بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ
مَا قَدَّمَ مِنْ مَالِهِ فَهُوَ لَهُ"
“Bab:
Harta yang diinfakkan adalah harta sejati”
Dalam bab ini, imam Bukhari mejelaskan
bahwa harta sesungguhnya bagi seseorang adalah apa yang ia sedekahkan di jalan
Allah untuk akhiratnya, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahul 'anhu yang diriwayatkan dalam bab ini.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6442
- حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ [بن غياث]، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا
الأَعْمَشُ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ، عَنِ الحَارِثِ بْنِ
سُوَيْدٍ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ؟» قَالُوا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ، قَالَ:
«فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ»
Telah
menceritakan kepadaku 'Umar bin Hafsh [bin Giyats], ia berkata: Telah
menceritakan kepadaku Ayahku, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami
Al-A'masy, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim At-Taimiy, dari Al
Harits bin Suwaid, dia berkata: Abdullah berkata, Nabi ﷺ bersabda, "Siapakah diantara kalian
yang harta pewarisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?" Mereka
menjawab, 'Wahai Rasulullah, tidak ada diantara kami melainkan hartanya lebih
ia cintai daripada harta pewarisnya.' Beliau bersabda, 'Hartamu adalah apa yang
telah engkau dahulukan sedang harta pewarismu adalah apa yang engkau
tangguhkan.'
Penjelasan singkat
hadits ini:
1. Biografi
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
2. Harta
sesungguhnya bagi seseorang adalah apa yang ia sedekahkan untuk akhiratnya.
Abdullah
bin Asy-Syikhir radhiyallahul
'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
beliau tengah membaca:
{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر:
1]
Bermegah-megahan
telah melalaikanmu.
[At-Takaatsur: 1]
Beliau
bersabda:
" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي،
قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ
فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ "
[صحيح مسلم]
"Anak cucu Adam berkata: 'Hartaku, hartaku'." Beliau meneruskan:
"Hartamu wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau
habiskan, yang kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau
habiskan." [Shahih Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي، مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا
أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى، وَمَا سِوَى
ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ " [صحيح مسلم]
"Seorang
hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!' Sesungguhnya hartanya ada tiga: Yang ia
makan lalu ia habiskan, yang ia kenakan lalu ia usangkan atau yang ia berikan
(sedekahkan) lalu ia miliki, selain itu akan lenyap dan akan ia tinggalkan
untuk manusia.'" [Shahih Muslim]
Ø
Dari Aisyah radhiyallahul 'anha; Bahwasanya mereka menyembelih seekor kambing (kemudian
menyedekahkannya), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
«مَا بَقِيَ مِنْهَا»؟
“Apa lagi yang tersisa
darinya”?
Aisyah menjawab: Tidak ada yang tersisa darinya
kecuali lengannya!
Rasulullah bersabda:
«بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Semuanya tersisa (pahala sedekahnya) kecuali
lengannya”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
3. Harta yang
ditinggal setelah mati, menjadi harta warisan.
Dari Anas
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
" يَتْبَعُ
المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ
أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
" [صحيح
البخاري ومسلم]
"Mayyit
diiringi (ke kuburannya) tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus
menyertainya: Ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan
keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya."
[Shaih Bukhari dan Muslim]
4. Milik kita
sesungguhnya adalah apa yang kita persiapkan untuk akhirat.
'Abdullah
bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu berkata, Rasulullah ﷺ
pernah bertanya kepada para sahabat:
«مَا
تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ؟» قَالَ قُلْنَا: الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ، قَالَ:
«لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ
وَلَدِهِ شَيْئًا» قَالَ: «فَمَا تَعُدُّونَ الصُّرَعَةَ فِيكُمْ؟» قَالَ قُلْنَا:
الَّذِي لَا يَصْرَعُهُ الرِّجَالُ، قَالَ: «لَيْسَ بِذَلِكَ، وَلَكِنَّهُ الَّذِي
يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ» [صحيح مسلم]
'Menurut
kalian, siapakah orang yang mandul itu?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami
menjawab, 'Yaitu orang yang tidak mempunyai anak.' Rasulullah ﷺ bersabda, 'Bukan itu yang dimaksud dengan
mandul. Tetapi yang dimaksud dengan mandul adalah orang yang tidak dapat
memberikan apa-apa kepada anaknya.' Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya lagi: 'Siapakah orang yang kalian
anggap paling kuat?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami menjawab, 'Yaitu orang
yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain.'" RasululIah berkata, 'Bukan
itu yang dimaksud dengan orang yang paling kuat. Tetapi orang yang paling kuat
adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika ia sedang marah.' [Shahih
Muslim]
5. Kebaikan
yang kita lakukan di dunia untuk diri kita di akhirat.
Allah
-subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [البقرة: 110]
Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah: 110]
{وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ
قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ
اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المزمل: 20]
Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah
pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu
niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling
baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Muzzammil: 20]
6. Hadits ini
tidak bertentangan dengan hadits Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu.
Sa'ad
bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُوصِي بِمَالِي كُلِّهِ؟ قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ:
فَالشَّطْرُ، قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ: الثُّلُثُ، قَالَ: «فَالثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ
كَثِيرٌ، إِنَّكَ أَنْ تَدَعَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ
عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ فِي أَيْدِيهِمْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh
hartaku". Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan,
"Setengahnya" Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan lagi,
"Sepertiganya". Beliau bersabda, "Ya, sepertiganya dan sepertiga
itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan
miskin lalu mengemis kepada manusia dengan menengadahkan tangan mereka. [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Karena
hadits Sa’ad berkaitan dengan orang yang akan meninggal, maka dianjurkan
menyisakan harta untuk ahli warisnya. Sedangkan hadits Ibnu Mas’ud ini
berkaitan dengan orang yang masih sehat dan kuat maka dianjurkan memperbanyak
sedekah untuk bekal akhiratnya.
Lihat: Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 11; “Harta ini adalah hijau manis”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...