بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
"بَابُ مَا يُتَّقَى مِنْ فِتْنَةِ
المَالِ"
“Bab: Mewaspadai fitnah harta”
Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah
menjelaskan tentang pentingnya mewaspadai fitnah dan cobaan dari nikmat harta
karena banyak melalaikan manusia. Beliau menyebutkan satu ayat dari surah “At-Tagabun”,
dan 5 hadits dari Abu Hurairah, Abdullah bin ‘Abbas, Abdullah
bin Az-Zubair, Anas bin Malik, dan Ubay bin Ka’b radhiyallahu
‘anhum.
A. Ayat
15 surah “At-Tagabun”.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
وَقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّمَا
أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن:
15]
“Dan firman Allah ta’aala: {Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)} [At-Tagabun: 15]
Penjelasan singkat ayat ini:
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ
أَجْرٌ عَظِيمٌ (15) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا
وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (16) إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا
يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ}
[التغابن: 15 - 17]
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu
hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka
bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah
dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika
kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat
gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa
lagi Maha Penyantun. [At-Tagabun: 15 - 17]
1)
Harta adalah fitnah (cobaan).
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ} [الأنفال:
28]
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah
pahala yang besar. [Al-Anfaal: 28]
Ø Hudzaifah bin Al-Yamaan radhiyallahu 'anhuma berkata: Umar radhiyallahu 'anhu bertanya: Siapa
yang menghafal satu hadits dari Nabi ﷺ tentang fitnah
(cobaan)?
Hudzaifah
berkata: Aku mendengar beliau bersabda:
«فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا
الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ» [صحيح البخاري]
"Fitnah
(cabaan) seseorang pada keluarganya, harta, dan tetangganya; dihapuskan
dosa-dosanya oleh ibadah shalat, puasa, dan sedekah".
[Shahih Bukhari]
Ø Ka'ab bin 'Iyadh radhiyallahu
'anhu berkata, Aku mendengar Nabi ﷺ
bersabda:
«إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ
فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي المَالُ» [سنن الترمذي: صحيح]
"Sesungguhnya setiap umat itu memiliki
fitnah dan fitnah umatku adalah harta." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
2)
Anak adalah fitnah (cobaan).
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون: 9]
Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi.
[Al-Munafiquun:9]
Ø Buraidah radhiallahu 'anhu berkata:
خَطَبَنَا
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ، فَأَقْبَلَ الْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَعْثُرَانِ
وَيَقُومَانِ، فَنَزَلَ فَأَخَذَهُمَا، فَصَعِدَ بِهِمَا الْمِنْبَرَ، ثُمَّ
قَالَ: " صَدَقَ اللَّهُ: {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ}
[التغابن: 15]، رَأَيْتُ هَذَيْنِ فَلَمْ أَصْبِرْ
"، ثُمَّ أَخَذَ فِي الْخُطْبَةِ [سنن أبي داود: صحيح]
Rasulullah ﷺ tengah berkhotbah di tengah-tengah kami,
tiba-tiba Hasan dan Husain radhiallahu'anhuma membawakan dua baju yang
berwarna merah. Keduanya lalu terjatuh, Rasulullah ﷺ turun dari mimbar dan menggendong keduanya lalu kembali ke
mimbar dengan bersabda, "Mahabenar Allah atas firman-Nya: 'Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan.' [Al-Anfal: 28] Aku melihat
kedua anak ini maka aku tidak bisa bersabar (untuk menggendongnya)”, lalu
beliau kembali melanjutkan khutbah." [Sunan Abi Daud: Shahih]
Ø
Dari Khaulah binti Hakiim radhiallahu 'anha; Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْوَلَدُ
مَحْزَنَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مَبْخَلَةٌ» [صحيح الجامع الصغير وزيادته رقم 1990]
“Anak adalah penyebab kesedihan, ketakutan (pengecut),
kebodohan, kekikiran”. [Shahih Al-Jami’ no.1990]
Lihat: Anak adalah anugrah dari Allah
3)
Kehidupan dunia seluruhnya adalah cobaan.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]
Dan Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]
{وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً
أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا} [الفرقان: 20]
Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan
bagi sebahagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha
Melihat. [Al-Furqaan: 20]
Lihat: Hakikat kehidupan dunia
4)
Pahala besar di sisi Allah bagi yang selamat dari cobaan
dunia.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا
وَخَيْرٌ أَمَلًا} [الكهف: 46]
Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
[Al-Kahfi:46]
5)
Bagaimana selamat dari cobaan dunia?
Diantaranya:
a.
Bertakwa kepada Allah ta'aalaa.
Allah -subhanahu wa ta'aalaa-
berfirman:
{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق:
2 - 3]
Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. [Ath-thalaaq: 2 - 3]
{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا} [الطلاق:
4]
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
[Ath-Thalaaq: 4]
Lihat: Indahnya Bertakwa
b.
Mendengar dan ta’at kepada Allah, Rasulullah, ulama, dan
pemimpin.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا}
[النساء: 59]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]
{فَلْيَحْذَرِ
الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ
عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]
Maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
[An-Nuur:63]
c.
Banyak bersedekah.
Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ صَدَقَةَ السِّرِّ تُطْفِئُ
غَضَبَ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى» [المعجم الأوسط للطبراني:
حسنه الشيخ الألباني]
“Sesungguhnya sedekah yang
dirahasiakan dapat meredakan kemarahan Ar-Rabb (Allah) tabaaraka wa ta’aalaa”.
[Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Ø
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ
السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]
“Perbuatan baik mencegah kejadian buruk, dan
sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya
Ath-Thabaraniy: Hasan]
Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah
d.
Bersabar.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا
أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [القصص: 79، 80]
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya
dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada
Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang
sabar". [Al-Qashash: 79-80]
Lihat: 3 Tingkatan sabar
e.
Berdo’a.
Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu
'anhu mengajarkan kepada anaknya kalimat do'a ini sebagaimana guru mengaji
mengajarkan anak-anak mengaji Al-Qur'an, dan ia berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَتَعَوَّذُ
مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ،
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ» [صحيح
البخاري]
Sesungguhnya Rasulullah ﷺ sering meminta
perlindungan dari beberapa hal di akhir shalat: "Ya Allah .. sesungguhnya
aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, dan aku berlindung kepada-Mu dari
dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), dan aku berlindung
kepada-Mu dari cobaan dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur.
[Sahih Bukhari]
Ø Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sering berdo’a:
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ،
وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ
النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ،
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ»
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas,
kepikunan, dosa-dosa dan terlilit hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa
kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka dan dari buruknya fitnah
kekayaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya fitnah kefakiran, serta
aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." [Shahih Bukhari dan
Muslim]
Lihat: Keutamaan berdo'a
6)
Allah ta'aalaa melipat-gandakan sedekah.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ
مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 261]
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha
luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:261]
Ø
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ،
وَلاَ يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ،
ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ
مِثْلَ الجَبَلِ» [صحيح البخاري ومسلم]
“Barangsiapa yang bersedekah sebanyak satu biji
kurma dari usaha yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik.
Maka sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian
memeliharanya untuk pemiliknya (yang bersedekah) sebagaimana seseorang dari
kalian memelihara anak ternaknya, sampai sedekah tersebut menjadi seperti
gunung”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
7)
Allah “Asy-Syakuur” menerima amalan hambaNya
walaupun sedikit, memaafkan dan melipatkandakannya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ
يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29)
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ
شَكُورٌ} [فاطر: 29-30]
Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi; Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
[Faathir: 29-30]
{وَمَنْ يَقْتَرِفْ
حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ} [الشورى: 23]
Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan
Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Asy-Syuuraa: 23]
8)
Allah “Al-Haliim”, tidak terburu-buru manjatuhkan
hukuman kepada hambaNya.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَرَبُّكَ الْغَفُورُ
ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ
بَلْ لَهُمْ مَوْعِدٌ لَنْ يَجِدُوا مِنْ دُونِهِ مَوْئِلًا} [الكهف: 58]
Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih
sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan
menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk
mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya. [Al-Kahf: 58]
{وَلَوْ يُؤَاخِذُ
اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ
يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا
يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ} [النحل:
61]
Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya,
niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata
sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan.
Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan
sesaat pun. [An-Nahl: 61]
{وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ
الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ
الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ} [يونس:
11]
Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan
bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan (pada diri
mereka), pastilah diakhiri umur mereka. Maka kami biarkan orang-orang yang
tidak mengharapkan pertemuan dengan kami, bergelimangan di dalam kesesatan
mereka. [Yunus:11]
Lihat: 108 "Asmaa-ul husna"
B. Hadits
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6435 - حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يُوسُفَ
[الزِّمِّي]، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ [بن عيّاش]، عَنْ أَبِي حَصِينٍ [عثمان بن
عاصم]، عَنْ أَبِي صَالِحٍ [ذكوان السمان]، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «تَعِسَ
عَبْدُ الدِّينَارِ، وَالدِّرْهَمِ، وَالقَطِيفَةِ، وَالخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ
رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ»
Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yusuf
[Az-Zimmiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr [bin ‘Ayyasy], dari
Abu Hashin [‘Utsman bin ‘Ashim], dari Abu Shalih [Dzakwan As-Samaan], dari Abu
Hurairah radhiallahu'anhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak
pakaian (sutra kasar) serta budak Khamishah (campuran sutra), jika diberi ia
akan ridha dan jika tidak diberi maka dia tidak akan ridha."
Penjelasan singkat hadits ini:
1.
Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya
2.
Jangan sampai menjadi budak dunia dan kenikmatannya.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ
هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ
وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23]
Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat
berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran? [Al-Jatsiyah:23]
3.
Cela beramal karena dunia.
Allah subhanahu wa ta'aalaa
berfirman:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ
أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى
وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الحج:
11]
Dan di antara manusia ada orang yang
menyembah Allah dengan berada di tepi [tidak dengan penuh keyakinan]; Maka jika
ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa
oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang [kembali kafir lagi]. Rugilah ia
di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
[Al-Hajj: 11]
4.
Sifat orang munafiq ridha ketika diberi, murka ketika tidak
diberi.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا
مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ} [التوبة:
58]
Dan di antara mereka ada orang yang
mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari
padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari
padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. [At-Taubah: 58]
Lihat: Surah Al-Munaafiquun; Sifat orang munafiq
C. Hadits
Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6436 - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ [الضَّحَّاكُ بنُ مَخْلَدٍ
الشَّيْبَانِيُّ]، عَنِ ابْنِ
جُرَيْجٍ [عبد
الملك بن عبد العزيز]، عَنْ عَطَاءٍ [بن
أبي رباح]، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «لَوْ كَانَ
لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ
ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim [Adh-Dhahhaq
bin Makhlad Asy-Syaibaniy], dari Ibnu Juraij ['Abdul Malik bin 'Abdul 'Aziz],
dari 'Atha` [bin Abi Rabah], dia berkata: Saya mendengar Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma
berkata, saya mendengar Nabi ﷺ bersabda,
"Sekiranya anak Adam memiliki harta sebanyak dua bukit, niscaya ia akan
mengharapkan untuk mendapatkan bukit yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam
itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah menerima tobat siapa saja yang
bertobat."
6437 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ [بن سلام بن الفرَج البِيْكَنْدِيُّ]، أَخْبَرَنَا مَخْلَدٌ [بن يزيد القرشي]، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَطَاءً، يَقُولُ:
سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالًا لَأَحَبَّ
أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ، وَلاَ يَمْلَأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا
التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «فَلاَ أَدْرِي مِنَ القُرْآنِ هُوَ أَمْ لاَ»،
قَالَ: وَسَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ، يَقُولُ ذَلِكَ عَلَى المِنْبَرِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad
[bin Salam bin Faraj Al-Biikandiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami
Makhlad [bin Yazid Al-Qurasyiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu
Juraij, dia berkata: Saya mendengar 'Atha` berkata: Saya mendengar Ibnu
Abbas berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda, "Sekiranya anak Adam memiliki harta kekayaan sebanyak satu
bukit, niscaya ia akan mengharapkan satu bukit lagi yang seperti itu, dan
tidaklah mata anak Adam itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan
menerima tobat siapa saja yang bertobat."
Ibnu Abbas mengatakan, 'Aku tidak tahu,
apakah perkataan beliau ini termasuk ayat dari Al-Qur'an ataukah tidak.' ‘Atha’
berkata, 'Dan aku mendengar Ibnu Az-Zubair mengatakannya ketika dia berada di
atas mimbar.'
D. Hadits
Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6438 - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ [الفضل بن دُكَين]، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الغَسِيلِ،
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ، عَلَى
المِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ، يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ
النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقُولُ: «لَوْ
أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ
ثَانِيًا، وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا، وَلاَ يَسُدُّ
جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim
[Al-Fadhl bin Dukain], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman
bin Sulaiman bin Al-Ghasil, dari 'Abbas bin Sahl bin Sa'd, dia berkata: Saya
mendengar Ibnu Zubair dalam khotbahnya di atas mimbar ketika di Makkah,
katanya, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda, 'Sekiranya anak Adam diberi satu bukit yang dipenuhi
dengan emas, niscaya ia akan menginginkan bukit yang kedua, dan apabila diberi
yang kedua, niscaya ia menginginkan bukit yang ketiga, dan tidaklah ada yang
dapat memenuhi perut anak Adam melainkan tanah (kuburannya), dan Allah akan
menerima tobat siapa saja yang bertobat.'
E. Hadits
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6439 - حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ [الأُويسي]، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ
[بن كَيسان]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَوْ أَنَّ
لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ
يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz
bin Abdullah [Al-Uwaisiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim
bin Sa'd, dari Shalih [bin Kaisan], dari Ibnu Syihab, dia berkata: Telah
mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Sekiranya anak Adam memiliki sebukit emas,
niscaya ia akan mengharapkan dua bukit emas lagi, dan tidaklah mulutnya
dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima tobat siapa yang
bertobat."
F. Hadits
Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu.
Imam Bukhari rahimahullah berkata:
6440 - وَقَالَ لَنَا أَبُو الوَلِيدِ [هشام
بن عبد الملك الطيالسي]: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ
[البناني]، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ أُبَيٍّ، قَالَ: " كُنَّا نَرَى هَذَا مِنَ
القُرْآنِ، حَتَّى نَزَلَتْ: {أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1] "
Abu Walid [Hisyam bin Abdil Malik
Ath-Thayalisiy] mengatakan kepada kami; Telah menceritakan kepada kami Hammad
bin Salamah, dari Tsabit [Al-Bunaniy], dari Anas, dari Ubay dia berkata,
'Dahulu kami berpendapat hal ini dari ayat Al-Qur'an, hingga turun surat {'Al
Haakumut takaatsur}.'
Penjelasan singkat 4 hadits di atas:
1) Biografi
Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas
2) Biografi
Abdullah bin Az-Zubair bin Al-‘Awwam, Abu Khubaib Al-Qurasyiy radhiyallahu ‘anhu.
Ibnunya adalah Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu
‘anhuma. Ia lahir pada awal tahun hijrah. Ia dibai’at sebagai khalifah
setelah wafatnya Yazid bin Mu’awiyah tahun 64 atau 65 hijriyah, dan dibunuh
oleh Hajjaj bin Yusuf di masa kekhalifaan Abdul Malik bin Marwan tahun 73 hijriyah di Mekkah.
Dari Asma' binti Abi Bakr radhiallahu'anhuma;
أَنَّهَا حَمَلَتْ بِعَبْدِ اللَّهِ
بْنِ الزُّبَيْرِ، قَالَتْ: فَخَرَجْتُ وَأَنَا مُتِمٌّ فَأَتَيْتُ المَدِينَةَ
فَنَزَلْتُ بِقُبَاءٍ فَوَلَدْتُهُ بِقُبَاءٍ، ثُمَّ أَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ ﷺ
فَوَضَعْتُهُ فِي حَجْرِهِ، ثُمَّ «دَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا، ثُمَّ تَفَلَ
فِي فِيهِ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيقُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ،
ثُمَّ حَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ثُمَّ دَعَا لَهُ، وَبَرَّكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ
مَوْلُودٍ وُلِدَ فِي الإِسْلاَمِ» [صحيح البخاري ومسلم]
Bahwa ia sedang mengandung 'Abdullah bin Az
Zubair. Dia berkata, "Aku keluar menuju dengan usia kandungan yang sudah
sempurna lalu aku tiba di Madinah. Aku singgah di Quba' lalu melahirkan di
sana. Kemudian aku membawa bayiku ke hadapan Nabi ﷺ,
aku letakkan di buaiannya. Kemudian beliau meminta sebutir kurma dan
mengunyahnya kemudian meludahkannya ke mulut bayiku. sehingga yang pertama kali
masuk ke rongga mulutnya adalah air ludah Rasulullah ﷺ.
Kemudian beliau mentahniknya dengan kurma (memasukkan kunyahan kurma ke bagian
depan tenggorokan sebelah atas) lalu mendoakannya dan memberahinya. Dialah anak
yang pertama kali lahir dalam Islam." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Ibnu Mulaikah berkata ketika terjadi perselisihan antara Ibnu
Abbas dan Ibnu Zubair; Maka aku pun pergi menemui Ibnu Abbas seraya aku katakan
kepadanya; Apakah kamu ingin memerangi Ibnu Zubair yang berarti kamu telah
menghalalkan apa yang Allah haramkan?
Ibnu Abbas berkata:
«مَعَاذَ اللَّهِ، إِنَّ
اللَّهَ كَتَبَ ابْنَ الزُّبَيْرِ وَبَنِي أُمَيَّةَ مُحِلِّينَ، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لَا أُحِلُّهُ أَبَدًا»، قَالَ: قَالَ النَّاسُ: بَايِعْ لِابْنِ
الزُّبَيْرِ فَقُلْتُ: " وَأَيْنَ بِهَذَا الأَمْرِ عَنْهُ، أَمَّا أَبُوهُ:
فَحَوَارِيُّ النَّبِيِّ ﷺ - يُرِيدُ الزُّبَيْرَ - وَأَمَّا جَدُّهُ: فَصَاحِبُ
الغَارِ - يُرِيدُ أَبَا بَكْرٍ - وَأُمُّهُ: فَذَاتُ النِّطَاقِ - يُرِيدُ
أَسْمَاءَ - وَأَمَّا خَالَتُهُ: فَأُمُّ المُؤْمِنِينَ - يُرِيدُ عَائِشَةَ -
وَأَمَّا عَمَّتُهُ: فَزَوْجُ النَّبِيِّ ﷺ - يُرِيدُ خَدِيجَةَ - وَأَمَّا
عَمَّةُ النَّبِيِّ ﷺ: فَجَدَّتُهُ - يُرِيدُ صَفِيَّةَ - ثُمَّ عَفِيفٌ فِي
الإِسْلاَمِ، قَارِئٌ لِلْقُرْآنِ، وَاللَّهِ إِنْ وَصَلُونِي وَصَلُونِي مِنْ
قَرِيبٍ، وَإِنْ رَبُّونِي رَبُّونِي أَكْفَاءٌ كِرَامٌ، فَآثَرَ التُّوَيْتَاتِ
وَالْأُسَامَاتِ وَالْحُمَيْدَاتِ يُرِيدُ أَبْطُنًا مِنْ بَنِي أَسَدٍ بَنِي
تُوَيْتٍ وَبَنِي أُسَامَةَ وَبَنِي أَسَدٍ، إِنَّ ابْنَ أَبِي العَاصِ بَرَزَ
يَمْشِي القُدَمِيَّةَ - يَعْنِي عَبْدَ المَلِكِ بْنَ مَرْوَانَ - وَإِنَّهُ
لَوَّى ذَنَبَهُ - يَعْنِي ابْنَ الزُّبَيْرِ - " [صحيح
البخاري]
Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya
Allah telah mencatat Ibnu Zubair dan Bani Umayyah sebagai orang yang termasuk
menghalalkan perang. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tidak pernah
menghalalkannya sama sekali. Maka orang-orang pun berkata, 'Bai'atlah Ibnu
Zubair. Ibnu Mulaikah berkata, siapa lagi kalau bukan dia? Sesungguhnya
bapaknya adalah Hawari (penolong) Rasulullah ﷺ
(yaitu Zubair). Kakeknya adalah teman Rasulullah ﷺ
di gua Hira (yaitu Abu Bakr), Ibunya adalah pemilik dua ikat pinggang (yaitu
Asma), bibinya adalah Ummul Mukminin (yaitu Aisyah), juga bibinya pula istri
Rasulullah ﷺ (yaitu Khadijah),
neneknya adalah Shafiyyah, Ibnu Zubair adalah orang yang mempunyai harga diri
dalam Islam, penghafal Al-Qur'an, demi Allah jika aku sambungkan kekerabatannya
denganku tentu akan menyambung, dan jika mereka mendidikku, tentu merekalah
sebaik-baik orang yang telah mendidikku dengan kemuliaan. Maka sungguh mereka
adalah sebaik-baik teladan dari Tautiyat, Usamaat, Humaidaat. Yang dia
maksudkan adalah keturunan dari Kabilah bani Asad, bani Tuwait, dan bani
Usamah. Sesungguhnya putra Abu Al-'Ash dia nampak berjalan mencari kemuliaan
(menang), -yaitu Al Malik bin Marwan-. Dan dia melingkarkan ekornya (kalah),
-yaitu Ibnu Zubair-. [Shahih Bukhari]
Ø Abu Naufal –rahimahullah- berkata:
رَأَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ
الزُّبَيْرِ عَلَى عَقَبَةِ الْمَدِينَةِ، قَالَ: فَجَعَلَتْ قُرَيْشٌ تَمُرُّ
عَلَيْهِ، وَالنَّاسُ حَتَّى مَرَّ عَلَيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، فَوَقَفَ
عَلَيْهِ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ، أَبَا خُبَيْبٍ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَبَا
خُبَيْبٍ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَبَا خُبَيْبٍ أَمَا وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ
أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا
وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا وَاللهِ إِنْ كُنْتَ، مَا
عَلِمْتُ، صَوَّامًا، قَوَّامًا، وَصُولًا لِلرَّحِمِ، أَمَا وَاللهِ لَأُمَّةٌ
أَنْتَ أَشَرُّهَا لَأُمَّةٌ خَيْرٌ [صحيح مسلم]
"Saya pernah melihat Abdullah bin
Zubair disalib di suatu perbukitan antara Madinah dan Makkah. OIeh karena itu,
tidaklah mengherankan, apabila kaum Quraisy dan masyarakat muslim lainnya
melintasi tempat tersebut. Sehingga Abdullah bin Umar juga melintasi Abdullah
bin Zubair dan berdiri di dekatnya seraya berkata, 'Assalaamu 'alaika hai Abu
Khubaib! # Assalaamu 'aIaika hai Abu Khubaib! # Assalaamu 'alaika hai Abu
Khubaib! # Demi Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini!
# Demi Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini! # Demi
Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini!' # Abdullah bin
Zubair berkata, 'Demi Allah, sepengetahuanku kamu adalah orang yang rajin
bangun malam untuk melaksanakan salat rajin menyambung tali silaturahim. Demi
Allah, kamu adalah ornag yang paling buruk di tengah-tengah umat yang baik.'
[Shahih Muslim]
Lihat: Keistimewaan Az-Zubair bin ‘Awwam radhiyallahu ‘anhu
3) Biografi
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
4) Biografi
Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu.
Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/
5) Pencari
hari harta tidak akan pernah puas.
Dari Anas dan Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhum; Rasulullah ﷺ bersabda:
"مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ
دُنْيَا" [صحيح الجامع الصغير]
"Dua gorongan yang rakus
tidak pernah puas: Penuntut ilmu (tidak puas dengan ilmu), dan pencari dunia
(tidak puas dengan dunia)". [Sahih Al-Jami' Ashagiir]
6) Cela
sikap rakus terhadap harta.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ
قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا
أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [القصص: 79، 80]
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya
dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada
Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang
sabar". [Al-Qashash: 79-80]
7) Allah
‘azza wajalla senantiasa menerima taubat.
Allah subhanahu wata'aalaa
berfirman:
{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر: 53]
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku
yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar:
53]
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 09; Wafatnya orang-orang shalih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...