بسم الله الرحمن الرحيم
Ayat pertama; Firman Allah ta’aalaa:
{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [الحجرات:
10]
Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
[Al-Hujuraat: 10]
Lihat: Indahnya persaudaraan di atas Islam
Ayat kedua; Firman Allah ta’aalaa:
{أُبَلِّغُكُمْ
رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا
تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 62]
(Nuh berkata) “Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi
nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” [Al-A'raf: 62]
Ayat ketiga; Firman Allah ta’aalaa:
{أُبَلِّغُكُمْ
رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ} [الأعراف: 68]
(Hud berkata) “Aku
menyampaikan amanat-amanat (risalah) Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi
nasehat yang terpercaya bagimu".
[Al-A'raaf: 68]
1)
Tanda kebaktian ada tiga:
1. Merasakan penderitaan orang lain.
Dari An-Nu'man
bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى» [صحيح
البخاري ومسلم]
"Perumpamaan orang beriman dalam kecintaan, kasih sayang, dan
kelembutan mereka, seperti satu tubuh jika salah satu anggotanya merasa sakit
maka anggota tubuh lainnya juga merasakan dengan susah tidur dan demam."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
2. Berbagi kebaikan.
Dari Abi Musa
Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«إِنَّ المُؤْمِنَ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ [صحيح البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu
bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." kemudian beliau menganyam
jari jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]
3. Memberi nasehat dan petunjuk pada kebaikan.
Dari Anas radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«انْصُرْ أَخَاكَ
ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا
كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ:
«تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ» [صحيح البخاري]
"'Tolonglah saudaramu baik ia zalim
atau dizalimi." Ada seorang laki-laki bertanya; 'ya Rasulullah, saya
maklum jika ia dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia zalim?' Nabi
menjawab; "Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman, itulah cara
menolongnya." [Shahih Bukhari]
2)
Kebaktian (nasehat) harus dibarengi
dengan dua sifat:
a.
Ilmu, terkhusus tentang Allah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]
Katakanlah: "Inilah jalan
(agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik". [Yusuf: 108]
b.
Amanah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِذْ
قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ (106) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ
أَمِينٌ} [الشعراء: 106، 107]
Ketika saudara
mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya
aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. [Asy-Syu'ara': 106-107]
{إِذْ
قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ (124) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ
أَمِينٌ} [الشعراء: 124، 125]
Ketika saudara
mereka Hud berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku
ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”. [Asy-Syu'ara': 124-125]
{إِذْ
قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ (142) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ
أَمِينٌ} [الشعراء: 142، 143]
Ketika saudara
mereka Saleh berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku
ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. [Asy-Syu'ara': 142-143]
{إِذْ
قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ (161) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ
أَمِينٌ} [الشعراء: 161، 162]
Ketika saudara mereka
Lut berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini
seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”. [Asy-Syu'ara': 161-162]
{إِذْ
قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ (177) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 177، 178]
Ketika Syuaib
berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku adalah rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu”.
[Asy-Syu'ara': 177-178]
{وَلَقَدْ
فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (17) أَنْ
أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الدخان: 17، 18]
Dan sungguh,
sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang
kepada mereka seorang Rasul yang mulia (Musa), (dengan berkata), “Serahkanlah
kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan
(Allah) yang dapat kamu percaya”.
[Ad-Dukhan: 17-18]
Hadits
pertama:
1/181-
فَالأَوَّلُ: عن أَبِي رُقيَّةَ تَميمِ بنِ أَوْس الدَّارِيِّ رضي اللَّه
عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الدِّينُ
النَّصِيحَةُ" قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: "للَّه وَلِكِتَابِهِ
ولِرسُولِهِ وَلأَئمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ "، رواه مُسْلم.
Dari Abu
Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dariy -radhiyallahu 'anhu- bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Agama itu adalah kebaktian." Kami
bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah,
kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin (ulama dan umara'), serta
kaum awam mereka." [Diriwayatkan oleh imam Muslim]
Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (7) Tamim bin Aus; Agama
adalah kebaktian
Hadits
kedua:
2/182-
الثَّاني: عَنْ جرير بْنِ عبدِ اللَّه رضي اللَّه عنه قَالَ: "بَايَعْتُ
رَسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وإِيتَاءِ
الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكلِّ مُسْلِمٍ". متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Jarir bin
Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku telah membaiat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegakkan shalat,
menunaikan zakat dan berbuat baik kepada setiap muslim". [Shahih Bukhari]
Lihat: Syarah Shahih Bukhari; Kitab Iman bab 43; Agama adalah kebaktian
Hadits
ketiga:
3/183-
الثَّالثُ: عَنْ أَنَس رضي اللَّه عنه عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم قَالَ: "لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا
يُحِبُّ لِنَفْسِهِ" متفقٌ عليه.
Dari Anas radhiyallahu
'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak
sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk
saudaranya seperti ia mencintai untuk dirinya". [Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim]
Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (13) Anas; Mencintai saudara
seiman
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (21) Saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...