Selasa, 07 Januari 2025

Harta yang baik untuk hamba yang baik

بسم الله الرحمن الرحيم

‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata:

بَعَثَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: «خُذْ عَلَيْكَ ثِيَابَكَ وَسِلَاحَكَ، ثُمَّ ائْتِنِي» فَأَتَيْتُهُ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ، فَصَعَّدَ فِيَّ النَّظَرَ ثُمَّ طَأْطَأَهُ، فَقَالَ: «إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ، وَأَزْعبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً». قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَسْلَمْتُ مِنْ أَجْلِ الْمَالِ، وَلَكِنِّي أَسْلَمْتُ زَعْبَةً فِي الْإِسْلَامِ، وَأَنْ أَكُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ. فَقَالَ: «يَا عَمْرُو، نِعْمًا بِالْمَالِ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ» [مسند أحمد: صحيح]

Rasulullah mengutus seseorang kepadaku dan bersabda: “Pakailah pakaian dan senjatamu, kemudian temui aku!” Maka aku menemui beliau saat beliau berwudhu, kemudian memandangiku dengan seksama kemudian menganggukkan kepala dan bersabda: “Sesungguhnya aku ingin mengutusmu dalam pasukan perang maka Allah akan menyelamatkanmu dan memberimu harta rampasan perang, dan aku memberikanmu harta dengan niat yang baik” ‘Amr berkata: Wahai Rasulullah, aku tidak masuk Islam karena ingin harta, akan tetapi aku masuk Islam karena mencintai Islam, dan berharap bisa bersama Rasulullah ! Maka Rasulullah bersabda: “Wahai ‘Amr, sebaik-baik harta adalah untuk orang yang baik (shalih)”. [Musnad Ahmad: Shahih]

Penjelasan singkat hadits ini:

1.      Biografi ‘Amr bin Al-‘Ash bin Wail, Abu Abdillah As-Sahmiy radhiyallahu ‘anhu.

Beliau hijrah menemui Nabi awal tahun 8 hijriyah beberapa bulan sebelum pembebasan kota Mekah. Nabi menjadikannya pemimpin pasukan pada perang Dzatus Salasil. Memebaskan kota Mesir di masa Umar bin Khathab dan menjadi Gubernur di sana sampai masa ‘Utsman, kemudian kembali menjadi gubernur di sana pada masa Mu’awiyah sampai ia wafat di sana setelah tahun 40 hiijriyah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" ابْنَا الْعَاصِ مُؤْمِنَانِ: عَمْرٌو وَهِشَامٌ " [مسند أحمد: حسن]

“Dua anak Al-‘Ash adalah orang beriman, yakni ‘Amr dan Hisyam”. [Musnad Ahmad: Hasan]

Ø  Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ عَمْرَو بْنَ العَاصِ مِنْ صَالِحِي قُرَيْشٍ» [سنن الترمذي: سنده ضعيف]

“Sesungguhnya ‘Amru bin Al-‘Ash adalah diantara orang baik Quraisy”. [Sunan Tirmidziy: Sanadnya lemah]

Ø  Diantara ucapannya, ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu 'anhu berkata:

"لَيْسَ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْرِفُ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ، وَلَكِنِ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْرِفُ خَيْرَ الشَّرَّيْنِ". [المجالسة وجواهر العلم]

“Bukanlah orang berakal (yang sesungguhnya) yang mengetahui mana yang baik dari yang buruk, akan tetapi orang yang berakal adalah yang mengetahui yang baik dari dua keburukan”. [Al-Majalis wa Jawahirul ‘Ilm]

2.      Mengharapkan harta rampasan perang tidak merusak niat jihad di jalan Allah ta’aalaa.

Berbeda dengan orang yang berjihad karena fanatisme, emosi, mengharapkan pujian dan pengaukuan manusia; Ini semua merusak niat.

Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا القِتَالُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا، وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً، فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ، قَالَ: وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلَّا أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا، فَقَالَ: «مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ العُلْيَا، فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»

"Seorang laki-laki datang menemui Nabi dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan perang fi sabilillah (di jalan Allah)? Sebab di antara kami ada yang berperang karena marah dan ada yang karena semangat?" Beliau lalu mengangkat kepalanya ke arah orang yang bertanya, dan tidaklah beliau angkat kepalanya kecuali karena orang yang bertanya itu berdiri. Beliau lalu menjawab, "Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka dia perperang di jalan Allah 'Azza wa Jalla." [Shahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Abu Umamah Al-Bahiliy radhiyallahu 'anhu berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ، فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلًا غَزَا يَلْتَمِسُ الْأَجْرَ وَالذِّكْرَ، مَا لَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ : «لَا شَيْءَ لَهُ» فَأَعَادَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ : «لَا شَيْءَ لَهُ» ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ» [سنن النسائي: صحيح]

Datang seorang laki-laki kepada Nabi lalu berkata; Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang berjihad mengharapkan pahala dan sanjungan, apakah yang ia peroleh? Rasulullah menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa" Lalu ia mengulanginya tiga kali, Rasulullah bersabda kepadanya: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian beliau bersabda: "Allah tidak menerima amalan kecuali jika dilakukan dengan ikhlas dan mengharapkan wajah-Nya." [Sunan An-Nasa'iy: Shahih]

Ø  Dari Abu Hurairah -radhiallahu 'anhu-; Rasulullah bersabda:

"  إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ " [صحيح مسلم]

"Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lantas Dia bertanya: 'Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia menjawab, 'Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati syahid.' Allah berfirman: 'Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.' Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka". [Shahih Muslim]

Lihat: Syarah Arba’in hadits (1) Umar; Amal dan Niat

3.      Harta rampasan perang adalah harta yang halal setelah dibagi.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا} [الأنفال: 69]

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik. [Al-Anfaal:69]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" أَحَلَّ اللَّهُ لَنَا الغَنَائِمَ " [صحيح البخاري]

“Allah menghalalkan ghanimah untuk kita". [Sahih Bukhari]

Lihat: Keistimewaan Umat Islam

4.      Keseimbangan dalam perkara dunia dan akhirat.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا} [القصص: 77]

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. [Al-Qashash: 77]

Ø  Malik bin Nadhlah radhiyallahu 'anhu berkata:

أَتَيْتُ النَّبِيَّ فِي ثَوْبٍ دُونٍ، فَقَالَ: «أَلَكَ مَالٌ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: «مِنْ أَيِّ الْمَالِ؟» قَالَ: قَدْ آتَانِي اللَّهُ مِنَ الإِبِلِ، وَالْغَنَمِ، وَالْخَيْلِ، وَالرَّقِيقِ، قَالَ: «فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ، وَكَرَامَتِهِ» [سنن أبي داود: صحيح]

Aku mendatangi Nabi dengan pakaian yang jelek, maka beliau bertanya: "Apakah engkau mempunyai harta?" Malik menjawab: Iya! Rasulullah bertanya lagi: "Harta dari jenis apa?" Malik menjawab: Allah telah memberiku harta dari jenis unta, kambing, kuda, dan budak. Kemudian beliau bersabda: "Maka jika Allah memberimu harta maka nampakkanlah bekas nikmat dan karuniah Allah kepadamu". [Sunan Abi Daud: Sahih]

5.      Beberapa Ibadah, boleh mengambil keuntungan dunia darinya.

Diantaranya:

a)      Jihad di jalan Allah ta’aalaa.

Abu Umamah radhiyallahu'anhu berkata:

أَنْشَأَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ جَيْشًا، فَأَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ لِي بِالشَّهَادَةِ، قَالَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ»، فَغَزَوْنَا فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا، حَتَّى ذَكَرَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي أَتَيْتُكَ تَتْرَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَدْعُوَ لِي بِالشَّهَادَةِ، فَقُلْتَ: «اللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَغَنِّمْهُمْ» فَسَلِمْنَا وَغَنِمْنَا [صحيح ابن حبان]

Rasulullah mengirim pasukan maka aku mendatangi beliau, maka aku berkata: Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah untukku diberi syahadah (mati syahid)! Beliau berdo'a: "Ya Allah berilah ia keselamatan dan rampasan perang!" Maka kami pergi berperang dan kami selamat dan membawa rampasan perang. Sampai ia menyebutkan itu tiga kali (meminta syahadah tap dido'akan selamat). Kemudian aku mendatangi beliau dan bertanya: Wahai Rasulullah, sungguh aku mendatangimu berturut-turut tiga kali, aku memintamu mendo'akan untukku dengan syahadah namun engkau berdo'a: "Ya Allah berilah ia keselamatan dan rampasan perang!" Maka kami selamat dan mendapat rampasan perang. [Shahih Ibnu Hibban]

b)      Ibadah haji dan umrah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ (27) لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ} [الحج: 27، 28]

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh. Agar mereka menyaksikan (mendapatkan) berbagai manfaat untuk mereka. [Al-Hajj: 27-28]

*Yang dimaksud dengan “manfaat” kata Mujahid rahimahullah adalah:

"الأَجْرُ فِي الآخِرَةِ وَالتِّجَارَةُ فِي الدُّنْيَا" [تفسير يحيى بن سلام]

“Pahala di akhirat dan perdagangan di dunia”. [Tafsir Yahya bin Salam]

Ø  Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

" أَنَّ النَّاسَ فِي أَوَّلِ الْحَجِّ كَانُوا يَتَبَايَعُونَ بِمِنًى وَعَرَفَةَ وَسُوقِ ذِي الْمَجَازِ وَمَوَاسِمِ الْحَجِّ فَخَافُوا الْبَيْعَ وَهُمْ حُرُمٌ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ {لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ} [البقرة: 198] فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ ". [سنن أبي داود: صحيح]

“Bahwasanya orang-orang ketika pertama kali melakukan haji mereka berjual-beli di Mina serta ‘Arafah dan pasar Dzul Majaz, serta pada musim-musim haji. Kemudian (setelah memeluk Islam) mereka takut berjual-beli saat mereka berihram. Maka Allah subhanah menurunkan firmanNya: {Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu} [Al-Baqarah: 198] di musim-musim haji [Sunan Abi Daud: Shahih] 

c)       Mengajarkan Al-Qur’an dan ilmu.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ»

“Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah." [Shahih Bukhari]

Nb: Demikian pula Imam dan muadzin tetap, guru dan mufti, boleh mengambil upah secukupnya tanpa menetapkan nominal.

d)      Mencari nafkah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [الجمعة: 10]

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [Al-Jumu'ah:10]

Ø  Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«مَنْ سَعَى عَلَى وَالِدَيْهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى عَلَى عِيَالِهِ فَفِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَنْ سَعَى مُكَاثِرًا فَفِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ» [المعجم الأوسط: حسنه الألباني]

"Barangsiapa yang mencari nafkah untuk kedua orang tuanya maka ia berada di jalan Allah, barangsiapa yang mencari nafkah untuk keluarganya (istri dan anak) maka ia berada di jalan Allah, dan barangsiapa yang mencari nafkah untuk memperbanyak harta maka ia berada di jalan setan dan sekutunya". [Al-Mu'jam Al-Ausath: Hasan]

6.      Harta yang baik adalah karuniah dari Allah ta’aalaa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu;

أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللهِ ﷺ، فَقَالُوا: ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى، وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ، فَقَالَ: «وَمَا ذَاكَ؟» قَالُوا: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، وَيُعْتِقُونَ وَلَا نُعْتِقُ، فَقَالَ رَسُولَ اللهِ ﷺ: «أَفَلَا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ؟ وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ» قَالُوا: بَلَى، يَا رَسُولُ اللهِ قَالَ: «تُسَبِّحُونَ، وَتُكَبِّرُونَ، وَتَحْمَدُونَ، دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ مَرَّةً» قَالَ أَبُو صَالِحٍ: فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ، فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ بِمَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثْلَهُ، فَقَالَ رَسُولِ اللهِ ﷺ: «ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ»

Bahwasanya kaum faqir Muhajirin mendatangi Rasulullah dan berkata: Telah pergi orang-orang kaya dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal! Rasulullah bertanya: Kenapa demikian? Mereka menjawab: Mereka shalat sebagaimana kami shalat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa, akan tetapi mereka bersedekah sedangkan kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak memerdekakan budak! Maka Rasulullah bersabda: “Maukah kalian kuajarkan sesuatu, jika kalian amalkan maka kalian akan mendapatkan (derajat) orang-orang yang telah mendahului kalian dan kalian akan mendahului orang-orang setelah kalian? Dan tidak ada yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang melakukan seperti yang kalian lakukan” Mereka menjwab: Tentu, wahai Rasulullah! Rasulullah bersabda:  “Kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid di akhir setiap shalat (fardhu) sebanya tiga puluh tiga kali” Kemudian (setelah itu) kaum faqir Muhajirin kembali menemui Rasulullah (mengeluh) dan berkata: Saudara kami pemilik harta mendengar apa yang kami lakukan dan mereka pun melakukan sepertinya. Maka Rasulullah bersabda:  “Itu adalah karuniah Allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. [Sahih Muslim]

Lihat: Kaya bersyukur Vs Miskin bersabar

7.      Kriteria harta yang baik.

Diantaranya:

a)      Diperoleh dengan cara yang baik.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ»

"Wahai manusia .. bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, karena sesungguhnya seseorang tidak akan mati sampai semua rezkinya tercapai sekalipun datangnya lambat, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam berusaha, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]

Ø  Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّ رَوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوعِيَ أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ وَلَا يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلَّا بِطَاعَتِهِ» [حلية الأولياء: صححه الألباني]

"Sesungguhnya Ruh Al-Qudus membisikkan dalam hatiku bahwasanya seseorang tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan tercapai semua rezkinya, maka perbaikilah dalam berusaha, dan janganlah kelambatan datangnya rezki membuat seseorang dari kalian mencarinya dengan cara maksiat, karena sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang Ia miliki kecuali dengan cara taat kepada-Nya". [Hilyah Auliya': Sahih]

b)      Dikomsumsi dengan cara yang halal dan wajar.

Allah subhanahu wa ta’aalaa berfirman:

{وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا} [المائدة: 88] [الأنعام: 142] [النحل: 114]

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu. [Al-Maidah: 88] [Al-An'aam: 142] [An-Nahl: 114]

Ø  Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

"لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا" [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: Seseorang yang diberi oleh Allah harta dan menuntunnya untuk menginfakkannya dalam kebenaran, dan seorang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya". [Sahih Bukhari dan Muslim]

Ø  Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma; Rasulullah bersabda:

«كُلُوا، وَاشْرَبُوا، وَتَصَدَّقُوا، وَالْبَسُوا، فِي غَيْرِ مَخِيلَةٍ وَلَا سَرَفٍ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُرَى نِعْمَتُهُ عَلَى عَبْدِهِ» [مسند أحمد: حسن]

"Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah bangga bila nikmat-Nya ada pada hamba-Nya diperlihatkan." [Musnad Ahmad: Hasan]

Lihat: 10 kaidah dalam perkara halal dan haram

c)       Tidak melalikan dari ibadah.

Allah subhanahu wata'aalaa berfirman:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر: 1 - 8]

Bermegah-megahan (menumpuk harta) telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. [At-Takatsur 1 - 2]

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ} [المنافقون: 9]

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. [Al-Munafiquun:9]

Lihat: Kitab Ar-Riqaq, bab 10; Mewaspadai fitnah harta

d)      Dimanfaatkan dalam ketaatan kepada Allah ta’aalaa.

Dari Abu Kabsyah Al-Anmaariy radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

«إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا، فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَخْبَثِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ» [سنن الترمذي: صحيح]

“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik, Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si Fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama, Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk, Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si Fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama." [Sunan Tirmidziy: Shahih]

Ø  Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu; Rasulullah bersabda:

" إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ "

"Jika kalian melihat Allah memberi seorang hamba kenikmatan dunia yang diinginkannya sementara ia melakukan maksiat, maka ketahuilah sesungguhnya itu cuma istidraaj (pancingan)".

Kemudian Rasulullah membaca firman Allah  ...

{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. [Al-An'am:44] [Musnad Ahmad: Shahih]

Lihat: Hadits Abu Kabsyah; Dunia itu untuk empat orang

Wallahu a’lam!

Lihat juga: Hadits Hudzaifah; Da’i yang mengajak kepada neraka Jahannam - Hadits Abu Hurairah; 3 yang diridhai dan dibenci Allah - Hadits An-Nu’man bin Basyir; Mensyukuri nikmat Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda adalah pelajaran berharga bagi saya ...