Kamis, 26 Oktober 2023

Syarah Riyadhushalihin Bab (22) Kebaktian

بسم الله الرحمن الرحيم

Ayat pertama; Firman Allah ta’aalaa:

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ} [الحجرات: 10]

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. [Al-Hujuraat: 10]

Lihat: Indahnya persaudaraan di atas Islam

Ayat kedua; Firman Allah ta’aalaa:

{أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ} [الأعراف: 62]

(Nuh berkata) “Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” [Al-A'raf: 62]

Ayat ketiga; Firman Allah ta’aalaa:

{أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ} [الأعراف: 68]

(Hud berkata) “Aku menyampaikan amanat-amanat (risalah) Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu". [Al-A'raaf: 68]

1)      Tanda kebaktian ada tiga:

1.       Merasakan penderitaan orang lain.

Dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى» [صحيح البخاري ومسلم]

"Perumpamaan orang beriman dalam kecintaan, kasih sayang, dan kelembutan mereka, seperti satu tubuh jika salah satu anggotanya merasa sakit maka anggota tubuh lainnya juga merasakan dengan susah tidur dan demam." [Shahih Bukhari dan Muslim]

2.       Berbagi kebaikan.

Dari Abi Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ [صحيح البخاري ومسلم]

"Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain." kemudian beliau menganyam jari jemarinya." [Shahih Bukhari dan Muslim]

3.       Memberi nasehat dan petunjuk pada kebaikan.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

«انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: «تَحْجُزُهُ، أَوْ تَمْنَعُهُ، مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ» [صحيح البخاري]

"'Tolonglah saudaramu baik ia zalim atau dizalimi." Ada seorang laki-laki bertanya; 'ya Rasulullah, saya maklum jika ia dizalimi, namun bagaimana saya menolong padahal ia zalim?' Nabi menjawab; "Engkau mencegahnya atau menahannya dari kezaliman, itulah cara menolongnya." [Shahih Bukhari]

2)      Kebaktian (nasehat) harus dibarengi dengan dua sifat:

a.       Ilmu, terkhusus tentang Allah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ} [يوسف: 108]

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [Yusuf: 108]

b.      Amanah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ (106) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 106، 107]

Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. [Asy-Syu'ara': 106-107]

{إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ (124) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 124، 125]

Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”. [Asy-Syu'ara': 124-125]

{إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ (142) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 142، 143]

Ketika saudara mereka Saleh berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. [Asy-Syu'ara': 142-143]

{إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ (161) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 161، 162]

Ketika saudara mereka Lut berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”. [Asy-Syu'ara': 161-162]

{إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ (177) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الشعراء: 177، 178]

Ketika Syuaib berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku adalah rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”. [Asy-Syu'ara': 177-178]

{وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (17) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ} [الدخان: 17، 18]

Dan sungguh, sebelum mereka Kami benar-benar telah menguji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia (Musa), (dengan berkata), “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya”. [Ad-Dukhan: 17-18]

Hadits pertama:

1/181- فَالأَوَّلُ: عن أَبِي رُقيَّةَ تَميمِ بنِ أَوْس الدَّارِيِّ رضي اللَّه عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الدِّينُ النَّصِيحَةُ" قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: "للَّه وَلِكِتَابِهِ ولِرسُولِهِ وَلأَئمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ "، رواه مُسْلم.

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Dariy -radhiyallahu 'anhu- bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Agama itu adalah kebaktian." Kami bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin (ulama dan umara'), serta kaum awam mereka." [Diriwayatkan oleh imam Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (7) Tamim bin Aus; Agama adalah kebaktian

Hadits kedua:

2/182- الثَّاني: عَنْ جرير بْنِ عبدِ اللَّه رضي اللَّه عنه قَالَ: "بَايَعْتُ رَسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكلِّ مُسْلِمٍ". متفقٌ عَلَيهِ.

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku telah membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan berbuat baik kepada setiap muslim". [Shahih Bukhari]

Lihat: Syarah Shahih Bukhari; Kitab Iman bab 43; Agama adalah kebaktian

Hadits ketiga:

3/183- الثَّالثُ: عَنْ أَنَس رضي اللَّه عنه عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ" متفقٌ عليه.

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya seperti ia mencintai untuk dirinya". [Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]

Lihat: Syarah Arba'in Nawawiy, hadits (13) Anas; Mencintai saudara seiman

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Syarah Riyadhushalihin Bab (21) Saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...