بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam bab ini, syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab rahimahullah menyebutkan 2 ayat, 1 hadits, dan 1 atsar yang
menyebutkan bahaya sifat merasa aman dari siksa Allah subhanahu wata’aalaa dan berputus asa dari rahmatNya.
a) Firman Allah ta’aalaa:
{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96)
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ
نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ} [الأعراف:
96 - 99]
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan
bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa
mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah penduduk
negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka
sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami
yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka
merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa
aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi. [Al-A'raf: 96-99]
b) Firman Allah ta’aalaa:
{قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ
رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّون} [الحجر: 56]
“Dan tiada yang berputus asa dari rahmat
Rabnya kecuali orang-orang yang sesat.” [Al-Hijr: 56]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang dosa-dosa
besar, beliau menjawab:
«الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالْيَأْسُ مِنْ رَوْحِ
اللهِ، وَالأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللهِ»
“Yaitu: syirik kepada Allah, berputus asa
dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah”. [Musnad Al-Bazzar: Hasan][1]
Ø Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
«أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ: الإِشْرَاكُ
بِاللهِ، وَالأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللهِ، وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ،
وَالْيَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللهِ»
“Dosa besar yang paling besar adalah: Menyekutukan
Allah, merasa aman dari siksa Allah, berputus harapan dari rahmat Allah, dan
berputus asa dari pertolongan Allah.” [Tafsir Abdur Razzaq]
Dari ayat, hadits dan atsar di atas, syekh –rahimahullah-
menyebutkan 4 poin penting:
1. Penjelasan
tentang ayat dalam surat Al-A’raf.
Ayat ini
menunjukkan bahwa merasa aman dari siksa adalah dosa besar yang harus dijauhi
oleh orang mu’min. Allah subhanahu
wata’aalaa berfirman:
{أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ . أَمْ
أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا
فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ} [الملك: 16-17]
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang
(berkuasa) di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu,
sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau apakah kamu merasa aman
terhadap Allah yang (berkuasa) di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai
yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan)
peringatan-Ku? [Al-Mulk: 16-17]
{أَفَأَمِنْتُمْ أَنْ
يَخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ أَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا
تَجِدُوا لَكُمْ وَكِيلًا (68) أَمْ أَمِنْتُمْ أَنْ يُعِيدَكُمْ فِيهِ تَارَةً
أُخْرَى فَيُرْسِلَ عَلَيْكُمْ قَاصِفًا مِنَ الرِّيحِ فَيُغْرِقَكُمْ بِمَا
كَفَرْتُمْ ثُمَّ لَا تَجِدُوا لَكُمْ عَلَيْنَا بِهِ تَبِيعًا} [الإسراء: 68، 69]
Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan
membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang
membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun,
ataukah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan mengembalikan kamu ke laut sekali
lagi, lalu Dia tiupkan angin topan kepada kamu dan ditenggelamkan-Nya kamu
disebabkan kekafiranmu? Kemudian kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong
pun dalam menghadapi (siksaan) Kami. [Al-Isra': 68-69]
Ø Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ
يُفْلِتْهُ»
"Sesungguhnya Allah
menangguhkan hukuman orang yang dzalim sampai pada saat Allah menghukumnya maka
Allah tidak akan melepaskannya".
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam membaca:
{وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ القُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ
إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ} [هود: 102] [صحيح البخاري ومسلم]
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila dia
mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu
adalah sangat pedih lagi keras. (Huud: 102) [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Anas radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«إِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ
اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ
يَوْمَ القِيَامَةِ»
“Jika Allah menghendaki untuk hamba-Nya
kebaikan maka Allah mempercepat baginya hukuman di dunia, dan jika Allah
menghendaki untuk hamba-Nya keburukan maka Allah menunda hukuman dosanya sampai
ia merasakannya di hari kiamat. [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Lihat: Syarah Kitab Tauhid bab (32); Takut hanya kepada Allah
2. Penjelasan
tentang ayat dalam surat Al-Hijr.
Ayat ini
menunjukkan bahwa bersikap putus asa dari rahmat Allah termasuk pula dosa besar
yang harus dijauhi. Dari kedua ayat ini dapat disimpulkan bahwa seorang mu’min
harus memadukan antara dua sikap; harap (rajaa’) dan khawatir (khauf),
harap akan rahmat Allah dan khawatir terhadap siksa-Nya.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر: 53- 54]
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. [Az-Zumar:
53-54]
{وَلَئِنْ أَذَقْنَا
الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ
كَفُورٌ (9) وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ
لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (10) إِلَّا
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ
وَأَجْرٌ كَبِيرٌ} [هود: 9 - 11]
Dan
jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian
rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi
tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah
bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang
bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya dia sangat gembira lagi
bangga (lupa diri). Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan
mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. [Huud: 9-11]
{وَإِذَا أَنْعَمْنَا
عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ
يَئُوسًا} [الإسراء: 83]
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia
niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan
apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa. [Al-Israa':83]
{لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ
دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ (49) وَلَئِنْ
أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا
لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِنْ رُجِعْتُ إِلَى رَبِّي إِنَّ لِي
عِنْدَهُ لَلْحُسْنَى فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (50) وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى
الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو
دُعَاءٍ عَرِيضٍ} [فصلت: 49 - 51]
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka
ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. Dan jika
Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa
kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin
bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku,
maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya." Maka Kami
benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka
kerjakan dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. Dan apabila Kami
memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi
apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa. [Fushilat: 49-51]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«الْمُؤْمِنُ
الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي
كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَز،
ْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا
وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ
عَمَلَ الشَّيْطَانِ»
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
oleh Allah -Subhanahu wa Ta 'ala- daripada orang mukmin yang lemah. Dan
pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh
apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah -Azza wa Jalla-
dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu
kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat
begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi
katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan
dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya)
akan membukakan jalan bagi godaan syetan.'" [Shahih Muslim]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ
لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ
وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ
وَيَدَعُ الدُّعَاءَ»
"Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan
selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali
silaturahim dan tidak tergesa-gesa."
Seorang
sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?”
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: 'Yang dimaksud dengan
tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa
dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus
asa dan tidak pernah berdoa lagi.' [Shahih Muslim]
Lihat: Sifat Ar-Rajaa’: Berharap hanya kepada Allah
3. Ancaman
yang keras bagi orang yang merasa aman dari siksa Allah ‘azza wajalla.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَالَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (182) وَأُمْلِي لَهُمْ
إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ} [الأعراف: 182، 183]
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami,
akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara
yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada
mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. [Al-A'raf: 182-183]
{فَذَرْنِي وَمَنْ
يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
(44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ} [القلم:
44، 45]
Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan
orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami hukum
mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi
tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. [Al-Qalam: 44-45]
{وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا
أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ
لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِين} [آل عمران: 178]
Dan
janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami
kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh
kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka
azab yang menghinakan. [Ali
Imran:178]
Ø Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي
الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ
اسْتِدْرَاجٌ "
“Jika kalian melihat Allah memberi seorang
hamba kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara ia melakukan maksiat, maka
ketahuilah sesungguhnya itu cuma istidraaj (pancingan)”.
Kemudian Rasulullah membaca firman Allah …
{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ
فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا
أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}
Maka tatkala mereka melupakan peringatan
yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu
kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka
ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Al-An'am:44] [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ
يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ " [مسند
أحمد: صحيح]
"Hati-hatilah kalian dari
dosa kecil yang diremehkan, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul (menjadi
besar) pada seseorang sampai membinasakannya". [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat: Sifat Al-Khauf; Takut hanya kepada Allah
4. Ancaman
yang keras bagi orang yang berputus asa dari rahmat Allah ‘azza wajalla.
Allah
subhanahu wata’aalaa berfirman:
{وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ} [يوسف: 87]
“Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". [Yusuf: 87]
Ancaman bagi yang
membuat orang lain berputus asa dari rahmat Allah ‘azza wajalla.
Dari Jundab radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bercerita:
«أَنَّ رَجُلًا قَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ!
وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا
أَغْفِرَ لِفُلَانٍ؟! فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ»
“Pada
suatu ketika ada seseorang yang berkata; 'Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni si Fulan.' Sementara Allah berfirman: 'Siapa yang bersumpah
dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si
fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Fulan dan telah
memutuskan amal perbuatanmu.” [Shahih Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ
" [صحيح مسلم]
"Jika seorang mengatakan:
Manusia telah binasa maka ialah yang membinasakannya (atau ialah yang paling
binasa)". [Sahih Muslim]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ
أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ
الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ: أَقْصِرْ! فَوَجَدَهُ
يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ! فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي
أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟ فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ
لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ! فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ
رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ
كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلْ
الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي! وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ»
“Ada dua orang laki-laki dari bani Isra'il
yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara
yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribdah itu selalu
melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, "Berhentilah."
Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati suadaranya berbuat dosa, ia berkata
lagi, "Berhentilah." Orang yang suka berbuat dosa itu berkata,
"Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu
mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, "Demi Allah, sungguh Allah
tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga."
Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi
Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: "Apakah
kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam
kekuasaan-Ku?" Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: "Pergi dan
masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku." Dan berkata kepada ahli
ibadah: "Bawalah ia ke dalam neraka." [Sunan Abi Daud:Shahih]
Lihat: Kisah taubat pembunuh 100 orang
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Kitab Tauhid bab (33); Tawakkal hanya kepada Allah
[1] Diriwayatkan
oleh Al-Bazzar rahimahullah dalam Musnadnya (sebagaimana dalam
kitab Kasyful Astar karya Al-Haitsamiy rahimahullah 1/71 no.106)
dengan lafadz:
«الشِّرْكُ
بِاللَّهِ، وَالإِياسُ مِنْ رُوحِ اللَّهِ، وَالْقُنُوطُ مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ»
“Syirik kepada Allah, berputus asa dari pertolongan Allah. Dan
berputus harapan dari rahmat Allah”.
Hadits ini dihukumi hasan oleh
syekh Albaniy rahimahullah dalam Silsilah Ash-Shahihah 5/79 no.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...