Minggu, 31 Januari 2021

Hati-hati dengan utang

 بسم الله الرحمن الرحيم

Keutamaan tidak punya utang

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ: الكِبْرِ، وَالغُلُولِ، وَالدَّيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ " [سنن الترمذي: صحيح]

“Barangsiapa yang wafat dan ia bebas dari tiga hal: kesombongan, kecurangan dalam harta rampasan perang, dan utang; maka ia akan masuk surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Bahaya memiliki utang

1.      Menyebabkan suka berdusta dan berjanji palsu

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a dalam shalat dan berkata:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ»، فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ المَغْرَمِ؟ قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»

"Ya Allah .. Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang".

Lalu seseorang bertanya: Sering sekali engkau Ya Rasulullah minta perlindungan dari utang?

Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya seseorang jika berutang akan mencari alasan dan berbohong, berjanji dan mengingkari”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

2.      Dosanya tidak diampuni

Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا الدَّيْنَ» [صحيح مسلم]

“Diampuni semua dosa orang yang mati syahid di jalan Allah kecuali utangnya”. [Sahih Musllim]

3.      Jiwanya tergantung (tertahan).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«نَفْسُ المُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Jiwa seorang Mu'min tergantung karena utangnya sampai ia lunasi”. [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]

Ø  Dari Sa'd bin Athwal radhiyallahu 'anhu bahwa saudaranya wafat dengan meninggalkan tiga ratus dirham dan keluarga (anak dan istri), lalu aku ingin mensedekahkannya kepada keluarganya. Lalu Nabi bersabda:

«إِنَّ أَخَاكَ مُحْتَبَسٌ بِدَيْنِهِ، فَاقْضِ عَنْهُ» ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أَدَّيْتُ عَنْهُ إِلَّا دِينَارَيْنِ، ادَّعَتْهُمَا امْرَأَةٌ وَلَيْسَ لَهَا بَيِّنَةٌ، قَالَ: «فَأَعْطِهَا فَإِنَّهَا مُحِقَّةٌ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Sesungguhnya saudaramu tertahan karena utangnya, maka bayarlah utangnya." Ia berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah melunasinya, kecuali dua dinar yang diklaim oleh seorang wanita sementara ia tidak mempunyai bukti!" Beliau bersabda, "Berikanlah kepada wanita itu, karena ia berhak." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Samurah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah berkhutbah kepada kami, kemudian beliau berkata:

«هَاهُنَا أَحَدٌ، مِنْ بَنِي فُلَانٍ؟» فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ بَنِي فُلَانٍ؟» فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ بَنِي فُلَانٍ؟» فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مَنَعَكَ أَنْ تُجِيبَنِي فِي الْمَرَّتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ؟ أَمَا إِنِّي لَمْ أُنَوِّهْ بِكُمْ إِلَّا خَيْرًا، إِنَّ صَاحِبَكُمْ مَأْسُورٌ بِدَيْنِهِ»، فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ أَدَّى عَنْهُ حَتَّى مَا بَقِيَ أَحَدٌ يَطْلُبُهُ بِشَيْءٍ [سنن أبي داود: حسن]

"Apakah di sini terdapat seseorang dari Bani Fulan?"

Kemudian terdapat seorang laki-laki yang berdiri dan berkata; Saya wahai Rasulullah!

Kemudian beliau berkata, "Apa yang menghalangimu untuk menjawabku, pada dua pertanyaan pertama? Adapun aku, maka tidaklah aku menyebutkan kepada kalian kecuali kebaikan. Sesungguhnya sahabat kalian tertahan dengan utangnya."

Sungguh aku melihatnya telah membayar utang tersebut untuknya hingga tidak tersisa seorangpun yang menuntut sesuatu kepadanya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

4.      Kulitnya kepanasan di alam kubur.

Jabir radhiyallahu 'anhu berkata;

تُوُفِّيَ رَجُلٌ فَغَسَّلْنَاهُ، وَحَنَّطْنَاهُ، وَكَفَّنَّاهُ، ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَيْهِ، فَقُلْنَا: تُصَلِّي عَلَيْهِ؟ فَخَطَا خُطًى، ثُمَّ قَالَ: «أَعَلَيْهِ دَيْنٌ؟» قُلْنَا: دِينَارَانِ، فَانْصَرَفَ، فَتَحَمَّلَهُمَا أَبُو قَتَادَةَ، فَأَتَيْنَاهُ، فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ: الدِّينَارَانِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَقُّ الْغَرِيمُ، وَبَرِئَ مِنْهُمَا الْمَيِّتُ؟» قَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذَلِكَ بِيَوْمٍ: «مَا فَعَلَ الدِّينَارَانِ؟» فَقَالَ: إِنَّمَا مَاتَ أَمْسِ، قَالَ: فَعَادَ إِلَيْهِ مِنَ الْغَدِ، فَقَالَ: لَقَدْ قَضَيْتُهُمَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ» [مسند أحمد: حسن]

Ada seorang laki-laki yang wafat, lalu kami memandikannya, memberi minyak lalu kami memberinya kafan lalu kami bawa ke hadapan Rasulullah agar beliau menshalatinya. Kami berkata 'Silakan Anda menshalatinya'.

Lalu beliau melangkah beberapa langkah kemudian bertanya: Apakah dia mempunyai utang?

Kami menjawab: Ya dua dinar!

Lalu beliau pergi, maka Abu Qatadah hendak menanggungnya lalu kami mendatanginya. Abu Qatadah berkata; Uang dua dinar itu tanggunganku.

Lalu Rasulullah bersabda, "Apakah telah dibayar orang yang memberi utang dan mayyit telah bebas".

Abu Qatadah berkata; Ya.

Lalu Rasulullah menshalatinya, lalu sehari kemudian beliau bertanya: "Bagaimana dengan yang dua dinar?"

Maka Abu Qatadah radhiallahu'anhu berkata; Ia baru saja meninggal kemarin!

Lalu Abu Qatadah radhiallahu'anhu kembali lagi besoknya dan berkata; Saya telah menunaikan keduanya.

Rasulullah bersabda, "Sekarang ia telah dingin kulitnya”. [Musnad Ahmad: Hasan]

5.      Akan dibayar dengan pahala kebaikan pada hari kiamat.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ، لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

“Barang siapa yang mati meninggalkan utang berupa dinar atau dirham, maka akan dibayarkan nanti di akhirat dari amal kebaikannya, di hari kemudian tidak ada lagi dinar dan dirham”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Boleh berutang jika bertekad untuk melunasinya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ» [صحيح البخاري]

“Barang siapa yang mengambil harta orang (utang) dengan niat ingin melunasinya maka Allah akan membantunya untuk melunasi utannya. Dan barang siapa yang mengambil (utang) dengan niat menghancurkannya, maka Allah akan menghancurkan dirinya”. [Sahih Bukhari]

Ø  Abdullah bin Ja'far radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah bersabda:

«إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِيَ دَيْنَهُ، مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ» قَالَ: فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ يَقُولُ لِخَازِنِهِ: «اذْهَبْ فَخُذْ لِي بِدَيْنٍ، فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ أَبِيتَ لَيْلَةً إِلَّا وَاللَّهُ مَعِي، بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Sesungguhnya Allah bersama orang yang berutang sehingga dia melunasi utangnya, selagi ia tidak berada pada sesuatu yang dibenci Allah."

Abdullah bin Ja'far pernah berkata kepada bendaharanya, "Pergi dan ambilkan uang untukku sebagai utang, sebab setelah mendengar sabda Rasulullah aku tidak ingin jika bermalam satu malam kecuali Allah bersamaku." [Sunan Ibnu Majah: Shahih]

Ø  Suatu saat Aisyah radhiyallahu 'anha berutang, lalu ditanya: Kenapa engkau berutang?

Aisyah menjawab: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَا مِنْ عَبْدٍ كَانَتْ لَهُ نِيَّةٌ فِي أَدَاءِ دَيْنِهِ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنٌ»، فَأَنَا أَلْتَمِسُ ذَلِكَ الْعَوْنَ

“Tidaklah seorang hamba yang berniat untuk melunasi utangnya kecuali ia akan mendapatkan bantuan dari Allah”. Aisyah berkata: Aku berutang untuk mendapatkan pertolongan itu. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; Rasulullah bersabda,

«مَنْ حَمَلَ مِنْ أُمَّتِي دَيْنًا، ثُمَّ جَهَدَ فِي قَضَائِهِ، ثُمَّ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَهُ، فَأَنَا وَلِيُّهُ» [مسند أحمد: صحيح]

"Barangsiapa dari umatku yang menanggung utang, kemudian dia telah bersungguh-sungguh untuk membayarnya, lalu dia mati sebelum melaksanakannya maka aku adalah walinya." [Musnad Ahmad: Shahih]

Segera melunasi utang

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu; Nabi bersabda:

«مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Menunda membayar utang bagi orang kaya adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah ia ikuti". [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Asy-Syarid radhiallahu'anhu; Rasulullah bersabda:

«لَيُّ الْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ، وَعُقُوبَتَهُ» [سنن أبي داود: حسن]

"Orang mampu yang menunda pembayaran utangnya, maka kehormatan dan hukuman telah halal untuknya." [Sunan Abi Daud: Hasan]

Ancaman bagi orang yang berutang dan tidak ingin melunasinya

Dari Shuhaib Al-Khair radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«أَيُّمَا رَجُلٍ تَدَيَّنَ دَيْنًا، وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لَا يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ، لَقِيَ اللَّهَ سَارِقًا» [سنن ابن ماجه: حسن صحيح]

"Siapa saja berhutang dan ia berencana untuk tidak membayarnya kepada pemiliknya, maka ia akan menjumpai Allah dengan status sebagai pencuri." [Sunan Ibnu Majah: Hasan Shahih]

Melunasi utang dengan cara yang baik

Dari Abu Raafi' radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah meminjam unta muda kepada seorang laki-laki, ketika unta sedekah tiba, maka beliau pun memerintahkan Abu Rafi' untuk membayar unta muda yang dipinjamnya kepada laki-laki tersebut. Lalu Abu Rafi' kembali kepada beliau seraya berkata: "Aku tidak mendapatkan unta muda kecuali unta yang sudah dewasa."

Beliau bersabda:

«أَعْطِهِ إِيَّاهُ، إِنَّ خِيَارَ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ قَضَاءً» [صحيح مسلم]

"Berikanlah kepadanya, sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam membayar hutang." [Sahih Muslim]

Melunasi utang dari warisan

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ} [النساء: 11]

(Pembagian warisan) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. [An-Nisaa':11]

Melunasi utang orang tua

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya: Sesungguhnya ibuku telah bernazar untuk menunaikan ibadah haji, lalu ibuku meninggal sebelum menunaikannya, apakah boleh aku menunaikan ibadah haji untuknya?

Rasulullah menjawab:

«نَعَمْ حُجِّي عَنْهَا، أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ؟»

"Iya, berhajilah untuknya. Menurutmu jika seandainya ibumu memiliki utang apakah engkau akan membayarkan untuknya?"

Wanita itu menjawab: Iya.

Rasulullah bersabda:

«اقْضُوا اللَّهَ الَّذِي لَهُ فَإِنَّ اللَّهَ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ»

"Bayarlah utang ibumu kepada Allah, karena sesungguhnya hak Allah lebih berhak ditunaikan". [Sahih Bukhari]

Meminta bantuan orang lain untuk melunasi utangnya

Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilaliy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" يَا قَبِيصَةُ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ رَجُلٍ، تَحَمَّلَ حَمَالَةً، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا، ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ حَتَّى يَقُومَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ: لَقَدْ أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا " [صحيح مسلم]

“Wahai Qabishah, seseungguhnya meminta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) Orang yang mengambil utang (untuk kebaikan) maka halal untuknya meminta sampai ia melunasinya kemudian ita berhenti meminta. (2) Dan orang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. (3) Dan orang ditimpa kemiskinan sampai tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata: "Si Fulan telah ditimpa kemiskinan"! maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang menutupi kebutuhannya. Dan selain dari mereka yang meminta, wahai Qabishah .. adalah haram, ia memakan harta yang haram”. [Sahih Muslim]

Keutamaan melunaskan utang orang lain

1)      Mendapatkan yang lebih baik.

Allah subhanahu wata’aalaa berfirman:

{وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة: 280]

Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. [Al-Baqarah: 280]

Ø  Dari Ka'b bin Malik radhiyallahu 'anhu; Bahwa ia pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di dalam Masjid hingga suara keduanya meninggi yang akhirnya didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berada di rumah. Beliau kemudian keluar menemui keduanya sambil menyingkap kain gorden kamarnya, beliau bersabda: "Wahai Ka'b!"

Ka'b bin Malik menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu."

Beliau bersabda:

«ضَعْ مِنْ دَيْنِكَ هَذَا»

"Bebaskanlah sebagian dari hutangmu ini."

Beliau lalu memberi isyarat untuk membebaskan setengahnya. Ka'b bin Malik menjawab: "Sudah aku lakukan wahai Rasulullah."

Beliau lalu bersabda (kepada Ibnu Abu Hadrad):

«قُمْ فَاقْضِهِ»

"Sekarang bayarlah." [Sahih Bukhari dan Muslim]

2)      Amalan yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’aalaa.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersbda:

«أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah ta'aalaa adalah kegembiraan yang engkau berikan kepada seorang muslim, atau engkau menghilangkan kesulitannya, atau engkau membebaskan utangnya, atau engkau menghilangkan rasa laparnya". [Al-Mu'jam Al-Kabir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

3)      Mendapatkan kemudahan di dunia dan di akhirat

Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعْ عَنْهُ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang suka jika Allah menyelamatkannya dari kesulitan hari kiamat maka hendaklah ia memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan (membayar utang) atau melunaskannya". [Sahih Muslim]

Ø  Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Dan barangsiapa yang sedang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya, dan barangsiapa yang melapangkan satu kesulitan dari seorang muslim maka Allah akan melapangkan darinya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan hari kiamat". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]

"Barangsiapa yang menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamta, dan barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong saudaranya". [Sahih Musim]

4)      Dirahmati Allah subhanahu wata’aalaa.

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى» [صحيح البخاري]

"Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli dan letika meminta haknya". [Shahih Bukhari]

5)      Diampuni dosanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ: " تَجَاوَزُوا عَنْهُ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا "، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Dahulu Ada seorang pedagang memberikan utang kepada orang-orang, jika ia mendapati orang yang lagi kesulitan (tidak bisa melunasi utangnya) ia berkata kepada pelayannya: Abaikan saja utangnya, semoga Allah juga mengabaikan dosa-dosa kita. Maka Allah pun mengabaikan dosa-dosanya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

6)      Masuk surga.

Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda:

" إِنَّ رَجُلًا كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَتَاهُ المَلَكُ لِيَقْبِضَ رُوحَهُ، فَقِيلَ لَهُ: هَلْ عَمِلْتَ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: مَا أَعْلَمُ، قِيلَ لَهُ: انْظُرْ، قَالَ: مَا أَعْلَمُ شَيْئًا غَيْرَ أَنِّي كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ فِي الدُّنْيَا وَأُجَازِيهِمْ، فَأُنْظِرُ المُوسِرَ، وَأَتَجَاوَزُ عَنِ المُعْسِرِ، فَأَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ " [صحيح البخاري]

"Ada seorang dari kaum sebelum kalian didatangi malaikat untuk mencabut nyawanya lalu ditanyakan kepadanya; "Apakah kamu pernah beramal kebaikan?". Orang itu menjawab; "Aku tidak tahu". Dikatakan kepadanya; "Coba kamu ingat-ingat". Orang itu kembali menjawab; "Aku tidak tahu apapun, kecuali aku pernah melakukan transaksi jual beli sesama manusia, terhadap yang diberi kelonggaran hartanya pun aku memberi toleransi waktu untuk membayar hutangnya, dan terhadap yang kesulitan aku memaafkan. Allah pun kemudian memasukkannya ke surga". [Shahih Bukhari]

Do’a minta perlindungan dari lilitan utang

Anas radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a ..

«اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ، وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ»

"Ya Allah .. Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, sifat penakut, kekikiran, lilitan utang, dan tekanan orang-orang". [Sahih Bukhari]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ، وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ، وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ عَنِّي خَطَايَايَ بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ»

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, kepikunan, dosa-dosa dan terlilit hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka dan dari buruknya fitnah kekayaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya fitnah kefakiran, serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air salju dan air embun, sucikanlah hatiku dari kotoran-kotoran sebagaimana Engkau menyucikan baju yang putih dari kotoran. Dan jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Do’a agar Allah melunaskan utangnya

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata: Maukah engkau aku ajarkan do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadaku, jika engkau mempunyai utang sebesar gunung "Tsabiir" maka Allah akan melunaskannya darimu. Bacalah ..

«اللهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ»

"Ya Allah .. cukupilah aku dengan rezki-Mu yang halal (bukan) dari yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniah-Mu (bukan) dari orang-orang selain-Mu". [Sunan Tirmidzi: Hasan]

Ø  Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika beranjak ke tempat tidurnya membaca ...

«اللهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ، وَرَبَّ الْأَرْضِ، وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِي شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ»

"Ya Allah .. Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan bumi, Tuhan segala sesuatu, Yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang jahat Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya, Engkaulah yang Pertama maka tidak ada sesuatu sebelum-Mu, dan Engkau yang Terakhir maka tidak ada sesuatu setelah-Mu, dan Engkau yang Nampak maka tidak ada sesuatu di atas-Mu, dan Engkau yang Tersembunyi maka tidak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah utangku dan jauhkan aku dari kefakiran." [Musnad Ahmad: Sahih]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Sifat ِAl-Isti’anah; Minta pertolongan hanya kepada Allah - Amalan penolak bala - Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...