Sabtu, 04 Maret 2023

Kitab Ar-Riqaq, bab 12; Harta yang diinfakkan adalah harta sejati

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ مَا قَدَّمَ مِنْ مَالِهِ فَهُوَ لَهُ"

“Bab: Harta yang diinfakkan adalah harta sejati”

Dalam bab ini, imam Bukhari mejelaskan bahwa harta sesungguhnya bagi seseorang adalah apa yang ia sedekahkan di jalan Allah untuk akhiratnya, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahul 'anhu yang diriwayatkan dalam bab ini.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6442 - حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ [بن غياث]، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ، عَنِ الحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ، قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ؟» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ، قَالَ: «فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ»

Telah menceritakan kepadaku 'Umar bin Hafsh [bin Giyats], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ayahku, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Ibrahim At-Taimiy, dari Al Harits bin Suwaid, dia berkata: Abdullah berkata, Nabi bersabda, "Siapakah diantara kalian yang harta pewarisnya lebih ia cintai daripada hartanya sendiri?" Mereka menjawab, 'Wahai Rasulullah, tidak ada diantara kami melainkan hartanya lebih ia cintai daripada harta pewarisnya.' Beliau bersabda, 'Hartamu adalah apa yang telah engkau dahulukan sedang harta pewarismu adalah apa yang engkau tangguhkan.'

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

2.      Harta sesungguhnya bagi seseorang adalah apa yang ia sedekahkan untuk akhiratnya.

Abdullah bin Asy-Syikhir radhiyallahul 'anhu berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau tengah membaca:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1]

Bermegah-megahan telah melalaikanmu. [At-Takaatsur: 1]

Beliau bersabda:

" يَقُولُ ابْنُ آدَمَ: مَالِي، مَالِي، قَالَ: وَهَلْ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟ " [صحيح مسلم]

"Anak cucu Adam berkata: 'Hartaku, hartaku'." Beliau meneruskan: "Hartamu wahai anak cucu Adam tidak lain adalah yang kau makan lalu kau habiskan, yang kau kenakan lalu kau usangkan atau yang kau sedekahkan lalu kau habiskan." [Shahih Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahul 'anhu; Rasulullah bersabda:

" يَقُولُ الْعَبْدُ: مَالِي، مَالِي، إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلَاثٌ: مَا أَكَلَ فَأَفْنَى، أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى، أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى، وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ، وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ " [صحيح مسلم]

"Seorang hamba berkata, 'Hartaku, hartaku!' Sesungguhnya hartanya ada tiga: Yang ia makan lalu ia habiskan, yang ia kenakan lalu ia usangkan atau yang ia berikan (sedekahkan) lalu ia miliki, selain itu akan lenyap dan akan ia tinggalkan untuk manusia.'" [Shahih Muslim]

Ø  Dari Aisyah radhiyallahul 'anha; Bahwasanya mereka menyembelih seekor kambing (kemudian menyedekahkannya), maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:

«مَا بَقِيَ مِنْهَا»؟

“Apa lagi yang tersisa darinya”?

Aisyah menjawab: Tidak ada yang tersisa darinya kecuali lengannya!

Rasulullah bersabda:

 «بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا» [سنن الترمذي: صححه الألباني]

“Semuanya tersisa (pahala sedekahnya) kecuali lengannya”. [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

3.      Harta yang ditinggal setelah mati, menjadi harta warisan.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

" يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Mayyit diiringi (ke kuburannya) tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya: Ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya." [Shaih Bukhari dan Muslim]

4.      Milik kita sesungguhnya adalah apa yang kita persiapkan untuk akhirat.

'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat:

«مَا تَعُدُّونَ الرَّقُوبَ فِيكُمْ؟» قَالَ قُلْنَا: الَّذِي لَا يُولَدُ لَهُ، قَالَ: «لَيْسَ ذَاكَ بِالرَّقُوبِ وَلَكِنَّهُ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ وَلَدِهِ شَيْئًا» قَالَ: «فَمَا تَعُدُّونَ الصُّرَعَةَ فِيكُمْ؟» قَالَ قُلْنَا: الَّذِي لَا يَصْرَعُهُ الرِّجَالُ، قَالَ: «لَيْسَ بِذَلِكَ، وَلَكِنَّهُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ» [صحيح مسلم]

'Menurut kalian, siapakah orang yang mandul itu?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami menjawab, 'Yaitu orang yang tidak mempunyai anak.' Rasulullah bersabda, 'Bukan itu yang dimaksud dengan mandul. Tetapi yang dimaksud dengan mandul adalah orang yang tidak dapat memberikan apa-apa kepada anaknya.' Kemudian Rasulullah bertanya lagi: 'Siapakah orang yang kalian anggap paling kuat?' Abdullah bin Mas'ud berkata, 'Kami menjawab, 'Yaitu orang yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain.'" RasululIah berkata, 'Bukan itu yang dimaksud dengan orang yang paling kuat. Tetapi orang yang paling kuat adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika ia sedang marah.' [Shahih Muslim]

5.      Kebaikan yang kita lakukan di dunia untuk diri kita di akhirat.

Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:

{وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} [البقرة: 110]

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. [Al-Baqarah: 110]

{وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ} [المزمل: 20]

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Al-Muzzammil: 20]

6.      Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu.

Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُوصِي بِمَالِي كُلِّهِ؟ قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ: فَالشَّطْرُ، قَالَ: «لاَ»، قُلْتُ: الثُّلُثُ، قَالَ: «فَالثُّلُثُ، وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ، إِنَّكَ أَنْ تَدَعَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَدَعَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ فِي أَيْدِيهِمْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh hartaku". Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan, "Setengahnya" Beliau bersabda, "Jangan". Aku katakan lagi, "Sepertiganya". Beliau bersabda, "Ya, sepertiganya dan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dengan menengadahkan tangan mereka. [Shahih Bukhari dan Muslim]

Karena hadits Sa’ad berkaitan dengan orang yang akan meninggal, maka dianjurkan menyisakan harta untuk ahli warisnya. Sedangkan hadits Ibnu Mas’ud ini berkaitan dengan orang yang masih sehat dan kuat maka dianjurkan memperbanyak sedekah untuk bekal akhiratnya.

Lihat: Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash; Bersedekah sepertiga harta

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 11; “Harta ini adalah hijau manis”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...