بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابٌ:
المُكْثِرُونَ هُمُ المُقِلُّونَ"
“Bab: Yang banyak harta merekalah yang
sedikit pahalanya”
Dalam bab ini, imam Bukhari menjelaskan
bahwa orang yang memperbanyak harta di dunia tanpa memanfaatkannya untuk
akhirat maka sebenarnya merekalah yang paling sediri mendapatkan kebaikan di
akhirat kelak, karena harta dan kekayaan sesungguhnya adalah apa yang digapai di
akhirat nanti.
Dalam bab ini imam Bukhari menyebutkan 2
ayat dari surah "Huud" dan satu hadits dari Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu.
A. Ayat
15-16 surah "Huud".
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَوْلُهُ تَعَالَى: {مَنْ كَانَ
يُرِيدُ الحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ
فِيهَا، وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ. أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي
الآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ، وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا، وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ} [هود: 15-16]
Dan firman Allah ta’aalaa: "Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". [Huud: 15-16]
Penjelasan singkat ayat ini:
1.
Ulama berselisih tentang siapa yang dimaksud dalam ayat
ini:
Diantaranya:
a) Yang dimaksud dalam ayat ini adalah secara umum untuk orang kafir dan yang
berbuat kebaikan hanya untuk dunia dan dilihat oleh manusia.
Ini yang dipahami oleh Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu ketika mendengar hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu tentang tiga orang yang pertama kali dilemparkan dalam neraka kerena tidak ikhlas dalam beribadah.
Syufaiy
Al-Ashbahiy rahimahullah bercerita: Bahwa saat ia memasuki kota
Madinah, ada seseorang yang dikerumuni banyak orang. Syufaiyya bertanya:
Siapakah dia? Mereka menjawab: Abu Hurairah. Maka aku mendekatinya
hingga aku duduk di hadapannya sementara ia tengah menyampaikan hadits kepada
orang-orang. Saat diam dan usai, aku berkata padanya: Aku menyumpahimu dengan
kebenaran, ceritakanlah satu hadits padaku yang engkau dengar dari Rasulullah ﷺ yang engkau fahami dan ketahui. Berkata
Abu Hurairah: Baik, aku akan menceritakan suatu hadits kepadamu yang
diceritakan Rasulullah ﷺ kepadaku yang aku
fahami dan aku ketahui. Abu Hurairah terisak-isak, setelah itu kami diam
sejenak, setelah sadar ia berkata: Aku akan menceritakan kepada hadits yang
diceritakan Rasulullah ﷺ kepadaku di rumah ini,
yang tak ada seorangpun bersama kami. Setelah itu Abu Hurairah terisak-isak
lagi, setelah mereda ia membasuh wajahnya lalu berkata: Aku akan menceritakan
kepadamu hadits yang diceritakan Rasulullah ﷺ
kepadaku, hanyaaku dan beliau di rumah ini, tak ada seorangpun bersama kami.
Setelah itu Abu Hurairah terisak-isak lagi, setelah mereda ia membeslah
wajahnya lalu berkata, Baik, aku akan menceritakan suatu hadits kepadamu yang
diceritakan Rasulullah ﷺ kepadaku, aku bersama
beliau di rumah ini, tidak ada orang lain bersama beliau selain aku. Setelah
itu Abu Hurairah terisak-isak dengan keras. Setelah itu, ia tersungkur lalu aku
menyandarkannya di badanku selang berapa lama. Setelah sadar, ia berkata, telah
menceritakan kepadaku Rasulullah ﷺ:
" أَنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ يَنْزِلُ إِلَى العِبَادِ لِيَقْضِيَ
بَيْنَهُمْ وَكُلُّ أُمَّةٍ جَاثِيَةٌ، فَأَوَّلُ مَنْ يَدْعُو بِهِ رَجُلٌ جَمَعَ
القُرْآنَ، وَرَجُلٌ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ كَثِيرُ المَالِ،
فَيَقُولُ اللَّهُ لِلْقَارِئِ: أَلَمْ أُعَلِّمْكَ مَا أَنْزَلْتُ عَلَى
رَسُولِي؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ. قَالَ: فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا عُلِّمْتَ؟
قَالَ: كُنْتُ أَقُومُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، فَيَقُولُ
اللَّهُ لَهُ: كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ المَلَائِكَةُ: كَذَبْتَ، وَيَقُولُ
اللَّهُ: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: إِنَّ فُلَانًا قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ،
وَيُؤْتَى بِصَاحِبِ المَالِ فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: أَلَمْ أُوَسِّعْ عَلَيْكَ
حَتَّى لَمْ أَدَعْكَ تَحْتَاجُ إِلَى أَحَدٍ؟ قَالَ: بَلَى يَا رَبِّ، قَالَ:
فَمَاذَا عَمِلْتَ فِيمَا آتَيْتُكَ؟ قَالَ: كُنْتُ أَصِلُ الرَّحِمَ
وَأَتَصَدَّقُ، فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ المَلَائِكَةُ:
كَذَبْتَ، وَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: بَلْ أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ
جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ، وَيُؤْتَى بِالَّذِي قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ،
فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ: فِي مَاذَا قُتِلْتَ؟ فَيَقُولُ: أُمِرْتُ بِالجِهَادِ
فِي سَبِيلِكَ فَقَاتَلْتُ حَتَّى قُتِلْتُ، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ:
كَذَبْتَ، وَتَقُولُ لَهُ المَلَائِكَةُ: كَذَبْتَ، وَيَقُولُ اللَّهُ: بَلْ
أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ: فُلَانٌ جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ ذَاكَ "، ثُمَّ ضَرَبَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عَلَى رُكْبَتِي فَقَالَ: «يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ، أُولَئِكَ الثَّلَاثَةُ أَوَّلُ خَلْقِ اللَّهِ تُسَعَّرُ بِهِمُ
النَّارُ يَوْمَ القِيَامَةِ»
Bahwa Allah Tabaraka wa Ta'ala pada
hari kiamat akan turun kepada para hambaNya untuk menghukumi diantara mereka
dan masing-masing umat berlutut. Orang pertama yang dipanggil adalah seorang
penghafal Al-Qur'an, kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah, lalu orang
yang banyak hartanya. Maka Allah berkata kepada penghafal Al-Qur'an: Bukankah
Aku mengajarimu sesuatu yang Aku turunkan pada rasulKu? Ia menjawab: Benar,
wahai Rabbku. Allah bertanya: Apa yang kau amalkan dari ilmu yang diajarkan
padamu? Ia menjawab: Dahulu aku menegakkan shalat di tengah malam hari dan di
siang hari. Allah berfirman padanya: Kau telah berdusta. Para malaikat berkata
padanya: Kau telah berdusta. Allah berfirman: Namun engkau malah ingin pujian
bahwa si fulan ahli baca Al-Qur'an dan memang telah kau peroleh pujian itu.
Dan pemilik harta didatangkan, lalu Allah
bertanya kepadanya: Bukankah Aku melapangkan rezekimu hingga Aku tidak
membiarkanmu memerlukan kepada siapa pun? Orang itu menjawab: Benar, wahai
Rabbku. Allah bertanya: Lalu apa yang telah engkau lakukan dengan apa yang Aku
berikan padamu? Ia menjawab: Aku menyambung silaturrahim dan bersedekah. Allah
berfirman padanya: Kau dusta. para malaikat berkata padanya: Kau dusta. Allah
berfirman: Tapi kau ingin peroleh gelar bahwa si fulan dermawan dan memang
telah kau peroleh gelar itu.
Kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah
didatangkan, Allah bertanya kepadanya: Karena apa kau terbunuh? Ia menjawab:
Aku diperintahkan berjihad di jalan-Mu, dan aku berperang hingga aku terbunuh.
Allah berfirman padanya: Kau dusta. para malaikat berkata padanya: Kau dusta.
Allah berfirman: Tapi kau ingin peroleh gelar si fulan adalah seorang pemberani
dan memang telah kau peroleh gelar itu."
Setelah itu Rasulullah ﷺ memukul lututku dan bersabda, "Hai Abu Hurairah, ketiga
orang itulah orang yang pertama kali dinyalakan untuk mereka api neraka pada
hari kiamat kelak."
Kemudian Syufaiyya dialah yang menemui Mu'awiyah lalu
memberitahukan hadits ini padanya. Lalu Mu'awiyah berkata: Mereka diperlakukan
seperti itu lalu bagaimana sekiranya dengan semua orang? Mu'awiyah menangis
dengan keras hingga kami mengira ia binasa. Kami berkata, Orang ini datang
membawa keburukan. Setelah itu Mu'awiyah sadar dan membeslah wajahnya, ia
berkata, Mahabenar Allah dan rasul-Nya:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ
الحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا
وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ
إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
[هود: 16] " [سنن الترمذي: صحيح]
{"Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan
amal mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan."} [Hud: 15-16] [Sunan
Tirmidziy: Shahih]
b) Yang dimaksud adalah orang kafir saja karena ada ancaman kekal dalam
neraka.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا
لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ
يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا (18) وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا
سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا (19) كُلًّا
نُمِدُّ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ مِنْ عَطَاءِ رَبِّكَ وَمَا كَانَ عَطَاءُ رَبِّكَ
مَحْظُورًا} [الإسراء: 18 - 20]
Barangsiapa menghendaki kehidupan
sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami
kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di
akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan
terusir. Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah
itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang
yang usahanya dibalas dengan baik. Kepada masing-masing (golongan), baik
(golongan) ini (yang menginginkan dunia) maupun (golongan) itu (yang menginginkan
akhirat), Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu
tidak dapat dihalangi. [Al-Isra': 18 – 20]
c) Yang dimaksud adalah orang yang beramal karena riya’ saja.
Pendapat yang lebih kuat adalah
yang pertama yang menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah secara umum bagi orang
yang beramal untuk dunia semata maka balasannya hanya dunia saja, jika ia kafir
maka dia akan diazab dan kekal dalam neraka, sedangkan jika ia beriman maka akan dihukum sesuai dengan kadar dosanya, kemudian dimasukkan ke dalam surga.
Lihat: Beribadah tanpa pamrih
2.
Beramal jangan hanya untuk kenikmatan dunia semata.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ. وَمِنْهُمْ مَنْ
يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ
سَرِيعُ الْحِسَابِ} [البقرة: 200 - 202]
Maka di antara manusia ada orang yang
bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan
tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka
ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka itulah
orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya. [Al-Baqarah: 200 - 202]
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ
وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي
الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ} [الشورى: 20]
Barangsiapa menghendaki keuntungan di
akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki
keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia),
tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. [Asy-Syura: 20]
Ø 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata; Ummu Habibah -istri Rasulullah- pernah berdoa sebagai
berikut;
"اللَّهُمَّ أَمْتِعْنِي بِزَوْجِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِأَبِي أَبِي سُفْيَانَ وَبِأَخِي مُعَاوِيَةَ"
قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «قَدْ سَأَلْتِ
اللَّهَ لِآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ
لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ أَوْ يُؤَخِّرَ شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ،
وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللَّهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ أَوْ
عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ»
'Ya Allah, berikanlah aku
kenikmatan (panjangkanlah usiaku) bersama suamiku, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku Mu'awiyah.'
Abdullah berkata; Mendengar doa itu, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada istrinya, Ummu
Habibah: 'Sesungguhnya kamu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala:
ajal, kematian, dan rezeki yang telah ditentukan, di mana Allah tidak akan
mengajukan ataupun memundurkan sebelum waktunya. Apabila kamu memohon kepada
Allah Suhhanahu wa Ta'ala agar Dia menyelamatkanmu dari siksa neraka dan
siksa kubur, maka hal itu lebih baik bagimu dan lebih utama.' [Shahih Muslim]
Lihat: Bolehkah beribadah agar lulus dalam ujian?
B. Hadits
Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6443 - حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ،
حَدَّثَنَا جَرِيرٌ [بن عبد الحميد]، عَنْ عَبْدِ العَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ، عَنْ
زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: خَرَجْتُ
لَيْلَةً مِنَ اللَّيَالِي، فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَمْشِي وَحْدَهُ، وَلَيْسَ مَعَهُ إِنْسَانٌ، قَالَ: فَظَنَنْتُ
أَنَّهُ يَكْرَهُ أَنْ يَمْشِيَ مَعَهُ أَحَدٌ، قَالَ: فَجَعَلْتُ أَمْشِي فِي
ظِلِّ القَمَرِ، فَالْتَفَتَ فَرَآنِي، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا» قُلْتُ: أَبُو
ذَرٍّ، جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ، قَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ تَعَالَهْ» قَالَ:
فَمَشَيْتُ مَعَهُ سَاعَةً، فَقَالَ: «إِنَّ المُكْثِرِينَ هُمُ المُقِلُّونَ
يَوْمَ القِيَامَةِ، إِلَّا مَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ خَيْرًا، فَنَفَحَ فِيهِ
يَمِينَهُ وَشِمَالَهُ وَبَيْنَ يَدَيْهِ وَوَرَاءَهُ، وَعَمِلَ فِيهِ خَيْرًا»
قَالَ: فَمَشَيْتُ مَعَهُ سَاعَةً، فَقَالَ لِي: «اجْلِسْ هَا هُنَا»
قَالَ: فَأَجْلَسَنِي فِي قَاعٍ حَوْلَهُ حِجَارَةٌ، فَقَالَ لِي: «اجْلِسْ هَا
هُنَا حَتَّى أَرْجِعَ إِلَيْكَ» قَالَ: فَانْطَلَقَ فِي الحَرَّةِ حَتَّى لاَ
أَرَاهُ، فَلَبِثَ عَنِّي فَأَطَالَ اللُّبْثَ، ثُمَّ إِنِّي سَمِعْتُهُ وَهُوَ
مُقْبِلٌ، وَهُوَ يَقُولُ: «وَإِنْ سَرَقَ، وَإِنْ زَنَى» قَالَ: فَلَمَّا جَاءَ
لَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ،
مَنْ تُكَلِّمُ فِي جَانِبِ الحَرَّةِ، مَا سَمِعْتُ أَحَدًا يَرْجِعُ إِلَيْكَ
شَيْئًا؟ قَالَ: " ذَلِكَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، عَرَضَ لِي فِي
جَانِبِ الحَرَّةِ، قَالَ: بَشِّرْ أُمَّتَكَ أَنَّهُ مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ، قُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، وَإِنْ سَرَقَ،
وَإِنْ زَنَى؟ قَالَ: نَعَمْ " قَالَ: قُلْتُ: وَإِنْ سَرَقَ، وَإِنْ زَنَى؟
قَالَ: «نَعَمْ، وَإِنْ شَرِبَ الخَمْرَ»
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin
Sa'id, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarir [bin Abdil Hamid], dari
Abdul Aziz bin Rufai', dari Zaid bin Wahb, dari Abu Dzar radhiallahu'anhu
dia berkata, "Pada suatu malam, aku pernah keluar rumah, tiba-tiba aku
melihat Rasulullah ﷺ berjalan sendirian
tanpa ditemani oleh seorang pun, aku menyangka mungkin beliau ingin berjalan
tanpa ditemani oleh orang lain, maka aku pun berjalan di bawah bayangan
rembulan, ternyata beliau menoleh dan melihatku, beliau bersabda, 'Siapakah
ini?'
Aku menjawab, 'Saya… Abu Dzar. Demi Allah
yang menjadikanku sebagai tebusanmu.'
Beliau bersabda, 'Wahai Abu Dzar,
kemarilah.'
Abu Dzar melanjutkan, 'Lalu aku berjalan bersama
beliau beberapa saat, lantas beliau bersabda, 'Sungguh orang-orang yang
berbanyak-banyak (mengumpulkan harta) akan menjadi sedikit (melarat) pada hari
kiamat, kecuali yang diberikan kebaikan oleh Allah padanya -beliau meniup ke
sebelah kanan, kiri, depan dan belakangnya- lalu dia menggunakan (harta
tersebut) dengan baik.'
Abu Dzar melanjutkan; Lalu aku melanjutkan
perjalanan beberapa saat dan bersabda kepadaku: 'Duduklah di sini.'
Maka beliau menyuruhku duduk di suatu
tempat yang sekitarnya banyak bebatuan, beliau bersabda, 'Duduklah di sini
hingga aku kembali kepadamu.'
Abu Dzar melanjutkan, 'Setelah itu beliau
beranjak pergi menuju Harrah hingga aku tidak melihatnya, tinggallah aku
sendirian, dan aku sudah lama menunggu. Setelah itu aku mendengarnya berada di
hadapan, dan dia mengatakan: 'Walaupun mencuri dan berzina.'
Abu Dzar berkata, 'Ketika beliau kembali,
aku sudah tidak sabar lagi hingga aku berkata, 'Wahai Nabiyullah, semoga Allah
menjadikanku sebagai tebusanmu, siapakah yang mengatakan di samping Harrah ini?
Karena aku tidak mendengar seseorang pun yang kembali bersama Anda.'
Beliau bersabda, 'Itu adalah Jibril
'alaihissalam, ia menampakkan kepadaku di samping Harrah ini, ia berkata,
'Berilah kabar gembira kepada umatmu, bahwa barang siapa meninggal tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatupun, maka ia akan masuk surga.' Akupun
bertanya, 'Wahai Jibril, walaupun ia mencuri dan berzina.' Jibril menjawab,
'Ya.'
Abu Dzar berkata, lalu aku berkata,
'Walaupun ia mencuri dan berzina?'
Nabi menjawab, 'Ya, walaupun dia meminum
Khamr.'
قَالَ النَّضْرُ [بن شُمَيْل]: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، حَدَّثَنَا
حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ، وَالأَعْمَشُ، وَعَبْدُ العَزِيزِ بْنُ رُفَيْعٍ،
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ وَهْبٍ، بِهَذَا.
An-Nadhr [bin Syumail] mengatakan; Telah
mengabarkan kepada kami Syu'bah, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Habib bin Abu Tsabit dan Al-A'masy serta Abdul Aziz bin Rufai', mereka berkata:
Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Wahb dengan hadits ini.
قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ [البخاري]: «حَدِيثُ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي الدَّرْدَاءِ، مُرْسَلٌ لاَ يَصِحُّ، إِنَّمَا أَرَدْنَا لِلْمَعْرِفَةِ،
وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ»، قِيلَ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ: " حَدِيثُ
عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ: مُرْسَلٌ أَيْضًا لاَ
يَصِحُّ، وَالصَّحِيحُ حَدِيثُ أَبِي ذَرٍّ " وَقَالَ: " اضْرِبُوا
عَلَى حَدِيثِ أَبِي الدَّرْدَاءِ هَذَا: إِذَا مَاتَ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، عِنْدَ المَوْتِ "
Abu Abdullah [Al-Bukhari] mengatakan,
'Haditsnya Abu Shalih dari Abu Darda` adalah mursal dan tidak sah, kami hanya
ingin mengetahuinya, sedangkan yang shahih adalah hadits Abu Dzar, lalu
ditanyakan kepada Abu Abdullah mengenai haditsnya Atha` bin Yasar dari Abu
Darda`, dia menjawab, 'Haditsnya juga mursal dan tidak shahih, yang shahih
adalah hadits Abu Dzar. Dia juga berkata, 'Ambillah hadits Abu Darda` ini
tentang, 'Bila (seseorang) meninggal lalu mengucapkan Laa ilaaha illallah,
yaitu ketika hendak menemui ajalnya.'
Nb:
Hadits ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya, insyaallah!
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 12; Harta yang diinfakkan adalah harta sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...