بسم الله الرحمن الرحيم
Hubungan erat antara keikhlasan dan kesabaran
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ
مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا (8) إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا
نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا (9) إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا
عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا (10) فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ
وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا (11) وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً
وَحَرِيرًا} [الانسان: 8 - 12]
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami
memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami
tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari
itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka
dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan
kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutera. [Al-Insan: 8 - 12]
Keutamaan ikhlas
Diantaranya:
1)
Ikhlas salah satu syarat
diterimanya ibadah.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus (jauh dari syirik mempersekutukan Allah dan jauh dari kesesatan).
[Al-Bayyinah: 5]
Ø Dari Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَا
يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ
وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]
"Seseungguhnya Allah tidak menerima
amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya."
[Sunan An-Nasa'iy: Shahih]
2)
Sempurnah keimanannya.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ
لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ» [سنن أبي داود: صححه الألباني]
"Barangsiapa
mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan
melarang (menahan) karena Allah, maka sempurnalah imannya." [Sunan Abu
Daud: Sahih]
3)
Terhindar dari godaan dan gangguan
setan.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{قَالَ
فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ} [ص: 82، 83]
(Iblis) menjawab, “Demi
kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang terpilih (ikhlas) di antara mereka.” (Shad: 82-83]
4)
Membersihkan hati dari sifat iri
dan dengki.
Dari Jubair bin Muth'im radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
" ثَلَاثٌ لَا
يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ: إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ،
وَالنَّصِيحَةُ لِوُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ
دَعْوَتَهُمْ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ " [سنن ابن
ماجه: صحيح]
“Tiga perkara dimana hati orang beriman tidak
akan berkhianat kepadanya: mengikhlaskan perbuatannya hanya karena Allah,
memberi nasihat kepada penguasa kaum muslimin dan bergabung dengan jamaah
(kelompok) mereka. Karena doa mereka akan selalu menyelimuti (meliputi) di
belakang mereka." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]
5)
Konsisten dalam beramal.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{قُلْ
أَتُحَاجُّونَنَا فِي اللَّهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَلَنَا أَعْمَالُنَا
وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُونَ} [البقرة: 139]
Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu hendak
berdebat dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu.
Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami dengan
tulus mengabdikan diri. (Al-Baqarah: 139]
6)
Mendapatkan pertolongan.
Dari Sa’ad bin Abi
Waqqash radhiyallahu ‘anhu; Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّمَا
يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا، بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ
وَإِخْلَاصِهِمْ» [سنن النسائي: صحيح]
"Sesungguhnya Allah menolong umat ini
dengan orang lemahnya, dengan doa mereka, salat mereka, dan keikhlasan
mereka." [Sunan An-Nasa’iy: Shahih]
Lihat: Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua
7)
Mendapatkan kenikmatan surga.
Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِلَّا
عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (40) أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ (41)
فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ (42) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (43) عَلَى سُرُرٍ
مُتَقَابِلِينَ (44) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (45) بَيْضَاءَ
لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ (46) لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُونَ
(47) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ (48) كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ
مَكْنُونٌ} [الصافات: 40 - 49]
Tetapi hamba-hamba
Allah yang terpilih (ikhlas), mereka itu memperoleh rezeki yang sudah
ditentukan, (yaitu) buah-buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan, di dalam
surga-surga yang penuh kenikmatan, (mereka duduk) berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan. Kepada mereka diedarkan gelas (yang berisi air) dari mata air
(surga), (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
Tidak ada di dalamnya (unsur) yang memabukkan dan mereka tidak mabuk karenanya.
Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi
pandangannya, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik. [Ash-Shaffat: 40-49]
Lihat: Syarah Riyadhushalihin Bab (01) Ikhlash (hadits 1-5)
Ikhlas bukan berarti tidak mengharap sesuatu dari Allah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ،
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan, maka diampuni
untuknya semua dosanya yang telah lalu". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dalam riwayat lain:
«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ لَيْلَةَ
القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ » [صحيح البخاري ومسلم]
"Barangsiapa
yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan keimanan dan harapan,
maka diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang
mendirikan shalat di malam lailatul Qadr dengan keimanan dan harapan, maka
diampuni untuknya semua dosanya yang telah lalu". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Lihat: Beribadah tanpa pamrih
Tidak ada yang bisa menilai keikhlasan kecuali Allah
Usamah bin Zaid radhiyallahu
'anhu berkata:
بَعَثَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ، فَصَبَّحْنَا الْحُرَقَاتِ مِنْ جُهَيْنَةَ،
فَأَدْرَكْتُ رَجُلًا فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، فَطَعَنْتُهُ فَوَقَعَ
فِي نَفْسِي مِنْ ذَلِكَ، فَذَكَرْتُهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَقَالَ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَقَتَلْتَهُ؟» قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّمَا
قَالَهَا خَوْفًا مِنَ السِّلَاحِ، قَالَ: «أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى
تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا؟» فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى
تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذٍ
Rasulullah ﷺ mengutuskan
kami dalam suatu pasukan. Suatu pagi kami sampai di Al-Huraqat, yakni suatu
tempat di daerah Juhainah. Kemudian aku berjumpa seorang lelaki, lelaki
tersebut lalu mengucakan LAA ILAAHA ILLAALLAHU (Tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah), namun aku tetap menikamnya. Lalu aku merasa ada
ganjalan dalam diriku karena hal tersebut, sehingga kejadian tersebut aku
ceritakan kepada Rasulullah. Rasulullah ﷺ lalu
bertanya: 'Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapkan Laa Ilaaha Illaahu? ' Aku menjawab, "Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang." "Sudahkah
kamu membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-benar mengucapkan Kalimah
Syahadat atau tidak?" Rasulullah terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku
hingga menyebabkan aku berandai-andai bahwa aku baru masuk Islam saat
itu." [Shahih Muslim]
Ramadhan meningkatkan keikhlasan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" يَقُولُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ
وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي ". [صحيح البخاري ومسلم]
Allah 'azza wajalla berfirman:
"Puasa adalah untukku, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya langsung.
Meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Aku". [Sahih Bukhari dan
Muslim]
Ramadhan adalah bulan kesabaran
Dari Abu Dzar radiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ، وَيُذْهِبُ مَغَلَةَ الصَّدْرِ»
Puasa di bulan kesabaran
(Ramadhan) dan tiga hari pada setiap bulan adalah puasa setahun, menghilangkan
"magalah" di dada.
Abu Dzar bertanya: Apa
itu "magalah" di dada?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
«رِجْسُ الشَّيْطَانِ» [مسند أحمد: صحيح]
“Godaan setan”. [Musnad Ahmad:
Shahih]
Ø
Dalam riwayat
lain:
«يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ» [مسند أحمد: صحيح]
“Menghilangkan rasa dengki di
dada”. [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Ramadhan; Bulan kesabaran
Tingkatan sabar
A.
Sabar melakukan ketaatan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ
لِعِبَادَتِهِ}
Tuhan (yang menguasai)
langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan
berteguh hatilah (sabar) dalam beribadat kepada-Nya. [Maryam:65]
{وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا} [طه: 132]
Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. [Thaahaa:132]
Di bulan Ramadhan orang beriman bersabar dalam ketaatan dengan
menjalankan ibadah puasa.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [البقرة: 183]
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Al-Baqarah:183]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَتَاكُمْ
رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ»
“Telah
datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh berkah (mubarak), Allah 'azza
wajalla mewajibkan atas kalian puasa Ramadha”. [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
B.
Sabar meninggalkan maksiat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ
الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ
الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ " [سنن الترمذي: صحيح]
“Pada
awal malam bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu, begitu pula jin yang jahat,
pintu-pintu neraka ditutup maka tidak satupun pintu yang terbuka, dan
pintu-pintu surga dibuka maka tidak satu pintu pun yang tertutup, dan ada yang
berseru: "Wahai pencari kebaikan, marilah! Dan wahai pencari keburukan,
tinggalkanlah!". [Sunan Tirmidzi: Sahih]
Orang yang sedang berpuasa dituntut untuk bersabar dari maksiat,
menjaga hawa nafsu, meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: Allah ‘azza wa jalla berfirman (dalam
hadits qudsi):
"
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلَا يَرْفُثْ
يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ:
إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ " [صحيح البخاري ومسلم]
“Puasa
itu adalah pelindung, dan jika seseorang dari kalian sedang puasa maka
janganlah berkata kotor dan berteriak. Jika seseorang menghinanya atau
menyerangnya maka hendakalah ia mengatakan: “Sesungguhnya saya sedang puasa”.
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ
لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ»
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan
perbuatan dusta, maka Allah tidak mengharapkan darinya untuk meninggalkan
makanan dan minumannya". [Sahih Bukhari]
C.
Sabar atas musibah.
Orang yang berpuasa
bersabar menahan rasa haus dan lapar, dan orang yang bersedekah bersabar atas
kekurangan harta yang fana. Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ
وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
(155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ
هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة: 155 - 157]
Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya
kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]
Lihat: 3 Tingkatan sabar
Keutamaan bersabar
1. Meraih cinta
Allah ta'aalaa.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ}
[آل عمران: 146]
Allah mencintai orang-orang yang sabar. [Ali 'Imran:146]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا
ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
“Sesungguhnya Allah jika
mencintai suatu kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka
untuknya keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka
Allah”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]
2. Bersama Allah ta'aalaa.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ} [الأنفال: 46 و66] [البقرة: 153 و249]
Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. [Al-Anfaal: 46 dan 66] [Al-Baqarah: 153 dan
249]
3. Mendapatkan
ampunan.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ} [هود: 11]
Kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan
amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. [Huud:11]
Ø
Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah .. siapakah orang yang
paling berat cobaannya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
" الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ،
ثُمَّ الْأَمْثَلُ ، فَالْأَمْثَلُ مِنَ النَّاسِ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلابَةٌ زِيدَ فِي بَلائِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي
دِينِهِ رِقَّةٌ خُفِّفَ عَنْهُ، وَمَا يَزَالُ الْبَلاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَمْشِيَ
عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ لَيْسَ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ " [مسند أحمد: حسن]
“Para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian
yang paling taat, kemudian yang paling taat dari manusia. Seseorang dicoba
sesuai kadar keimanannya, jika agamanya kuat maka akan ditambah cobaannya, dan
jika agamanya rendah maka akan diringankan cobaannya. Seorang hamba akan terus
diberi cobaan sampa ia berjalan di atas bumi tampa ada satu dosapun yang
tersisa”. [Musnad Ahmad: Haditnya Hasan]
4. Mendapatkan
pahala tanpa batas.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [الزمر: 10]
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Az-Zumar:10]
5. Mendapatkan
surga.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu;
Nabi ﷺ bersabda:
يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ: «ابْنَ آدَمَ إِنْ
صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى، لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ
الْجَنَّةِ» [سنن ابن ماجه: حسنه الألباني]
“Allah subhanahu
berfirman: Wahai Anak cucu Adam, jika engkau bersabar dan mengharapkan Allah
sejak awal musibah, maka Aku tidak rela untukmu suatu pahala selain surga”.
[Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Keutamaan orang sabar
Wallahu a'lam!
Lihat juga: Perbaiki tauhidmu sebelum memasuki bulan mulia Ramadhan - Kuatkan persatuan dan persaudaraan di bulan Ramadhan - Tingkatkan kualitas iman di bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...