بسم الله الرحمن
الرحيم
Semua manusia diuji
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيه} [الإنسان: 2]
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya. [Al-Insaan:2]
{الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ} [الملك: 2]
(Allah) Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Al-Mulk: 2]
Ujian berupa kebaikan dan keburukan
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ} [الأعراف: 168]
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat)
yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran). [Al-A'raaf:168]
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ}
[الأنبياء: 35]
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
[Al-Anbiyaa': 35]
4 tipe manusia ketika
mendapat ujian:
1. Ada
yang lulus ketika diuji dengan kenikmatan, tapi gagal dengan ujian musibah.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ
رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا
إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)
كَلَّا بَلْ لَا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ (17) وَلَا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ
الْمِسْكِينِ (18) وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلًا لَمًّا (19) وَتُحِبُّونَ
الْمَالَ حُبًّا جَمًّا} [الفجر: 15 - 20]
Adapun manusia, apabila Tuhannya
mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan
berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata: "Tuhanku
menghinakanku". Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak
memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang
miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal
dan yang bathil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
[Al-Fajr: 15-20]
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ
عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ
فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ
الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الحج: 11]
Dan di antara manusia ada orang yang
menyembah Allah dengan berada di tepi (tidak dengan penuh keyakinan); Maka jika ia memperoleh
kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu
bencana, berbaliklah ia ke belakang [kembali kafir lagi]. Rugilah ia di dunia
dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Al-Hajj: 11]
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي
الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا
هُمْ يَسْخَطُونَ} [التوبة: 58]
Dan di antara mereka ada orang yang
mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari
padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari
padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. [At-Taubah: 58]
2. Ada
yang lulus ketika ditimpa musibah namun gagal ketika diuji dengan kenikmatan.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى} [العلق:
6-7]
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia
benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.
[Al-'Alaq: 6-7]
{فَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ
دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى
عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [الزمر: 49]
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru
Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata:
"Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku".
Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. [Az-Zumar:49]
{لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ
الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ (49) وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِنَّا مِنْ
بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ
قَائِمَةً وَلَئِنْ رُجِعْتُ إِلَى رَبِّي إِنَّ لِي عِنْدَهُ لَلْحُسْنَى
فَلَنُنَبِّئَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِمَا عَمِلُوا وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنْ
عَذَابٍ غَلِيظٍ (50) وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى
بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ} [فصلت: 49 - 51]
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika
mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. Dan jika
Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa
kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin
bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku,
maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya." Maka Kami
benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan
dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. Dan apabila Kami
memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi
apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa. [Fushilat: 49-51]
3. Tidak
lulus pada kedua-duanya.
Allah -subhanahu wata'ala- berfirman:
{إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19)
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا} [المعارج:
19 - 25]
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan
apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. [Al-Ma'aarij: 19-25]
{وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً
فَرِحُوا بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا
هُمْ يَقْنَطُونَ} [الروم: 36]
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat
kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka
ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh
tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. [Ar-Ruum: 36]
4. Lulus
pada kedua-duanya.
Dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ،
وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ،
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ»
[صحيح مسلم]
"Sangat menakjubkan urusan
seorang Mukmin, semua urusannya terasa baik, dan itu tidak terjadi pada
siapapun kecuali pada seoran Mukmin, jika ia mendapat kebaikan ia bersyukur,
maka itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu baik
baginya". [Sahih Muslim]
Lihat: Sifat mukmin yang menakjubkan; Bersyukur dan bersabar
Syukur lebih baik karena akan menambah nikmat dan
menjauhkan dari azab.
Allah
subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ} [إبراهيم: 7]
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [Ibrahim:7]
{مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ
اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا} [النساء: 147]
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman?! Dan
Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. [An-Nisaa’: 147]
Lihat: Raih keselamatan dengan bersyukur
Bersabar lebih baik
karna memiliki banyak keutamaan.
Diantara keutamaan yang akan diraih oleh orang
yang bersabar:
1.
Meraih cinta Allah.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ}
[آل عمران: 146]
Allah mencintai orang-orang yang sabar. [Ali 'Imran: 146]
Ø
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ
البَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ
الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ» [سنن الترمذي: حسن]
“Sesungguhnya besar suatu
pahala tergantung besarnya cobaan, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu
kaum akan ditimpakan bencana, maka barangsiapa yang ridha maka untuknya
keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka maka untuknya pula murka Allah”. [Sunan
Tirmidziy: Sahih]
2.
Mendapatkan keberkahan dan rahmat.
Allah subhanahu
wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا
لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة:
155 - 157]
Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]
3.
Mendapatkan ampunan.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ} [هود: 11]
Kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan
amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. [Huud: 11]
Ø
Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu berkata: Ya Rasulullah .. siapakah orang yang
paling berat cobaannya?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab:
" الْأَنْبِيَاءُ، ثُمَّ الصَّالِحُونَ،
ثُمَّ الْأَمْثَلُ، فَالْأَمْثَلُ مِنَ النَّاسِ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ
دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صَلابَةٌ زِيدَ فِي بَلائِهِ، وَإِنْ كَانَ فِي
دِينِهِ رِقَّةٌ خُفِّفَ عَنْهُ، وَمَا يَزَالُ الْبَلاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَمْشِيَ
عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ لَيْسَ عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ " [مسند أحمد: حسن]
“Para Nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian
yang mirip dengan mereka, kemudian yang mirip dengan mereka dari manusia.
Seseorang dicoba sesuai kadar keimanannya, jika agamanya kuat maka akan
ditambah cobaannya, dan jika agamanya rendah maka akan diringankan cobaannya.
Seorang hamba akan terus diberi cobaan sampai ia berjalan di atas bumi tanpa
ada satu dosapun yang tersisa darinya”. [Musnad Ahmad: Haditsnya Hasan]
4.
Mendapatkan pahala tanpa batas.
Allah subhanahu wa
ta'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [الزمر: 10]
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [Az-Zumar: 10]
5.
Mendapatkan surga.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu;
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ: «ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ
عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى، لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ» [سنن ابن ماجه:
حسنه الألباني]
"Allah subhanahu
berfirman: Wahai anak cucu Adam, jika engkau bersabar dan mengharapkan (pahala)
Allah sejak awal musibah, maka Aku tidak rela untukmu suatu pahala selain
surga". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Lihat: Keutamaan orang sabar
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hikmah di balik musibah - Kiat tegar di atas Musibah - Tingkatan orang yang ditimpa musibah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...