بسم الله الرحمن الرحيم
Salah satu rukun iman; Mengimani
takdir baik dan buruk
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhuma; Jibril ‘alaihissalam bertanya
kepada Rasululah ﷺ:
Beri tahu kepadaku tentang Iman?
Rasulullah menjawab:
«أَنْ تُؤْمِنَ
بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ،
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
"Engku meyakini tentang Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, dan meyakini adanya
takdir yang baik dan yang buruk". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Bagaimana menyikapi takdir baik dan
buruk?
1. Meyakini
bahwa segala sesuatunya telah ditakdirkan oleh Allah subhanah.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ} [القمر: 49]
Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (taqdir). [Al-Qamar: 49]
{وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا} [الفرقان: 2]
“Dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."
[Al-Furqaan:2]
{وَكُلُّ شَيْءٍ
عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ} [الرعد: 8]
“Dan segala sesuatu
pada sisi-Nya ada ukurannya." [Ar-Ra'd:8]
Ø
Dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
"
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ " [صحيح مسلم]
"Allah telah
mencatat takdir semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi selama 50.000
tahun". [Shahih Muslim]
Ø
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu
'anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّ
شَيْءٍ بِقَدَرٍ، حَتَّى الْعَجْزِ وَالْكَيْسِ، أَوِ الْكَيْسِ وَالْعَجْزِ» [صحيح مسلم]
"Segala sesuatu
sudah ditakdirkan, sampai rasa lemah dan semangat, atau semangat dan lemah.
" [Shahih Muslim]
2. Tidak
ada yang bisa keluar dari takdir Allah subhanah.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{وَاللهُ
خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ} [الصافات: 96]
Padahal Allah-lah
yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. [Ash-Shaaffaat: 96]
{وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا
أَنْ يَشَاءَ اللهُ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا} [الإنسان:
30]
Dan kamu tidak
mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Al-Insaan: 30]
{قُل لَّن يُصِيبَنَا
إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ} [التوبة: 51]
Katakanlah:
"Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal". [At-Taubah: 51]
Ø Dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«خَلَقَ اللهُ كُلَّ صَانِعٍ، وَصَنْعَتَهُ» [مسند البزار:
صحيح]
"Allah menciptakan semua yang berbuat dan
perbuatannya". [Musnad Al-Bazzar: Shahih]
Lihat: Tafsir surah Ar-Rahman ayat 33; “Tidak ada yang bisa keluar dari kekuasaan Allah”
3. Meyakini
bahwa apa yang Allah takdirkan pasti ada hikmahnya.
Semua yang dilakukan
oleh Allah subhanahu wa ta'aalaa adalah baik di sisi-Nya, kerena
dilakukan dengan kesempurnaan ilmu dan hikmah-Nya, sekalipun itu buruk menurut
pandangan makhluk.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ
إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ} [يوسف: 100]
Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang dia kehendaki.
Sesungguhnya Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [Yusuf: 100]
Oleh sebab itu keburukan tidak
dinisbatkan kepada Allah subhanahu wa ta'aalaa, keburukan dinisbatkan
kepada makhluk karena mereka yang melakukannya secara langsung.
Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ apabila memulai shalat beliau bertakbir kemudian mengucapkan (do’a
iftitah):
"
... لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ
... " [صحيح مسلم]
" … Aku siap untuk
menjalankan perintah-Mu dan taat kepada-Mu. Semua kebaikan ada di tangan-Mu dan
kejelekan tidak kembali (disandarkan) kepada-Mu. ..." [Shahih Muslim]
Ø Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menyandarkan segala kebaikan kepada
Allah ta’alaa, sedangkan keburukan pada dirinya:
{الَّذِي
خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (78) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ (79) وَإِذَا
مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (80) وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ} [الشعراء: 78 - 81]
Tuhan yang telah menciptakan aku, maka dialah
yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan
apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku. Dan yang akan mematikan
aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). [Asy-Syu’araa’: 78-81]
4. Allah
‘azza wajalla menakdirkan yang baik dan yang buruk sebagai ujian.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]
Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]
{وَبَلَوْنَاهُمْ
بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الأعراف:
168]
Dan Kami coba
mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar
mereka kembali (kepada kebenaran). [Al-A'raaf:168]
5. Apa
yang kita anggap baik bisa jadi buruk, begitu pula sebaliknya.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{وَعَسَى أَنْ
تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ
شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} [البقرة:
216]
Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui. [Al-Baqarah: 216]
{فَعَسَى
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا} [النساء: 19]
Dan mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
[An-Nisaa':19]
6. Berdo'a
kepada Allah agar diberi takdir yang baik dan dilindungi dari takdir yang buruk.
Dari Salman radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَا يَرُدُّ
القَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ» [سنن الترمذي: حسنه الشيخ الألباني]
"Tidak
ada yang bisa menolak takdir selain do'a". [Sunan Tirmidzi: Hasan]
Ø
Ka'ab bin Malik radiyallahu
'anhu berkata:
يَا
رَسُولَ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ دَوَاءً نَتَدَاوَى بِهِ، وَرُقًى نَسْتَرْقِي بِهَا،
وَأَشْيَاءَ نَفْعَلُهَا، هَلْ تَرُدُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ؟ قَالَ: «يَا كَعْبُ،
بَلْ هِيَ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ» [صحيح
ابن حبان: حسن لغيره]
Ya Rasulullah,
bagaimana pendapatmu dengan obat yang kami pakai, do'a yang kami baca, dan
usaha yang kami lakukan, apakah itu bisa menolak takdir Allah? Rasulullah ﷺ menjawab: "Wahai Ka'ab,
bahkan itu semua juga termasuk takdir Allah". [Shahih Ibnu Hibban]
Lihat: Keutamaan berdo'a
Diantar do’a yang dibaca agar terhidar dari takdir yang
buruk:
Berkata Al-Hasan
bin Ali radhiallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ telah
mengajarkan kepada beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan qunut
witir yaitu;
«اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ،
وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي
شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا
يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَالَيْتَ»
(Ya Allah, berilah
aku petunjuk diantara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku
keselamatan diantara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah
diriku diantara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang
telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah
Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau Yang memutuskan dan tidak diputuskan
kepadaMu, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau
tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan
Maha Tinggi). [Sunan Abi Daud: Shahih]
7. Shalat
“istikharah” agar mudah menerima takdir.
Jabir bin
Abidillah radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah ﷺ mengajarkan
kami istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami satu
surah dalam Al-Qur'an, dan beliau bersabda: Jika seorang dari kalian memikirkan
suatu urusan (ingin melakukan sesuatu) maka hendaklah ia shalat dua raka'at di
luar shalat wajib, kemudian membaca:
«اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ
مِنْ فَضْلِكَ العَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ
أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ
قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ
بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي
دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي
وَآجِلِهِ - فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الخَيْرَ
حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أَرْضِنِي»
"Ya Allah aku
memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu
dan memohon kepadaMu dengan karuniaMu yang Agung, karena Engkau Maha berkuasa
sedang aku tidak berkuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui
karena Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah bila Engkau
mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan
kesudahan urusanku ini - atau Beliau bersabda; Di waktu dekat atau di masa
nanti - maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah
padanya. Namun sebaliknya, ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini
buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini - atau
Beliau bersabda: Di waktu dekat atau di masa nanti - maka jauhkanlah urusan ini
dariku dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja
dimanapun adanya kemudian paskanlah hatiku dengan ketepanMu itu".
Beliau bersabda:
"Dia sebutkan urusan yang sedang diminta pilihannya itu". [Shahih
Bukhari]
8. Perbanyak
dzikir.
Dari Abdullah bin
Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«مَا قَالَ عَبْدٌ
قَطُّ، إِذَا أَصَابَهُ هَمٌّ أَوْ حُزْنٌ: "اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ
ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ
فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ
نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ
الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ بَصَرِي، وَجِلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ
هَمِّي"، إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ
فَرَحًا»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، يَنْبَغِي لَنَا أَنْ نَتَعَلَّمَ هَذِهِ
الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ: «أَجَلْ، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهُنَّ أَنْ
يَتَعَلَّمَهُنَّ»
"Tidak seorang
hambapun yang membaca do'a ini ketika susah atau sedih; (Ya Allah ..
sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki Mu, dan anak hamba
perempuan Mu. Ubun-ubunku di tangan-Mu, telah ditetapkan hukum-Mu padaku, maha
adil ketetapan-Mu padaku, aku meminta kepada-Mu dengan semua nama untuk-Mu,
Engkau beri nama diri-Mu sendiri, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau
Engkau ajarkan pada seseorang dari makluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu
gaib-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya
pandanganku, pelipur kesedihanku, dan penghilang kesusahanku) Kecuali Allah
akan menghilangkan kesusahannya dan menggantikan kesedihannya dengan
kebahagiaan". Sahabat bertanya: Ya Rasulullah .. seharusnya kami
mempelajari do'a ini. Rasulullah bersabda: "Tentu, orang yang mendengar
do'a ini seharusnya mempelajarinya". [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Do'a ketika ditimpa kesusahan dan kesedihan
Ø
Dari seorang pelayan
Nabi -radhiyallahu 'anhu-: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
«مَا مِنْ عَبْدٍ
مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: "رَضِيتُ
بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ ﷺ نَبِيًّا"، إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ» [مسند أحمد: صحيح لغيره]
"Tidaklah
seorang muslim membaca, (Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai
agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku).' saat ia memasuki sore hari
sebanyak tiga kali dan di pagi hari tiga kali, kecuali wajib bagi Allah untuk
meridhainya pada hari kiamat." [Musnad Ahmad: Shahih ligairih]
Lihat: Syarah dzikir “Radhitu billahi Rabban”
Ø
Al-Mugirah bin Syu'bah
radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
jika selesai dari shalat fardhu membaca ...
«لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ»
"Tiada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya
seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah segala pujian, dan Ia maha kuasa atas
segala sesuatu. Ya Allah .. tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau
berikan, dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi, dan tidak ada
kekayaan yang bermanfaat kecuali amal saleh, karena dari-Mu lah kekayaan
itu." [Sahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Hadits Al-Mugirah bin Syu'bah; Dzikir setelah shalat
9. Perbanyak
berbuat kebaikan.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{فَأَمَّا مَنْ
أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى
(7) وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (9)
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى} [الليل: 5 - 10]
Adapun orang yang
memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan)
yang sukar. [Al-Lail: 5 - 10]
Ø
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صَنَائِعُ
الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ
الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]
"Perbuatan
baik mencegah kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah
Ar-Rabb". [Al-Mu'jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
10. Selalu
memuji Allah ta’aalaa dalam segala keadaan.
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata:
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ»، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ:
«الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ» [سنن ابن ماجه: حسن]
“Rasulullah ﷺ jika
melihat sesuatu yang menyenangkannya beliau mengatakan: Segala puji bagi
Allah yang dengan nikmatnya sempuna segala amal saleh! Dan jika melihat
sesuatu yang tidak menyenangkannya beliau mengatakan: Segala puji bagi Allah
atas segala hal!” [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
11. Tidak
mengeluh ketika mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkan.
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu
berkata; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنْ أَصَابَكَ
شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: "لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا!"،
وَلَكِنْ قُلْ: "قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ!"، فَإِنَّ لَوْ
تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ»
“Apabila kamu tertimpa
suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat
begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi
katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan
dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan
membukakan jalan bagi godaan syetan.'" [Shahih Muslim]
Lihat: Kiat tegar di atas Musibah
12. Tidak
sombong ketika mendapat nikmat dan tidak berputus asa ketika ditimpa musibah.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{مَا أَصَابَ مِن
مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ
أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِّكَيْلَا تَأْسَوْا
عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ} [الحديد: 22 - 23]
Tiada suatu
bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang
demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan
diri. [Al-Hadiid: 22 - 23]
13. Jika
mendapatkan dirinya dalam ketaatan maka ia menjaga dan menambahnya.
Dari Al-Mughirah
bin Syu'bah radhiyallahu 'anhu;
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ صَلَّى
حَتَّى انْتَفَخَتْ قَدَمَاهُ، فَقِيلَ لَهُ: أَتَكَلَّفُ هَذَا؟ وَقَدْ غَفَرَ
اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «أَفَلَا
أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا»
Nabi ﷺ shalat
hingga kedua kaki beliau bengkak, dikatakan pada beliau: Apa Tuan memaksakan
ini padahal Allah telah mengampuni dosa yang terlalu dan yang di kemudian? Beliau menyahut: "Apakah aku tidak pantas menjadi
hamba yang bersyukur?!" [Shahih Bukhari dan Muslim]
14. Jika
mendapati dirinya dalam kemaksiatan maka ia segera bertaubat dan memperbaiki
diri.
Allah subhanahu
wata'aalaa berfirman:
{قُلْ يَا عِبَادِيَ
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر:
53]
Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [Az-Zumar: 53]
{وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى
مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُم مَّغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ
وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ
الْعَامِلِينَ} [آل عمران: 135 - 136]
Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal. [Ali 'Imran: 135 – 136]
Lihat: Taubat .. Kenapa tidak ?
Jangan seperti
Iblis dan kaum musyrikin yang menjadikan takdir sebagai alasan untuk tetap
bermaksiat.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قَالَ
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ} [الأعراف: 16]
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus. [Al-A’raaf:16]
{سَيَقُولُ
الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا
حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى
ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ
تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ (148) قُلْ
فَلِلَّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ} [الأنعام: 148، 149]
Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan
mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak
kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang
sesuatu apapun." Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah
mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah:
"Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan (akan kehendak kauniyah Allah)
sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?" Kamu tidak mengikuti
kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta. Katakanlah:
"Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki,
pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". [Al-An’am: 148-149]
Ø
Ketika Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu membataklan keberangkatannya ke negri Syam
karena ada wabah penyakit, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah radhiyallahu 'anhu berkata kepadanya:
أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللَّهِ؟ فَقَالَ عُمَرُ: لَوْ
غَيْرُكَ قَالَهَا يَا أَبَا عُبَيْدَةَ؟ نَعَمْ نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللَّهِ
إِلَى قَدَرِ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ لَوْ كَانَ لَكَ إِبِلٌ هَبَطَتْ وَادِيًا
لَهُ عُدْوَتَانِ، إِحْدَاهُمَا خَصِبَةٌ، وَالأُخْرَى جَدْبَةٌ، أَلَيْسَ إِنْ
رَعَيْتَ الخَصْبَةَ رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ، وَإِنْ رَعَيْتَ الجَدْبَةَ
رَعَيْتَهَا بِقَدَرِ اللَّهِ؟ [صحيح البخاري ومسلم]
'Apakah engkau akan lari dari takdir Allah?' Maka Umar menjawab;
'Kalau saja yang berkata bukan kamu, wahai Abu 'Ubaidah! Ya, kami lari dari
takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Bagaimana pendapatmu, jika kamu
memiliki unta kemudian tiba di suatu lembah yang mempunyai dua daerah, yang
satu subur dan yang lainnya kering, tahukah kamu jika kamu membawanya ke tempat
yang subur, niscaya kamu telah membawanya dengan takdir Allah. Apabila kamu
membawanya ke tempat yang kering, maka kamu membawanya dengan takdir Allah
juga.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Kehendak Allah kauniyah dan syar’iyah
15. Senantiasa
berbaik sangka kepada Allah akan selalu memberi yang terbaik bagi hambaNya yang
beriman.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: Allah ta'aalaa berfirman (hadits qudsi):
«أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدِي بِي» [صحيح البخاري ومسلم]
"Aku
sesuai prasangka hambak-Ku terhadap-Ku". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Shuhaib radhiyallahu'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ
الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا
لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ
أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ» [صحيح مسلم]
“Sangat menakjubkan
urusan seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada
siapapun kecuali pada seorang Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur,
maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik
baginya”. [Shahih Muslim]
Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar
Wallahu
a’lam!
Lihat juga: Manfaat beriman kepada takdir - Apakah takdir bisa berubah? - Tingkatan Iman kepada Takdir - Syarah Kitab Tauhid bab (60); Orang yang mengingkari takdir - Jodoh di tangan siapa? - Buat apa usaha ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...