnya ikatan". [Diriwayatkan oleh Muslim]

Lihat: Amalan penghapus dosa

Hadits keenam belas

16/132-السَّادسَ عشرَ: عن أَبِي موسى الأشعرِيِّ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ صلَّى الْبَرْديْنِ دَخَلَ الْجنَّةَ "متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu 'anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang salat Al-Bardain (subuh dan ashar), maka ia akan masuk surga". [Muttafaqun ‘alaihi]

Lihat: Keutamaan shalat subuh Keutamaan shalat Ashar

Hadits ketujuh belas

17/133-السَّابِعَ عشَر: عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إِذَا مرِضَ الْعبْدُ أَوْ سافَر كُتِب لَهُ مَا كانَ يعْملُ مُقِيماً صحيِحاً" رواه البخاري.

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang hamba sakit atau bepergian (dan tidak bisa melaksanakan ibadah rutinnya), maka ditulis baginya pahala seperti ketika dia beramal saat muqim dan dalam keadaan sehat". [Sahih Bukhari]

Lihat: Syarah Shahih Bukhari, Kitab Iman, bab 33; Pelaksanaan agama yang paling dicintai olehAllah adalah yang konsisten

Hadits kedelapan belas

18/134-الثَّامنَ عشَرَ: عنْ جابرٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "كُلُّ معرُوفٍ صدقَةٌ ". رواه البخاري، ورواه مسلم مِن رواية حذَيفَةَ رضي اللَّه عنه.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap kebaikan adalah sedekah”. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, dan diriwayatkan oleh Muslim dari riwayat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (25) Abu Dzar; Amal shalih bernilai sedekah

Hadits kesembilan belas

19/139-التَّاسع عشر: عنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْساً إلاَّ كانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لهُ صَدَقَةً، وَمَا سُرِقَ مِنْه لَه صدقَةً، [وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ، وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ،] وَلاَ يرْزؤه أَحَدٌ إلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً "رواه مسلم.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, kecuali setiap tanamannya yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri orang darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkah ia menjadi sedekah baginya." [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أُمِّ مَعْبَدٍ حَائِطًا، فَقَالَ: «يَا أُمَّ مَعْبَدٍ، مَنْ غَرَسَ هَذَا النَّخْلَ؟ أَمُسْلِمٌ أَمْ كَافِرٌ؟» فَقَالَتْ: بَلْ مُسْلِمٌ، قَالَ: «فَلَا يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا، فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ، وَلَا دَابَّةٌ، وَلَا طَيْرٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» [صحيح مسلم]

"Nabi menemui Ummu Ma'bad di kebun, lalu beliau bersabda, "Wahai Ummu Ma'bad, siapakah yang menanam pohon kurma ini? Apakah dia seorang muslim ataukah kafir?" Ummu Ma'bad menjawab, "Seorang muslim." Lantas beliau bersabda, "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, lalu tanaman tersebut dimakan oleh manusia atau binatang melata atau burung kecuali hal itu bernilai sedekah baginya pada hari kiamat." [Shahih Muslim]

Ø  Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, "Rasulullah bersabda:

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ، أَوْ إِنْسَانٌ، أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»

"Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau menanam tanaman, lalu tanaman tersebut dimakan oleh burung atau manusia atau hewan ternak, melainkan hal itu bernilai sedekah baginya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan memberi makan

Hadits kedua puluh

20/136-العْشْرُونَ: عنْهُ قالَ: أَراد بنُو سَلِمَة أَن ينْتَقِلوا قُرْبَ المَسْجِدِ فبلَغَ ذلِكَ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم، فَقَالَ لَهُمْ: "إِنَّه قَدْ بَلَغَنِي أَنَّكُمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَنْتَقِلُوا قُربَ الْمَسْجِدِ؟ "فَقَالُوا: نَعَمْ يَا رسولَ اللَّهِ قَدْ أَرَدْنَا ذلكَ، فَقالَ:"بَنِي سَلِمةَ ديارَكُمْ، تكْتبْ آثَارُكُمْ، دِياركُم، تُكْتَبْ آثارُكُمْ" رواه مسلم.

Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma katanya, "Di sekitar masjid ada beberapa bidang tanah yang masih kosong, maka Bani Salimah berinisiatif untuk pindah dekat masjid. Ketika berita ini sampai ke telinga Rasulullah , beliau bersabda, "Rupanya telah sampai berita kepadaku bahwa kalian ingin pindah dekat masjid." Mereka menjawab, "Benar wahai Rasulullah, kami memang ingin seperti itu." Beliau lalu bersabda, "Wahai Bani Salamah, pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat, pertahankanlah rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat." [Shahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain:

كَانَتْ دِيَارُنَا نَائِيَةً عَنِ الْمَسْجِدِ، فَأَرَدْنَا أَنْ نَبِيعَ بُيُوتَنَا، فَنَقْتَرِبَ مِنَ الْمَسْجِدِ، فَنَهَانَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ خَطْوَةٍ دَرَجَةً» [صحيح مسلم]

"Rumah kami terpencil dari masjid, maka kami ingin menjual rumah kami dengan harapan untuk kami pindahkan dekat masjid, maka Rasulullah melarang kami seraya berujar, "Setiap langkah, kamu akan memperoleh pahala." [Shahih Muslim]

Hadits kedua puluh satu

21/137-الْحَادي والْعِشْرُونَ: عنْ أَبِي الْمُنْذِر أُبيِّ بنِ كَعبٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: كَان رجُلٌ لا أَعْلمُ رجُلا أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ، وكَانَ لاَ تُخْطِئُهُ صلاةٌ فَقِيل لَه، أَوْ فقُلْتُ لهُ: لَوْ اشْتَريْتَ حِماراً ترْكَبُهُ في الظَّلْماءِ، وفي الرَّمْضَاءِ فَقَالَ: مَا يسُرُّنِي أَن منْزِلِي إِلَى جنْب الْمسْجِدِ، إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَب لِي ممْشَايَ إِلَى الْمَسْجد، ورُجُوعِي إِذَا رجعْتُ إِلَى أَهْلِي، فقالَ رَسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لكَ ذلِكَ كُلَّهُ" رواه مسلم.

Abu Al-Mundzir Ubaiy bin Ka'b radhiyallahu ‘anhuberkata: Ada seorang laki-laki yang tidak aku ketahui ada orang yang labih jauh rumahnya dari mesjid selain dia, dan ia tidak perna lepas dari salat jama'ah. Lalu dikatakan kepadanya: Andai engkau membeli keledai untuk kau tunggangi dalam kegelapan dan kepanasan? Ia menjawab: Aku tidak akan merasa senang jika rumahku berada di dekat mesjid, sesungguhnya aku menginginkan perjalananku ke mesjid dicatat sebagai pahala demikian pula kembaliku jika kembali ke keluargaku.

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Allah telah mengumpulkan (pahala) itu untukmu semuannya”. [Sahih Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ لَكَ مَا احْتَسَبْتَ» [صحيح مسلم]

“Sesungguhnya engkau mendapatkan apa yang kau harapkan”. [Sahih Muslim]

Lihat: Keutamaan shalat berjama’ah

Hadits kedua puluh dua

22/138-الثَّاني والْعشْرُونَ: عنْ أَبِي محمدٍ عبدِ اللَّهِ بنِ عمرو بن العاص رضي اللَّه عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "أَرْبعُونَ خَصْلةً أَعلاها منِيحةُ الْعَنْزِ، مَا مِنْ عامَلٍ يعملَ بِخَصْلَةٍ مِنْها رجاءَ ثَوَابِهَا وتَصْدِيقَ موْعُودِهَا إِلاَّ أَدْخلَهُ اللَّهُ بِهَا الْجنَّةَ" رواه البخاري.

Dari Abu Muhammad 'Abdullah bin 'Amru bin Al-‘Ash radhiallahu'anhuma, ia berkata, Rasulullah bersabda, "Ada empat puluh kebiasaan baik, yang tertingginya adalah memberi seekor kambing (untuk diminum susunya saja). Tidaklah seseorang beramal dari perbuatan-perbuatan kebaikan tersebut dengan harapan dia mengharap pahala darinya dan membenarkan apa yang dijanjikan padanya, melainkan Allah memasukkannya dengan amalnya ke dalam surga." [Shahih Bukhari]

Lihat: Amalan menuju surga dalam Al-Qur'an

Hadits kedua puluh tiga

23/139-الثَّالثُ والْعشْرونَ: عَنْ عدِيِّ بنِ حاتِمٍ رضي اللَّه عنه قَالَ: سمِعْتُ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول: "اتَّقُوا النَّارَ وَلوْ بِشقِّ تَمْرةٍ" متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Adiy bin Hatim radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah neraka walau hanya bersedekah dengan sepotong kurma". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dalam riwayat lain Bukhari dan Muslim, dari Adiy bin Hatim ia berkata, Rasulullah bersabda:

"مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سيُكَلِّمُه ربُّه لَيْس بَيْنَهُ وبَينَهُ تَرْجُمَان، فَينْظُرَ أَيْمنَ مِنْهُ فَلا يَرى إِلاَّ مَا قَدَّم، وينْظُر أشأمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إلاَّ مَا قَدَّمَ، وَينْظُر بَيْنَ يدَيْهِ فَلا يَرى إلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فاتَّقُوا النَّارَ ولوْ بِشِقِّ تَمْرةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجدْ فَبِكَلِمَة طيِّبَةٍ.

"Sesungguhnya tidak seorang pun dari kalian, kecuali Allah akan mengajaknya berbicara tanpa ada satu penerjemah pun antara ia dan Allah. Kemudian ia melihat ke samping kanannya, dan ia pun tidak melihat kecuali apa yang telah dipersembahkannya, kemudian ia melihat ke sebelah kirinya, maka ia pun tidak melihat kecuali apa yang telah dipersembahkannya. Kemudian ia melihat ke arah depannya, ia pun tidak melihat yang lain kecuali neraka yang terpampang di depan wajahnya. Karena itu, takutlah kalian akan neraka meskipun hanya (bersedekah) dengan setengah biji kurma. Siapa yang tidak mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik."

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

Hadits kedua puluh empat

24/140-الرَّابِعِ والْعشرونَ: عنْ أَنَسٍ رضي اللَّه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "إِنَّ اللَّه لَيرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فيحْمدَهُ عليْهَا، أَوْ يشْربَ الشَّرْبَةَ فيحْمدَهُ عليْهَا"رواه مسلم.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba jika selesai makan suatu makanan maka ia memuji-Nya atas makanan tersebut, atau jika selesai minum suatu minuman maka ia memuji-Nya atas minuman tersebut. [Sahih Muslim]

Lihat: Adab makan dan minum

Hadits kedua puluh lima

25/141-الْخَامِسُ والْعشْرُونَ: عن أَبِي موسى رضي اللَّه عنه، عن النَّبيّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صدقةٌ"، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يَجدْ؟ قالَ: "يعْمَل بِيَديِهِ فَينْفَعُ نَفْسَه وَيَتَصدَّقُ"، قَال: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ يسْتطِعْ؟ قَالَ: يُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْملْهوفَ"، قالَ: أَرأَيْت إِنْ لَمْ يسْتَطِعْ؟ قالَ: "يَأْمُرُ بِالمَعْرُوفِ أَوِ الْخَيْرِ"، قالَ: أَرأَيْتَ إِنْ لَمْ يفْعلْ؟ قالْ: "يُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ فَإِنَّهَا صدَقةٌ" متفقٌ عليه.

Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "  Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya; "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? ' Beliau bersabda: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya; 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan'. Dia berkata; 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.' [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (26) Abu Hurairah; Sedekah untuk anggota tubuh

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (12) "Anjuran memperbanyak kebaikan di akhir umur"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...