بسم الله الرحمن الرحيم
‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata:
بَعَثَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ:
«خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلَاحَكَ، ثُمَّ ائْتِنِي» فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ
يَتَوَضَّأُ، فَصَعَّدَ فِيَّ النَّظَرَ ثُمَّ طَأْطَأَهُ، فَقَالَ: «إِنِّي
أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ،
وَأَزْعبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً». قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، مَا أَسْلَمْتُ مِنْ أَجْلِ الْمَالِ، وَلَكِنِّي أَسْلَمْتُ زَعْبَةً
فِي الْإِسْلَامِ، وَأَنْ أَكُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ: «يَا عَمْرُو،
نِعْمًا بِالْمَالِ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ» [مسند
أحمد: صحيح]
Rasulullah ﷺ mengutus seseorang
kepadaku dan bersabda: “Pakailah pakaian dan senjatamu, kemudian temui aku!” Maka
aku menemui beliau saat beliau berwudhu, kemudian memandangiku dengan seksama
kemudian menganggukkan kepala dan bersabda: “Sesungguhnya aku ingin mengutusmu
dalam pasukan perang maka Allah akan menyelamatkanmu dan memberimu harta
rampasan perang, dan aku memberikanmu harta dengan niat yang baik” ‘Amr
berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak masuk Islam karena ingin harta, akan
tetapi aku masuk Islam karena mencintai Islam, dan berharap bisa bersama
Rasulullah ﷺ! Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Wahai ‘Amr, sebaik-baik harta adalah
untuk orang yang baik (shalih)”. [Musnad Ahmad: Shahih]
Penjelasan singkat hadits ini:
1. Biografi ‘Amr bin Al-‘Ash bin Wail, Abu Abdillah As-Sahmiy radhiyallahu
‘anhu.
Beliau hijrah menemui Nabi ﷺ awal tahun 8 hijriyah beberapa bulan sebelum pembebasan kota
Mekah. Nabi ﷺ menjadikannya pemimpin pasukan pada perang
Dzatus Salasil. Memebaskan kota Mesir di masa Umar bin Khathab dan menjadi
Gubernur di sana sampai masa ‘Utsman, kemudian kembali menjadi gubernur di sana
pada masa Mu’awiyah sampai ia wafat di sana setelah tahun 40 hiijriyah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" ابْنَا الْعَاصِ
مُؤْمِنَانِ: عَمْرٌو وَهِشَامٌ " [مسند أحمد:
حسن]
“Dua
anak Al-‘Ash adalah orang beriman, yakni ‘Amr dan Hisyam”. [Musnad Ahmad: Hasan]
Ø Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ عَمْرَو بْنَ
العَاصِ مِنْ صَالِحِي قُرَيْشٍ» [سنن الترمذي:
سنده ضعيف]
“Sesungguhnya
‘Amru bin Al-‘Ash adalah diantara orang baik Quraisy”. [Sunan Tirmidziy: Sanadnya
lemah]
Ø Diantara ucapannya, ‘Amr
bin Al-‘Ash radhiyallahu 'anhu berkata:
"لَيْسَ الْعَاقِلُ
الَّذِي يَعْرِفُ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ، وَلَكِنِ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْرِفُ
خَيْرَ الشَّرَّيْنِ". [المجالسة وجواهر العلم]
“Bukanlah
orang berakal (yang sesungguhnya) yang mengetahui mana yang baik dari yang
buruk, akan tetapi orang yang berakal adalah yang mengetahui yang baik dari dua
keburukan”. [Al-Majalis wa Jawahirul ‘Ilm]
2. Mengharapkan harta rampasan perang tidak merusak niat jihad di jalan
Allah ta’aalaa.
Berbeda dengan orang yang berjihad karena
fanatisme, emosi, mengharapkan pujian dan pengaukuan manusia; Ini semua merusak
niat.
Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu
'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا
القِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا، وَيُقَاتِلُ
حَمِيَّةً، فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ، قَالَ: وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ
إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا، فَقَالَ: «مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ
اللَّهِ هِيَ العُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»
"Seorang laki-laki datang
menemui Nabi ﷺ dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di
jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang
karena semangat?" Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang
bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang
bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab, "Barangsiapa berperang untuk
meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'Azza wa Jalla."
[Shahih Bukhari dan Muslim]
Ø Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ
وَالذِّكْرَ، مَا لَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ
رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ
الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن
النسائي: صحيح]
Datang seorang laki-laki kepada Nabi ﷺ lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang
yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh?
Rasulullah ﷺ menjawab: "Ia tidak
mendapatkan apa-apa" Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan
apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan
kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan
An-Nasa'iy: Shahih]
Ø Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنَّ أَوَّلَ
النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ:
قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ
لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى
وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ " [صحيح مسلم]
"Sesungguhnya manusia yang
pertama kali dihisab pada hari kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu
diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas,
lantas Dia bertanya: 'Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia
menjawab, 'Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati
syahid.' Allah berfirman: 'Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena
untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu
telah menyandang gelar tersebut.' Kemudian diperintahkan kepadanya supaya
dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka". [Shahih Muslim]
Lihat: Syarah Arba’in hadits (1) Umar; Amal dan Niat
3. Harta rampasan perang adalah harta yang halal setelah dibagi.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَكُلُوا مِمَّا
غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا} [الأنفال: 69]
Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah
kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik. [Al-Anfaal:69]
Ø Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" أَحَلَّ اللَّهُ لَنَا
الغَنَائِمَ " [صحيح البخاري]
“Allah
menghalalkan ghanimah untuk kita". [Sahih Bukhari]
Lihat:
Keistimewaan Umat Islam
4. Keseimbangan dalam perkara dunia dan akhirat.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ
الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا} [القصص: 77]
Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. [Al-Qashash: 77]
Ø Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ فِي ثَوْبٍ دُونٍ، فَقَالَ: «أَلَكَ
مَالٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «مِنْ أَيِّ الْمَالِ؟» قَالَ: قَدْ آتَانِي
اللَّهُ مِنَ الإِبِلِ، وَالْغَنَمِ، وَالْخَيْلِ، وَالرَّقِيقِ، قَالَ: «فَإِذَا
آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ»
[سنن أبي داود: صحيح]
Aku
mendatangi Nabi ﷺ dengan pakaian yang jelek, maka beliau bertanya: "Apakah
engkau mempunyai harta?" Malik menjawab: Iya! Rasulullah ﷺ
bertanya lagi: "Harta dari jenis apa?" Malik menjawab: Allah telah
memberiku harta dari jenis unta, kambing, kuda, dan budak. Kemudian beliau
bersabda: "Maka jika Allah memberimu harta maka nampakkanlah bekas nikmat
dan karuniah Allah kepadamu". [Sunan Abi Daud: Sahih]
5. Beberapa Ibadah, boleh mengambil keuntungan dunia darinya.
Diantaranya:
a) Jihad di jalan Allah ta’aalaa.
Abu Umamah radhiyallahu'anhu berkata:
أَنْشَأَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ جَيْشًا،
فَأَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَةِ،
قَالَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ»، فَغَزَوْنَا فَسَلِمْنَا
وَغَنِمْنَا، حَتَّى ذَكَرَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُهُ،
فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَتَيْتُكَ تَتْرَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ،
أَسْأَلُكَ أَنْ تَدْعُوَ لِي بِالشَّهَادَةِ، فَقُلْتَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ
وَغَنِّمْهُمْ» فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا [صحيح
ابن حبان]
“Rasulullah ﷺ mengirim pasukan maka aku mendatangi beliau, maka aku berkata:
Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah untukku diberi syahadah (mati
syahid)! Beliau berdo'a: "Ya Allah berilah ia keselamatan dan rampasan
perang!" Maka kami pergi berperang dan kami selamat dan membawa rampasan
perang. Sampai ia menyebutkan itu tiga kali (meminta syahadah tap dido'akan
selamat). Kemudian aku mendatangi beliau dan bertanya:
Wahai Rasulullah, sungguh aku mendatangimu berturut-turut tiga kali, aku
memintamu mendo'akan untukku dengan syahadah namun engkau berdo'a: "Ya
Allah berilah ia keselamatan dan rampasan perang!" Maka kami selamat dan
mendapat rampasan perang.
[Shahih Ibnu Hibban]
b) Ibadah haji dan umrah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى
كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27) لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ
لَهُمْ} [الحج: 27، 28]
Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai
setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh. Agar
mereka menyaksikan (mendapatkan) berbagai manfaat untuk
mereka. [Al-Hajj: 27-28]
*Yang dimaksud dengan “manfaat” kata Mujahid rahimahullah adalah:
"الأَجْرُ فِي الآخِرَةِ وَالتِّجَارَةُ فِي الدُّنْيَا"
[تفسير يحيى بن سلام]
“Pahala di akhirat dan perdagangan di dunia”. [Tafsir Yahya bin
Salam]
Ø Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:
"
أَنَّ النَّاسَ فِي أَوَّلِ الْحَجِّ كَانُوا يَتَبَايَعُونَ بِمِنًى وَعَرَفَةَ
وَسُوقِ ذِي الْمَجَازِ وَمَوَاسِمِ الْحَجِّ فَخَافُوا الْبَيْعَ وَهُمْ حُرُمٌ
فَأَنْزَلَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ {لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا
فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ} [البقرة:
198] فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ ". [سنن أبي داود: صحيح]
“Bahwasanya orang-orang ketika pertama kali melakukan haji mereka berjual-beli di Mina serta ‘Arafah dan pasar Dzul Majaz, serta pada musim-musim haji. Kemudian (setelah memeluk Islam) mereka takut berjual-beli saat mereka berihram. Maka Allah subhanah menurunkan firmanNya: {Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu} [Al-Baqarah: 198] di musim-musim haji [Sunan Abi Daud: Shahih]
c)
Mengajarkan Al-Qur’an dan
ilmu.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ
bersabda:
«إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ
عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ»
“Sesungguhnya
upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan)
kitabullah." [Shahih Bukhari]
Nb: Demikian
pula Imam dan muadzin tetap, guru dan mufti, boleh mengambil upah secukupnya
tanpa menetapkan nominal.
d)
Mencari nafkah.
Allah
subhanahu wata'aalaa berfirman:
{فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [الجمعة: 10]
Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [Al-Jumu'ah:10]
Ø Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي
سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ
سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ» [المعجم
الأوسط: حسنه الألباني]
"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua
orang tuanya maka ia berada di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah
untuk keluarganya (istri dan anak) maka ia berada di jalan Allah, dan
barangsiapa yang mencari nafkah untuk memperbanyak harta maka ia berada di
jalan setan dan sekutunya". [Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]
6.
Harta yang baik adalah karuniah dari
Allah ta’aalaa.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu;
أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللهِ ﷺ،
فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى، وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ، فَقَالَ: «وَمَا ذَاكَ؟» قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي،
وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ
وَلَا نُعْتِقُ، فَقَالَ رَسُولَ اللهِ ﷺ: «أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا
تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا
يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ»
قَالُوا: بَلَى، يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ: «تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ،
وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً» قَالَ أَبُو
صَالِحٍ: فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالُوا:
سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثْلَهُ،
فَقَالَ رَسُولِ اللهِ ﷺ: «ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»
Bahwasanya kaum
faqir Muhajirin mendatangi Rasulullah ﷺ dan
berkata: Telah pergi orang-orang kaya dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan
yang kekal! Rasulullah ﷺ bertanya: Kenapa demikian? Mereka menjawab: Mereka
shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, akan tetapi
mereka bersedekah sedangkan kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak
sedangkan kami tidak memerdekakan budak! Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
“Maukah kalian kuajarkan sesuatu, jika kalian amalkan maka kalian akan
mendapatkan (derajat) orang-orang yang telah mendahului kalian dan kalian akan
mendahului orang-orang setelah kalian? Dan tidak ada yang lebih baik dari
kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan” Mereka
menjwab: Tentu, wahai Rasulullah! Rasulullah ﷺ bersabda: “Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid
di akhir setiap shalat (fardhu) sebanya tiga puluh tiga kali” Kemudian (setelah
itu) kaum faqir Muhajirin kembali menemui Rasulullah ﷺ (mengeluh)
dan berkata: Saudara kami pemilik harta mendengar apa yang kami lakukan dan
mereka pun melakukan sepertinya. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Itu adalah karuniah Allah yang diberikan
kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. [Sahih Muslim]
Lihat: Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar
7. Kriteria harta yang baik.
Diantaranya:
a) Diperoleh dengan cara yang baik.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma;
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ
حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا
فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ»
"Wahai manusia .. bertakwalah kalian kepada Allah dan
perbaikilah dalam berusaha, karena sesungguhnya seseorang tidak akan mati
sampai semua rezkinya tercapai sekalipun datangnya lambat, maka bertakwalah
kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, ambillah yang halal dan tinggalkan
yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Ø Dari
Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ
رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ
أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ
أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا
يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]
"Sesungguhnya Ruh Al-Qudus membisikkan dalam hatiku
bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan tercapai semua
rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha, dan janganlah kelambatan datangnya
rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena
sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara
taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya': Sahih]
b) Dikomsumsi dengan cara yang halal dan wajar.
Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:
{وَكُلُوا
مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا} [المائدة: 88] [الأنعام: 142] [النحل: 114]
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang Allah telah rezekikan kepadamu. [Al-Maidah: 88] [Al-An'aam: 142] [An-Nahl: 114]
Ø
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ
bersabda:
"لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ:
رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا" [صحيح البخاري ومسلم]
"Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang:
Seseorang yang diberi oleh Allah harta dan menuntunnya untuk menginfakkannya
dalam kebenaran, dan seorang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) kemudian ia
mengamalkannya dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]
Ø Dari Abdullah bin 'Amr
radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ
مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى
عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]
"Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak
merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga
bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]
Lihat: 10 kaidah dalam perkara halal dan haram
c) Tidak melalikan dari ibadah.
Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:
{أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر:
1 - 8]
Bermegah-megahan
(menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1 - 2]
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون:
9]
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. [Al-Munafiquun:9]
Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 10; Mewaspadai fitnah harta
d) Dimanfaatkan dalam ketaatan kepada Allah ta’aalaa.
Dari Abu Kabsyah Al-Anmaariy radhiyallahu
'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّمَا الدُّنْيَا
لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي
فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا،
فَهَذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ
يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا
لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ
رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ
بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَلَا
يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَخْبَثِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ
يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا
لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ» [سنن الترمذي: صحيح]
“Sesungguhnya
dunia itu untuk empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta
dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung
silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah
tingkatan yang paling baik, Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu
tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki
harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si Fulan, maka ia mendapatkan
apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama, Ketiga, selanjutnya hamba yang
diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa
ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan
tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini
adalah tingkatan terburuk, Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah
harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan
seperti yang dilakukan si Fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan
niatnya benar, dosa keduanya sama." [Sunan Tirmidziy: Shahih]
Ø Dari
'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي
الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ
اسْتِدْرَاجٌ "
"Jika kalian melihat
Allah memberi seorang hamba kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara ia
melakukan maksiat, maka ketahuilah sesungguhnya itu cuma istidraaj (pancingan)".
Kemudian Rasulullah ﷺ membaca firman Allah ...
{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ
فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا
أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan
kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa. [Al-An'am:44] [Musnad Ahmad: Shahih]
Lihat: Hadits Abu Kabsyah; Dunia itu untuk empat orang
Wallahu a’lam!
Lihat juga: Hadits Hudzaifah; Da’i yang mengajak kepada neraka Jahannam - Hadits Abu Hurairah; 3 yang diridhai dan dibenci Allah - Hadits An-Nu’man bin Basyir; Mensyukuri nikmat Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...