بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan tidak punya utang
Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" مَنْ مَاتَ وَهُوَ
بَرِيءٌ مِنْ ثَلَاثٍ: الكِبْرِ، وَالغُلُولِ، وَالدَّيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ
" [سنن
الترمذي: صحيح]
“Barangsiapa yang wafat dan ia bebas dari
tiga hal: kesombongan, kecurangan dalam harta rampasan perang, dan utang; maka
ia akan masuk surga”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Bahaya memiliki utang
1.
Menyebabkan suka berdusta dan berjanji palsu
Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a dalam
shalat dan berkata:
«اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ»، فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ
مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ المَغْرَمِ؟ قَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ
إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»
"Ya Allah .. Sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari dosa dan utang".
Lalu seseorang bertanya: Sering sekali
engkau Ya Rasulullah minta perlindungan dari utang?
Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya
seseorang jika berutang akan mencari alasan dan berbohong, berjanji dan
mengingkari”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
2.
Dosanya tidak diampuni
Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash radhiyallahu
'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلَّا
الدَّيْنَ» [صحيح مسلم]
“Diampuni semua dosa orang yang mati syahid
di jalan Allah kecuali utangnya”. [Sahih Musllim]
3.
Jiwanya tergantung (tertahan).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«نَفْسُ المُؤْمِنِ
مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Jiwa seorang Mu'min tergantung karena
utangnya sampai ia lunasi”. [Sunan At-Tirmidzi: Sahih]
Ø Dari Sa'd bin Athwal radhiyallahu 'anhu bahwa
saudaranya wafat dengan meninggalkan tiga ratus dirham dan keluarga (anak dan
istri), lalu aku ingin mensedekahkannya kepada keluarganya. Lalu Nabi ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَخَاكَ
مُحْتَبَسٌ بِدَيْنِهِ، فَاقْضِ عَنْهُ» ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ
أَدَّيْتُ عَنْهُ إِلَّا دِينَارَيْنِ، ادَّعَتْهُمَا امْرَأَةٌ وَلَيْسَ لَهَا
بَيِّنَةٌ، قَالَ: «فَأَعْطِهَا فَإِنَّهَا مُحِقَّةٌ» [سنن
ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya saudaramu tertahan
karena utangnya, maka bayarlah utangnya." Ia berkata, "Wahai
Rasulullah, aku telah melunasinya, kecuali dua dinar yang diklaim oleh seorang
wanita sementara ia tidak mempunyai bukti!" Beliau bersabda,
"Berikanlah kepada wanita itu, karena ia berhak." [Sunan Ibnu Majah:
Shahih]
Ø Samurah radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah ﷺ berkhutbah kepada kami, kemudian beliau
berkata:
«هَاهُنَا أَحَدٌ، مِنْ
بَنِي فُلَانٍ؟» فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ
بَنِي فُلَانٍ؟» فَلَمْ يُجِبْهُ أَحَدٌ، ثُمَّ قَالَ: «هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ
بَنِي فُلَانٍ؟» فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مَنَعَكَ أَنْ تُجِيبَنِي فِي
الْمَرَّتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ؟ أَمَا إِنِّي لَمْ أُنَوِّهْ بِكُمْ إِلَّا
خَيْرًا، إِنَّ صَاحِبَكُمْ مَأْسُورٌ بِدَيْنِهِ»، فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ أَدَّى
عَنْهُ حَتَّى مَا بَقِيَ أَحَدٌ يَطْلُبُهُ بِشَيْءٍ [سنن
أبي داود: حسن]
"Apakah di sini terdapat seseorang
dari Bani Fulan?"
Kemudian terdapat seorang laki-laki yang
berdiri dan berkata; Saya wahai Rasulullah!
Kemudian beliau ﷺ
berkata, "Apa yang menghalangimu untuk menjawabku, pada dua pertanyaan
pertama? Adapun aku, maka tidaklah aku menyebutkan kepada kalian kecuali
kebaikan. Sesungguhnya sahabat kalian tertahan dengan utangnya."
Sungguh aku melihatnya telah membayar utang
tersebut untuknya hingga tidak tersisa seorangpun yang menuntut sesuatu
kepadanya. [Sunan Abi Daud: Hasan]
4.
Kulitnya kepanasan di alam kubur.
Jabir radhiyallahu 'anhu
berkata;
تُوُفِّيَ رَجُلٌ فَغَسَّلْنَاهُ،
وَحَنَّطْنَاهُ، وَكَفَّنَّاهُ، ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَيْهِ، فَقُلْنَا: تُصَلِّي عَلَيْهِ؟
فَخَطَا خُطًى، ثُمَّ قَالَ: «أَعَلَيْهِ دَيْنٌ؟» قُلْنَا: دِينَارَانِ،
فَانْصَرَفَ، فَتَحَمَّلَهُمَا أَبُو قَتَادَةَ، فَأَتَيْنَاهُ، فَقَالَ أَبُو
قَتَادَةَ: الدِّينَارَانِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَقُّ الْغَرِيمُ، وَبَرِئَ مِنْهُمَا الْمَيِّتُ؟» قَالَ:
نَعَمْ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذَلِكَ بِيَوْمٍ: «مَا فَعَلَ
الدِّينَارَانِ؟» فَقَالَ: إِنَّمَا مَاتَ أَمْسِ، قَالَ: فَعَادَ إِلَيْهِ مِنَ
الْغَدِ، فَقَالَ: لَقَدْ قَضَيْتُهُمَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ» [مسند أحمد: حسن]
Ada
seorang laki-laki yang wafat, lalu kami memandikannya, memberi minyak lalu kami
memberinya kafan lalu kami bawa ke hadapan Rasulullah ﷺ
agar beliau menshalatinya. Kami berkata 'Silakan Anda menshalatinya'.
Lalu beliau melangkah beberapa langkah
kemudian bertanya: Apakah dia mempunyai utang?
Kami menjawab: Ya dua dinar!
Lalu beliau pergi, maka Abu Qatadah hendak
menanggungnya lalu kami mendatanginya. Abu Qatadah berkata; Uang dua dinar itu
tanggunganku.
Lalu Rasulullah ﷺ
bersabda, "Apakah telah dibayar orang yang memberi utang dan mayyit telah
bebas".
Abu Qatadah berkata; Ya.
Lalu Rasulullah ﷺ
menshalatinya, lalu sehari kemudian beliau bertanya: "Bagaimana dengan yang
dua dinar?"
Maka Abu Qatadah radhiallahu'anhu
berkata; Ia baru saja meninggal kemarin!
Lalu Abu Qatadah radhiallahu'anhu
kembali lagi besoknya dan berkata; Saya telah menunaikan keduanya.
Rasulullah ﷺ
bersabda, "Sekarang ia telah dingin kulitnya”. [Musnad Ahmad: Hasan]
5.
Akan dibayar dengan pahala kebaikan pada hari kiamat.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ
دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ، لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا
دِرْهَمٌ» [سنن ابن
ماجه: صحيح]
“Barang siapa yang mati meninggalkan utang
berupa dinar atau dirham, maka akan dibayarkan nanti di akhirat dari amal
kebaikannya, di hari kemudian tidak ada lagi dinar dan dirham”. [Sunan Ibnu
Majah: Sahih]
Boleh berutang jika bertekad untuk melunasinya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ
النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ
إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ» [صحيح
البخاري]
“Barang siapa yang mengambil harta orang
(utang) dengan niat ingin melunasinya maka Allah akan membantunya untuk
melunasi utannya. Dan barang siapa yang mengambil (utang) dengan niat
menghancurkannya, maka Allah akan menghancurkan dirinya”. [Sahih Bukhari]
Ø Abdullah bin Ja'far radhiyallahu 'anhuma berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِيَ دَيْنَهُ، مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ»
قَالَ: فَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ يَقُولُ لِخَازِنِهِ: «اذْهَبْ
فَخُذْ لِي بِدَيْنٍ، فَإِنِّي أَكْرَهُ أَنْ أَبِيتَ لَيْلَةً إِلَّا وَاللَّهُ
مَعِي، بَعْدَ الَّذِي سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ» [سنن ابن ماجه: صحيح]
"Sesungguhnya Allah bersama orang yang
berutang sehingga dia melunasi utangnya, selagi ia tidak berada pada sesuatu
yang dibenci Allah."
Abdullah bin Ja'far pernah berkata kepada
bendaharanya, "Pergi dan ambilkan uang untukku sebagai utang, sebab
setelah mendengar sabda Rasulullah ﷺ
aku tidak ingin jika bermalam satu malam kecuali Allah bersamaku." [Sunan
Ibnu Majah: Shahih]
Ø Suatu saat Aisyah radhiyallahu 'anha berutang,
lalu ditanya: Kenapa engkau berutang?
Aisyah menjawab: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ كَانَتْ
لَهُ نِيَّةٌ فِي أَدَاءِ دَيْنِهِ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
عَوْنٌ»، فَأَنَا أَلْتَمِسُ ذَلِكَ الْعَوْنَ
“Tidaklah seorang hamba yang berniat untuk
melunasi utangnya kecuali ia akan mendapatkan bantuan dari Allah”. Aisyah
berkata: Aku berutang untuk mendapatkan pertolongan itu. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata; Rasulullah ﷺ bersabda,
«مَنْ حَمَلَ مِنْ
أُمَّتِي دَيْنًا، ثُمَّ جَهَدَ فِي قَضَائِهِ، ثُمَّ مَاتَ قَبْلَ أَنْ
يَقْضِيَهُ، فَأَنَا وَلِيُّهُ» [مسند أحمد: صحيح]
"Barangsiapa dari umatku yang
menanggung utang, kemudian dia telah bersungguh-sungguh untuk membayarnya, lalu
dia mati sebelum melaksanakannya maka aku adalah walinya." [Musnad Ahmad:
Shahih]
Segera melunasi utang
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu;
Nabi ﷺ bersabda:
«مَطْلُ الغَنِيِّ
ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Menunda membayar utang bagi orang
kaya adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada
orang kaya, hendaklah ia ikuti". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Asy-Syarid radhiallahu'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيُّ الْوَاجِدِ يُحِلُّ
عِرْضَهُ، وَعُقُوبَتَهُ» [سنن أبي داود: حسن]
"Orang mampu yang menunda pembayaran
utangnya, maka kehormatan dan hukuman telah halal untuknya." [Sunan Abi
Daud: Hasan]
Ancaman bagi orang yang berutang dan tidak
ingin melunasinya
Dari Shuhaib Al-Khair radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَيُّمَا رَجُلٍ
تَدَيَّنَ دَيْنًا، وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لَا يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ، لَقِيَ
اللَّهَ سَارِقًا» [سنن ابن ماجه: حسن صحيح]
"Siapa saja berhutang dan ia berencana
untuk tidak membayarnya kepada pemiliknya, maka ia akan menjumpai Allah dengan
status sebagai pencuri." [Sunan Ibnu Majah: Hasan Shahih]
Melunasi utang dengan cara yang baik
Dari Abu Raafi' radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah meminjam
unta muda kepada seorang laki-laki, ketika unta sedekah tiba, maka beliau pun
memerintahkan Abu Rafi' untuk membayar unta muda yang dipinjamnya
kepada laki-laki tersebut. Lalu Abu Rafi' kembali kepada beliau seraya berkata:
"Aku tidak mendapatkan unta muda kecuali unta yang sudah dewasa."
Beliau bersabda:
«أَعْطِهِ إِيَّاهُ، إِنَّ خِيَارَ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ قَضَاءً» [صحيح
مسلم]
"Berikanlah
kepadanya, sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam membayar
hutang." [Sahih Muslim]
Melunasi utang dari warisan
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ} [النساء:
11]
(Pembagian warisan) sesudah dipenuhi wasiat
yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. [An-Nisaa':11]
Melunasi utang orang tua
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
berkata: Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan bertanya: Sesungguhnya ibuku telah bernazar untuk menunaikan
ibadah haji, lalu ibuku meninggal sebelum menunaikannya, apakah boleh aku
menunaikan ibadah haji untuknya?
Rasulullah menjawab:
«نَعَمْ حُجِّي عَنْهَا، أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ
أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ؟»
"Iya, berhajilah untuknya.
Menurutmu jika seandainya ibumu memiliki utang apakah engkau akan membayarkan
untuknya?"
Wanita itu menjawab: Iya.
Rasulullah bersabda:
«اقْضُوا اللَّهَ الَّذِي لَهُ فَإِنَّ اللَّهَ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ»
"Bayarlah utang ibumu kepada
Allah, karena sesungguhnya hak Allah lebih berhak ditunaikan". [Sahih
Bukhari]
Meminta bantuan orang lain untuk melunasi
utangnya
Dari Qabishah bin Mukhariq Al-Hilaliy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" يَا قَبِيصَةُ إِنَّ الْمَسْأَلَةَ
لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ رَجُلٍ، تَحَمَّلَ حَمَالَةً، فَحَلَّتْ
لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا، ثُمَّ يُمْسِكُ، وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ
جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ
قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - وَرَجُلٌ أَصَابَتْهُ
فَاقَةٌ حَتَّى يَقُومَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَا مِنْ قَوْمِهِ: لَقَدْ
أَصَابَتْ فُلَانًا فَاقَةٌ، فَحَلَّتْ لَهُ الْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ
قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ - أَوْ قَالَ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ - فَمَا سِوَاهُنَّ مِنَ
الْمَسْأَلَةِ يَا قَبِيصَةُ سُحْتًا يَأْكُلُهَا صَاحِبُهَا سُحْتًا " [صحيح
مسلم]
“Wahai Qabishah, seseungguhnya meminta itu
tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) Orang yang mengambil utang
(untuk kebaikan) maka halal untuknya meminta sampai ia melunasinya kemudian ita
berhenti meminta. (2) Dan orang yang ditimpa musibah yang menghabiskan
hartanya, maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang
menutupi kebutuhannya. (3) Dan orang ditimpa kemiskinan sampai tiga orang yang
berakal dari kaumnya berkata: "Si Fulan telah ditimpa kemiskinan"!
maka halal baginya meminta sampai ia mendapatkan sesuatu yang menutupi
kebutuhannya. Dan selain dari mereka yang meminta, wahai Qabishah .. adalah
haram, ia memakan harta yang haram”. [Sahih Muslim]
Keutamaan melunaskan utang orang lain
1) Mendapatkan
yang lebih baik.
Allah subhanahu wata’aalaa
berfirman:
{وَإِنْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَى
مَيْسَرَةٍ وَأَنْ تَصَدَّقُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ} [البقرة:
280]
Dan jika (orang yang berhutang itu)
dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. [Al-Baqarah: 280]
Ø Dari Ka'b bin Malik radhiyallahu 'anhu; Bahwa ia
pernah menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di dalam Masjid hingga suara
keduanya meninggi yang akhirnya didengar oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam yang berada di rumah. Beliau kemudian keluar menemui keduanya
sambil menyingkap kain gorden kamarnya, beliau bersabda: "Wahai Ka'b!"
Ka'b bin Malik menjawab: "Wahai
Rasulullah, aku penuhi panggilanmu."
Beliau bersabda:
«ضَعْ مِنْ دَيْنِكَ هَذَا»
"Bebaskanlah sebagian dari
hutangmu ini."
Beliau lalu memberi isyarat untuk
membebaskan setengahnya. Ka'b bin Malik menjawab: "Sudah aku lakukan wahai
Rasulullah."
Beliau lalu bersabda (kepada Ibnu Abu
Hadrad):
«قُمْ فَاقْضِهِ»
"Sekarang bayarlah."
[Sahih Bukhari dan Muslim]
2) Amalan
yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’aalaa.
Dari
Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersbda:
«أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى
مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ
تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا» [المعجم الكبير للطبراني: حسن]
"Amalan yang paling dicintai
oleh Allah ta'aalaa adalah kegembiraan yang engkau berikan kepada
seorang muslim, atau engkau menghilangkan kesulitannya, atau engkau membebaskan
utangnya, atau engkau menghilangkan rasa laparnya". [Al-Mu'jam Al-Kabir
karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
3) Mendapatkan
kemudahan di dunia dan di akhirat
Dari Abu Qatadah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُنْجِيَهُ اللهُ مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، فَلْيُنَفِّسْ عَنْ مُعْسِرٍ، أَوْ يَضَعْ عَنْهُ» [صحيح
مسلم]
"Barangsiapa yang suka jika Allah
menyelamatkannya dari kesulitan hari kiamat maka hendaklah ia memberikan
kemudahan bagi orang yang kesulitan (membayar utang) atau melunaskannya".
[Sahih Muslim]
Ø Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ
فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ
يَوْمِ القِيَامَةِ» [صحيح البخاري ومسلم]
"Dan barangsiapa yang sedang
membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya, dan
barangsiapa yang melapangkan satu kesulitan dari seorang muslim maka Allah akan
melapangkan darinya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan hari kiamat".
[Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ» [صحيح مسلم]
"Barangsiapa yang
menghilangkan dari seorang mu'min satu musibah dari musibah dunia maka Allah
akan menghilangkan darinya satu musibah dari musibah hari kiamta, dan
barangsiapa yang memudahkan bagi orang yang kesulitan maka Allah akan
memudahkan baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah
senantiapa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menulong
saudaranya". [Sahih Musim]
4) Dirahmati
Allah subhanahu wata’aalaa.
Dari Jabir bin 'Abdullah radhiyallahu
'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا
سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى» [صحيح البخاري]
"Allah merahmati orang yang memudahkan
ketika menjual dan ketika membeli dan letika meminta haknya". [Shahih
Bukhari]
5) Diampuni
dosanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ
لِفِتْيَانِهِ: " تَجَاوَزُوا عَنْهُ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ
عَنَّا "، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Dahulu Ada seorang pedagang memberikan
utang kepada orang-orang, jika ia mendapati orang yang lagi kesulitan (tidak
bisa melunasi utangnya) ia berkata kepada pelayannya: Abaikan saja utangnya,
semoga Allah juga mengabaikan dosa-dosa kita. Maka Allah pun mengabaikan
dosa-dosanya”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
6) Masuk
surga.
Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam besabda:
" إِنَّ رَجُلًا
كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، أَتَاهُ المَلَكُ لِيَقْبِضَ رُوحَهُ، فَقِيلَ لَهُ:
هَلْ عَمِلْتَ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: مَا أَعْلَمُ، قِيلَ لَهُ: انْظُرْ، قَالَ: مَا
أَعْلَمُ شَيْئًا غَيْرَ أَنِّي كُنْتُ أُبَايِعُ النَّاسَ فِي الدُّنْيَا
وَأُجَازِيهِمْ، فَأُنْظِرُ المُوسِرَ، وَأَتَجَاوَزُ عَنِ المُعْسِرِ،
فَأَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ " [صحيح البخاري]
"Ada seorang dari kaum sebelum kalian
didatangi malaikat untuk mencabut nyawanya lalu ditanyakan kepadanya;
"Apakah kamu pernah beramal kebaikan?". Orang itu menjawab; "Aku
tidak tahu". Dikatakan kepadanya; "Coba kamu ingat-ingat". Orang
itu kembali menjawab; "Aku tidak tahu apapun, kecuali aku pernah melakukan
transaksi jual beli sesama manusia, terhadap yang diberi kelonggaran hartanya
pun aku memberi toleransi waktu untuk membayar hutangnya, dan terhadap yang
kesulitan aku memaafkan. Allah pun kemudian memasukkannya ke surga".
[Shahih Bukhari]
Do’a minta perlindungan dari lilitan utang
Anas radhiallahu 'anhu
berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdo'a
..
«اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ، وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ،
وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ
الرِّجَالِ»
"Ya Allah .. Sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, sifat penakut,
kekikiran, lilitan utang, dan tekanan orang-orang". [Sahih Bukhari]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sering berdo'a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الكَسَلِ، وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ، وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ،
وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ عَنِّي خَطَايَايَ بِمَاءِ
الثَّلْجِ وَالبَرَدِ، وَنَقِّ قَلْبِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ
الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا
بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ»
"Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari rasa malas, kepikunan, dosa-dosa dan terlilit hutang, dan
dari fitnah kubur serta siksa kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka
dan dari buruknya fitnah kekayaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya
fitnah kefakiran, serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih
Ad-Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah kesalahan-kesalahanku dengan air salju dan
air embun, sucikanlah hatiku dari kotoran-kotoran sebagaimana Engkau menyucikan
baju yang putih dari kotoran. Dan jauhkanlah antara diriku dan
kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Do’a agar Allah melunaskan utangnya
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu berkata: Maukah engkau aku ajarkan do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam kepadaku, jika engkau mempunyai utang sebesar gunung
"Tsabiir" maka Allah akan melunaskannya
darimu. Bacalah ..
«اللهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ
بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ»
"Ya Allah .. cukupilah aku
dengan rezki-Mu yang halal (bukan) dari yang haram, dan berilah aku kekayaan
dengan karuniah-Mu (bukan) dari orang-orang selain-Mu". [Sunan Tirmidzi:
Hasan]
Ø Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika beranjak ke tempat
tidurnya membaca ...
«اللهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ،
وَرَبَّ الْأَرْضِ، وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، مُنْزِلَ
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِي
شَرٍّ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ ، أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ،
وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ
فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنِّي
الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ»
"Ya Allah .. Tuhan langit
yang tujuh dan Tuhan bumi, Tuhan segala sesuatu, Yang menumbuhkan butir
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Yang menurunkan kitab Taurat, Injil, dan
Al-Qur'an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang jahat
Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya, Engkaulah yang Pertama maka tidak ada
sesuatu sebelum-Mu, dan Engkau yang Terakhir maka tidak ada sesuatu setelah-Mu,
dan Engkau yang Nampak maka tidak ada sesuatu di atas-Mu, dan Engkau yang
Tersembunyi maka tidak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah utangku dan
jauhkan aku dari kefakiran." [Musnad Ahmad: Sahih]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Sifat ِAl-Isti’anah; Minta pertolongan hanya kepada Allah - Amalan penolak bala - Raih kebahagiaan dunia akhirat dalam berkeluarga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...