Kamis, 09 Februari 2023

Kitab Ar-Riqaq, bab 10; Mewaspadai fitnah harta

بسم الله الرحمن الرحيم

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

"بَابُ مَا يُتَّقَى مِنْ فِتْنَةِ المَالِ"

“Bab: Mewaspadai fitnah harta”

Dalam bab ini, imam Bukhari rahimahullah menjelaskan tentang pentingnya mewaspadai fitnah dan cobaan dari nikmat harta karena banyak melalaikan manusia. Beliau menyebutkan satu ayat dari surah “At-Tagabun”, dan 5 hadits dari Abu Hurairah, Abdullah bin ‘Abbas, Abdullah bin Az-Zubair, Anas bin Malik, dan Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhum.

A.    Ayat 15 surah “At-Tagabun”.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

وَقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15]

“Dan firman Allah ta’aala: {Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)} [At-Tagabun: 15]

Penjelasan singkat ayat ini:

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (16) إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ} [التغابن: 15 - 17]

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. [At-Tagabun: 15 - 17]

1)      Harta adalah fitnah (cobaan).

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ} [الأنفال: 28]

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. [Al-Anfaal: 28]

Ø  Hudzaifah bin Al-Yamaan radhiyallahu 'anhuma berkata: Umar radhiyallahu 'anhu bertanya: Siapa yang menghafal satu hadits dari Nabi tentang fitnah (cobaan)?

Hudzaifah berkata: Aku mendengar beliau bersabda:

«فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ» [صحيح البخاري]

"Fitnah (cabaan) seseorang pada keluarganya, harta, dan tetangganya; dihapuskan dosa-dosanya oleh ibadah shalat, puasa, dan sedekah". [Shahih Bukhari]

Ø  Ka'ab bin 'Iyadh radhiyallahu 'anhu berkata, Aku mendengar Nabi bersabda:

«إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي المَالُ» [سنن الترمذي: صحيح]

"Sesungguhnya setiap umat itu memiliki fitnah dan fitnah umatku adalah harta." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

2)      Anak adalah fitnah (cobaan).

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون: 9]

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. [Al-Munafiquun:9]

Ø  Buraidah radhiallahu 'anhu berkata:

خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ، فَأَقْبَلَ الْحَسَنُ، وَالْحُسَيْنُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَعْثُرَانِ وَيَقُومَانِ، فَنَزَلَ فَأَخَذَهُمَا، فَصَعِدَ بِهِمَا الْمِنْبَرَ، ثُمَّ قَالَ: " صَدَقَ اللَّهُ: {إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ} [التغابن: 15]، رَأَيْتُ هَذَيْنِ فَلَمْ أَصْبِرْ "، ثُمَّ أَخَذَ فِي الْخُطْبَةِ [سنن أبي داود: صحيح]

Rasulullah tengah berkhotbah di tengah-tengah kami, tiba-tiba Hasan dan Husain radhiallahu'anhuma membawakan dua baju yang berwarna merah. Keduanya lalu terjatuh, Rasulullah turun dari mimbar dan menggendong keduanya lalu kembali ke mimbar dengan bersabda, "Mahabenar Allah atas firman-Nya: 'Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan.' [Al-Anfal: 28] Aku melihat kedua anak ini maka aku tidak bisa bersabar (untuk menggendongnya)”, lalu beliau kembali melanjutkan khutbah." [Sunan Abi Daud: Shahih]

Ø  Dari Khaulah binti Hakiim radhiallahu 'anha; Rasulullah bersabda:

«الْوَلَدُ مَحْزَنَةٌ مَجْبَنَةٌ مَجْهَلَةٌ مَبْخَلَةٌ» [صحيح الجامع الصغير وزيادته رقم 1990]

“Anak adalah penyebab kesedihan, ketakutan (pengecut), kebodohan, kekikiran”. [Shahih Al-Jami’ no.1990]

Lihat: Anak adalah anugrah dari Allah

3)      Kehidupan dunia seluruhnya adalah cobaan.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35]

Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Al-Anbiyaa':35]

{وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا} [الفرقان: 20]

Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat. [Al-Furqaan: 20]

Lihat: Hakikat kehidupan dunia

4)      Pahala besar di sisi Allah bagi yang selamat dari cobaan dunia.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا} [الكهف: 46]

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. [Al-Kahfi:46]

5)      Bagaimana selamat dari cobaan dunia?

Diantaranya:

a.       Bertakwa kepada Allah ta'aalaa.

Allah -subhanahu wa ta'aalaa- berfirman:

{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق: 2 - 3]

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. [Ath-thalaaq: 2 - 3]

{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا} [الطلاق: 4]

Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. [Ath-Thalaaq: 4]

Lihat: Indahnya Bertakwa

b.      Mendengar dan ta’at kepada Allah, Rasulullah, ulama, dan pemimpin.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء: 59]

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisaa':59]

{فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [النور: 63]

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. [An-Nuur:63]

c.       Banyak bersedekah.

Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ صَدَقَةَ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى» [المعجم الأوسط للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]

“Sesungguhnya sedekah yang dirahasiakan dapat meredakan kemarahan Ar-Rabb (Allah) tabaaraka wa ta’aalaa”. [Al-Mu’jam Al-Ausath karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«صَنَائِعُ الْمَعْرُوفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ» [المعجم الكبير للطبراني: حسنه الشيخ الألباني]

“Perbuatan baik mencegah kejadian buruk, dan sedekah yang dirahasiakan meredakan amarah Ar-Rabb”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]

Lihat: Keutamaan zakat, infaq, dan sedekah dalam As-Sunnah

d.      Bersabar.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [القصص: 79، 80]

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar". [Al-Qashash: 79-80]

Lihat: 3 Tingkatan sabar

e.       Berdo’a.

Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu mengajarkan kepada anaknya kalimat do'a ini sebagaimana guru mengaji mengajarkan anak-anak mengaji Al-Qur'an, dan ia berkata:

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ» [صحيح البخاري]

Sesungguhnya Rasulullah sering meminta perlindungan dari beberapa hal di akhir shalat: "Ya Allah .. sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), dan aku berlindung kepada-Mu dari cobaan dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur. [Sahih Bukhari]

Ø  Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sering berdo’a:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ»

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, kepikunan, dosa-dosa dan terlilit hutang, dan dari fitnah kubur serta siksa kubur, dan dari fitnah neraka dan siksa neraka dan dari buruknya fitnah kekayaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari buruknya fitnah kefakiran, serta aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Lihat: Keutamaan berdo'a

6)      Allah ta'aalaa melipat-gandakan sedekah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ} [البقرة: 261]

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. [Al-Baqarah:261]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ، وَلاَ يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ، كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ، حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الجَبَلِ» [صحيح البخاري ومسلم]

“Barangsiapa yang bersedekah sebanyak satu biji kurma dari usaha yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian memeliharanya untuk pemiliknya (yang bersedekah) sebagaimana seseorang dari kalian memelihara anak ternaknya, sampai sedekah tersebut menjadi seperti gunung”. [Sahih Bukhari dan Muslim]

7)      Allah “Asy-Syakuur” menerima amalan hambaNya walaupun sedikit, memaafkan dan melipatkandakannya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ} [فاطر: 29-30]

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi; Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Faathir: 29-30]

{وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ} [الشورى: 23]

Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. [Asy-Syuuraa: 23]

8)      Allah “Al-Haliim”, tidak terburu-buru manjatuhkan hukuman kepada hambaNya.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَرَبُّكَ الْغَفُورُ ذُو الرَّحْمَةِ لَوْ يُؤَاخِذُهُمْ بِمَا كَسَبُوا لَعَجَّلَ لَهُمُ الْعَذَابَ بَلْ لَهُمْ مَوْعِدٌ لَنْ يَجِدُوا مِنْ دُونِهِ مَوْئِلًا} [الكهف: 58]

Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya. [Al-Kahf: 58]

{وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ} [النحل: 61]

Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.  [An-Nahl: 61]

{وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ} [يونس: 11]

Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan (pada diri mereka), pastilah diakhiri umur mereka. Maka kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka. [Yunus:11]

Lihat: 108 "Asmaa-ul husna"

B.     Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6435 - حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يُوسُفَ [الزِّمِّي]، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ [بن عيّاش]، عَنْ أَبِي حَصِينٍ [عثمان بن عاصم]، عَنْ أَبِي صَالِحٍ [ذكوان السمان]، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ، وَالدِّرْهَمِ، وَالقَطِيفَةِ، وَالخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ»

Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yusuf [Az-Zimmiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr [bin ‘Ayyasy], dari Abu Hashin [‘Utsman bin ‘Ashim], dari Abu Shalih [Dzakwan As-Samaan], dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dia berkata, Rasulullah bersabda, "Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak pakaian (sutra kasar) serta budak Khamishah (campuran sutra), jika diberi ia akan ridha dan jika tidak diberi maka dia tidak akan ridha."

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: Abu Hurairah dan keistimewaannya

2.      Jangan sampai menjadi budak dunia dan kenikmatannya.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23]

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [Al-Jatsiyah:23]

3.      Cela beramal karena dunia.

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:

{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ} [الحج: 11]

Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi [tidak dengan penuh keyakinan]; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang [kembali kafir lagi]. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Al-Hajj: 11]

4.      Sifat orang munafiq ridha ketika diberi, murka ketika tidak diberi.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ} [التوبة: 58]

Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah. [At-Taubah: 58]

Lihat: Surah Al-Munaafiquun; Sifat orang munafiq

C.     Hadits Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6436 - حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ [الضَّحَّاكُ بنُ مَخْلَدٍ الشَّيْبَانِيُّ]، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ [عبد الملك بن عبد العزيز]، عَنْ عَطَاءٍ [بن أبي رباح]، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ: «لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا، وَلاَ يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»

Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim [Adh-Dhahhaq bin Makhlad Asy-Syaibaniy], dari Ibnu Juraij ['Abdul Malik bin 'Abdul 'Aziz], dari 'Atha` [bin Abi Rabah], dia berkata: Saya mendengar Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma berkata, saya mendengar Nabi bersabda, "Sekiranya anak Adam memiliki harta sebanyak dua bukit, niscaya ia akan mengharapkan untuk mendapatkan bukit yang ketiga, dan tidaklah perut anak Adam itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah menerima tobat siapa saja yang bertobat."

6437 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ [بن سلام بن الفرَج البِيْكَنْدِيُّ]، أَخْبَرَنَا مَخْلَدٌ [بن يزيد القرشي]، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَطَاءً، يَقُولُ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: «لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالًا لَأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ، وَلاَ يَمْلَأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: «فَلاَ أَدْرِي مِنَ القُرْآنِ هُوَ أَمْ لاَ»، قَالَ: وَسَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ، يَقُولُ ذَلِكَ عَلَى المِنْبَرِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad [bin Salam bin Faraj Al-Biikandiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Makhlad [bin Yazid Al-Qurasyiy], ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, dia berkata: Saya mendengar 'Atha` berkata: Saya mendengar Ibnu Abbas berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda, "Sekiranya anak Adam memiliki harta kekayaan sebanyak satu bukit, niscaya ia akan mengharapkan satu bukit lagi yang seperti itu, dan tidaklah mata anak Adam itu dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima tobat siapa saja yang bertobat."

Ibnu Abbas mengatakan, 'Aku tidak tahu, apakah perkataan beliau ini termasuk ayat dari Al-Qur'an ataukah tidak.' ‘Atha’ berkata, 'Dan aku mendengar Ibnu Az-Zubair mengatakannya ketika dia berada di atas mimbar.'

D.    Hadits Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhuma.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6438 - حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ [الفضل بن دُكَين]، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الغَسِيلِ، عَنْ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ، عَلَى المِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ، يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ النَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَقُولُ: «لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلْئًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا، وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim [Al-Fadhl bin Dukain], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Sulaiman bin Al-Ghasil, dari 'Abbas bin Sahl bin Sa'd, dia berkata: Saya mendengar Ibnu Zubair dalam khotbahnya di atas mimbar ketika di Makkah, katanya, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi bersabda, 'Sekiranya anak Adam diberi satu bukit yang dipenuhi dengan emas, niscaya ia akan menginginkan bukit yang kedua, dan apabila diberi yang kedua, niscaya ia menginginkan bukit yang ketiga, dan tidaklah ada yang dapat memenuhi perut anak Adam melainkan tanah (kuburannya), dan Allah akan menerima tobat siapa saja yang bertobat.'

E.     Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6439 - حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ [الأُويسي]، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ [بن كَيسان]، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: «لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ»

Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah [Al-Uwaisiy], ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd, dari Shalih [bin Kaisan], dari Ibnu Syihab, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Sekiranya anak Adam memiliki sebukit emas, niscaya ia akan mengharapkan dua bukit emas lagi, dan tidaklah mulutnya dipenuhi melainkan dengan tanah, dan Allah akan menerima tobat siapa yang bertobat."

F.     Hadits Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu.

Imam Bukhari rahimahullah berkata:

6440 - وَقَالَ لَنَا أَبُو الوَلِيدِ [هشام بن عبد الملك الطيالسي]: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ [البناني]، عَنْ أَنَسٍ، عَنْ أُبَيٍّ، قَالَ: " كُنَّا نَرَى هَذَا مِنَ القُرْآنِ، حَتَّى نَزَلَتْ: {أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر: 1] "

Abu Walid [Hisyam bin Abdil Malik Ath-Thayalisiy] mengatakan kepada kami; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, dari Tsabit [Al-Bunaniy], dari Anas, dari Ubay dia berkata, 'Dahulu kami berpendapat hal ini dari ayat Al-Qur'an, hingga turun surat {'Al Haakumut takaatsur}.'

Penjelasan singkat 4 hadits di atas:

1)      Biografi Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.

Lihat: Keistimewaan Abdullah bin ‘Abbas

2)      Biografi Abdullah bin Az-Zubair bin Al-‘Awwam, Abu Khubaib Al-Qurasyiy radhiyallahu ‘anhu.

Ibnunya adalah Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma. Ia lahir pada awal tahun hijrah. Ia dibai’at sebagai khalifah setelah wafatnya Yazid bin Mu’awiyah tahun 64 atau 65 hijriyah, dan dibunuh oleh Hajjaj bin Yusuf di masa kekhalifaan Abdul Malik bin Marwan tahun 73 hijriyah di Mekkah.

Dari Asma' binti Abi Bakr radhiallahu'anhuma;

أَنَّهَا حَمَلَتْ بِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، قَالَتْ: فَخَرَجْتُ وَأَنَا مُتِمٌّ فَأَتَيْتُ المَدِينَةَ فَنَزَلْتُ بِقُبَاءٍ فَوَلَدْتُهُ بِقُبَاءٍ، ثُمَّ أَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ ﷺ فَوَضَعْتُهُ فِي حَجْرِهِ، ثُمَّ «دَعَا بِتَمْرَةٍ فَمَضَغَهَا، ثُمَّ تَفَلَ فِي فِيهِ، فَكَانَ أَوَّلَ شَيْءٍ دَخَلَ جَوْفَهُ رِيقُ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، ثُمَّ حَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ ثُمَّ دَعَا لَهُ، وَبَرَّكَ عَلَيْهِ وَكَانَ أَوَّلَ مَوْلُودٍ وُلِدَ فِي الإِسْلاَمِ» [صحيح البخاري ومسلم]

Bahwa ia sedang mengandung 'Abdullah bin Az Zubair. Dia berkata, "Aku keluar menuju dengan usia kandungan yang sudah sempurna lalu aku tiba di Madinah. Aku singgah di Quba' lalu melahirkan di sana. Kemudian aku membawa bayiku ke hadapan Nabi , aku letakkan di buaiannya. Kemudian beliau meminta sebutir kurma dan mengunyahnya kemudian meludahkannya ke mulut bayiku. sehingga yang pertama kali masuk ke rongga mulutnya adalah air ludah Rasulullah . Kemudian beliau mentahniknya dengan kurma (memasukkan kunyahan kurma ke bagian depan tenggorokan sebelah atas) lalu mendoakannya dan memberahinya. Dialah anak yang pertama kali lahir dalam Islam." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Ibnu Mulaikah berkata ketika terjadi perselisihan antara Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair; Maka aku pun pergi menemui Ibnu Abbas seraya aku katakan kepadanya; Apakah kamu ingin memerangi Ibnu Zubair yang berarti kamu telah menghalalkan apa yang Allah haramkan?

Ibnu Abbas berkata:

«مَعَاذَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ ابْنَ الزُّبَيْرِ وَبَنِي أُمَيَّةَ مُحِلِّينَ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أُحِلُّهُ أَبَدًا»، قَالَ: قَالَ النَّاسُ: بَايِعْ لِابْنِ الزُّبَيْرِ فَقُلْتُ: " وَأَيْنَ بِهَذَا الأَمْرِ عَنْهُ، أَمَّا أَبُوهُ: فَحَوَارِيُّ النَّبِيِّ ﷺ - يُرِيدُ الزُّبَيْرَ - وَأَمَّا جَدُّهُ: فَصَاحِبُ الغَارِ - يُرِيدُ أَبَا بَكْرٍ - وَأُمُّهُ: فَذَاتُ النِّطَاقِ - يُرِيدُ أَسْمَاءَ - وَأَمَّا خَالَتُهُ: فَأُمُّ المُؤْمِنِينَ - يُرِيدُ عَائِشَةَ - وَأَمَّا عَمَّتُهُ: فَزَوْجُ النَّبِيِّ ﷺ - يُرِيدُ خَدِيجَةَ - وَأَمَّا عَمَّةُ النَّبِيِّ ﷺ: فَجَدَّتُهُ - يُرِيدُ صَفِيَّةَ - ثُمَّ عَفِيفٌ فِي الإِسْلاَمِ، قَارِئٌ لِلْقُرْآنِ، وَاللَّهِ إِنْ وَصَلُونِي وَصَلُونِي مِنْ قَرِيبٍ، وَإِنْ رَبُّونِي رَبُّونِي أَكْفَاءٌ كِرَامٌ، فَآثَرَ التُّوَيْتَاتِ وَالْأُسَامَاتِ وَالْحُمَيْدَاتِ يُرِيدُ أَبْطُنًا مِنْ بَنِي أَسَدٍ بَنِي تُوَيْتٍ وَبَنِي أُسَامَةَ وَبَنِي أَسَدٍ، إِنَّ ابْنَ أَبِي العَاصِ بَرَزَ يَمْشِي القُدَمِيَّةَ - يَعْنِي عَبْدَ المَلِكِ بْنَ مَرْوَانَ - وَإِنَّهُ لَوَّى ذَنَبَهُ - يَعْنِي ابْنَ الزُّبَيْرِ - " [صحيح البخاري]

Aku berlindung kepada Allah, sesungguhnya Allah telah mencatat Ibnu Zubair dan Bani Umayyah sebagai orang yang termasuk menghalalkan perang. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tidak pernah menghalalkannya sama sekali. Maka orang-orang pun berkata, 'Bai'atlah Ibnu Zubair. Ibnu Mulaikah berkata, siapa lagi kalau bukan dia? Sesungguhnya bapaknya adalah Hawari (penolong) Rasulullah (yaitu Zubair). Kakeknya adalah teman Rasulullah di gua Hira (yaitu Abu Bakr), Ibunya adalah pemilik dua ikat pinggang (yaitu Asma), bibinya adalah Ummul Mukminin (yaitu Aisyah), juga bibinya pula istri Rasulullah (yaitu Khadijah), neneknya adalah Shafiyyah, Ibnu Zubair adalah orang yang mempunyai harga diri dalam Islam, penghafal Al-Qur'an, demi Allah jika aku sambungkan kekerabatannya denganku tentu akan menyambung, dan jika mereka mendidikku, tentu merekalah sebaik-baik orang yang telah mendidikku dengan kemuliaan. Maka sungguh mereka adalah sebaik-baik teladan dari Tautiyat, Usamaat, Humaidaat. Yang dia maksudkan adalah keturunan dari Kabilah bani Asad, bani Tuwait, dan bani Usamah. Sesungguhnya putra Abu Al-'Ash dia nampak berjalan mencari kemuliaan (menang), -yaitu Al Malik bin Marwan-. Dan dia melingkarkan ekornya (kalah), -yaitu Ibnu Zubair-. [Shahih Bukhari]

Ø  Abu Naufalrahimahullah- berkata:

رَأَيْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى عَقَبَةِ الْمَدِينَةِ، قَالَ: فَجَعَلَتْ قُرَيْشٌ تَمُرُّ عَلَيْهِ، وَالنَّاسُ حَتَّى مَرَّ عَلَيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، فَوَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكَ، أَبَا خُبَيْبٍ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَبَا خُبَيْبٍ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَبَا خُبَيْبٍ أَمَا وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا وَاللهِ لَقَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ هَذَا، أَمَا وَاللهِ إِنْ كُنْتَ، مَا عَلِمْتُ، صَوَّامًا، قَوَّامًا، وَصُولًا لِلرَّحِمِ، أَمَا وَاللهِ لَأُمَّةٌ أَنْتَ أَشَرُّهَا لَأُمَّةٌ خَيْرٌ [صحيح مسلم]

"Saya pernah melihat Abdullah bin Zubair disalib di suatu perbukitan antara Madinah dan Makkah. OIeh karena itu, tidaklah mengherankan, apabila kaum Quraisy dan masyarakat muslim lainnya melintasi tempat tersebut. Sehingga Abdullah bin Umar juga melintasi Abdullah bin Zubair dan berdiri di dekatnya seraya berkata, 'Assalaamu 'alaika hai Abu Khubaib! # Assalaamu 'aIaika hai Abu Khubaib! # Assalaamu 'alaika hai Abu Khubaib! # Demi Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini! # Demi Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini! # Demi Allah, sungguh aku pernah melarangmu untuk berbuat seperti ini!' # Abdullah bin Zubair berkata, 'Demi Allah, sepengetahuanku kamu adalah orang yang rajin bangun malam untuk melaksanakan salat rajin menyambung tali silaturahim. Demi Allah, kamu adalah ornag yang paling buruk di tengah-tengah umat yang baik.' [Shahih Muslim]

Lihat: Keistimewaan Az-Zubair bin ‘Awwam radhiyallahu ‘anhu

3)      Biografi Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

4)      Biografi Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu.

Lihat: https://umar-arrahimy.blogspot.com/

5)      Pencari hari harta tidak akan pernah puas.

Dari Anas dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum; Rasulullah bersabda:

"مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ : طَالِبُ عِلْمٍ وَطَالِبُ دُنْيَا" [صحيح الجامع الصغير]

"Dua gorongan yang rakus tidak pernah puas: Penuntut ilmu (tidak puas dengan ilmu), dan pencari dunia (tidak puas dengan dunia)". [Sahih Al-Jami' Ashagiir]

6)      Cela sikap rakus terhadap harta.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (79) وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الصَّابِرُونَ} [القصص: 79، 80]

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar". [Al-Qashash: 79-80]

7)      Allah ‘azza wajalla senantiasa menerima taubat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ} [الزمر: 53]

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar: 53]

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Kitab Ar-Riqaq, bab 09; Wafatnya orang-orang shalih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...