بسم الله الرحمن الرحيم
Perbedaan adab dengan
akhlak
Ada
beberapa pandangan ulama dalam hal ini:
Pendapat pertama: Adab dan akhlak bermakna
sama.
Pendapat kedua: Akhlak adalah fitrah,
tabiat dasar manusia yang cenderung kepada kebaikan. Sedangkan adab adalah apa
yang dipelajari dan dilatih pada kebiasaan manusia.
Dari Abu
Hurairah -radhiyallahu 'anhu-; Nabi -shallallahu'alaihi wasallam-
bersabda:
«كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ»
“Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi". [Shahih Bukhari
dan Muslim]
Pendapat ketiga: Akhlak lebih umum dari
pada adab; akhlak mencakup sikap mulia seseorang baik dari penampilan luar
maupun isi hatinya. Sedangkan adab hanya dari luar yang nampak dari etika
seseorang tanpa melihat bagaimana niat dan isi hatinya. Dalam artian; semua
orang yang berakhlak pasti beradab, tapi tidak semua orang yang beradab itu
berakhlak.
Pendapat keempat: Akhlak adalah prilaku
seseorang terhadap orang lain, sedangkan adab adalah prilaku seseorang terhadap
dirinya agar tidak melakukan sesuatu yang bisa menjatuhkan muru’ah
(kehormatan)nya.
Pendapat kelima: Akhlak berkaitan dengan
norma-norma agama yang sifatnya universal, sedangkan adab berkaitan dengan
etika sosial yang bisa berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lain.
Keutamaan akhlak dan
adab
Dari Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«إِنَّ
الْهَدْيَ الصَّالِحَ، وَالسَّمْتَ الصَّالِحَ، وَالِاقْتِصَادَ جُزْءٌ مِنْ خَمْسَةٍ
وَعِشْرِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ» [سنن أبي داود: حسنه الألباني]
“Sesungguhnya perangai yang baik, penampilan yang baik, dan
sifat sederhana adalah satu bagian dari 25 bagian (sifat) kenabian”. [Sunan Abi
Daud: Hasan]
Ø
Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ " [مسند أحمد: صحيح]
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”. [Musnad Ahmad: Sahih]
Ø
Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
«مَا
مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ
حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat
yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang
berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan salat”. [Sunan
Tirmidzi: Sahih]
Lihat: Keutamaan akhlak mulia
Pentingnya adab
Ali
bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu berkata:
«لسانُ العاقلِ في قلبِه،
وقلبُ الأحمَقِ في فَمِه، والأدَبُ صورةُ العَقل، ولا شَرَفَ مَعَ سُوءِ الأدَب،
ولا داءَ أعيى من الجهل، وإذا تمّ العقلُ نقصَ الكلامُ» [تفسير
روح البيان]
“Lisannya
orang berakal ada pada hatinya, dan hati orang yang dungu ada pada mulutnya.
Adab adalah gambaran akal seseorang, dan tidak ada kemuliaan dengan adab yang
buruk, dan tidak ada penyakit yang lebih buruk daripada kebodohan, dan jika
akal seseorang sempurna maka semakin sedikit bicaranya”. [Tafsir Ruhul Bayan]
Ø Makhlad bin
Al-Husain rahimahullah
berkata:
«نَحْنُ إِلَى قَلِيلٍ
مِنَ الْأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيرٍ مِنَ الْحَدِيثِ» [المحدث الفاصل للرامهرمزي]
“Kita lebih membutuhkan sedikit adab
daripada banyak ilmu”. [Al-Muhaddits Al-Fashil karya Ar-Ramahurmuziy]
Ø Ibnu Al-Mubarak rahimahullah berkata kepada ahli
hadits:
«أَنْتُمْ إِلَى قَلِيلٍ
مِنَ الْأَدَبِ أَحْوَجُ إِلَى كَثِيرٍ مِنَ الْعِلْمِ» [معجم
ابن المقرئ]
“Kalian lebih membutuhkan sedikit adab
daripada banyak ilmu”. [Mu’jam Ibnu Al-Muqri’]
Ø Syarik rahimahullah berkata:
«قليلٌ مِن الأدَب خيرٌ مِن
كثيرٍ مِن العِلم» [الجرح والتعديل لابن أبي حاتم]
“Sedikit adab lebih baik daripada banyak
ilmu”. [Al-Jarh wa At-Ta’dil karya Ibnu Abi Hatim]
Ø Yang lain berkata:
«الْعَقْلُ بِلاَ أَدَبٍ
كَالشَّجَرِ الْعَاقِرِ، وَمَعَ الأدبِ كَالشَّجَرِ الْمُثْمِرِ» [موسوعة الأخلاق للخراز]
“Akal tanpa adab bagaikan pohon yang tak
berbuah, dan apabila dibarengi dengan akal bagaikan pohon yang berbuah”.
[Mausu’atul Akhlak karya Al-Kharraz]
Ø Yang lain berkata:
«الْفَضْلُ بِالْعَقْلِ
والأدب، لاَ بالأصلِ وَالْحَسَبِ؛ لِأَنَّ مَنْ سَاءَ أَدَبُهُ ضَاعَ نَسَبُهُ،
وَمَنْ قَلَّ عَقْلُهُ ضَلَّ أَصْلُهُ» [موسوعة
الأخلاق للخراز]
“Keutamaan itu dengan akal dan adab bukan
dengan asal dan keturunan; Karena siapa yang buruk adabnya maka akan sia-sia
keturunannya, dan siapa yang sedikit akalnya maka sirna asalnya”. [Mausu’atul
Akhlak karya Al-Kharraz]
Ø Yang lain berkata:
«الْأَدَبُ وَسِيلَةٌ
إلَى كُلِّ فَضِيلَةٍ، وَذَرِيعَةٌ إلَى كُلِّ شَرِيعَةٍ» [أدب الدنيا والدين]
“Adab adalah wasilah kepada setiap
kebaikan, dan mengantar kepada segala syari’at”. [Adabuddunya waddin]
Urgensi adab dalam tatanan bermasyarakat
1)
Adab kepada orang yang lebih tua, ulama, dan penguasa.
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ
الْمُسْلِمِ، وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ،
وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ» [سنن أبي داود: حسنه
الألباني]
“Sesungguhnya termasuk pengagungan kepada
Allah adalah memuliakan orang tua muslim yang sudah ubanan, penghafal Al-Qur'an
yang tidak berlebih-lebihan dan tidak diabaikan padanya, dan memuliakan
pemerintah yang adil". [Sunan Abi Daud: Hasan]
Ø Dari Ibnu Abbas radhiallahu
'anhuma; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«الْبَرَكَةُ مَعَ أَكَابِرِكُمْ» [صحيح ابن حبان]
“Berkah
itu bersama orang-orang tua/ulama kalian". [Shahih Ibnu Hibban]
Lihat: Menghormati orang yang sudah tua
2)
Adab kepada yang lebih muda.
Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«لَيْسَ مِنّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا،
وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ» [صحيح الصغير وزيادته]
"Tidak termasuk golongan kita
orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda, dan mengetahui hak
ulama kami". [Shahih Al-Jami']
3)
Adab dalam berkeluaga dan bertetangga.
Dari Sa'ad
bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ،
وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ» [صحيح
ابن حبان]
"
Empat perkara yang membawa
kebahagian yaitu: Isteri Shalehah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik
dan kenderaan yang menyenangkan". [Sahih Ibnu Hibban]
Lihat: Adab bertetangga dalam Islam
4) Adab dalam
berda’wah.
Ali
bin Abi Thalib radiyallahu
'anhu berkata:
«حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ،
اللَّهُ وَرَسُولُهُ» [صحيح البخاري]
“Sampaikanlah
kepada orang-orang apa yang bisa ia pahami, sukakh kalian jika Allah dan
rasul-Nya didustakan?” [Shahih Bukhari]
Ø Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
«مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا لَا تَبْلُغُهُ
عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً» [صحيح مسلم]
“Tidaklah
kamu menyampaikan sesuatu kepada satu kaum yang belum bisa mereka pahami
kecuali hal itu akan menjadi fitnah (cobaan dan masalah) bagi sebagian mereka”.
[Shahih Muslim]
Lihat: Jujur dalam berda’wah kepada Allah
5) Adab kepada
musuh.
Aisyah radhiallahu'anha berkata:
أَنَّ يَهُودَ أَتَوُا النَّبِيَّ ﷺ فَقَالُوا: السَّامُ عَلَيْكُمْ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: عَلَيْكُمْ،
وَلَعَنَكُمُ اللَّهُ، وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ. قَالَ: «مَهْلًا يَا
عَائِشَةُ، عَلَيْكِ بِالرِّفْقِ، وَإِيَّاكِ وَالعُنْفَ وَالفُحْشَ» قَالَتْ:
أَوَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا؟ قَالَ: «أَوَلَمْ تَسْمَعِي مَا قُلْتُ؟ رَدَدْتُ
عَلَيْهِمْ، فَيُسْتَجَابُ لِي فِيهِمْ، وَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ فِيَّ» [صحيح
البخاري ومسلم]
Bahwa
sekelompok orang Yahudi datang kepada Nabi ﷺ
sambil berkata, "Kebinasaan atasmu." Maka Aisyah berkata,
"Semoga atas kalian juga, dan semoga laknat dan murka Allah juga menimpa
kalian." Beliau bersabda, "Tenanglah wahai Aisyah, berlemah lembutlah
dan janganlah kamu bersikeras dan janganlah kamu berkata keji." Aisyah
berkata, "Apakah Anda tidak mendengar apa yang mereka katakan?"
Beliau bersabda, "Tidakkah kamu mendengar apa yang saya ucapkan, saya
telah membalasnya, adapun jawabanku akan dikabulkan sementara doa mereka tidak
akan diijabahi." [Shahih Bukhari dan Muslim]
Lihat: Adab berdebat dan berselisih pendapat
Wallahu a’lam!
Lihat
juga: Hidup berkah dengan akhlak mulia - Peran keluarga Islami dalam kehidupan masyarakat damai - Adab penuntut ilmu terhadap gurunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...