بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي
قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ
كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَفَرَّقَ
عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ»
“Barangsiapa yang impiannya adalah akhirat maka
Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan Allah akan memudahkan
urusannya, dan kenikmatan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya. Dan
barangsiapa yang impiannya hanyalah dunia maka Allah akan menjadikan kefakiran
di depan kedua matanya, dan Allah akan mempersulit urusannya, dan ia tidak akan
mendapatkan kenikmatan dunia kecuali apa yang sudah ditakdirkan untuknya".
[Sunan Tirmidzi: Shahih]
Beramal untuk akhirat.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ
مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
(18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ
أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [الحشر: 18، 19]
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. [Al-Hasyr: 18 - 19]
Ø
Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma berkata; Saya bersama dengan Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar
kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ dan bertanya:
أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ؟ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ
ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ» [سنن ابن
ماجه: حسن]
“Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling
bijak?" Beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat
kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah
orang-orang yang bijak." [Sunan Ibnu Majah: Hasan]
Ø
Dari Abu Ya'laa Syaddad bin Aus radhiyallahu 'anhu; Nabi ﷺ bersabda:
"الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ،
وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَه هَواهَا، وتمَنَّى عَلَى اللَّهِ"
“Orang yang cerdas adalah orang yang
mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang
yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan
kepada Allah." [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy, dan ia berkata: Hadits
hasan]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 01; Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat
Kekayaan yang sesungguhnya.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَيْسَ
الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ»
“Bukanlah kekayaan itu karena
banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." [Shahih
Bukhari dan Muslim]
Ø
Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bertanya:
«يَا أَبَا ذَرٍّ أَتَرَى
كَثْرَةَ الْمَالِ هُوَ الْغِنَى؟» قُلْتُ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ:
«فَتَرَى قِلَّةَ الْمَالِ هُوَ الْفَقْرُ؟»، قُلْتُ: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
قَالَ: «إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْبِ، وَالْفَقْرُ فَقْرُ الْقَلْبِ» [صحيح ابن حبان]
“Wahai Abi Dzar, apakah menurutmu banyak harta itu adalah kekayaan? Aku bemenjawab: Iya, wahai Rasulullah! Beliau bertanya lagi: Lalu apakah menurutmu sedikit harta itu adalah kemiskinan? Aku menjawab: Iya, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: “Sesungguhnya kaya itu adalah kaya dalam hati, dan miskin itu adalah miskin dalam hati”. [Shahih Ibnu Hibban]
Ø
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
«ارْضَ
بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ» [سنن الترمذي: حسن]
"Terimalah pemberian
Allah dengan rela niscaya kau menjadi orang terkaya." [Sunan Tirmidziy:
Hasan]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 15; “Kaya adalah kaya jiwa”
Takwa dan tawakkal memudahkan
segala urusan.
Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:
{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق:
2 - 3]
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu.
[Ath-thalaaq: 2 - 3]
{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا} [الطلاق:
4]
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalaaq: 4]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 20 dan 21; Sabar dan tawakkal
Dunia akan datang sendiri.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهْرُبُ مِنَ
الْمَوْتِ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ» [حلية
الأولياء: صححه الألباني]
“Seandainya anak cucu Adam menghindar dari
rezkinya sebagaimana ia menghindar dari kematian, niscaya rizkinya akan
mendapati mereka sebagaimana kematian menjemputnya". [Hilyatul Auliya':
Shahih]
Ø Ummu Habibah radiyallahu 'anha -istri Rasulullah-
berdo'a:
اللَّهُمَّ أَمْتِعْنِي بِزَوْجِي
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِأَبِي أَبِي سُفْيَانَ
وَبِأَخِي مُعَاوِيَةَ
"Ya .. Allah berilah aku kenikmatan dengan
suamiku Rasulullah dan dengan ayahku Abu Sufyan, dan dengan saudaraku Mu'awiyah!"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata padanya:
«قَدْ سَأَلْتِ اللهَ لِآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ، وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ،
وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ، لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ، أَوْ يُؤَخِّرَ
شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ، وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ
فِي النَّارِ، أَوْ عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ، كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ» [صحيح
مسلم]
"Engkau telah
meminta kepada Allah sesuatu yang waktunya pasti datang, sesuatu yang sangat
singkat, dan rezki yang sudah dibagi. Do'amu tidak akan mempercepat sesuatu
sebelum waktunya dan tidak pula dapat menangguhkan sesuatu dari waktunya,
seandainya engkau meminta kepada Allah semoga menjauhkanmu dari siksaan neraka
atau siksaan kubur maka itu akan lebih baik dan lebih mulia". [Shahih
Muslim]
Ø
Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
«إِنَّ مِنَ الْيَقِينِ أَنْ لَا
تُرْضِيَ النَّاسَ بِسَخَطِ اللَّهِ، وَأَنْ لَا تَحْمِدَ أَحَدًا عَلَى مَا
رَزَقَكَ اللَّهُ، وَلَا تَذُمَّنَّ أَحَدًا عَلَى مَا لَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ،
فَإِنَّ رِزْقَ اللَّهِ لَا يَجُرُّهُ حِرْصُ حَرِيصٍ، وَلَا يَمْنَعُهُ كَرَاهَةُ
كَارِهٍ، فَإِنَّ اللَّهَ بِحُكْمِهِ وَعَدْلِهِ وَقَصْدِهِ جَعَلَ الرَّوَحَ
وَالْفَرَجَ فِي الْيَقِينِ وَالرِّضَا، وَجَعَلَ الْهَمَّ وَالْحَزَنَ فِي
الشَّكِّ وَالسُّخْطِ»
"Diantara bentuk
keyakinan adanya engkau tidak membuat ridah manusia dengan kemurkaan Allah, dan
engkau tidak memuji seseorang atas apa yang Allah rezkikan kepadamu, dan tidak
mencela seseorang atas apa yang Allah tidak berikan kepadamu. Karena sesungguhnya rezki Allah
tidak diberikan karena keinginan seseorang dan tidak ditahan karena kebencian
seseorang. Dan sesungguhnya Allah, dengan hikmahNya, keadilanNya, dan
keinginanNya, Ia menjadikan ketenangan dan jalan keluar pada sifat yakin dan
ridha, dan menjadikan kesusahan dan kesedihan pada sifat ragu dan murka".
[Az-Zuhd karya Hannad]
Allah ta'aalaa sudah menjamin rezki setiap
makhluk.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
{وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ} [هود: 6]
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang
nyata (Lauh mahfuzh). [Huud:
6]
Ø Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ
كَلِمَاتٍ، فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ،
ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ»
"Setiap
orang dari kalian telah dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam
perut ibunya selama empat puluh hari kemudian menjadi 'alaqah (zigot) selama
itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging) selama itu pula kemudian
Allah mengirim malaikat yang diperintahkan dengan empat ketetapan (dan
dikatakan kepadanya): Tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan
bahagianya! Lalu ditiupkan ruh kepadanya". [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
" إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِي الرَّحِمِ مَلَكًا، فَيَقُولُ: يَا
رَبِّ نُطْفَةٌ، يَا رَبِّ عَلَقَةٌ، يَا رَبِّ مُضْغَةٌ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ
يَخْلُقَهَا قَالَ: يَا رَبِّ أَذَكَرٌ، يَا رَبِّ أُنْثَى، يَا رَبِّ شَقِيٌّ
أَمْ سَعِيدٌ، فَمَا الرِّزْقُ، فَمَا الأَجَلُ، فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ
أُمِّهِ " [صحيح البخاري]
“Sesungguhnya Allah mewakilkan satu malaikat di
dalam rahim lalu ia berkata: "Ya Rabb .. setetes mani, Ya Rabb segumpal
darah, Ya rab .. segumpal daging". Maka ketika Allah ingin menjadikannya
suatu ciptaan. Malaikat bertanya: "Ya Rabb .. apakah ia laki-laki? Ya Rabb
.. apakah ia perempuan? Ya Rabb .. apakah ia akan sengsara nantinya? Ya Rabb
apakah ia akan bahagia? Bagaimana dengan rezkinya? Bagaimana dengan
ajalnya?". Maka semua itu dicatat saat di dalam perut ibunya". [Sahih
Bukhari]
Perbaiki cara mencari rezki.
Dari Abu Humaid As-Sa'idy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«أَجْمِلُوا فِي طَلَبِ الدُّنْيَا فَإِنَّ كُلًّا مُيَسَّرٌ لِمَا
خُلِقَ لَهُ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
"Perbaikilah
dalam mencari urusan dunia karena sesungguhnya semuanya akan berjalan mudah
sesuai dengan takdirnya". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ،
فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا، وَإِنْ أَبْطَأَ
عَنْهَا، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ، خُذُوا مَا حَلَّ
وَدَعُوا مَا حَرُمَ» [سنن ابن ماجه: صححه الألباني]
"Wahai manusia .. bertakwalah kalian kepada Allah dan
perbaikilah dalam berusaha, karena sesungguhnya seseorang tidak akan mati
sampai semua rezkinya tercapai sekalipun datangnya lambat, maka bertakwalah
kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, ambillah yang halal dan tinggalkan
yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø
Dari Abu Umamah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ نَفْسًا لَنْ
تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي
الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ
بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية
الأولياء لأبي نعيم: صححه الألباني]
"Sesungguhnya Ruh Al-Qudus membisikkan dalam hatiku
bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan tercapi semua
rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha, dan janganlah kelambatan datangnya
rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena
sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara
taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya' karya Abu Nu'aim: Shahih]
Dunia itu melalaikan dan tidak pernah ada puasnya.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2)
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ
تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
النَّعِيمِ} [التكاثر: 1 - 8]
Bermegah-megahan
(menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul
yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu). [At-Takatsur 1 - 8]
Ø
Dari Ibnu Zubair radhiyallahul
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ
أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا، وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا،
وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى
مَنْ تَابَ» [صحيح البخاري]
'Sekiranya anak Adam diberi satu lembah yang dipenuhi dengan
emas, niscaya ia akan menginginkan lembah yang kedua, dan apabila diberi yang
kedua, niscaya ia menginginkan lembah yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam
dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima taubat siapa saja yang
bertaubat.' [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø
Dari Anas dan Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhum; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْهُومَانِ
لَا يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ، وَطَالِبُ دُنْيَا" [صحيح الجامع
الصغير]
"Dua gorongan yang
rakus tidak pernah puas: Penuntut ilmu (tidak puas dengan ilmu), dan pencari
dunia (tidak puas dengan dunia)". [Shahih Al-Jami' Ashagiir]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 10; Mewaspadai fitnah harta
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hidup adalah ujian - Lebih baik dari dunia dan seisinya - Kitab Ar-Riqaq, bab 07; Waspada dari kegemerlapan duniawi dan berlomba padanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...